Axelle Arvinando adalah putra bungsu dari keluarga Arvinando. Dia terlahir dari keluarga terpandang dan juga terhormat. Namun, hal itu tidak akan menjamin dia akan hidup bahagia.
Sang mama dan papa selalu mementingkan urusan mereka masing-masing. Bahkan mereka selalu membanding-bandingkan Axelle dengan sang kakak. Hal itulah yang membuat Axelle menjadi seorang pemberontak dan juga jatuh kedalam dunia kebebasan.
Hingga pada suatu malam dia bertemu dengan Alissa, gadis cantik dan juga lugu. Alissa di jual oleh sang kakak untuk membayar hutangnya. Axelle yang berada di tempat itu memilih untuk membantu Alissa. Namun, mereka malah di tertangkap dan di tuduh melakukan hal yang tidak senonoh.
Bagaimanakah perjalanan cinta mereka?
yuk ikuti terus kisah mereka.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 06
Axelle memperhatikan para preman itu dari kejauhan. Dia mencoba memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa masuk ke kamar itu dan menyelamatkan Alissa. Hingga dia mendapatkan celah, dia melihat para preman yang berjaga di luar sedang asik menikmati minuman beralkohol.
Tidak mau membuang-buang waktu Axelle langsung berjalan mengendap-endap dan masuk ke kamar itu secara diam-diam. Suatu keberuntungan, kamar itu ternyata tidak di kunci sehingga Axelle dapat dengan mudah masuk ke dalam.
Dengan seketika mata Axelle membulat, ketika melihat Alissa berada di bawah tubuh pria hidung belang sambil menangis ketakutan. Axelle yang tidak Terima langsung mengambil kursi kayu yang ada di dekatnya, lalu berjalan mendekat ke arah ranjang.
Bughhh.....
Kursi kayu itu langsung hancur di punggung pria yang berada di atas Alissa. Dengan seketika pria itu pingsan dan jatuh di atas tubuh Alissa. Axelle dapat melihat raut wajah yang penuh ketakutan terpancar di wajah Alissa. Dengan cepat Axelle menyingkirkan tubuh pria itu dan membawa Alissa kedalam pelukannya.
"Hiks! hiks! di... dia telah menyentuhku. A... aku sudah kotor, hiks... hikss... " ucap Alissa menangis kesegukan di dalam pelukan Axelle.
"Tidak! kau tidak kotor. Kau masih suci," ucap Axelle menitikkan air matanya sambil menangkup kan kedua tangannya di wajah Alissa.
Dia melihat gaun yang di kenakan Alissa sudah berantakan. Bahkan sudah terkoyok di bagian legan dan dada, sehingga memperlihatkan dada mulus Alissa.
"Lebih baik kita sekarang pergi dari sini," ucap Axelle membuka kemejanya lalu menutupi tubuh Alissa yang terbuka.
Alissa hanya diam lalu mengangguk patuh, sebelum pergi dia menatap pria yang terbaring tidak berdaya di atas ranjang. Dia mengingat dengan jelas bagaimana Niko menjualnya tanpa ada rasa kasihan sedikitpun.
"Ayo!" ucap Axelle menarik tangan Alissa dan membawanya kabur lewat jendela.
Saat ingin menuju ke parkiran untuk mengambil sepeda motornya, Alissa melihat beberapa preman yang berjaga di parkiran. Melihat itu, Alissa langsung menghentikan langkahnya sambil menatap preman itu dengan penuh rasa ketakutan.
"Ada apa?" tanya Axelle menatap Alissa.
"I... itu anak buah kakak! mereka tidak boleh melihatku," ucap Alissa gemetar ketakutan.
"Kau jangan takut! aku ada bersamamu," ucap Axelle menenangkan Alissa lalu mencari cara agar bisa kabur dengan selamat.
Saat sedang berpikir, Axelle sampai tidak sadar jika salah satu dari preman itu melihat mereka.
"Alissa!" teriak preman itu sehingga Alissa langsung terkejut.
Mendengar teriakan salah satu rekannya, para preman yang berjaga di luar langsung menatap ke sumber suara itu. Mereka melihat Alissa sedang bersama Axelle, sehingga membuat mereka langsung berlari untuk menangkap Alissa kembali.
"Ayo lari!" teriak Axelle sambil menarik tangan Alissa.
Mereka berlari sekuat tenaga mereka untuk menyelamatkan diri dari para preman itu. Axelle terus mengengam tangan Alissa, dan tidak akan pernah membiarkan Alissa lepas dari tangannya. Dia rela mati di tangan para preman itu, asalkan dia bisa melindungi Alissa, wanita yang telah berhasil masuk ke dalam hatinya.
"Kak! aku tidak kuat lagi," ucap Alissa sudah kehabisan tenaga.
Melihat Alissa sudah sangat kelelahan, Axelle langsung menatap ke arah preman itu. Walaupun belum terlihat, akan tetapi Axelle dapat mendengar suara para preman yang terus mengejar mereka. Hingga akhirnya mata Axelle langsung tertuju pada sebuah bangunan kosong yang ada di dekatnya.
"Ayo!" ucap Axelle menarik Alissa menuju bangunan kosong itu. Axelle membawa Alissa untuk bersembunyi di dalam gedung tua yang gelap gulita. Melihat tubuh Alissa yang terus gemetar ketakutan, Axelle langsung membawanya kedalam pelukannya. Dia mencium lembut kening Alissa dan mencoba untuk menenangkannya.
"Diam! jangan bersuara," bisik Axelle sambil mempererat pelukannya.
Mendengar ucapan Axelle, Alissa langsung mengangguk patuh. Dia menangkupkan wajahnya di dada bidang Axelle sambil menutup mulutnya. Mereka terus berdoa dalam hati mereka agar mendapatkan perlindungan dari kejaran para preman itu.
"Di mana mereka?" tanya salah satu preman itu ketika tidak lagi melihat jejak Alissa dan Axelle.
"Sepertinya mereka sudah kabur," ucap preman lainnya.
"Tidak mungkin! mereka pasti masih ada di sekitar sini. Cepat cari mereka, atau kita akan di habisi bos,"
Mendengar perintah salah satu rekan mereka, para preman itu terus mencari keberadaan Alissa dan Axelle di sekitaran gedung. Alissa yang mendengar suara para preman di luar sana terus merasa cemas. Yang dia takutkan saat ini bukan hanya dirinya sendiri. Akan tetapi dia takut jika Axelle kenapa-napa hanya karena menyelamatkannya.
Melihat raut wajah Alissa yang ketakutan, Axelle menatapnya sambil tersenyum. Sebagai kode jika semua akan baik-baik saja. Hingga akhirnya keadaan di luar sana menjadi hening, Axelle yang tidak mendengar suara preman itu lagi mencoba untuk memeriksanya.
"Bagaimana, Kak?" tanya Alissa.
"Sepertinya mereka sudah pergi! tapi kita di sini saja. Aku takut mereka masih berkeliaran di luar sana," ucap Axelle kembali memeluk Alissa.
Alissa yang merasa nyaman di dalam pelukan Axelle hanya diam saja. Dia menyandarkan kepalanya di dada bidang Axelle sambil mencoba menenangkan dirinya. Axelle terus membelai rambut panjang Alissa, sehingga membuatnya tertidur di dalam pelukan Axelle.
Axelle yang juga sudah kelelahan di tambah lagi pengaruh alkohol ikut tertidur sambil memeluk erat tubuh Alissa. Sehingga keduanya larut dalam mimpi mereka sambil berpelukan sebagai penghangat tubub mereka di tengah-tengah dinginnya angin malam.
"Hai.... Sedang apa kalian?"
Bersambung.....