NovelToon NovelToon
Mari Kita Menikah! Tapi...

Mari Kita Menikah! Tapi...

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Pernikahan Kilat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Bercocok tanam
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: CatVelvet

"Mulai sekarang, kau bekerja sebagai istriku," tegas Gyan Adriansyah kepada istrinya, Jasmine.

Nasib sial tengah menimpa sang gadis cantik yang terkenal sebagai bunga desa. Mulai dari beredarnya video syur yang menampilkan siluet mirip dirinya dengan calon tunangan. Terungkapnya perselingkuhan, hingga dijadikan tumbal untuk menanggung hutang ayahnya pada pria tua.

Namun, ditengah peliknya masalah yang terjadi. Takdir kembali mempertemukan dirinya dengan musuh bebuyutannya semasa kecil dengan menawarkan pernikahan kontrak. Jasmine tak punya pilihan yang lebih baik daripada harus menikahi pria tua.

Akan seperti apakah pernikahan mereka? Gyan yang ia kenal dulu telah berubah drastis. Ditambah lagi harus menghadapi ibu mertua yang sangat membencinya sejak lama.

Yuk simak keseruan ^⁠_⁠^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CatVelvet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selamat ulang tahun

Waktu sudah menunjukkan pukul 22:05 malam. Gyan bersiap untuk pulang. Saat dalam perjalanan, ia mampir untuk membeli dessert cake dengan beberapa varian rasa. Berharap Jasmine akan menyukainya.

Saat baru saja mobilnya memasuki gerbang rumahnya. Terlihat adanya keributan di depan teras rumahnya. Dimana sang ibu mendorong dengan kasar Bu Naura hingga tubuhnya terhuyung ke belakang dan Jasmine merangkulnya agar tidak jatuh.

"Astaga! Mama buat keributan apalagi sih?!!"

Gyan memarkirkan mobil tepat di depan teras dan bergegas turun menghampiri mereka.

"Dasar keluarga miskin, melarat! pasti kalian kesini untuk ngemis-ngemis kan?! Mendingan pergi deh dari sini! Kalau perlu selama-lamanya. Dasar pembawa sial!!"

"Mama!! Apa-apaan sih?? Dari pagi bahkan sampe sekarang pun mama selalu bikin keributan!" bentak Gyan.

"Keributan?? Mama cuma menyampaikan rasa nggak suka mama kok! Kenapa harus di bilang bikin keributan?" Bu Vivian kembali menatap mereka. "Beruntung ya kalian sudah merebut hati putraku dari ibu kandungnya," ucapnya dengan sinis sambil berlalu masuk ke dalam rumah.

Gyan meminta maaf pada keluarga Jasmine atas sikap kasar ibunya. "Kakek, bu', saya minta maaf atas sikap kasar mama saya."

Bu Naura tersenyum menatap menantunya. "Nggak apa-apa nak Gyan."

Jasmine menatap khawatir ibunya. "Mama beneran nggak apa-apa? Ada yang sakit nggak?"

Bu Naura menggelengkan kepalanya. "Enggak kok, kamu masuk gih. Sudah malam, cepat istirahat. ibuk sama kakek mau pulang dulu."

Gyan menatap jam tangannya. "Ini sudah larut, ibuk sama kakek nginap aja dirumah saya. Lagipula 'kan, saya juga belum menyambut kalian dengan benar. Kenapa kalian nggak mengabari dulu sebelum kemari? Aku bisa pulang kerja lebih cepat."

Kakek mengelus pundak Gyan. "Tidak perlu repot-repot, kami hanya mampir sebentar kok."

"Kalau begitu biar saya antar."

"Jangan. Nggak perlu nak Gyan, kamu 'kan, baru pulang kerja," tolak Bu Naura.

"Iya, kalian istirahat saja. Ini sudah malam. Kami akan pulang."

"Kalau begitu aku akan menyuruh supir untuk mengantar kalian. Tolong jangan ditolak."

Bu Naura menatap putrinya, seolah ragu untuk menerima tawaran itu. Tapi Jasmine menganjurkan untuk menerimanya, dengan kode senyuman dan anggukan.

"Baiklah, terimakasih banyak, nak Gyan."

Pada akhirnya mereka menerima tawaran dari Gyan. Mereka melambaikan lambaian perpisahan hingga bayangannya tak tampak lagi. Dessert cake yang sempat di belikan untuk istrinya terpaksa ia berikan pada Bu Naura dan kakek sebagai buah tangan.

Suasana menjadi hening dan sunyi setelah kepergian mereka. Jasmine nampaknya enggan untuk masuk ke dalam. Tatapannya kosong menatap sisa kepergian keluarganya.

Gyan merangkul tubuh istrinya. "Ada apa?"

"Entahlah... rasanya seperti masih ingin bertemu dengan mereka."

"Kau bisa menginap dirumah keluargamu kalau kau ingin."

Jasmine menoleh menatap Gyan tak percaya. "Sungguh?"

"Tentu saja. Apa kau pikir aku akan melarang mu? Haruskah kita berangkat kesana sekarang?"

"Besok, aku kesana besok."

Senyuman cerah mengulas dibibir cantik Jasmine. Seperti pelangi yang muncul setelah hujan. Jasmine sempat bersyukur, setidaknya, meski mertuanya selalu membuat masalah dengannya dan menyakiti perasaannya. Tapi Gyan selalu menjadi perisai untuknya dan keluarganya. Sungguh sikap ibu dan anak yang sangat berbeda.

"Oh ya, maaf tadi harusnya dessert itu untukmu. Tapi aku tak ingin keluargamu pulang dengan tangan hampa. Jika saja kau mengabari ku sebelumnya, Aku akan membawakan yang lebih banyak."

"Nggak masalah, apa kau sudah makan? ibuk tadi bawa makanan banyak."

"Boleh, aku mau mencicipinya sedikit."

Mereka berbincang-bincang sambil memasuki rumah.

...****************...

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali. Sesuai janji yang Gyan berikan pada istrinya. Mereka akan menginap di kontrakan sederhana Bu Naura selama beberapa hari.

Dan tentu saja mereka sangat senang dan merasa terkejut dengan kedatangan Gyan dan Jasmine. Padahal baru saja kemarin bertemu.

Gyan berpamitan dengan keluarga Jasmine sebelum ia berangkat kerja. Jasmine mengantarnya sampai pria itu masuk ke mobil.

Gyan membuka jendela mobilnya. "Mungkin aku akan pulang larut atau bahkan mungkin aku tak pulang, jadi tak perlu menungguku. Aku juga sudah membawa kunci cadangan."

"Baiklah."

"Jaga dirimu baik-baik. Dan jangan lupa, minta lah tolong pada ibu untuk mengobati tanganmu dan mengganti perban. Maaf kalau aku tidak sempat."

Jasmine tersenyum karena pria di hadapannya begitu mengkhawatirkannya. Seperti benih-benih cinta mulai tumbuh di hati Jasmine.

"Kalau begitu, aku berangkat dulu ya?" pamit Gyan.

"Tunggu!" pinta Jasmine. Ia melangkah menuju pintu mobil sebelah Gyan dan duduk di kursi. Hal itu membuat Gyan bingung bertanya-tanya.

"Ada apa? Kau mau ikut? Kalau kau mau ikut sih, aku tidak masalah. Tapi pamit lah dulu pada orangtua..."

Cup!

Jasmine mencium pipi suaminya dengan secepat kilat. Pria itu sampai membeku tak bisa berkata-kata. sedangkan Jasmine langsung keluar dari mobil dan melambaikan tangan sebelum masuk ke dalam rumah.

Ciuman itu seperti sebuah suntikan semangat untuknya. Gyan tersenyum sumringah mendapat hadiah dari istrinya. Ia merasa mulai berhasil membuat Jasmine membalas perasaannya.

Gyan segera melajukan mobilnya menuju hotel. Sepanjang perjalanan ia tak berhenti tersenyum dan memutar ingatan indah barusan. Bahkan sampai hotel pun ia dengan riangnya menyapa setiap karyawan yang ia temui. Sebagian besar dari mereka terkejut melihat bosnya yang tak pernah bersikap seperti itu. Bahkan ini jauh dari citranya yang dikenal dingin, galak dan tegas.

Miranda yang kebetulan lewat menuju meja resepsionis pun, sampai terheran-heran dan bergumam. "Wah, apa-apaan itu? Kemarin dia bilang, dia hanya akan membagi senyumnya hanya untuk istrinya saja? Tapi ternyata pagi ini dia sudah tebar pesona."

"Mungkin bos sedang di mabuk cinta, biasanya begitulah sikapnya orang yang sedang jatuh cinta," timbal Laura, staf resepsionis.

"Istrinya benar-benar hebat bisa menaklukkan pria yang terkenal dingin. Aku salut dengan Bu Jasmine."

...****************...

Yang terjadi oleh Gyan pun terjadi pada Jasmine. Kalau diingat-ingat pun, ia merasa malu. Tapi mengingat bagaimana ekspresi Gyan pada saat itu, membuat Jasmine terus tersenyum sampai Bu Naura merasa heran dan penasaran.

Hari ini mereka sedang di dapur membuat kue ulang tahun untuk Ayah.

"Jasmine, kenapa sih dari tadi senyum-senyum?" tanya Bu Naura penasaran dan ikut tersenyum.

Jasmine menggeleng sambil mencoba menahan senyum. "Nggak kok buk, nggak ada apa-apa."

"Jangan bohong..." tatap Bu Naura menyelidik.

Jasmine semakin sulit menahan senyumnya. "Iya..."

"Kamu mulai suka ya sama suamimu?" tebakan Bu Naura membuat senyum Jasmine pecah tak tertahan.

"Apaan sih ibuk, nih?"

Bu Naura mencolek hidung putrinya dengan tangan berlumur tepung sambil tertawa. "dasar pembohong, hahaha... ibuk tau kamu bohong."

"Enggak ya!" bantah Jasmine sambil tersenyum membalas colekan tepung dari ibunya.

"Dasar anak nakal!" Bu Naura kembali mencolek wajah putrinya dengan tepung.

Saat Bu Naura hendak membalas, putrinya justru menghindar. Mereka pun saling kejar-kejaran memutari isi dapur sambil tertawa. Tak peduli bagaimana dapur sederhana itu terlihat berantakan dan lantai licin akibat tepung yang berserakan. Hal ini menjadi momen bahagia bagi Jasmine dan juga Bu Naura.

Kakek yang sedari tadi berada di teras sedang menyeruput teh hangatnya, jadi penasaran dengan keributan yang terdengar sampai keluar. Kakek menghampiri dan menatap mereka dari pintu. Hatinya merasa senang bisa melihat cucu serta menantunya tertawa bersama.

Kakek berharap kebahagiaan selalu menyertai mereka. Tiba-tiba perasaan rindu pada mendiang istrinya muncul kembali dari lubuk hati. Kakek berharap seandainya istrinya bisa melihat bagaimana cucunya tumbuh jadi secantik dirinya saat muda dulu. Tanpa di sadari, kakek menitikkan air matanya. Dan kembali menuju teras depan.

Waktu tak terasa cepat berlalu, akhirnya kue ulang tahun itu telah jadi. Mereka menyimpannya di dalam kulkas dan menunggu ayah untuk pulang.

Ibu dan anak itu berbaring di satu kasur yang sama, sambil menunggu ayah pulang.

"Ayah, kira-kira pulang jam berapa ya buk?"

"Biasanya sih agak larut. Lalu, bagaimana dengan suami mu? Apa malam ini dia akan pulang kemari?"

"Entahlah, bisa jadi dia menginap di hotel. Dia bilang hari ini cukup sibuk. Jadi, dia memintaku untuk tidak menunggu."

"Oh... ya sudah, kita sisakan kue untuknya," mereka sempat terdiam sesaat sambil menatap langit-langit kamar. "Jasmine?"

"Ya, buk?"

"Pertahankan rumah tangga mu baik-baik ya?" ucap Bu Naura tiba-tiba berpesan.

"Kenapa ibuk bilang begitu? Padahal ibuk 'kan, tau kalau pernikahan ini hanya sementara."

"Tapi ibuk melihat keseriusan dan ketulusan dari mata suamimu. Firasat seorang ibu untuk putrinya nggak akan meleset, dia akan menjagamu dengan baik."

"Kenapa ibuk seolah sedang benar-benar menyerahkan aku padanya? Seandainya kami berpisah, 'kan, ada ibuk yang jagain aku."

"Nggak Jasmine. Ibuk mungkin... nggak akan bisa menjagamu dengan baik. Jadi... Jika kau dan suami mu saling mencintai, saling lah menjaga satu sama lain."

Jasmine menatap ibunya dalam-dalam. Kenapa ada hal aneh yang ia rasakan. Sedih... tapi tak bisa di jelaskan secara spesifik sedih kenapa? Mungkinkah ketika ibunya bilang bahwa dia tak akan bisa lagi menjaga putrinya dengan baik? Apakah ini perasaan seorang ibu yang ketika sudah menikahkan putrinya? Tapi ini lebih terasa seperti perpisahan.

"Buk... Bu Vivian berusaha memisahkan aku dengan Mas Gyan."

"Ibuk tau, maka dari itu ibuk berpesan. Jika kalian saling mencintai, jangan berpisah. Kalian harus saling menjaga dan menguatkan. Lanjutkan saja pernikahan itu. Toh, kalian itu sebenarnya berjodoh. Kalau tidak berjodoh, mana mungkin bisa bertemu kembali?"

Jasmine merangkul lengan ibunya dan menyandarkan pipinya. "Sepertinya aku bisa bertahan karena ibuk disamping ku."

"Bertahanlah karena dirimu kuat. Ibuk akan selalu mendukung yang terbaik buat kamu."

Bu Naura mengusap kepala putrinya dan mencium keningnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 00:05, tepat pada hari ulang tahun ayah yang ke 55 tahun. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

Bu Naura dan Jasmine memegang kue ulang tahun yang sudah di beri lilin yang menyala menerangi kegelapan rumah itu. Sedangkan kakek ketiduran saat ikut menunggu, Jasmine dan Bu Naura tak tega jika harus membangunkannya.

Tok, tok, tok!!

Ketukan pintu itu terdengar kasar. Jasmine langsung membukanya sambil bersiap mengucapkan selamat ulang tahun.

Ceklek!

"Selamat ulang tahun...!!" sambut Bu Naura dan Jasmine dengan ceria.

"Akhhh!!" mereka berteriak histeris ketika cahaya lilin itu menerangi wajah sang ayah yang nampak jelas babak belur penuh darah dan terlihat lemas.

Bu Naura langsung menyalakan lampu. Ayah memegangi kedua pundak Jasmine erat-erat dengan tenaga yang tersisa dan napas terengah-engah.

"Ka-kalian harus pergi sekarang."

1
Valen Angelina
Jasmine lama2 bisa tewas klo tinggal sama pembantu gak tau diri dan mertua kejam bgini
Yuni Ngsih
Thooooor klw lg asyik dipotong ku suka ngenes Thor ....soalnya ceritranya lg hot ....lanjut Thor ku ingin trsannya Jasmine yg nikah sm Gyan ....semangat
ARM: Waw makasi banget ❤️ apa ceritanya seru? masih banyak kekurangannya soalnya , kadang nggak PD ☺️
total 1 replies
sjulerjn29
gyan pesonanya luar biasa ya..🤭
ARM: Berkhayal emang bisa nyiptain pesona yg luar biasa 🤭
total 1 replies
Roxanne MA
yuk bantu ramein karya ku jugaa💖
Roxanne MA
akhirnya up jugaa
ARM
oke kak siyap 👍🏻
ARM
Terima kasih banyak kak🙏🏻 btw aku masih pemula, banyak kesalahan yg perlu ku koreksi 🙏🏻☺️
Roxanne MA
lanjut thor
Roxanne MA
baru awalan bab sudah sebagus inii
riniasyifa
Semangat terus berkarya kak
ARM
Semangat ^⁠_⁠^
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!