Jangan lupa mampir ditempat ini...!
Menceritakkan seorang cewek ceria dan kocak masuk ketubuh sahabat jauh setelah pergi dan jarang bertemu.
bagaimana kisahnya, dan mampukah dia menerima jadi diri barunya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon THAN PUR2507, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Tak bersilam lama Leon datang dengan membawa nampan berisi makanan dikedua tangannya.
Kemudian dengan pelan meletakkan nampan dimeja samping tempat tidur tepat disamping Jihan duduk, sesaat Leon menatap Jihan yang melamun lalu ia mulai buka suara.
"Makanlah, setelah selesai panggil lah aku!."ucap Leon lalu pergi tanpa bicara atau menunggu Jihan menjawabnya
Disaat memperhatikan kepergian Leon diam-diam, tatapan Jihan seketika langsung tertuju pada makanan diatas meja. Kemudian ia pun segera makan dan mengisi perutnya yang sudah lapar.
Beberapa saat berlalu, setelah Jihan sudah mengisi perutnya. Sekarang ia sedang bingung mencari sesuatu dikamar ini.
Ia berharap semoga ia bisa menemukan apa yang sangat ia butuhkan. Setelah pencarian yang memakan waktu 2jam lamanya, alhasil Jihan berhasil menemukanya.
"Akhirnya dapet juga!."seru Jihan tersenyum senang
Kemudian Jihan mendudukkan dirinya dikursi santai, dan mengotak-atik ponsel pemilik sebelumnya.
Jihan juga menghela napas lega karena ternyata ponsel milik Jihan sebelumnya tidak dikata sandi dan juga tidak diambil oleh Leon, jadi Jihan dengan sangat mudah akan mencari informasi.
Apakah kecelakaan yang menimpanya itu tersebar dimedia berita atau tidak dan bisa jadi ada orang yang melihat tubuhnya dipinggirkan jalan, mengingat jika dirinya terserempet oleh kereta api.
Setahunya biasanya akan muncul diberita seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Jadi lebih baik mencarinya lebih dulu agar ia bisa tahu apa yang terjadi setelah kecelakaan terjadi.
Hampir semua berita hangat dan terbaru Jihan periksa tanpa meninggalkan satu terkecuali.
Awalnya Jihan ingin menyerah mencari informasi tentang kecelakaan itu, karena tidak menemukan satupun berita tentang kecelakaan dirinya.
Akan tetapi, jari telunjuk Jihan seketika berhenti saat tatapannya melihat berita terbaru yang barusaja dipublikasikan. Tatapan mata Jihan terdiam memandangi apa yang sengaja difoto didalam berita itu.
"Jadi tubuh gue bener-bener nggak tertolong!."gumam Jihan syok kala melihat tubuhnya yang tertutup oleh kertas koran
Dan Jihan ingat betul dari pakaian dan celemek yang masih ia kenakan. Itu benar-bener tubuhnya yang sebelumnya.
"Kalau begitu, berarti gue nggak bisa balik ketubuh asli gue dong. Kalau begini ceritanya, apa gue bakal selalu ada ditubuh cewek super licik ini sih!."lanjut Jihan berpikir apakah memang ini harus terjadi padanya
Berada ditubuh mantan sahabatnya yang licik dan perusak hubungan sahabatnya sendiri. Meski didalam hati Jihan sangat tidak terima dan menentangnya.
Akan tetapi melihat berita tentang kecelakaan itu, Jihan cepat-cepat membuang ponsel digenggaman tangannya kemeja dengan kasar.
Mengusap rambut panjangnya kebelakang, menyandarkan punggungnya kekursi santai. Sambil berpikir apa yang harus ia lakukan sekarang dan bisakah dirinya menerima tubuh barunya.
Mungkin sebaiknya ia harus membiasakan diri dengan kehidupan barunya, meski ia menolak. Tetapi diberi kesempatan kedua adalah suatu keberuntungan baginya.
Kecelakaan itu bahkan telah merenggut nyawanya, dan sekarang ia telah diberi kesempatan hidup kedua kali. Dan sebuah keberuntungan untuknya.
Tetapi disisi lain ia tidak begitu menyukai tubuh wanita ini, dikarenakan perbuatan wanita licik yang selama hidup Jihan selalu merasa iri dengan hidupnya sebagai Shella.
Jihan selalu merebut apa yang menjadi miliknya, bahkan merebut pacarnya yang tak lain adalah Leon hingga mencoba memisahkannya dengan Leon.
Saat masih memikirkan semua ini sampai membuat kepala Jihan jadi pusing saja. Rasa-rasanya ia ingin kembali ketubuh aslinya karena tidak menyukai sahabatnya lagi.
Disaat Jihan masih memikirkan soal penyesalan pada dirinya, dan begitu marah. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari kamar mandi.
Ternyata orang itu nenek paruh baya yang keluar dari persembunyiannya, yang berjalan dengan pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara dari luar.
Terlihat dari pintu kamar mandi nenek itu melambaikan tangannya kearah Jihan dan memanggil Jihan supaya mendekatinya.
Melihat nenek itu Jihan langsung beranjak dari duduknya mendekati nenek itu dan menatapnya terkejut sambil menyentuh bahu nenek.
"Kenapa nenek keluar dari sana, tunggu sebentar aku akan mengunci pintu lebih dulu."ucap Jihan lalu melepaskan tangannya, berlari menjauh untuk mengunci pintu
Supaya Leon tidak mendengarkan permbicaraan mereka dari luar. Setelah memastikan pintu terkunci dengan baik, Jihan bergegas mendekati nenek itu lagi.
"Nenek sangat lapar sekali, jadi itulah kenapa nenek keluar dari sana untuk mencari makan."ujar nenek terlihat pucat dan lemas
Mendengar jika nenek keluar karena lapar, Jihan langsung menuntun nenek keranjangnya. Lalu mengambil makanan yang sengaja ia bagi untuk nenek.
Sengaja ia hanya mengambil nasi beserta lauk kedalam mangkuk dan membaginya dipiring.
"Aku sengaja pisahin ini untuk nenek, awalnya ingin aku kasih ke nenek tapi kelupaan. Ini nek dimakan keburu Leon datang buat ambil piring kotornya."ujar Jihan dengan lembut menyerahkan makanan dipiring pada nenek
Dengan senang hati nenek mengambilnya tanpa sungkan. Lalu memakannya dengan sangat lahap. Melihat betapa lahapnya nenek saat makan, membuat Jihan merasa kasihan dihatinya.
Dirinya sangat ingin menolong nenek ini dari rumah ini, tapi bagaimana caranya. Jikalau ia mengeluarkan nenek dari rumah ini tanpa rencana dan situasi yang tepat.
Ini akan sangat beresiko jika ketahuan, bisa-bisa Leon akan menganiaya neneknya sendiri lagi. Lalu apa yang harus ia lakukan dan sekarang ia tidak boleh pergi dari rumah ini.
"Terimakasih nak, kamu sangat baik sekali mau membagi makanan dengan nenek."toleh nenek tersenyum senang atas perhatian dari wanita didepannya
"Sama-sama nek!."jawab Jihan dengan senang, dan tak lupa mengambil piring ditangan nenek lalu ia letakkan kembali ketempatnya
"Kalau begitu nenek akan bersembunyi lagi, takut cucu nenek kembali kesini dan mulai menyadari keberadaan nenek."
"Baiklah, jika perlu apa-apa jangan sungkan untuk mendatangiku. Nenek tenang saja aku akan membebaskan nenek dari sini, supaya nenek tidak perlu bersembunyi seperti ini lagi."ujar Jihan sambil mengusap bahu nenek berjanji akan mengeluarkan nenek dari rumah ini dan juga dari Leon
Ia berniat ingin mengeluarkan nenek dari rumah ini, agar nenek bisa aman dari rasa ketakutan akibat Leon. Meskipun Jihan tidak tahu pasti kejadian yang membuat Leon begitu kejam pada neneknya sendiri.
Setelah beberapa menit, dan ternyata benar sekali. Leon mengetuk pintunya dan masuk kekamarnya, setelah nenek bersembunyi lagi.
Berpura-pura jika Jihan hanyalah seorang diri, ia memutuskan untuk sibuk dengan ponselnya. Membuka media sosial dan mengabaikan Leon yang datang untuk mengambil piring kotor.
"Apa kamu sudah menghabiskan makanannya?."tanya Leon berdiri disamping ranjang dan menatap Jihan
Jihan hanya mengerakkan bibirnya tanpa bicara, masih mengabaikan keberadaan Leon disebelahnya.
Yang sedari tadi masih memperhatikannya dengan tatapan sulit dipahami.
"Jika butuh apapun panggil saja aku!."ujar Leon lalu mengambil nampan berisi piring kotor berjalan keluar
Akan tetapi langkahnya seketika terhenti oleh suara dibelakangnya, yang sejenak menghentikan langkah Leon.
"Kapan gue bisa keluar dari kamar ini?."ucap Jihan dengan nada dingin bertanya pada Leon mengenai kapan ia harus dihukum olehnya
"Dua minggu, setelah itu aku akan membebaskanmu."jawab Leon lalu membalikkan tubuhnya menatap Jihan
"Apa?..., dua minggu. Gue nggak salah dengar. Lo mau kurung gue selama itu."ujar Jihan dengan nada tinggi terkejut
Karena dulu Jihan pernah dikurung selama satu minggu. Itu saja rasanya sudah membuatnya hampir stres.
Bahkan sekarang pun ia harus dikurung lagi selama dua minggu lamanya. Seharian didalam kamar ini, tanpa melakukan apapun ini tidak bisa baginya.
"Itu hukuman karena kamu sudah menghancurkan hubungan yang selama ini kuinginkan sejak lama."ucap Leon dengan dingin menjawab