NovelToon NovelToon
AMBISI SANG ANTAGONIS

AMBISI SANG ANTAGONIS

Status: tamat
Genre:Angst / Pelakor / One Night Stand / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:2.2M
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

Di malam pertunangannya, Sahira memergoki pria yang baru saja menyematkan cincin pada jari manisnya, sedang bercumbu dengan saudara angkatnya.

Melihat fakta menyakitkan itu, tak lantas membuat Sahira meneteskan airmata apalagi menyerang dua insan yang sedang bermesraan di area basement gedung perhotelan.

Sebaliknya, senyum culas tersungging dibibir nya. Ini adalah permulaan menuju pembalasan sesungguhnya yang telah ia rancang belasan tahun lamanya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Benarkah sosok Sahira hanyalah wanita lugu, penakut, mudah ditipu, ditindas oleh keluarga angkatnya? Atau, sifatnya itu cuma kedok semata ...?

"Aku Bersumpah! Akan menuntut balas sampai mereka bersujud memohon ampun! Lebih memilih mati daripada hidup seperti di neraka!" ~ Sahira ~

***
Instagram Author: Li_Cublik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASA : 06

Arimbi Wiguna, bertanya kepada sang ayah dan lainnya.

“Benar sayang. Sini duduk!” Widya menepuk sofa di sisinya, menatap bangga pada putri semata wayangnya.

“Seharusnya kita mengadakan party atas kepergiannya, sebab berakhir sudah tugas memberi makan Gembel itu.” Bibirnya mencebik, ia sangat tidak menyukai sosok adik angkatnya.

Semua mata tertuju pada Arimbi, satu sisi menyetujui kalimat kejam itu, tapi lain sisi mereka dilanda ketakutan tersendiri.

“Mengapa menatap demikian? Seolah aku ini salah ucap saja.” Dengusnya sembari menyilangkan kaki.

“Kau benar, Sayang. Akan tetapi kita kehilangan juru masak andalan, tidak dapat dipungkiri bila keahlian Sahira dalam mengolah makanan, mendatangkan keuntungan besar,” kata sang ibu.

Arimbi menatap malas ibunya. “Ayolah Ma, kalian bisa mengubah menu dari yang masakan khas Nusantara menjadi kebarat-baratan, ataupun makanan asia. Tinggal cari koki handal lainnya apa susahnya coba? Kalaupun tetap harus mempertahankan menu sebelumnya, yang harus kita lakukan hanya mencari ganti bukannya saling menyalahkan dan adu urat.”

Dedi Tama, ayahnya Wira, menatap tidak suka pada Arimbi. Tidak mempedulikan raut murka putri sahabatnya.

“Kau tahu apa soal masakan Arimbi? Keahlian mu hanya berkutat dengan kain bukan menu makanan. Di mana mau dicari sosok seperti Sahira? Tak pernah menuntut, jam kerja begitu panjang dia tetap diam, digaji kecil pun diterima dengan sumringah, begitu peduli pada kemajuan restoran kita, lantas … sekarang seenaknya saja kau mengusulkan mencari koki baru!”

Dedi Tama kembali memarahi tiga orang chef dan Manager restoran. “Kenapa tak ada yang melaporkan kepada atasan bila cctv khusus di dapur, tepatnya posisi Sahira rusak sekian lama! Kalian itu digaji untuk bekerja, bukannya hanya menjadi penonton yang bertepuk tangan setelah mencicipi menu baru buatan dia!”

“Ini semua atas permintaan Sahira, Tuan. Dia mengatakan tak nyaman bila diperhatikan dan dipantau kala memasak,” sang manager restoran memberikan pembelaan, dan memang itulah adanya. Sahira selalu enggan dan menolak mentah-mentah kala akan dibantu seseorang.

Arimbi melengos pergi, naik ke lantai dua dimana kamarnya berada. Saat pintu dibuka lebar, sosok Jenny sedang rebahan di kasur empuknya. “Mengapa kau kemari, sementara teman menggila mu tak ada disini?”

Jenny mengubah posisinya menjadi telungkup. “Akibat kematian si bodoh itu, Wira menjadi mudah marah. Berakhir aku tak dihiraukannya! Kau sendiri kenapa sudah ada disini di pagi buta seperti ini?”

Arimbi menutup pintu, dia melangkah dan duduk pada busa kasur, ikut berbaring. “Thariq semalam tak pulang. Paling malas aku bila ditinggal berduaan saja dengan ibunya yang terlalu ikut campur, belum lagi si bungsu bermulut pedas itu.”

“Bisa jadi dia selingkuh, semalam suntuk mendesah di atas maupun bawah si Jalang,” ucap Jenny asal.

“Jaga ucapan mu! Thariq tak mungkin mendua, dia begitu menjaga ikatan suci pernikahan kami.”

Jenny beranjak, duduk bersila, menatap serius pada sepupunya yang sedang memandangnya.

“Rimbi, kau tak lupa bukan? Dia sama sekali tidak mencintaimu. Bersedia menikahi mu dikarenakan permohonan kakeknya sebelum meninggal, kalian juga sangat jarang berhubungan intim. Coba kau pikirkan! Faktanya seorang pria harus mengeluarkan spermanya agar tak menjadi penyakit, dan supaya emosinya stabil … apa iya, dia rela terus-terusan solo karir?”

Mendengar kalimat tanda kutip itu, Arimbi langsung bangun. Bohong bila ia tidak takut, nyatanya selalu dirundung cemas. “Aku percaya padanya, dia bukan tipe pria mudah jatuh cinta apalagi meniduri wanita murahan.”

“Terserah kau, aku hanya mengingatkan!” Jenny mengangkat kedua bahunya.

“Kau yakin bila si anak pungut itu betulan mati?” Arimbi mengubah topik pembicaraan.

“Ya, aku menyaksikan sendiri. Wajahnya hancur, lebih buruk daripada dulu saat kita sering menyiramnya dengan air got, jus buah naga, dan air kencing.”

“Hah … serius?” Arimbi mengguncang lengan Jenny.

“Yupz. Awalnya Paman ingin melakukan otopsi, tapi urung dikarenakan melihat cincin pertunangan dia dengan Wira.”

“Lantas, dia dikubur di mana?”

Jenny mengedikkan bahunya, menatap malas. “Mana ku tahu. Namun, akan lebih seru bila jasadnya dibuang ke penangkaran Buaya, biar dicabik-cabik binatang buas itu! Karena dia, almarhum orang tua ku jadi suka membanding-bandingkan. Bayangkan saja! Aku sesempurna ini, dibandingkan dengan dia si kumuh!”

Arimbi tertawa terpingkal-pingkal, sampai perutnya terasa kram. “Kau benar! Kehadirannya tak hanya membawa malapetaka bagi kita yang sering bolos, merokok di toilet, keluyuran keluar masuk diskotik. Namun, tak dapat dipungkiri adanya dia … sungguh menghibur, sosoknya begitu mudah difitnah, dijadikan alibi, dan diperas otaknya agar nilai kita sempurna.”

.

.

Sahira mengernyitkan dahinya, menyipitkan mata saat melihat beberapa paper bag berjajar rapi di atas sofa. Sudah lima hari dirinya tinggal seorang diri di apartemen milik Thariq Alamsyah. Pria itu sama sekali belum ada berkunjung setelah mereka menikmati sarapan berdua.

“Itu untuk mu.” Thariq berjalan mendekat, ia baru saja keluar dari ruang kerja.

Sahira yang terkejut langsung menoleh menatap pada sosok berpakaian santai. Celana berwarna abu-abu muda selutut, kaos putih berkerah, rambutnya terlihat bebas dari pomade.

“Sebanyak ini? Apa isinya?” meskipun dia sudah membaca logo paper bag, tapi ingin memastikan lagi dan agar tidak dikira lancang mencari tahu sendiri.

“Beberapa gaun, baju santai, pakaian tidur, berikut dalamannya. Tak mungkin kan, bila kau mengenakan yang itu-itu saja, cuci-pakai terus?” beritahu nya sambil menatap dalam manik bulat berwarna hitam legam.

Wanita yang mengenakan kaos longgar, dan celana training kepanjangan itu mengerjapkan mata berulang kali. Sungguh tak menyangka mendapatkan kalimat frontal.

Belum juga pulih dari rasa terkejutnya, Thariq Alamsyah kembali memberikan kalimat yang nyaris membuat jantung Sahira berhenti berdetak, ia menahan napas, wajahnya terlihat seperti orang bodoh dengan mulut terbuka lebar.

“Sahira … ayo kita menikah!” Ia maju dua langkah, sampai jarak yang terbentang tidak bersisa. “Izinkan saya bertanggung jawab atas apa yang dulu telah terjadi dan karenanya, kau kehilangan kehormatan. Meskipun telat, dan sangat terlambat, saya ingin melakukan hal benar sebagaimana seharusnya.”

“Ap_a, ta_pi … bagaimana dengan Kak Arimbi?!”

.

.

Bersambung.

1
Marya Dina
kelakuan nya mirip siapa ini ya😁
Marya Dina
intan rasyid😁😁
Marya Dina: sama2 othor kesayangan😘😘😘
total 4 replies
Dede Exis
haaa mulai... mulai.... keruk age perut ne🤣🤣🤣
Dede Exis
y allah sex nk sedeh, sedeh benar cerite ny rase kayak nyate gt a smpai ikutan nanges yg bace
Dede Exis
y allah, ancoree iii luar biase
Dede Exis
same, jgnkn keluarge pangestu, aq yg bace pun keruk nea nahan saket perut takot dikire org gile ketawa malm2
Nara's Mom
bagus 👍
Cublik: Terima kasih, Kak 🥰❤️
total 1 replies
Atoen Bumz Bums
🫰
Cublik: Terima kasih 😊😊
total 1 replies
Yumna Attaya
🤣🤣🤣🤣🤦
Nuri Asih
di samain SM unta..
Ineke Susanti
Ini novel ke 5 yg aq baca dr karya ka cublik.. semuanya keren sih kak.. telat aq nemuin karya kaka.. dr semua yg aq baca semuanya luar biasa.. jd penasaran baca karya kaka yg lainnya.. selalu semangat ya kak
Cublik: Terima kasih banyak sudah berkenan membaca karya-karya sederhana saya ya, Kak ❤️🥰
total 1 replies
erny
menguras emosi
Cublik: Terima kasih, Kak ❤️🥰
total 1 replies
selvysurya inten
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Cublik: ❤️🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Agnezz
harusnya Sahira minta oplas dan identitas baru juga donk
AlexaChan
Cerita yg luar biasa...dgn ending yg memuaskan...
Good Job and Thx.... best author...
tetap semangat...🥰
Cublik: Terima kasih Kak ❤️
total 1 replies
cici cici
selalu terdepan..... top margotop kak eeeeee
Cublik: 🥰🥰🥰

Terima kasih ya Kak 🥰
total 1 replies
Ellya Muchdiana
Cublik keren deh kalo buat novel, alur ceritanya teratur dan tararah, jelas n lugas tata bahasanya, terus berkarya semoga selalu sukses
Cublik: Aamiin 🤲

Terima kasih Kak 🥰
total 1 replies
MommyRea
hadir lagi di sini Thor 😊🥰
Cublik: Terima kasih Kakak 🥰
total 1 replies
Erina Almayra16
jangan jangan adisty ini orangnya sahira. sama kayak bodyguard yang ada dirumahnya sigit..
pandai betullah sahira. tanam orang orangnya dirumah musuh biar bisa pantau pergerakan musuhnya..
Aleendra
Luar biasa
Cublik: Terima kasih Kakak ❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!