NovelToon NovelToon
DENDAM GUNDIK

DENDAM GUNDIK

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Kumpulan Cerita Horror / Dendam Kesumat / Balas dendam pengganti
Popularitas:57.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“ARRRGGGHHH! PANAAS! SAAKIIITT!”

Sekar Arum tak pernah membayangkan, setelah dipaksa menjadi gundik demi melunasi hutang orang tuanya, ia justru mengalami siksaan mengerikan dari para perempuan yang iri dan haus kuasa.

Namun, di saat dirinya berada di ambang hidup dan mati, sosok gaib mendekatinya—seorang sinden dari masa lalu yang menyimpan dendam serupa.

Arum akhirnya kembali dan menggemparkan semua orang-orang yang pernah menyakitinya. Ia kembali dengan membawa semua dendam untuk dibalas hingga tuntas.

Namun, mampukah Sekar Arum menumbangkan musuhnya yang memiliki kuasa?

Atau justru ia akan kembali terjerat dalam luka dan nestapa yang lebih dalam dari sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DG 15

“JURAGAAAAN! TOLOOOONG!”

Suara jeritan Arum menggema sampai ke ruang tengah, setelah ia mencelupkan jemarinya sendiri ke air mendidih. Tak butuh waktu lama, langkah berat dan tergesa mengguncang lantai kayu rumah besar. Juragan Karta muncul di ambang pintu dapur, napasnya memburu, wajahnya pucat dan berkeringat.

Matanya membelalak saat melihat Arum terduduk di lantai, tubuhnya menggigil, tangan kanannya kemerahan seperti terbakar, masih meneteskan air panas.

“A-Arum?! Astaga, kenapa ini?! SIAPA YANG MELAKUKAN INI?!”

Arum mendongak perlahan. Rambutnya berantakan, air mata sudah membasahi pipi. Tubuhnya gemetar. Ia menggigit bibir bawahnya, seperti berusaha keras menahan tangis, lalu merangkak sedikit, bersimpuh di hadapan Juragan Karta.

“T-tolong saya, Juragan ...,” suaranya lirih dan sedih. “Mereka ... mereka bilang saya ini perempuan murahan yang ingin merebut segalanya dari Nyai. Mereka mengatai saya pembawa sial, lalu—dengan teganya mereka menjambak, serta menampar saya ....”

Juragan membelalak, matanya menatap buas ke arah para perempuan di dapur yang berdiri kaku seperti arca. Amarahnya mendidih.

“Kemudian, salah satu dari mereka memasukkan tangan ini ke air mendidih. Sakit, Juragan,” Arum terisak.

Mendengar hal itu, habis sudah kesabaran Juragan Karta.

“SIAPA YANG MELUKAI ARUM?!” suaranya meledak seperti dentuman petir.

Tak ada satupun gundik yang menjawab, mereka semua menunduk ketakutan.

“TIDAK ADA YANG MAU MENGAKU?!” Suara Juragan Karta semakin meninggi.

Arum menoleh perlahan, air mata masih mengalir deras. Ia menunjuk lurus dengan jari gemetar—langsung ke arah Atun.

“Perempuan yang itu, Juragan. Saya tak tau siapa namanya ... tapi dialah—yang meletakkan tangan saya ke wajan berisi air mendidih ....”

Atun langsung panik. “I-Itu bohong! Dia yang menyelupkan sendiri tangannya! Juragan, saya tidak—”

PLAK!

Tamparan Juragan mendarat di pipi Atun begitu cepat—begitu kuat. Sampai-sampai, tubuh pemilik kulit kendur itu kembali terjerembab.

“Kau pikir aku tolol, hah?! Berani sekali kau memberi hukuman pada orang lain saat masih sama-sama meringkuk di bawah atapku?!”

Atun mengusap pipinya yang panas. Air matanya menetes deras. “Juragan, saya bersumpah, saya tidak—”

“Saya takut, Juragan. Saya sungguh takut ....” Arum buru-buru memeluk lengan Juragan, tubuhnya masih berpura-pura gemetar.

Juragan Karta merengkuh lembut pinggang ramping Arum, bibirnya mengecup pelan kening sang gundik istimewa.

Suara lembut Juragan Karta pun berkata, “Tenang, Manisku. Aku akan melindungi mu, sampai titik darah penghabisan.”

“PREEET!” Tentu kalimat itu hanya terucap di dalam hati Arum saja. Di luar, ia memasang wajah dengan penuh tangis haru. “Terimakasih, Juragan. Entah bagaimana nasib saya jika tidak ada Jura—eh—Kang Mas Karta di dunia ini.”

“Uluh, uluh, kemayune. Aku jadi makin sayang sama kamu, Rum.” Juragan mengelus bokong Arum, lalu meremasnya kuat. Arum berpura-pura melenguh nikmat.

Kemudian, Juragan kembali menatap Atun yang masih gemetar.

Juragan Karta kembali menggeram. “Lempar perempuan ini keluar! Seret dia ke luar gerbang! Dan jangan pernah biarkan dia kembali, meskipun hanya untuk meminta air minum!”

Dua pelayan laki-laki segera masuk, menggenggam lengan Atun dan mulai menyeretnya ke luar. Atun meraung, berteriak, meronta seperti orang kesurupan.

Pima hanya menunduk. Wajahnya pucat, tak mampu bersuara.

Sementara itu, Arum menyembunyikan wajahnya di dada Juragan sambil sesekali tersedu-sedu. Tapi, di balik pelukannya yang tampak rapuh, seulas senyum nyaris tak terlihat muncul di ujung bibirnya.

“Arum, sudah ... tenang. Lebih baik, kamu segera diobati. Semua kekacauan ini, akan aku urus. Akan aku hukum dua gundik lainnya yang ikut serta!” geramnya sambil menatap Pima dan Sri yang masih terdiam membeku.

Namun, suara lirih Arum memotong ketegangan di ruangan itu.

“Juragan, maaf jika saya lancang. Demi mengembalikan harga diri ini, apa boleh jika saya saja yang menentukan hukumannya ...?”

Juragan menoleh. Alisnya bertaut, tetapi sorot matanya melembut. “Tresnaku ... lebih baik kamu diobati dulu, sebelum lukanya membekas.”

Arum mengangguk cepat, menyetujui.

“Tapi, biarkan saya yang membalas mereka—dengan cara saya sendiri, Juragan. Hmm?” lanjut Arum, suaranya gemetar namun matanya menyimpan bara yang tak terlihat oleh siapa pun selain dirinya sendiri.

Sejenak Juragan terdiam, menatap wajah Arum yang terlihat begitu sedih dan memelas. Lalu, Juragan mengangguk setuju.

“Baik. Kau yang menentukan.” Katanya akhirnya, lalu menoleh ke arah sang ajudan. “WAGIMAN!”

Seorang pria baya berperawakan tegap, mengenakan baju lurik dan ikat kepala, segera masuk ke dapur.

“Saya, Juragan!”

“Hari ini, kau ku utus untuk membantu Arum. Apa pun yang ia butuhkan untuk menghukum perempuan-perempuan durhaka itu, kau yang sediakan. Jangan banyak tanya, cukup patuhi saja.”

Wagiman mengangguk patuh. “Siap, Juragan.”

Juragan menatap Pima dan Sri secara bergantian. Tujuh gundik lain yang baru datang, terpaku di ambang pintu—wajah murka Juragan membuat mereka gemetar.

“Mulai hari ini, siapapun yang berani mengusik Arum—akan langsung berurusan denganku!”

.

.

“Arum, ampun, Arum. Tolong, jangan sakiti kami. Ampuuuun.”

*

*

*

1
💜⃞⃟𝓛 paPIPUlang ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
doamu terkabul yuyunn
Madun mampuss sekarang
tapi bukan di sambar gledeg ,
tapi mati di caplok buaya ,
itu kenangan terakhir dari Madun
klo kamu kangen ya di pake buat jimat
😂😂😂
istianah istianah
pasti nyi lastri tu yg kena tamparrrrr🤪🤪
Dae_Hwa💎: Semoga ya, Kak 🤭
total 1 replies
istianah istianah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Dae_Hwa💎: Jadiin gantungan konci 😭
total 1 replies
istianah istianah
jangan" anunya si madun yg di potong larasmi 🤭🤭🤭🤔🤔
Dae_Hwa💎: 😂😂😂😂😂😂
total 1 replies
Wisell Rahayu
ku kash kopi thoor,, smkn seruuu dn jodohkn arum berama jun hehehe...
Dae_Hwa💎: Terimakasih banyak kopi nya, Kakak. Langsung seger mata saya 🙋
total 1 replies
istianah istianah
ampun preeetttt ,kmu sudah memperkosa ,larasmi ,dak ingat kmu madun🔨🔨🔨🔨🔨ku getok juga kapalo madunnn
istianah istianah: 😅😅🤸‍♀️🤸‍♀️🤸‍♀️🤸‍♀️
Dae_Hwa💎: Getok, Kak. Barangkali langsung ingat 😆
total 2 replies
istianah istianah
dasar si mdun otakmu selakngan terus di pikirkan
Dae_Hwa💎: Gatau insaf ya, Kak.
total 1 replies
istianah istianah
di siksa dulu baru du kasih kematiyan yg mengerikan😠 atau itu burung di lepas aja dri sngkarnya 🤣🤣🤣🤣
Dae_Hwa💎: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
istianah istianah
hari na'asmu dun ....???
istianah istianah
habisi sja dun jun ,mumpung ada kesempatan👊👊👊👊
istianah istianah: wah betul sekali kak ,mantapp jawapan mu kak 👍🏻👍🏻👍🏻
Dae_Hwa💎: Kesempatan jarang datang 2 x ya, Kak. 🤭
total 2 replies
istianah istianah
emng baju berserakan ,madunnn😂😂
Dae_Hwa💎: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
my love
bagus ceritanya
Dae_Hwa💎: Terimakasih banyak untuk penilaian sempurna nya kakak 💗
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
wahh jd kasim si madun 🤣
Dae_Hwa💎: Cosplay kasim😆
total 1 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
Walid versi jadul nih ya /Facepalm/
Dae_Hwa💎: betol 😆
total 1 replies
Reni
g bisa bayangin suara yg serak serak berserakan Iki koyo piye 😅😂😅🤣
Ealah ras Laras wes gedhene sak emprit kok mbok potong entek pisan Yuyun kebagian OPO Iki engko 🤭
Dae_Hwa💎: Pokoknya berserakan, Kak. 🤣
total 1 replies
ֆɛռօʀɨȶǟ ʟǟ_ɛʟ🇮🇩
Ahhh kasian Yuyun tongkat keramat Midun Dikebiri Larasmi wkwkwkwk
Dae_Hwa💎: Habis dah, gak ada lagi pensil inul Yuyun.
total 1 replies
vj'z tri
hayooo Madun pulang lewat mana lu 🤭🤭🤭🤣🤣🤣
Dae_Hwa💎: udah ga ada jalan pulang 🗿
total 1 replies
vj'z tri
madun sama Mbah Sosro kena prank author 🤣🤣🤣🤣🤣
Dae_Hwa💎: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
vj'z tri
prok prok prok jadi apa sekarang 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
tahu tahu nya tuh barang punya lampir 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!