NovelToon NovelToon
Oh My God, Aku Punya Harem

Oh My God, Aku Punya Harem

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie / Sistem
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: samsuryati

lili ada gadis lugu yang Bahkan tidak pernah punya pacar. tapi bagaimana Ketika tiba di hari kiamat dia mendapatkan sebuah sistem yang membuatnya gila.

bukan sistem untuk mengumpulkan bahan atau sebuah ruang angkasa tapi sistem untuk mengumpulkan para pria.

ajaibnya setiap kali ke pria yang bergabung, apa yang di makan atau menghancurkan sesuatu, barang itu akan langsung dilipatgandakan di dalam ruangan khusus.

Lily sang gadis lugu tiba-tiba menjadi sosok yang penting disebut tempat perlindungan.

tapi pertanyaannya Apakah lili sanggup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11

 Ketika lili sadar apa yang terjadi, tubuhnya langsung gemetar.Lili terhuyung-huyung berlari jauh dari mobil yang nyaris rata dengan tanah.

Semua orang panik seketika.Suara tangisan minta tolong menjelaskan jika kondisi tidak optimis.

Misalnya ini zombi, mungkin masih bada harapan, tapi mereka adalah mutan yang kekuatannya naik berlipat ganda dari kekuatan asli mereka.

Tapi untung saja para prajurit masih maju dengan gagah berani.

Dengan sedikit perintah, tiga mutan di serang.Ada juga beberapa prajurit yang membantu orang orang yang masih selamat

Seperti lili yang dibantu oleh prajurit muda yang entah bagaimana masih bisa berdiri dengan kondisi terluka. Udara yang dingin menyambut wajahnya yang penuh keringat dan bercak darah.

"Nona cari tempat aman, pergi sejauh mungkin"katanya dengan gemetar karena kehabisan darah.Tapi dia masih ingat untuk bertarung.

TNI memang beda, mereka bisa di andalkan.Dalam kondisi darurat,para TNI lah yang akhirnya maju di garis depan tanpa peduli hidup dan mati.

Lili menarik napas dalam-dalam, dengan prajurit seperti mereka pikirannya sedikit tenang…

Tapi ketenangan itu hanya berlangsung satu detik.

"GRAAAWR!!"

Sebuah bayangan hitam besar menerjang dari sisi reruntuhan dengan kecepatan mengerikan. Taring panjang dan rahang kekar anjing mutan menghantam pria yang baru saja menyelamatkan Lili.

"ARGHHH!!"

Suara daging terkoyak terdengar nyaring. Darah menyembur deras muncrat tepat ke wajah Lili, hangat dan amis.

Dunia seperti membeku. Matanya terbuka lebar, menatap pria itu yang kini berteriak ngeri dengan lehernya yang robek separuh, tubuhnya diseret seperti boneka kain oleh monster itu.

"Tidak..."

Lili tidak bisa bergerak dan juga tidak bisa menjerit. Napasnya tercekat di tenggorokan. Suara-suaranya menghilang, dunia memudar, yang tertinggal hanyalah suara detak jantungnya yang menggila dan rasa dingin yang menyebar ke ujung jari.

Pria yang sebelumnya menjadi tolok ukurnya terhadap TNI ,sedetik kemudian dia sudah menjadi makanan anjing.

Mengerikan sekali.

Sedikit saja lengah, pria itu tidak lagi bersuara.Jika pun ada suara,ini hanya suara kunyahan yang membuat bulu kuduk mu merinding.

Selagi lili berdiri dengan tatapan kosongnya, anjing mutan itu sudah selesai mengunyah.

Anjing dengan tinggi yang hampir dua meter itu langsung menatapnya dengan selera tinggi..

Mata merah menyala, lidah berdarah menjulur, dan dalam gerakan mengerikan, ia melempar sisa tubuh pria itu ke samping membuat tulangnya berderak di udara.

Lili segera sadar dan ingin berteriak, tapi tenggorokannya kering.Kakinya seperti terpasung tanah. Saat makhluk buas itu menunduk, membuka rahang lebarnya dan siap menerkam.

Tiba-tiba saja..“ZZZZZTT!!

 KRAK—BOOOM!!”

Sebuah Petir menyambar dari samping, disusul dengan semburan api menyilaukan.

Tubuh anjing mutan terpental beberapa meter, menggelinding dengan geraman marah melihat pada pelaku nya.

Pria sumber kekaguman Lili tadi sebenarnya datang.

Sosok itu datang berdiri gagah meski tubuhnya terlihat goyah.Seragamnya robek, lengannya berdarah, wajahnya dipenuhi keringat dan luka bakar. Tapi mata pria itu masih menyala dengan niat membunuh.

Dia adalah Pengguna kemampuan ganda petir dan api.

"Pergi"Suaranya rendah, tapi penuh ancaman. Dari telapak tangannya, api berkobar kecil dan kilatan petir menjalar pelan ke lengannya,terlihat jelas bahwa energinya nyaris habis.

Lili masih berdiri mematung, mulutnya terbuka sedikit, tubuhnya bergetar. Air mata turun tanpa ia sadari. Ia tidak tahu nama pria itu, tapi dia seperti dewa penolong di tengah neraka.

Anjing mutan itu bangkit perlahan, mencakar tanah, dan bersiap menyerang lagi,tapi pria itu melangkah maju, menahan sakit, menyiapkan serangan terakhir.

Lili, meskipun ketakutan, mulai bisa bernapas lagi. Tapi detak jantungnya tak kunjung reda. Meskipun pria itu menyelamatkannya, dia bisa melihat pria ini nyaris tidak sanggup bertarung lagi.

Lili tidak tau tapi saat ini, pria ini berani berhadapan dengan anjing mutan tersisa.

Namun ukurannya jauh lebih besar dibanding dua saudaranya yang sudah tewas. Tubuhnya berbalut luka bakar dan bekas luka petir, tapi taringnya masih lengkap dan matanya menyala penuh kebencian.

"Kapten Rael" para prajurit memanggilnya.dia yang berdiri di depan Lili, tubuhnya nyaris tak sanggup menopang berat sendiri. Lututnya gemetar, napasnya berat, tangan kanannya bergetar hebat saat api kecil masih membara di telapak tangannya.

"Mundur... mereka adalah kawanan, cari kesempatan untuk membawa orang-orang ini ke pangkalan"Katanya.

"Kapten...

"Pergi, kemampuan ku mulai habis,aku tidak tau bisa bertahan sampai kapan, pergi,ini perintah !"

"Tidak kapten, kau tinggal kami juga tidak akan pergi "

Kapten real ingin berkata lago tapi anjing mutan bukan pendengar yang baik.

Anjing mutan itu meraung. Ia langsung menerjang membabi buta dengan geraman memekakkan telinga.

Auuuuumm..

Rael mengangkat tangannya, mencoba menyerang balik tapi energinya habis.Api itu padam di udara. Dia terguncang ke belakang, terdorong oleh kekuatan teriakan binatang itu, dan hampir kehilangan keseimbangan.

“KAPTEN!!”

Entah bagaimana dua prajurit berlumuran darah melompat dari sisi reruntuhan. Salah satunya kehilangan satu lengan, yang lain tertatih dengan luka cakaran di perut. Namun mata mereka penuh tekad dan dengan teriakan membahana, mereka menyerang anjing itu bersamaan.

“Bawa dia pergi! SELAMATKAN KAPTEN!!” ada banyak orang yang bersembunyi di reruntuhan tapi entah mereka mendengar atau tidak, yang jelas, tidak ada yang datang untuk membantu.

Prajurit yang tersisa hampir semuanya terluka parah dan ringan.Real tahu jika mereka tidak bisa datang , dia juga tidak ingin mereka semua mati konyol.

“JANGAN BODOH! AKU MASIH BISA—!”teriak Rael dengan serak, berusaha maju lagi.

"Kapten, tolong jaga keluarga ku..

"Kapten... istriku sedang hamil,aku...

"Tidak...ini keluarga kalian, pulang dan jaga sendiri "bantah Real dengan gundah.Tapi kemampuan nya memang sudah habis.

Pisau saja tidak mempan sama sekali.

Tapi prajurit ini tau resiko nya,mereka menahan anjing mutan,dengan tubuh mereka sendiri.

"Kapten, berjanjilah...kapten..

Ahhhh..

Anjing mutan mengamuk, mencabik dan menerkam, namun kedua prajurit itu bertarung seperti binatang terluka.Darah mereka menyemprot, jeritan mereka menggetarkan tanah. Satu berhasil menancapkan pisau ke mata makhluk itu sebelum rahangnya menghancurkan dadanya.

Yang satu lagi tertawa getir, meledakkan granat kecil dari dalam rompi tempurnya, segera ada suara ledakan yang memekakkan telinga dan membuat debu mengepul ke langit.

Rael terpaku.

 Matanya merah, giginya terkatup. Ia ingin kembali… ingin menghabisi anjing itu sendiri…

Jika kamu pikir ini sudah aman,ini salah,ada beberapa zombie lain yang bersemangat dengan aroma darah dari mutan mutan ini.Ada juga kawanan anjing mutan yang sedang menyusul

Real ingin membunuhnya dengan tangan nya sendiri.

Namun suara lirih di belakangnya menarik perhatian.

Lili menarik ujung lengan bajunya. “Jangan... mati... tolong...”

Rael menatapnya.Napasnya tercekat.

Dengan tangan gemetar, ia memapah Lili bangkit. Tatapannya tetap tertuju pada tubuh-tubuh prajuritnya yang terbakar dan hancur di antara daging binatang. Air matanya tak jatuh, tapi sorot matanya penuh luka.

"Maafkan aku," gumamnya pelan, hampir tak terdengar.

"Aku akan menjaga keluarga kalian"

Lalu ia menarik Lili menjauh. Setiap langkah terasa seperti pengkhianatan, tapi ada banyak harapan yang telah mereka dititipkan padanya.

Jadi dia masih harus hidup.

Belum jauh mereka pergi tiba-tiba saja,ada suara Ledakan mengguncang tanah.Suaranya menggelegar, menyapu udara dengan tekanan panas dan debu yang menyebar ke segala arah. Langit seolah memekik dan dunia terasa berhenti sesaat.

Lili tersentak ,Ia menoleh.

Asap hitam pekat membumbung tinggi di belakang mereka.Di balik asap itu... tak ada lagi suara. Tak ada lagi teriakan. Tak ada lagi sosok berdiri. Hanya debu dan keheningan.

“Mereka...” bisiknya pelan, suaranya tercekat. “...mereka meledakkan diri...”

Kapten real memandang dengan pandangan dingin, tadi ada beberapa prajurit yang masih hidup tapi mereka juga tidak bisa di selamat kan lagi.Beberapa kode di buat agar Riel menjauh.

Ledakan ini membunuh beberapa mutan yang datang kemudian, tapi juga membunuh banyak saudara seperjuangan nya.

Real di penuhi dengan rasa bersalah.jika saja dia lebih kuat lagi,maka..

Langkahnya terhenti sejenak, tapi tangan Lili tetap menariknya dengan keras .

Kapten Rael menggenggam pergelangan tangan lili dengan erat, dan menuntunnya menjauh dari lokasi kematian.

Namun dunia tak lagi terlihat oleh Lili. Kepalanya kosong, pikirannya kosong.*Telinganya masih mendengung dari ledakan tadi. Keringat dingin membasahi lehernya. Meskipun yang menggandengnya adalah pria tampan yang sebelumnya membuatnya tergila-gila... saat ini semua terasa hambar.

Langkahnya terseret. Tubuhnya mengikuti tapi jiwanya seperti tertinggal di belakang, bersama tubuh-tubuh para prajurit yang sudah bergabung dengan debu di langit.

"Aku... aku tidak tahu... kalau... begini rasanya..."gumamnya sendiri.

Dia menunduk, pandangannya tertuju pada tangan yang menggenggamnya erat. Tangan yang hangat, hidup... nyata. Tapi rasa dingin menjalari dadanya.

Air mata menetes diam-diam.

"Mama aku mau pulang ma, hiks hiks..

Hatinya dipenuhi campur aduk. Ketakutan. Kehilangan. Dan rasa bersalah karena mabuk, cuma mabuk.

Tadi dia hanya berpikir untuk memilih pria yang cocok.Bahkan masih sempat memandangi dada kekar dan mata tajam. Tapi kini... hidup dan mati benar-benar di depan matanya, dan dia... tak bisa berbuat apa-apa.

Transmigrasi yang sia sia.

Tubuhnya bergerak seperti robot. Langkahnya berat, seolah bukan miliknya sendiri.

Dalam pelarian itu, Lili sadar satu hal,dunia ini takkan memberi waktu lama untuk mengagumi siapa pun. Karena mungkin, orang itu akan mati lebih cepat daripada kamu bisa menghafal namanya.

Mereka terus berlari menembus pepohonan, jalan berbatu, dan tanah yang sudah terinjak-injak oleh jejak pelarian. Hingga akhirnya... langkah mereka terhenti di balik reruntuhan sebuah gudang tua yang tampaknya sudah lama ditinggalkan tapi masih bisa di pakai untuk bermalam.

Kapten Rael melepaskan genggaman tangannya perlahan, lalu menoleh memastikan keadaan sekitar. Tangan satunya masih bersimbah darah ,bukan hanya darah musuh, tapi juga dari luka-luka kecil di tubuhnya sendiri. Wajahnya masih menyimpan sisa letih dan amarah.

Sementara Lili... hanya berdiri diam seperti boneka rusak. Pundaknya naik-turun pelan, dan matanya menatap kosong pada kehampaan di depannya. Tangannya sedikit bergetar. Hanya suara jangkrik malam yang menemani kegaduhan dalam pikirannya.

Beberapa menit berlalu.

"Kita... hanya tinggal berdua," bisiknya, akhirnya bersuara. Satu kalimat yang terasa begitu nyata dan mengerikan.

Rael mengangguk pelan, duduk di tumpukan batu puing. Tatapannya lurus ke depan, tapi hatinya gelisah.

"Iring-iringan militer lainnya?"** tanya Lili, suaranya nyaris tak terdengar.

"Mereka berpencar," jawab Rael pelan, nadanya berat. "Beberapa mungkin selamat, beberapa mungkin tidak. Tidak ada waktu untuk memastikan."

Lili menarik napas, mencoba menelan pahitnya kenyataan.

"Aku akan mengantarmu kembali ke penampungan,"lanjut pria itu. Suaranya tenang tapi tegas.

Lili tertawa kecil. Bukan tawa bahagia. Bukan juga mengejek. Tawa getir, lelah... nyaris seperti isak.

"Kembali ke penampungan?" lirihnya, menatap pria itu dengan mata yang sudah memerah. "Apa itu... ‘aman’? Apa itu masih ada artinya?

Tidak ada tempat aman lagi di dunia ini.

Rael menatapnya. Untuk sesaat, tak ada yang bicara. Hanya mata mereka bertemu,dia melihat Lili yang tadi masih berseri, kini telah pecah, pecah oleh dunia yang terlalu kejam untuk dicerna dalam sehari.

"Kau benar,"jawab Rael akhirnya. "Kata 'aman' tak punya makna mutlak di dunia ini."

Lili duduk perlahan, lututnya lemas. "Tadi... mereka mati. Mereka meledakkan diri... demi kita. Demi aku yang bahkan tak bisa melindungi diri sendiri."

"Itulah kiamat," gumam Rael pelan. "Tapi semua orang... masih mencoba untuk hidup."

Lili menunduk, memeluk lututnya. Tangisnya tak keluar, tapi tubuhnya gemetar. Ia merasa lemah dan tak berguna. Dan di tengah kekacauan itu, hanya satu orang tersisa di sisinya. Pria yang tadi membuatnya berkhayal, kini adalah satu-satunya alasan ia masih bernapas.

Rael menatap Lili lama. Di balik tubuhnya yang masih bergetar dan rambut kusut berdebu itu, dia tahu gadis ini sedang berubah dipaksa oleh dunia.

"Besok pagi kita lanjut jalan," katanya lembut. "Tapi malam ini... kau boleh menangis."

Tapi menangis juga tidak memungkinkan, suara tangis bisa mengundang zombie.

Lili tak menangis. Ia hanya bergumam, pelan.

1
Afriatus Sadiyah
ceritaanya bagus..👍👍 autornya semangat...💪💪
samsuryati
ok
yanthi
niat hati tuh pingin Tek kumpulin banyak biar bisa maraton, tp keppo, JD g bisa
thor Doble up ya /Grin/
Rani Muthiawadi
kocak bgt
Rani Muthiawadi
cepet lili cari pasangan
Rani Muthiawadi
hhhhh
Rani Muthiawadi
,hadir
Rani Muthiawadi
ya woy
Rani Muthiawadi
ikut deg" an
Rahmat Rahmat
tegang
Rani Muthiawadi
tetap semangat thor
Rani Muthiawadi
semangat thor
yanthi
Tek tunggu Doble nya ya thor
samsuryati: oke tapi nggak sekarang ya say.
total 1 replies
yanthi
bisa jadi rekomendasi ini cerita
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Dewiendahsetiowati: ok deh
samsuryati: makasih tetep dukung aku ya paling tidak komen terus dan beri ide berharga dalam novel ini ,yang kita bentuk bersama-sama.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!