NovelToon NovelToon
Menjelang Malam Di Bumi Perkemahan

Menjelang Malam Di Bumi Perkemahan

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mengubah Takdir / Roh Supernatural
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Rin Arunika

🍀
Sebuah rahasia akan selalu menjadi rahasia jika tak ada lagi jejak yang ditinggalkan. Namun, apa yang terjadi jika satu persatu jejak itu justru muncul kembali dengan sendirinya ? Akankah rahasia yang sudah terkubur akan terungkap kembali ?
Apakah itu semua berhubungan dengan mitos yang beredar bahwa ‘mereka’ akan selalu hadir di tempat yang paling mereka ingat selama hidup mereka ?
..
🍀

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rin Arunika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Segenggam Bunga

Pria itu terlihat sudah sepuh. Mengenakan penutup kepala berwarna hitam, sangat kontras dengan jenggot dan rambutnya yang sebagian besar berwarna putih. Pakaiannya khas, berwarna putih dari ujung kepala sampai ujung kaki. Di dekatnya, ada seperti sesajen yang biasa digunakan untuk sebuah ritual.

Pria itu terlihat beberapa kali berdiri lalu membungkukkan tubuhnya pada sebuah pohon yang terlihat sudah sangat tua, bahkan seperti hampir roboh. Itu dilakukannya berulang sampai Ia mendadak berhenti.

Pria itu terdiam untuk beberapa saat dan langsung menoleh ke arah Windy. Ia seolah telah menyadari keberadaan Windy di sana.

Tatapan mata tajamnya mengarah tepat pada netra coklat Windy.Lagi, pria itu berusaha meraih sesuatu dari sesajen yang ada di sana. Dirinya terlihat seperti merapalkan jampi-jampi.

Kala itu, Windy benar-benar ingin melarikan diri dari sana, namun entah kenapa tubuhnya terasa sangat berat dan kaku.

Dari sudut pandang pria paruh baya itu, bukan hanya Windy seorang yang berdiri di sana. Namun, Ia melihat sosok yang sangat tinggi dan besar dengan tubuh penuh bulu berdiri tepat di belakang Windy.

“Bunga ?” Windy melihat sesuatu di genggaman pria itu.

Ya. Pria itu mengambil segenggam bunga dan melahapnya tanpa ragu.

Windy yang sudah ketakutan setengah mati itu akhirnya bisa pergi menjauh dan bergegas mencari keberadaan Lia.

“Lia!” panggil Windy

“Ada apa ?” sahut Lia datar

“Balik yok” Windy terdengar gemetar

“Aku mau di sini aja…” suara Lia terdengar sangat halus

“Hah ? Serius ?” tatapan Windy melebar

“Iya”

“Anjrit. Berani amat, lo!” Windy tercengang, “seriusan gak ‘pa-‘pa nihh gue duluan ?”

“Iya” jawab Lia pelan

“Bae-bae Lia lo di hutan sendirian, ih!” pungkas Windy sambil berlalu meninggalkan Lia.

Memori di dalam hutan tadi masih membayangi Windy sepanjang perjalanannya.

Degup jantung Windy masih sangat cepat. Ia masih ingat betul tatapan pria paruh baya di tengah hutan tadi.

Langkah demi langkah Windy lalui. Hingga dia sampai di area perkemahan, dilihatnya di tengah lapangan sana ada Hanna dan timnya tengah dengan keren mengikuti lomba baris-berbaris.

Keadaan tenda kala itu tertutup rapat terkunci oleh resleting. Windy ingat betul bahwa dirinya memang mengunci tenda sebelum pergi menyusul panggilan yang terdengar seperti suara Lia.

Semakin dekat dengan tenda, langkahnya semakin melambat.

“Kayak ada orang…” gumam Windy

Dirinya ragu ada seseorang di dalam sana. Sebab, tenda berwarna hijau lumut itu seharusnya kosong karena orang terakhir yang meninggalkan tenda adalah dirinya dan Lia. Sementara Lia jelas-jelas masih berada di hutan.

Dan betapa terkejutnya Windy ketika memergoki Lia tengah asyik bermesraan dengan Nathan, kakak kelas mereka yang ketika itu menjadi panitia perkemahan.

“Heh! W-Windy…” Lia dan Nathan sontak sangat terkejut.

Kancing baju Lia yang masih terbuka sebagian itu buru-buru Lia rapikan.

“Lia ?” Windy terperangah melihat apa yang ada di hadapannya

Kakinya terasa sangat lemas. Pandangannya mendadak gelap hingga Windy akhirnya ambruk.

“W-Windy… Win!” teriak Lia panik

“Lia. Kakak mau panggil si Riza dulu. Biar dia bantu rawat. Kamu temenin dia di sini” jelas Nathan pada Lia

“Iya, Kak. Cepetan…” Lia cemas

Nathan yang walaupun ketika itu merasa terkejut setengah mati, Ia masih tetap berusaha terlihat cool di hadapan Lia. Setelah agak jauh dari tenda, dia mulai lari pontang-panting mencari keberadaan Riza.

Sementara itu, Riza si panitia divisi kesehatan itu dikenal sebagai seseorang yang sangat ramah dan mudah sekali bergaul. Sehingga diacara perkemahan ini, setiap ada kumpulan manusia, Riza pasti bisa dengan mudah bergabung.

Nathan mencari Riza ke tenda panitia, Riza tidak ada di sana. Dicarinya lagi ke sekitar podium, tidak ada juga.

Telpon ? Tentu akan sangat mudah jika saja ponsel Riza bisa dihubungi. Hingga ketika Nathan berada di depan tenda pembina, Ia melihat Riza tengah asyik berbincang dengan Leo. Yap, Riza tengah seru bergumul dengan Regu C Putra di tenda mereka.

Larian kilat Nathan mengantarnya menuju perkumpulan Riza, Leo, Syafiq, dan beberapa orang Regu C Putra.

“Za…” dengan nafas tersengal-sengal, Nathan menjelaskan keadaan Windy yang tak sadarkan diri.

Mereka yang mendengar itu sontak terkejut dan bergegas menuju tenda Regu C putri, tenda di mana Windy terbaring.

Hanna dan timnya yang tadi kegirangan karena performa mereka yang sangat bagus, kini ikut panik melihat keadaan Windy sesampainya mereka di tenda.

“Lia!” teriak Hanna, “Windy kenapa ?”

“G-gue gak tau…” ringis Lia

Timnya yang lain tentu ikut berkumpul, mereka sama-sama ingin mengetahui keadaan Windy. Dari pintu depan tenda, dari pintu belakang tenda, mereka masuk dan menghampiri Windy.

Melihat Lia yang hampir menangis, Rayya yang berada di dekat Lia berinisiatif memberi pelukan hangat padanya.

“Han. Nanti aja nanyainnya. Sekarang tolongin Windy dulu…” ujar Vivianne

“Ray...” Lia memeluk Rayya erat.

“Ssttt... Udah, gak apa-apa...” balas Rayya pelan.

Dalam kepanikan itu, Rayya merasakan sesuatu yang sangat tidak biasa.

Aneh, kenapa deket si Windy hawanya panas banget gini ? batin Rayya.

Ditengah kekacauan Regu C Putri, Riza, Nathan, Leo dan Syafiq tiba dengan perasaan yang sama paniknya.

“Kak Nathan…” rintih Lia dengan mata yang berkaca-kaca

“Eh heh! Kasi jalan, kasi jalan!” kata Syafiq

“Han. Bantuin, deh. Sepatu sama kaos kakinya si Windy copotin. Terus, kacunya copotin aja, Han…” jelas Riza.

“I-iya Kak…” Hanna dengan sigap mengikuti arahan Riza.

“Win... Windy...” Riza memanggil-manggil nama Windy. Sesekali Riza memeriksa denyut nadi dan pernafasan Windy.

Riza menatap Hanna yang dari tadi berada paling dekat dengan Windy. Tatapan mata Riza seolah berkata bahwa Windy harus diberi ruang lebih lagi.

“Eh, semuanya. Tolong dong agak kasih jarak buat Windy…” ujar Hanna

Riza tersenyum tipis melihat Hanna menggunakan kartu kepemimpinannya.

Semua hal yang Riza ketahui tentang pertolongan pertama pada orang yang kehilangan kesadaran sudah Ia coba. Namun, Windy masih belum menunjukkan tanda-tanda kesadarannya. Ia masih terlihat sangat lemah.

“Han. Kak Riza. Kita lapor ke pak Miko aja, gimana ?” tanya Rayya

“Betul tuh, Ya. Lapor aja” timpal Vivianne

“Bener, bener. Ini udah diluar kemampuan gue…” tambah Riza

“Ya udah, Kak. Tolong titip Windy dulu. Saya sama Vivi mau cari pak Miko…” pamit Hanna

“Sip. Kalian secepetnya cari pak Miko” tambah Riza

Di depan tenda, ada Nathan yang terus menatap sendu ke arah Lia, kekasihnya. Di dekatnya lagi, ada Syafiq dan kawan-kawan yang masih berdiri di sana. Satu kesamaan dari mereka adalah isi kepalanya yang bertanya-tanya tentang apa sebenarnya yang terjadi dengan Windy.

“Woi, bang!” celetuk Leo

“Apaan ?” balas Nathan

“Lo dari tadi di sini ?” tanya Leo

Nathan hanya menganggukkan kepalanya perlahan.

“Ngapain ?” tanya Leo lagi.

“Nemenin si Lia” jawab Nathan singkat

“Nemenin doang ?” Leo penasaran

“Y-ya… Iya… Nemenin…” Nathan gelagapan

Tatapan Leo masih memancarkan ribuan tanda tanya besar.

“Eh tapi… Gue heran, deh!” ujar Nathan

Tanpa menjawabnya, Leo mengarahkan tatapan yang mengintimidasi Nathan.

“Kan gini, gue tuh lagi di tenda nih sama si Lia. Terus, dateng lah tuh si Windy. Tapi pas dia liat si Lia, dia tuh langsung kayak nge-freeze gitu, kayak liat setan. Terus dia langsung ngegeletak gitu aja…” tutur Nathan

“Jangan nakutin gitu lah, bang...” timpal Leo

“Serius gua” balas Nathan

1
Xxxcyzz
cerita nya bagus lanjutkan kak
Flyrxn: mungkin next time bikin cerita horor lagi /Determined/ cerita yang ini udah end kak /Cry/
btw thank you, seneng rasanya kalo ceritanya disukain /Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!