Istri Kecil Tuan Muda

Dengan pakaian sekolahnya Shaerin sudah berada di sebuah restoran yang sebelumnya di beritahukan oleh Kaivan untuk bertemu dengan Ziel Algio.

Di depannya sudah ada Kaivan dan juga Ziel yang sedang menatapnya dengan tajam dan juga dingin hal itu membuat Shaerin tidak nyaman.

"Kontrak?" tanya Shaerin sambil membuka map yang berisikan kontrak tersebut.

"Kalian akan saling menguntungkan, di dalam map itu Nona bisa membacanya dan menandatanganinya nanti." jawab Kaivan sambil tersenyum lebar.

Shaerin sudah membacanya, sungguh ia tidak mengerti dengan semua yang dituliskan dalam kontrak itu.

"Nona akan membantu tuan muda untuk membalaskan dendam kepada wanita yang sekarang sudah menjadi bagaian keluarga Algio, wanita itu adalah kekasih tuan muda Ziel tapi karena ada kesalahan dia harus menikah dengan tuan Jayendra."

"Balas dendam? bagaimana cara aku membantunya?"

"Itu- Nona hanya perlu berpura-pura bersikap romantis jika di depan wanita itu seolah-olah kalian memiliki hubungan yang harmonis."

"Oh seperti itu." ucap Shaerina dengan canggung.

"Tuan Axton sudah menetapkan pernikahan kalian berdua yang akan diselenggarakan dalam tiga hari lagi."

"Secepat itu?"

Shaerin terperanjat karena kaget, bagaimana bisa pernikahannya akan diselenggarakan dalam tiga hari lagi.

"Sesuai dengan keinginan Nona, pernikahannya akan dirahasiakan jadi pernikahannya pun tidak akan mewah mungkin hanya akan ada kerabat atau saudara dekat yang datang." seru Kaivan merasa tidak enak tapi mau bagaimana lagi.

"Sudahlah Kaivan, aku ingin kembali ke perusahaan, bocah ini banyak sekali bertanya!" sahut Ziel dengan wajah yang ditekuk kesal.

Dari tadi dia hanya diam saja mendengarkan percakapan Asisten dan juga bocah kecil yang nanti akan menjadi istrinya itu.

"Bocah? enak saja dia memanggilku dengan sebutan seperti itu?" gumam Shaerin dalam hati.

"Aku menikahimu karena terpaksa, jadi kau tidak perlu repot-repot untuk mengambil perhatian dariku, dan aku sama sekali tidak akan menyentuhmu, paham?" tanya Ziel yang saat itu sudah berdiri dari tempat duduknya.

Shaerin menganggukan kepalanya lalu membungkukan badannya memberi hormat.

"Aku kira dia baik, ternyata jauh dari ekpetasiku." gumam Shaerin dalam hati

"Baiklah Om, aku mengerti." ucapnya lalu pergi begitu saja meninggalkan Ziel dan Kaivan yang diam sambil kebingungan.

"Kau dengar dia memanggilku apa?" tanya Ziel kepada Kaivan.

Kaivan menahan tawa mendengar itu, ia melihat tuannya yang sedang menahan kesal.

.

.

.

Beberapa hari berlalu, pernikahan Ziel dan juga Shaerin sudah di selenggarakan dengan lancar dan sekarang Shaerin sudah sah menjadi istri dari seorang Ziel Algio.

Sekarang dia sedang berada di dalam mobil, melamun ke luar jendela entah memikirkan apa.

"Padahal aku ingin menggunakan gaun pernikahan yang bagus dan menyelenggarakan pesta jika aku akan menikah nanti, tapi semua mimpiku sudah hancur." gumam Shaerin perlahan menghembuskan nafasnya.

"Nona kita sudah ada di depan rumah, tuan Axton sudah menunggu anda di halaman rumah." ucap Kaivan membuka pintu mobil untuk Shaerin.

"Ah baik, terima kasih."

Shaerin pun keluar dari mobil dan bisa melihat laki-laki paruh baya yang pernah di panggilnya sebagai pria tua itu sedang berdiri di halaman depan rumah menunggu kedatangannya bersama dengan beberapa pengawal dan juga pelayan.

Shaerin memberi hormat sambil tersenyum hangat, ia menatap satu persatu wajah yang ada disana.

"Selamat siang, Tuan."

"Tuan? hahaha jangan panggil aku dengan sebutan itu, karena sekarang kau sudah menjadi menantuku panggil saja aku Papah." ujar Axton tertawa mendengar panggilan yang keluar dari mulut Shaerin.

"B-baiklah, Pah."

"Perkenalkan dia adalah Tiara, kepala pelayan di rumah ini dan mulai sekarang dia yang akan melayanimu."

Shaerin menganggukan kepalanya lalu tersenyum dengan sangat sopan, Axton mengajaknya untuk masuk ke dalam rumah.

Begitu takjub sekali Shaerin melihat rumah yang begitu besar dan juga dekorasi-dekorasinya yang sangat mewah dan juga elegant.

"Bukan hanya luarnya saja yang terlihat besar, tapi ternyata di dalamnya juga besar sekali." gumam Shaerin dalam hati.

"Nona muda, saya akan mengantarkan anda ke kamar Tuan muda, ikuti saya." ajak Tiara dengan ramah.

Shaerin menganggukan kepalanya lalu ikut melangkahkan kakinya di belakang kepala pelayan itu.

Saat sampai di kamar Ziel, lagi-lagi Shaerin dibuat takjub dengan hiasan-hiasan indah dan mewah yang ada di kamar laki-laki itu.

"Nona akan tidur disini bersama dengan Tuan muda." ucap Tiara sambil tersenyum.

"T-tidur bersama?" tanya Shaerin terkejut.

Tiara menganggukan kepalanya lalu mendekati Shaerin dan berbisik di telinganya.

"Walaupun hubungan kalian terikat karena perjodohan aku yakin sewaktu-waktu Tuan muda akan menerimamu sebagai istrinya."

"Oh ya saya sudah mengisi bak air dengan air hangat, bersihkan badan Nona terlebih dahulu setelah itu kembali ke lantai bawah untuk makan siang."

Tiara dan beberapa anak buahnya membungkukan badan lalu setelah itu pergi dari kamar tersebut.

Shaerin duduk di tepi ranjang dan kembali memperhatikan sekitar.

"Haruskan aku menyembunyikan ini? padahal aku sudah memiliki seorang pacar." gumamnya dalam hati.