Sarah sang pemeran utama beserta para survivor lainnya telah berada di sebuah dunia tiruan yang nampak aneh. Mereka harus bisa bertahan hidup dengan melewati permainan yang di sebut dengan " 25 aturan iblis ", dimana permainan ini memiliki setiap aturan dan teka teki yang cukup menyulitkan. yang berhasil bertahan hidup sampai akhir, adalah pemenangnya. lalu hadiah yang akan di terima adalah satu permintaan apa saja yang diinginkan...... Mampukah Sarah dan para survivor lainnya keluar dari dunia aneh itu..? lalu bagaimana caranya Alena adik perempuan Sarah yang telah menghilang selama 12 tahun berada di dunia itu....?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muhamad aidin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 : Hadiah untuk para pemenang
Mereka semua akhirnya berhasil keluar dari terowongan itu. Rasa lelah dan takut bercampur aduk, sekedar menarik nafas saja sudah sangat bersyukur.
" kak , Sarah gak apa-apa kan.... ? ". Alena datang menghampiri Sarah, yang sedang menggandeng bocah perempuan.
" kakak baik-baik saja ". Sambil memperlihatkan senyum tenang.
" Itu perbuatan nekat, kakak bisa-bisa mati jika melakukan seperti itu lagi... ". Alena mencoba menasehati kakak perempuannya itu.
" Maaf.... Kakak sudah tidak tahan lagi, dan terlebih kakak merasa waktu itu ada kekuatan yang lebih dari diri kakak hingga kakak berani berhadapan dengan makhluk itu ".
Sekali lagi Alena memeluk Sarah yang masih nampak sedikit syok setelah berhadapan dengan makhluk itu.
" Luna pengen pemberani kayak kak, Sarah... ". Anak umur delapan tahun itu terdengar mengucapkan kalimat. Alena melepas pelukannya dan berbalik melirik anak itu.
" Maaf, untuk ibumu..... ". Alena tak sanggup meneruskan kalimatnya. Ia tidak sanggup mengatakan sesuatu yang buruk kepada seorang bocah berumur delapan tahun itu. Luna hanya menggeleng, wajah tegarnya itu sedikit memberikan kekuatan dan pencerahan kepada Alena.
" Ibu pasti sudah ketemu ayah di surga, Luna udah GK nangis lagi kok ". Sarah dan Alena tersenyum puas.
Suara menggema dari seluruh penjuru kota. Sebuah layar hologram tiba-tiba muncul dengan suara khas program, yang merayakan kemenangan untuk para survivor. Aeter kembali muncul secara tiba-tiba, dan di hadapannya sudah ada meja bundar kecil, dengan sesuatu yang berada di atasnya.
" Selamat untuk kepada seluruh survivor, karena telah berhasil melewati aturan pertama ". Kali ini wajahnya terlihat ramah dan ceria.
" Karena kalian berhasil menyelesaikan aturan pertama kalian berhak mendapat hadiah, yaitu bisa selama tiga hari, dan sebuah kartu devisa, yang bisa di pakai untuk menyalakan listrik selama delapan jam saja ". Aeter mengambil kartu dari meja bundar kecil itu. Kartu berwarna emas itu terlihat polos, dengan warna kuning keemasan. Alena mengambil kartu itu.
" Permainan selanjutnya akan berlangsung setelah bisa kalian habis, pergunakan waktu berharga kalian untuk hal yang penting ". Aeter pun menghilang seketika tanpa jejak. Semua orang yang masih nampak lelah dan kebingungan hanya bisa terdiam.
" Kakak, aku takut...". Terdengar Luna yang bersuara lirih.
" Luna jangan takut, kak Sarah pasti bakal lindungi Luna... ". Sarah mencoba menghibur Luna. Memberikan jaket switernya agar tubuh Luna merasa sedikit hangat, setidaknya membuat dia merasa tenang.
" Alena..... ". Bara mendekat. " Sebenarnya tempat apa ini...? Lalu apa yang terjadi pada kami...? Dimana orang-orang...? ". Bara bertanya dengan sangat tegas. Tatapan tajamnya seperi meng-intimidasi Alena yang terlihat masih tenang dalam situasi yang kacau itu.
" Jangan di sini... Kita cari tempat untuk beristirahat.... Lihat langitnya....". Alena menunjuk langit yang mulai mendung. " Sebentar lagi hujan turun, kita cari tempat untuk berteduh ".
Semua orang menerima usul Alena. Setelahnya Bara hanya terdiam, dan kembali bersama kedua sahabatnya. Survivor yang bertahan saat ini , seorang mahasiswa bernama Riga, lalu pasangan dewasa, bernama Kinan dan Prasetyo, ketiga sahabat sejati Elang, Bara , dan Sahlan. Dia remaja sekolah, Alia dan Rosa, dan Sarah, Luna , Alena. Para survivor yang selamat itu mulai bernafas lega untuk saat ini, setelah menghadapi kengerian yang sangat menakutkan.
Hujan mulai turun mengguyur kota yang sangat sepi. Bahkan rasanya seperti tidak ada tanda kehidupan pada kota. Kendaraan yang berserakan di jalan- besar, Gedung-gedung tinggi yang terlihat kosong, dan bangunan-bangunan berjejer rapih tanpa ada penghuninya satu orang pun. Alena dan survivor lainnya telah sampai di tempat yang di tuju. Minimarket yang terbengkalai , tak ada sama sekali tanda kehidupan, namun anehnya tempat itu terlihat bersih seperti baru di tinggal beberapa menit saja. Rak-rak makanan tersusun rapih dan komplit, hanya saja listrik tetap tak ada. Beberapa kali mereka menyalakan listrik lewat saklar utama, dan tempat listrik. Genset pun tidak bisa menyala.
" Jangan harap bakal ada listrik ataupun kendaraan yang menyala ". Alena membuka pembicaraan.
" semua barang elektronik hingga kendaraan yang memiliki aliran atau arus listrik tidak akan menyala di sini ". Alena menjelaskan panjang lebar.
" Lalu bagaimana caranya kita bisa keluar dari dunia ini.... ? ". Tanya Sahlan yang mulai tertarik dengan kemampuan Alena.
" Dengan ini .. ". Alena mengeluarkan kartu dengan warna kuning keemasan. " Kartu ini akan menghasilkan listrik ,namun hanya bertahan delapan jam, jadi selama delapan jam itu, manfaatkan semua listrik untuk keperluan penting ".
" Bagaimana mungkin...? Kau sudah gila kah...? ". Ejek Kinan yang sudah terang-terang merasa jengkel dengan Alena.
" Tenanglah, aku tidak akan berbohong, untuk sekarang kita butuh kerja samanya. Kita harus memecah tim menjadi dua orang. Kumpulkan makanan, mencari pakaian, dan peralatan bertahan hidup ".
Semua orang nampak terdiam, mereka saling menolah satu sama lain. Alena mencoba meyakinkan semuanya. Untuk urusan mengumpulkan makanan hingga memasak akan di serahkan kepada Sarah, dan kedua remaja putri. Lalu tim yang mencari pakaian dan barang-barang yang bisa di gunakan adalah Alena, Elang, Sahlan, dan Bara. Sementara tim terakhir adalah Riga,Kinan, dan Prasetyo yang akan mencari barang-barang yang berguna untuk bertahan hidup.