NovelToon NovelToon
Istri Pilihan CEO

Istri Pilihan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Icha mawik

Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Shakala Fathan Elgio Genova, berusaha untuk memperjuangkan cintanya pada Zakira. Gadis manis yang ia temui tanpa sengaja di perusahaannya. Zakira adalah salah satu karyawan di perusahaannya.
Namun, sayangnya saat ia mengutarakan niatnya untuknya melamar gadis itu. Terjadi kesalahpahaman, antara Fathan dan Mamanya. Nyonya Yulia, yang adalah Mamanya Fathan. Malah melamar Nabila, yang tidak lain sepupu dari Zakira. Nyonya Yulia, memang hanya mengenal sosok Nabila, putri Kanayah dan Jhonatan. Mereka adalah rekan bisnis dan keluarga mereka memang sangat dekat.
Nyonya Yulia juga mengenal dengan baik keluarga bakal calon besannya. Akan tetapi, ia tidak pernah tahu, kalau keluarga itu memiliki dua orang anak perempuan. Terjadi perdebatan sengit, antara Fathan dan sang Mama yang telah melakukan kesalahan.
Nabila yang sudah lama menyukai Fathan, menyambut dengan gembira. Sedangkan Zakira, hanya bisa merelakan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha mawik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 6.

"Jadi, pemuda itu bernama Fathan?" ucap Kiano, pada Zaki saat mereka sedang sarapan.

"Iya, Dad! Dia itu senior Zaki saat sekolah, tapi ya itu. Dia itu pendiam, tidak seperti teman-teman yang lain. Dia hampir tidak punya teman saat di sekolah, dia lebih banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan," ungkap Zaki.

"Kok, gue gak kenal dia? Bahkan, gue hampir gak pernah liat mukanya ," Cetus Zakira.

"Lu pernah ketemu dia, mungkin lu udah lupa," sahut Zaki.

"Kapan? Gue aja baru tau, kalau punya temen yang tajir melintir plus tampan," lanjut Zakira.

"Apa? Tampan?" tanya Zaki.

Zakira mengangguk pelan sembari tersenyum.

"Daddy... ini lho, Zakira udah mulai pandai memuji lawan jenis," adu Zaki.

"Apaan, sih? Ngadu segala," semprot Zakira.

"Lu masih ingatkan, apa yang Daddy bilang?" Kenang Zaki.

"Iya, gak boleh pacaran, kan?" sahut Zakira.

Zaki mengangguk cepat.

"Gue gak bilang bakal pacaran sama dia. Kan, gue hanya memuji," ucap Zakira.

"Kan gak boleh juga, nanti lu bisa bayangin dia dan mengkhayal yang gak-gak," tuding Zaki.

"Gue muji dia, bukan untuk dijadikan khayalan dan bayangan. Kan, gue memuji dia sebagai bentuk rasa syukur gue pada Tuhan yang telah menciptakan seseorang yang nyaris sempurna," kilah Zakira.

"Alesan, aja," rungut Zaki.

"Lagian, lu gak usah khawatir. Dalam hidup gue, di dunia ini gak ada pria tampan selain Opa, Daddy dan ... lu!" Zakira memutar matanya malas.

Zaki tersenyum mendengar penuturan adiknya. Kiano dan Zavira hanya mengembus napas pelas sembari menggelengkan kepalanya. Sedangkan Kendra, tersenyum melihat perdebatan kedua cucunya.

Selesai sarapan, Zaki sudah bersiap untuk mengantarkan Zakira pergi bekerja dan ia juga akan kembali ke bengkel milik Fachri. Setelah kedua berpamitan, Zaki segera melajukan motor sportnya dan meninggalkan kediaman mereka. Tidak lama kemudian, Kiano pun segera berpamitan pada istri dan Daddy-nya.

"Daddy, istirahat di kamar, ya!" ucap Zavira.

Kendra mengangguk pelan. Zavira pun menuntun mertuanya menuju kamar untuk beristirahat.

****

Di kantor, Fathan sedang mengamuk pada beberapa stafnya. Terutama Sandra, sekretarisnya. Bagaimana tidak? Wanita itu belum juga memberikan laporan hasil meeting kemarin.

"Saya tidak mau tau, selesaikan sekarang juga, atau kamu pergi dari perusahaan ini," tegas Fathan.

"Baik, Tuan. Saya akan menyelesaikannya segera," ucap Sandra.

"Secepatnya, sebelum pukul sebelas siang, saya mau berkas itu sudah ada di meja saya," tutup Fathan.

Ia pun keluar, meninggalkan ruangannya menuju lift.

Ting ....

Pintu lift terbuka, Soni masih mengikuti langkah boss nya. Fathan memperlambat langkah kakinya, saat tiba di lobi perusahaan. Ia melihat Zakira yang baru saja menginjakkan kakinya halaman parkir, lama ia menatap lurus ke arah gadis berkerudung navi itu. Senyum terkembang dari bibirnya, saat ia menyapa beberapa security.

Namun, ia kembali menundukkan kepalanya saat tatapan matanya bertemu dengan bos besarnya. Hanya senyum sekilas yang ia lemparkan.

"Selamat pagi, Tuan," ucapnya sopan, tanpa mengangkat kepalanya.

Fathan hanya menjawab dengan anggukan kepala. Gadis itu pun berlalu dari hadapannya dan menuju tempatnya bekerja.

Kembali Fathan menikmati senyum manis Zakira saat ia menyapa teman-teman kantornya. Senyum sumringah yang menjadi candu untuk Fathan saat ini, harus berakhir ketika Soni datang menjemputnya.

"Ra, kamu tau gak?" ucap Risma yang menyambutnya.

"Gak!" jawab Zakira dengan tawanya, yang membuat Risma kesal.

Setelah berhasil membuat teman baiknya itu kesal, dengan segera Zakira pun membujuknya.

"Aah ... Risma yang baik, yang cantik jangan ngambek, ya!" bujuk Zakira.

"Kamu itu, kan aku mau ngasi tau sesuatu," rungut Risma.

"Iya, iya ... mau ngasi tau, apa?" tanya Zakira.

"Tadi, si Sandra di omelin pak Fathan," ucap Risma.

"Oh ya? Tapi, kenapa?" tanya Zakira lagi.

"Dia belum menyerahkan, berkas hasil meeting dengan klien kemarin dan berkas itu akan dipakai siang ini," jelas Risma.

"Waah! Pasti si boss marah besar," tebak Zakira.

"Bukan lagi, aku dengar. Kalau sampai pukul sebelas siang ini, si Sandra gak menyelesaikan berkas itu, maka dia bakal angkat kaki dari kantor ini," ungkap Risma.

"Gosip aja," ucap Imam yang tanpa sengaja mendengar obrolan mereka.

"Eh, Mas Imam," ucap Zakira.

"Lagi ngobrolin apa, sih?" tanya Imam, pemuda hitam manis keturunan timur Tengah itu tertawa melihat wajah panik keduanya.

"Itu Mas, si Sandra yang diomelin pak bos," sahut Risma.

"Oh, itu," jawab Imam.

"Mas Imam tau?" tanya Risma.

"Ya, taulah! Tuh, yang lain juga pada bahas masalah itu." Imam menunjuk ke arah beberapa karyawan yang tampak berbisik-bisik.

"Sudah seheboh itu?" ucap Zakira terkejut.

"Ya iyalah! Sandra kan, adik iparnya pak Rusdi. Di manager di perusahaan ini, dia selalu bilang kalau tidak ada yang bisa membuatnya keluar dari perusahaan ini," jelas Imam panjang.

"Dia berani bilang begitu? Kok, bisa?" tanya Zakira terkejut.

"Ya iyalah, dia merasa berkuasa karena pak Rusdi," sela Risma.

Saat ketiganya asyik mengobrol, tiba-tiba Sandra menghampiri mereka.

"Kalian, kerja! Jangan ngobrol aja yang digedein," ucap Sandra.

"Kita lagi kerja, kok," sahut Zakira.

"Kamu, ya! Kamu lagi, kamu lagi. Awas kamu, aku akan adukan sama pak Rusdi, biar kamu dipecat," ancam Sandra.

"Aduin sana, emang aku ngapain?" sahut Zakira heran.

"Sandra!" Terdengar suara menggema dari kejauhan.

Mata mereka seketika mengarah ke sumber suara. Rusdi, dengan langkah setengah berlari menghampiri mereka.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Aldo.

"Ini, negur karyawan rendahan ini, yang lain pada sibuk. Mereka asyik-asyikan mengobrol," rungut Sandra.

"Sudah jangan, hiraukan mereka. Lebih baik, kamu siap-siap," ucap Aldo.

"Siap-siap? Untuk apa?" tanya Sandra.

"Sebentar lagi, rekan bisnis Tuan Fathan akan datang dari luar negeri," ucap Aldo.

"Ya, biarkan saja mereka datang. Toh, kita tinggal menyambut mereka dengan baik, kan?" sahut Sandra santai.

"Yang jadi masalahnya, mereka semua tidak fasih bahasa Indonesia," lanjut Aldo lagi.

"Apa?" pekik Sandra.

"Kata Pak Rusdi, kamu lulusan luar negeri. Kamu pasti bisa, kan menghadapi mereka?" ujar Aldo pada Sandra.

"Aku? Kenapa aku, kan ada Tuan Fathan dan Soni," imbuh Sandra.

"Tidak ada, mereka saat ini sedang keluar menemui klien yang lain. Tadi Soni menelpon, untuk meminta kamu selalu sekretaris Tuan Fathan untuk menyambut mereka," ucap Aldo.

"Apa? Aku?" Sandra menunjuk dirinya.

"Ya, siapa lagi? Aku tau, kamu kan lulusan luar negeri. Jadi, aku yakin kamu pasti bisa menangani mereka," kata Aldo lagi.

Wajah Sandra pucat, dengan gelagapan ia berusaha untuk menolak permintaan kakak iparnya itu. Namun, Rusdi tetap pada keputusannya. Saat keduanya berdebat, terlihat beberapa orang berseragam hitam masuk.

"Itu mereka!" Aldo menunjuk ke arah rombongan yang baru saja tiba. "Ayo, cepat!"

Aldo menarik lengan Sandra, setelah mendapat kode dari Rusdi agar segera menghampiri tamunya. Sandra semakin gelagapan, saat salah satu perwakilan mengajaknya berbicara. Rusdi mengelap keringatnya yang sebesar biji jagung. Wajah paniknya tak bisa ia sembunyikan saat, melihat Sandra tidak menjawab dengan benar, setiap pertanyaan dari tamunya. Hingga pada akhirnya, satu sosok maju dan menangani semuanya.

Tiba-tiba salah satu tamu bertanya pada Sandra. Wanita itu semakin panik, ia bingung atau tepatnya tidak tahu harus menjawab apa. Hingga pada akhirnya, Zakira maju dan mulai memberikan penjelasan tentang kantor mereka dengan detail.

Semua terperangah, melihat kepandaian Zakira. Apalagi, kepiawaian dalam berbahasa asing. Tidak akan ada yang menyangka, kelebihan yang dimiliki oleh gadis berjilbab itu.

Sandra mendengus kesal, mendengar kasak-kusuk beberapa karyawan yang memuji Zakira.

"Ajak Mereke berkeliling." Bisik Rusdi.

Zakira mengangguk dan mulai mengajak tamunya untuk berkeliling kantor dan melihat keadaan kantor mereka. Tidak lama setelahnya, Fathan sudah kembali dan sempat bingung dengan keramaian di kantornya.

"Sepertinya, mereka sudah sampai, Tuan," ucap Soni.

"Coba cari tau, siapa yang menemani mereka," titah Fathan.

Soni segera turun dari mobil dan mendekati Imam.

"Tamunya sudah datang?" tanya Soni.

"Eh, Pak Soni! Sudah, Pak!" jawab Imam.

"Siapa yang mengawal mereka?" lanjut Soni bertanya.

"Zakira, Pak!" sahut Imam.

"Zakira? Zakira, bagian resepsionis?" ucap Soni sambil menunjuk ke arah meja.

"Iya, Pak!" jawab Imam.

"Lalu, dimana sekretaris? Apa tugasnya?" Soni semakin penasaran.

"Sebelumnya, memang pak Rusdi meminta Sandra untuk menemani mereka. Tapi, sepertinya Sandra tidak bisa," ucap Imam.

"Tidak bisa kenapa?" Soni kembali bertanya lagi.

"Ternyata, Sandra tidak menguasai bahasa asing," jelas Imam.

"Apa?" Soni terbelalak mendengar jawaban Imam.

Asisten, Fathan itu segera kembali ke mobil untuk melapor pada bos besarnya. Fathan terlihat mengepalkan tangannya.

"Apa kita bertindak sekarang, Tuan?" tanya Soni.

"Jangan, tunggu beberapa saat lagi. Kita lihat, apa yang akan dikatakan saat pertemuan nanti," ucap Fathan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!