NovelToon NovelToon
Give Me A Justice

Give Me A Justice

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Mafia / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rara_Arara07

Tara Maheswari, seorang gadis yang berusia 18 tahun. Hidupnya begitu indah dan penuh kebahagiaan bersama keluarga tercintanya saat dirinya masih berusia 12 tahun. Namun, kemalangan datang menghampiri keluarga kecilnya. Kakak perempuan pertamanya mengalami sebuah tragedi yang membuat sang ayah tak terima atas ketidakadilan yang menimpa putri tercintanya. Keberanian dari sang ayah membuat keluarga mereka terancam, semua lenyap. Tara dan kakak keduanya Felix kabur sangat jauh untuk menghindari para penjahat yang menghancurkan keluarga mereka. Untunglah ada Shaga, seorang mafia tampan namun dikenal berhati iblis mau menampung kedua anak ingusan yang tak sengaja ia temukan. Waktu berlalu, Tara yang sudah remaja memulai pembalasan dendam dengan langkah awal yaitu memasuki akademik kepolisian demi terwujudnya sebuah pembalasan. Tara remaja yang tumbuh cantik, membuat beberapa pria terpesona bahkan jatuh cinta. Tak terkecuali Shaga,dan juga Astro si komandan kepolisian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rara_Arara07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAYANG!!!!

Keesokan paginya, Tara sudah mandi dan menggunakan baju kaos berwarna hitam lengan pendek dan juga celana pendek di bawah lutut berwarna hitam. Seperti biasa, rambut panjang hitamnya di ikat cepol dengan untaian anak rambut yang sedikit terlepas.

“Selamat pagi bu Salma….” sapa Tara dengan senyuman.

“Pagi nona Tara, saya senang melihat nona Tara kembali ke sini. Nona Tara semakin cantik saja.” ucap bu Salma.

“Ah bu Salma bisa aja, Tara jadi malu nih.” balas Tara sambil tersenyum.

Shaga menuruni tangga dengan pakaian sehari-harinya di rumah, seperti biasanya warna pakaian yang digunakan Shaga adalah hitam. Jantungnya berpacu dengan cepat saat melihat Tara yang menggunakan pakaian biasa yang juga berwarna serba hitam. Bahkan ia menelan ludah saat melihat tekuk leher putih Tara yang tidak di tutupi oleh rambut.

“Tidak bisa dibiarkan!” ujar Shaga.

Tiba-tiba Shaga datang menghampiri Tara dan langsung melepaskan ikatan rambut Tara.

“Tuan!? kenapa tuan melepaskan ikat rambut ku?” tanya Tara merasa kesal.

“Karena kamu jelek! dan kenapa kamu juga mengenakan pakaian serba hitam hari ini ha? kamu sengaja ingin samaan dengan saya ya?” ujar Shaga.

“Apa!? sengaja? maaf ya tuan, saya sudah memiliki baju ini cukup lama. Mana saya tahu tuan juga pakai baju hitam. Eh iya, saya lupa kalau tuan kan memang suka pakai baju yang sama setiap hari. Tapi tuan, saya juga ingin pakai baju warna hitam milik saya, jadi bukan maksud saya mau meniru tuan!” jawab Tara.

“Kau!! kau berani menjawab ku ha!?” tegas Shaga dengan tatapan dingin.

Glek!

Tara menelan ludah, dia segera mencari alasan untuk pergi menjauh dari Shaga.

“Bu Salma, Tara pergi dulu ya, Tara harus bertemu dengan kak Felix. Dadah …., “ ujar Tara.

Shaga menggeram kesal melihat tingkah Tara yang kembali mengabaikan dirinya.

“Ck! dasar bocah itu!” geram Shaga.

Bu Salma tersenyum, sungguh dia merasa gemas melihat kedua orang itu. Bu Salma merasa geram sendiri melihat tuannya yang tak punya keberanian untuk menyatakan perasaan, dan Tara yang berpura-pura untuk tidak peka akan perasaan yang ia rasakan.

“Saya yakin mereka sama-sama suka, tapi apa penyebab keduanya susah sekali menyatakan perasaan masing-masing?” guman bu Salma. 

Tara berbohong kalau dirinya akan bertemu dengan Felix, dia malah duduk di kursi taman belakang sambil memegang dadanya yang terasa berdentum keras.

“Ada apa dengan gue? dan kenapa juga tuan Shaga terlihat sangat keren pagi ini? apa karena gue udah lama gak lihat dia ya?” gumam Tara.

Tara tak mengerti apa yang terjadi, saat umurnya menginjak usia 15 tahun, matanya selalu menatap Shaga dengan jantung yang selalu berdebar. Ia sempat mengira kalau ini hanya perasaan segan atau takut karena Shaga adalah pemimpin organisasi mafia terkenal, dia selalu lolos dari penyelidikan kepolisian.

“Apa gue jatuh cinta?” gumam Tara.

Tara menepis pikiran itu, karena bagaimanapun juga dia harus sadar diri bahwa dia adalah bawahan tuan Shaga. Lagipula sejak ia pertama tinggal di mansion ini, Tara selalu melihat beberapa wanita yang berbeda datang mengunjungi Shaga dengan alasan bahwa mereka adalah calon tunangan Shaga. Sungguh kenyataan itu membuat hati Tara merasa sakit, namun dia menepis rasa itu dan memilih bersikap selayaknya anak buah.

“Ah sudahlah!! mendingan gue siap-siap buat kembali lagi ke akademik. Sebelumnya gue harus berdiskusi dulu dengan kak Felix.” ujar Tara.

Felix sedang berolahraga di halaman belakang dengan bertelanjang dada, dia melakukan pull up sudah hampir 5 menit. Tara baru saja sampai, tatapannya tertuju kepada beberapa gadis pelayan yang berpura-pura bekerja namun tatapannya tak pernah lepas dari kakaknya.

“Uh! dasar gadis-gadis gatal! enak aja kalian lihat-lihat kakak gue kek gitu!” gumam Tara.

Tara tersenyum jahil, dia memiliki ide untuk membuat para gadis pelayan yang baru bekerja di mansion menunjukkan wajah pucat.

“SAYANG!! Ih kamu dari mana aja sih?” teriak Tara dengan manja.

Felix melotot menatap tak mengerti ke sang adik, sementara Tara berlarian kecil sambil memeluk manja tubuh kakaknya.

“Ayang, kok kamu tega sih sama aku hmm? kenapa kamu biarkan semua gadis di sini melihat roti sobek mu?” ujar Yara dengan wajah yang dibuat semanja mungkin.

“Apa? Ra kamu gila ya?” ucap Felix.

Para pelayan itu langsung terdiam dengan wajah pucat pasi karena merasa malu, mereka tidak tahu kalau pria tampan yang sedari tadi mereka lihat sudah punya kekasih. Mereka akhirnya pergi dengan wajah sedih.

“Pfft, HAHA! lihat wajah mereka kak, mereka pasti kecewa wahai pemirsa.” ujar Tara dengan tawa terbahak-bahak.

Sungguh Felix sudah terbiasa dengan sikap Tara yang selalu berpura-pura sebagai pacarnya karena tak mau ada gadis sembarangan yang mendekati dirinya.

“Haa …,  sepertinya aku akan cepat menyendiri sampai tua.” ucap Felix sambil menghela nafas.

“Bagus dong! jadi aku dan kak Felix bisa hidup bersama selamanya.” ucap Tara dengan senang.

“Aku rasa kamu yang akan meninggalkan ku nanti.” kata Felix.

“Aku? kenapa aku harus meninggalkan kakak? kita kan sudah berjanji untuk selalu bersama dalam keadaan apapun juga.” jawab Tara.

Felix hanya diam, dia masih mengingat kejadian semalam. Dia sungguh yakin kalau Shaga tertarik kepada adiknya.

“Jika memang begitu, berjanjilah kepada kakak untuk tidak mencintai pria yang kastanya berbeda dengan kita. Bagaimanapun juga kita harus tetap sadar diri. Karena itu bisa mempersulit tujuan dan hidup kita. Kamu paham kan?” ucap Felix dengan lembut.

Entah mengapa hati Tara merasa sakit, dia merasa seolah-olah bahwa dirinya memang tidak boleh berharap kepada siapapun atau jatuh cinta kepada siapapun.

“BAIK! Tara janji kak.” jawab Tara.

“Bagus, katakan apa yang ingin kamu katakan?” tanya Felix.

“Ah iya! aku mau bilang kalau pria itu akan kembali.” ucap Tara dengan wajah datar.

“Benarkah?” tanya Felix dengan wajah serius.

“Benar kak, aku harus segera kembali ke akademik kepolisian dan melihat langsung pria yang 6 tahun lalu menjadi sumber hancurnya kebahagiaan kita.” ucap Tara dengan tatapan penuh kebencian.

“Baik, tapi pastikan kalau kamu harus berhati-hati. Tidak ada yang bisa di percaya di sana, mereka sangat bisa bersembunyi dari balik kata kebijaksanaan!” ujar Felix dengan wajah datar.

“Baik kak! Tara akan memastikan kalau mulai saat ini, pria itu tidak akan bisa menutup mata dengan nyenyak dalam tidurnya! dia akan merasa tertekan saat melihat wajahku yang mengingatkan dia akan perbuatannya yang keji! dan akan ku pastikan menemukan siapa-siapa yang berada di sana pada malam itu.” ujar Tara dengan tegas.

Felix mengangguk setuju, Shaga yang melihat interaksi kakak beradik dari kejauhan itu, langsung merasa cemburu dan tanpa sadar ia berjalan mendekati mereka.

“Apa yang kalian sedang lakukan!?” tanya Shaga.

“Tuan? ke-kenapa tuan berada di sini?” ucap Tara dengan gugup.

Felix menarik tangan Tara untuk berada di belakang tubuhnya, lalu dia menunduk hormat untuk memberikan salam kepada Shaga.

“Apa maksudmu Felix?” tanya Shaga yang merasa kesal.

“Maaf? maksud apa tuan?” tanya Felix.

Tara mengurutkan kedua alis saat tubuhnya tiba-tiba di sembunyikan oleh sang kakak dari tatapan Shaga.

“Ada apa sih ini sebenarnya?” gumam Tara.

“Apa maksudmu menarik Tara jauh dari ku?” bisik Shaga dengan tatapan dingin.

“Maaf tuan, saya tidak mengerti. Saya hanya memberikan ruang bagi tuan, jadi saya menarik Tara untuk menjauh.” balas Felix dengan wajah datar.

Tatapan keduanya saling beradu, tatapan yang tentunya tak bersahabat. Felix merasa harus melindungi adiknya dari Shaga, sementara Shaga merasa kalau Felix sudah mulai berani melawan dan hendak membawa Tara pergi dari dirinya.

“Tara! cepat kesini!” perintah Shaga.

Felix menggenggam erat tangan adiknya, hal itu membuat Tara tak bisa pergi kemana-mana.

“Apa yang sedang kau lakukan Felix!?” tanya Shaga sambil tersenyum namun tatapannya ingin membunuh.

“Maaf tuan, saya harus segera pergi mengantarkan adik saya ke akademik lagi. Kami permisi….” tutur Felix dengan sopan.

Tara menatap bingung, dia hanya melihat sekilas wajah Shaga yang seperti akan memakan kakaknya hidup-hidup. Sementara Felix terus menarik tangan Tara untuk segera pergi, mereka melewati Shaga begitu saja. Shaga langsung berteriak marah saat melihat Felix kabur membawa Tara dari hadapannya.

“Sial!!! Tara tak boleh pergi dari ku!! dia adalah milikku!!!” teriak Shaga dengan marah.

Prang!!

Beberapa gelas berjatuhan pecah di atas lantai, semua orang yang berseragam kepolisian menunduk takut.

“Dimana Tara!!!? kenapa bisa dia hilang ha!?” teriak Astro dengan marah.

“M-maaf komandan, sungguh kami tidak tahu. Malam waktu itu tiba-tiba kami merasa mengantuk dan saat kami terbangun, kami sudah tergeletak diatas lantai dengan pintu ruang inap Tara yang terbuka.” 

“Bodoh!!! kalian bodoh!!! bagaimana bisa Tara pergi dari sana ha!? dia sedang terluka saat itu!! pasti ada orang yang telah menculiknya!!!” bentak Astro dengan suara lantang.

Semua orang tak bisa menjawab pertanyaan dari komandannya, sungguh kejadian itu berlangsung dengan cepat. Mereka bahkan tak ingat bagaimana bisa mereka terbius.

“Dimana kamu Tara? aku sangat mencemaskan mu….” gumam Astro.

Tara merasa bingung dengan kakaknya, kenapa tiba-tiba dia harus kembali ke akademik pada hari ini juga, padahal dia ingin kembali besok.

“Kak? apa aku harus kembali sekarang juga?” tanya Tara.

“Iya! jangan banyak tanya. Oh ya, nanti berakting lah seolah-olah kamu diculik waktu itu.Paham!?” tegas Felix.

“Hem, iya aku paham.” jawab Tara.

“Ayo ke kamar mu dulu, ganti pakaianmu dengan baju rumah sakit waktu itu.” ucap Felix.

Tara mengangguk, buru-buru dia menuju ke kamar untuk mengganti baju. Felix menunggu adiknya di tangga lantai 3. Shaga berlari untuk menyusul Felix dna juga Tara.

“Dimana Tara!?” tanya Shaga.

“Jangan ganggu dia tuan, saya harus segera membawanya kembali ke akademik.” jawab Felix.

Gret!

Shaga mencengkram kerah baju Felix dengan kuat. Tatapan tajam terasa menusuk ke diri Felix.

“Apa maksudmu ha!? Kau ingin mengajukan ku darinya ha! Apa kau ingin mati cepat bocah!!” tegas Shaga.

Felix hanya diam sambil mempertahankan wajah tanpa ekspresinya. Tara yang sudah siap, langsung merasa kesal saat melihat kakak tercintanya sedang diperlakukan kasar oleh Shaga.

“Tuan SHAGA! apa yang anda lakukan pada kakak saya!?” teriak Tara dengan tegas.

Shaga langsung melepaskan cengkeramannya dari Felix. Dia menatap sendu ketika melihat Tara yang kembali menggunakan pakaian rumah sakit dan pasti akan segera meninggalkan dirinya lagi.

“Tara …,  saya….” 

“Cukup tuan! kami memang bawahan tuan, tapi saya harap jangan memperlakukan kami seperti binatang!” ujar Tara dengan tatapan dingin.

“Tidak Tara, saya bisa jelaskan. Saya tidak mau kalau kamu pergi.” ucap Shaga.

“Apa!? maksud tuan apa ha? apa tuan mengekang saya? bukankah tuan sudah berjanji 6 tahun yang lalu kalau tuan akan menolong saya? apa tuan tidak ingat janji itu? Dengan mencegah saya pergi, maka tuan tak menolong saya!” tegas Tara.

“Tapi saya takut kamu terluka lagi!” ujar Shaga.

Tara tersenyum miring, dia merasa tak percaya kalau Shaga masih menganggap dirinya anak kecil dan tak layak.

“Tuan memang sangat jahat! dengan mengatakan hal itu, maka tuan menganggap saya lemah!!” bentak Tara.

“Tidak Tara, maksud saya ….” 

“Ayo kak! antar aku pergi dari sini!” tegas Tara.

Tara berjalan melewati Shaga begitu saja, melihat Tara yang tak mau menatapnya membuat hati Shaga hancur. Felix menghela nafas, jujur dia tak bermaksud menghalangi Shaga. Namun dia sadar kalau posisi adiknya akan lebih dalam bahaya jika berhubungan dengan ketua mafia lebih jauh lagi.

“Maaf tuan, kami permisi….” ucap Felix dengan sopan.

Shaga tak menjawab, tatapannya menjadi datar. Dia hanya bisa melihat punggung Tara yang semakin menjauh meninggalkan dirinya.

“JAKE!!! cepat kemari!!” teriak Shaga dengan keras.

Jake langsung berlari untuk menemui Shaga, Jake menatap bingung karena melihat Felix dan Tara yang baru saja turun.

“Ada apa tuan?” tanya Jake.

“Bawakan aku salah satu dari orang yang kita tahan!! aku ingin membuat tato ke tubuh mereka!!!” bentak Shaga penuh penekanan.

Tara terus berjalan sambil meremas ujung bajunya saat mendengar bahwa Shaga akan kembali melakukan ritual iblis itu.

“Setidaknya dia tidak menyakiti dirinya sendiri seperti beberapa tahun yang lalu ….” monolog Tara dalam hati.

Felix menatap iba kepada adiknya, Felix tahu kalau sebenarnya adiknya juga tertarik dengan Shaga saat usia adiknya menginjak 15 tahun. Namun melihat kasta mereka yang berbeda, dan juga dulu Felix selalu melihat banyak sekali wanita yang berbeda masuk ke dalam mansion. Hal itu membuat Felix sebagai kakak benar-benar harus menjaga adiknya agar tak masuk ke dalam hal-hal yang akan hanya menyakiti hatinya.

“Maafkan kakak Tara, tapi kakak yakin ini yang terbaik. Kita hanya perlu fokus dengan tujuan kita saja.” monolog Felix dalam hati.

1
Maria Ulfa
shaga apa astro ya
Rara_01
Hallo kakak, terimakasih atas komentarnya....🥰
LOLA SANCHEZ
Bikin klepek-klepek!
Armin Arlert
Bikin nagih.
Rara_01: Hallo kakak, terimakasih atas komentar nya...🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!