Cinta adalah satu kata yang tidak pernah ada dalam hidup Ruby. Hati dan kehidupannya hanya ada rasa sakit, derita, amarah, kebencian dan dendam yang membara.
Sedangkan Kevin adalah satu nama yang tidak pernah masuk dalam daftar hidupnya.
Sayangnya kehadiran Kevin yang tanpa sengaja mampu menghidupkan rasa cinta dalam hati Ruby. Sekeras apapun Ruby menolak cinta itu, tapi hatinya berkata lain yang membuatnya semakin marah.
Cinta yang seharusnya indah namun membuat hidup Ruby semakin tersiksa. Ruby merasa telah mengkhianati Ibu dan prinsipnya untuk tidak akan jatuh cinta.
Akankah Ruby mengakui dan menerima cinta itu? Atau pergi dan menghilang membawa cinta yang semakin menyiksa hidupnnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29
Ruby melaju semakin menjauh dari villa, wanita itu berada di sebuah perkebunan teh, dan masih terus memacu kudanya. Selain lihai diatas lintasan sirkuit, Ruby juga lihai menunggang kuda, meskipun melalui medan yang terjal.
Sedangkan di indoor riding arena, mereka belum menyadari jika Ruby tidak ada disana. Alika terlihat sudah berani menunggang kuda sendiri tanpa bantuan Kevin, mereka terus memacu kuda dan mengelilingi lintasan.
Mata Alika menyapu sekitar, mencari keberadaan Ruby, namun tidak ada. "Gio, Ruby kemana?" tanyanya, karena terakhir ia lihat, Ruby bersama Gio.
Seketika mereka semua berhenti dan melihat sekitar. "Tadi sih dia ke kandang, gue baru sadar kalau Ruby belum kesini." Gio juga celingukan mencari Ruby, begitu juga dengan yang lainya.
"Terus dia kemana?" kata Alika khawatir.
Kevin turun dari atas kuda. "Aku tanyakan sama Pak Umar." kata Kevin menatap Alika, gadis itu mengangguk, namun ia juga langsung turun dari atas kuda.
Kevin terlihat berbicara dengan salah satu penjaga kuda bernama Pak Umar. "Tadi dia tanya begitu," ucap Pak Umar.
"Ya udah. Terimakasih ya, Pak." ucap Kevin tersenyum, namun wajahnya terlihat khawatir karena Ruby berkuda kearah perkebunan teh. Sedangkan wanita itu baru pertama kalinya mengunjungi tempat ini.
"Gimana? Ruby kemana?" tanya Gio. Dibelakangnya ada Alika, Dino, dan Steve dengan tatapan penuh tanya.
"Dia pergi ke perkebunan," Kevin menatap teman-temannya. "Kalian balik dulu ke villa, biar gue yang cari Ruby." kata Kevin.
"Gak bisa, gue ikut." protes Gio.
"Gue juga ikut," kata Steve, membuat Dino merasa jengah.
"Tuh cewek emang nyusahin, ngapain coba kesana." kata Dino kesal.
"Aku ...," Alika belum sempat melanjutkan kata-katanya, namun sudah dipotong oleh Kevin.
"Kamu tunggu di villa aja." kata Kevin. Lalu menatap Gio dan Steve. "Kalian juga tunggu di villa, kalian belum paham daerah sini, takutnya nanti malah saling mencari." bukankah akan semakin sulit jika salah satu dari mereka kesasar?.
"Tapi, gue ...,"
"Please kali ini lo dengerin gue." sela Kevin menatap Gio, agar pria itu menurut. Steve mengangguk setuju dengan saran Kevin, apa lagi melihat langit yang mulai menghitam, sebentar lagi pasti akan turun hujan.
"Vin, hati-hati ya." ucap Alika saat Kevin sudah berada di atas kuda.
Kevin tersenyum dan mengangguk. "Jangan khawatir, tunggu di villa." ucap Kevin, Alika mengangguk pelan. Kevin mulai menghentakkan kaki dan menarik kekang kudanya, hingga kuda itu berlari kencang.
"Udah, ayo kita kembali ke villa." Steve menarik tangan Alika yang masih terpaku melihat Kevin semakin jauh.
"Al." seru Dino yang sudah membuka pintu mobil. Alika menoleh kearahnya dan berjalan dengan langkah berat, memikirkan Ruby yang entah ke mana. Ia berharap agar Kevin cepat menemukan Ruby.
.....
Kevin sudah berkuda cukup jauh, bahkan ia sudah masuk terlalu dalam ke perkebunan itu, namun Ruby belum terlihat sama sekali. Rintik hujan mulai turun, membuat Kevin semakin khawatir, ia kembali menghentakkan kakinya agar kudanya berlari lebih cepat.
Tak lama kemudian, Kevin melihat seekor kuda berlari dengan kencang. Ia yakin jika itu adalah kuda milik keluarganya, yang artinya kuda yang di tunggangi Ruby. Namun kemana Ruby? Karena kuda itu tanpa penunggang, rasa khawatirnya kini menjadi rasa takut.
Ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada Ruby. "Dia pasti baik-baik saja." gumam Kevin meyakinkan dirinya sendiri, Kevin memacu kudanya kearah asal kuda hitam itu, ia berharap menemukan Ruby disana.
"Bee!" teriak Kevin di tengah hujan yang semakin lebat, membuat pandangan matanya berkurang, karena curah hujan semakin besar.
Sedangkan di bawah pohon yang tidak terlalu besar, Ruby duduk melipat kakinya. Wanita itu menyembunyikan wajahnya diantara lutut, dengan kedua tangannya menutupi telinga. Tubuhnya terlihat bergetar, namun bukan karena menangis.
"Bee," samar-samar Ruby mendengar teriakan Kevin, namun ia sama sekali tidak bergerak dan semakin kuat menutup telinganya. Tetesan air hujan membuat tubuhnya basah kuyup.
Mata Kevin menangkap sesuatu dibawah satu-satunya pohon yang ada ditengah perkebunan itu. Ia segera mengarahkan kudanya mendekati pohon itu dan terlihat tubuh Ruby meringkuk disana.
Kevin turun dari kudanya. "Bee," gumamnya menatap Ruby dengan tatapan yang sulit untuk di jelaskan.
Ia senang karena sudah menemukan Ruby, namun juga kesal karena Ruby sama sekali tidak menjawab teriakannya. Padahal Kevin yakin jika Ruby bisa mendengar suara kerasnya saat memanggil wanita itu. Kevin berjalan mendekati Ruby, dan ia mulai melihat tubuh basah itu bergetar.
"Bee," Kevin menyentuh pundak Ruby, namun tidak ada reaksi apapun dari empunya. "Bee!" teriak Kevin, dan masih sama. Ruby tidak mengubah posisinya.
"Bee!" Kevin kembali teriak sambil mengguncang tubuh Ruby.
"Aku mohon," ucap Ruby pelan, bahkan Kevin hampir tidak bisa mendengarnya, karena kalah dengan suara air hujan.
Greppp....
Kevin langsung memeluk Ruby, ia merasa ada yang tidak beres dengan wanita itu. "Tenanglah, aku ada di sini," bisik Kevin ditelinga Ruby.
Ada rasa rindu yang membuncah dalam diri Kevin, setelah sekian lama, kini ia kembali mendekap tubuh wanita yang selalu membuatnya tidak bisa tidur tenang. Ia memejamkan matanya, menikmati momen tak terduga itu.
"Aku mohon jangan lakukan itu," ucap Ruby dalam pelukan Kevin. Membuat pria itu mengerutkan keningnya heran.
Kevin memaksa mengangkat kepala Ruby agar menatap wajahnya. "Bee, lihat aku." teriak Kevin, karena mata Ruby terpejam.
"Jangan tinggalkan aku," ucap Ruby tanpa membuka matanya.
Kevin kembali memeluk Ruby, dengan perasaan bersalah dan menyesal. "Aku tidak akan meninggalkanmu." ucap Kevin berjanji.
Merasa hujan tak kunjung reda, Kevin mengajak Ruby menerjang hujan untuk kembali ke villa. Membuat tubuh Ruby kembali bergetar hebat hingga akhirnya wanita itu pingsan. Ia segera menggendong Ruby dan naik keatas kuda, kemudian memacu kuda itu kembali ke villa.
"Bee, kamu jangan buat aku takut." gumam Kevin memeluk erat tubuh Ruby agar tidak jatuh, karena kuda itu berlari dengan kencang.
Kevin tidak kembali ke poddock, melainkan langsung menuju villa. Hujan yang lebat tidak membuatnya berhenti, ia ingin segera sampai tujuan agar bisa memberikan pertolongan pada Ruby.
Saat sudah sampai villa, Kevin turun dari kuda dengan menggendong Ruby memasuki villa itu. Kedatangannya membuat teman-temannya menatap dengan tanda tanya. Namun Kevin tidak mempedulikan itu, ia segera berjalan menuju kamar utama dan meminta Alika membantunya.
"Al, tolong ambilin baju ganti Ruby." ucap Kevin, Alika mengangguk dan langsung berlari menuju lantai tiga untuk mengambil baju Ruby.
"Ambil handuk di kamar mandi, dan taruh disitu." titah Kevin pada Gio. Pria itu dengan sigap mengambil beberapa handuk dari kamar mandi dan meletakkannya diatas ranjang, setelah itu Kevin merebahkan tubuh basah Ruby.
Tak lama Alika datang membawa baju Ruby dan menyuruh para pria keluar. "Kalian tunggu diluar, gue mau gantiin bajunya." ucap Alika. Kevin terlihat menatap sendu pada Ruby, sebelum akhirnya melangkah keluar.
*
*
*
*
*
TBC
Apa kabar readers hebat author 🤗 Disini ada yang kesel sama karakter Ruby gak? Kesel boleh, tapi tetap baca sampai bab terakhir yaaa...
Seperti yang author katakan, kalau Ruby ini wanita yang kuat, mandiri, dan keras kepala. Tapi, tentu di balik semua sikapnya itu, ada sebab. Nanti kalian akan tahu, kenapa Ruby bisa sampai kayak gitu, menjalin hubungan yang tak tentu arah, bahkan ia sama sekali gak perduli, jika dianggap seperti wanita murahan. Ya, dialah Ruby. Seorang anak yang hidup dengan rasa trauma mendalam, ia merasa hidupnya sudah hancur sejak awal.
Seseorang seperti itu biasanya akan tumbuh dengan dua pilihan, menjadi lebih baik atau semakin menghancurkan hidup nya. Tapi kali ini author ingin mengangkat alur yang semakin menghancurkan, itulah yang terjadi pada karakter Ruby. Pokoknya kalian ikutin aja alurnya, yang pasti author akan berikan ending yang realistis. Terimakasih untuk kesabaran kalian membaca sampai bab ini🤩