Saat di dunia nyata mereka saling membenci, tetapi di dunia maya mereka saling menyukai. Mungkinkah cinta akan bersemi dengan subur di hati keduanya?
Shelomita Praditya harus merasakan ditalak setelah akad karena fitnah dari laki-laki yang menyebalkan dalam hidupnya,. Sampai akhirnya dia dipaksa menikah dengan laki-laki itu-itu.
Sementara Jupiter Kiandra tersenyum penuh kemenangan karena berhasil menggagalkan pernikahan gadis yang paling dibencinya. Dia menyetujui usulan para orang tua untuk menikahi Shelo karena sudah banyak rencana di otaknya untuk mengerjai gadis itu.
Bagaimana pernikahan mereka akan berjalan, sementara hanya ada kebencian di hati keduanya?
Mungkinkah cinta akan hadir seiring berjalannya waktu kebersamaan mereka?
Jangan lewatkan kekonyolan mereka dengan mengikuti terus kisahnya!
Follow Ig @Thatya0316
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon thatya0316, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Hujan Lokal
Mendengar apa yang Juki katakan, Shelo hanya terdiam di tempatnya. Sedikit pun dia tidak ada niat untuk membantah apa yang dikatakan oleh suaminya. Bukan karena dia tidak berani melawan pada laki-laki itu, tetapi rasa pusing di kepalanya membuat dia memilih untuk diam.
Sesampainya di unit apartemen Juki, Shelo langsung masuk masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Dia tidak peduli pada Juki yang terus melihat ke arahnya.
"Juki sialan Juki kupret, tega sekali membuat kepalaku benjol begini. Udah gitu kepalaku pusing. Belum juga satu hari tinggal di sini, dia sudah tega KDRT. Ibu ... Aku mau pulang!" geram Shelo dengan menutup seluruh tubuhnya.
Sampai akhirnya dia terlelap dalam tidurnya. Tanpa disadarinya, Juki masuk ke kamarnya dengan membawa es batu dan salep memar. Dia melihat jejak air mata di pipi mulus Shelo. Juki hanya bisa menghela napas dalam, merasa bersalah karena sudah kelepasan menghempaskan Shelo dengan sekuat tenaganya.
Dia duduk di tepi tempat tidur Shelo dan mulai mengompres benjolan di kepala Shelo. Jelas saja membuat gadis itu terbangun dari tidur karena kaget saat merasakan ada yang dingin menempel di kepalanya.
"Mau apa kamu ke sini? Belum puas bikin kepala aku pusing, hah?" sentak Shelo kaget. Dia semakin mengeratkan pegangannya pada selimut agar tidak tersingkap.
"Diam! Kalau kamu tidak ingin aku buat pusing lagi," sentak Juki balik.
Dia melanjutkan mengompres benjolan itu lalu memberinya salep. Setelah semuanya selesai, dia pun langsung ke luar dari kamar Shelo tanpa bicara sedikit pun. Begitupun dengan Shelo yang masih kesal dengan laki-laki. Dia memilih diam dan mengambil ponselnya. Dia membuka aplikasi hijau dan membuat story.
...Dasar cowok nyebelin, tukang fitnah, tukang marah. Aku kutuk gak bakal laku sama gadis-gadis....
Selesai mengeluarkan kekesalannya, dia kembali melanjutkan tidurnya. Berbeda dengan Juki yang sedang membaca story dari orang yang ditunggu-tunggu kabar beritanya. Dia mengerutkan keningnya, karena tidak biasanya author selow yang menamakan dirinya sebagai Miss. Selow itu marah-marah di story-nya.
"Dia kenapa? Tumben sekali marah-marah, sudahlah lebih baik aku baca ceritanya," gumam Juki. Entah kenapa, di waktu senggangnya dia sering gunakan untuk membaca cerita-cerita dari author itu. Sampai akhirnya rasa kantuk menyerangnya, barulah dia terlelap tidur."
...***...
Keesokan harinya, Shelo sudah bangun lebih dulu dari Juki. Dia mencoba membangunkan laki-laki itu, tapi Juki semakin memeluk erat guling-nya, membuat Shelo menjadi kesal sendiri.
"Woy Juki bangun! Sholat subuh," seru Shelo dengan mengguncangkan badannya. "Elah, aki-aki susah dibangunkan."
Shelo langsung pergi menuju ke kamar mandi yang ada di kamar Juki. Dia membawa satu gayung air dan membawanya ke kamar laki-laki itu. Tanpa bicara lagi, dia langsung mengguyur Juki dengan air itu.
"Hujan ... hujan ... hujan ...," teriak Juki kaget seraya bangun dari tidurnya.
"Hahaha ... Rasain kena hujan lokal, kan? Hahaha ...." Shelo langsung berlari ke luar dari kamar laki-laki seraya tertawa terbahak-bahak.
"Cepetan bangun, Juki! Sudah waktunya sholat," teriak Shelo di luar kamar.
"Sialan! Dia kurang asem guyur aku pake air," gerutu Juki merasa sangat kesal dengan apa yang gadis itu lakukan. Dia pun memilih untuk segera membersihkan dirinya dan menunaikan kewajibannya kepada Sang Pencipta.
Selesai berpakaian dan siap untuk pergi ke kantor, dia keluar dari kamarnya. Dilihatnya Shelo sedang duduk di depan televisi dengan satu mangkuk bubur di tangannya. Juki pun mendekati gadis itu dan duduk di samping istrinya.
"Dapat bubur dari mana kamu?"
"Belilah, masa iya minta. Noh, udah aku belikan." Shelo menunjuk bubur yang ada di kantong plastik dengan dagunya.
"Kami beli sendiri ke bawah?" tanya Juki dengan menatap lekat benjolan di kepala Shelo yang sudah mengempis. Hanya terlihat sisa sedikit warna biru di dahinya.
"Iya, perutku lapar. Hitung-hitung aku belajar mengenal daerah sini." Shello menengadahkan tangannya ke arah Juki.
"Kenapa?" tanya Juki bingung. Dia pun mengambil bubur yang ada dia atas meja untuk dimakannya.
"Minta ganti uang bekas beli bubur sama minta uang belanja. Aku cape kalau harus naik turun ke bawah buat cari makan. Lebih baik aku masak saja. Kan lebih hemat juga. Kamu juga jangan sering makan di luar pemborosan," ucap Shelo di sela-sela makan buburnya.
"Cih! Ujung-ujungnya duit." Juki berdecih sebal lalu memasukkan satu sendok bubur ke mulutnya.
"Gak apa sih gak mau kasih juga, aku tinggal bilang Papa kalau anaknya pelit gak mau kasih nafkah ke istrinya. Siap-siap tuh salah satu warisan keluarga kamu akan diberikan sama aku," ucap Shelo enteng.
Nafkah? Bukankah seorang suami harus memberikan nafkah lahir dan batin. Lalu bagaimana caranya aku memberikan nafkah batin, yang berarti aku dan dia harus ... Tidak tidak! Mana mungkin aku bisa ngelakuin yang gitu-gituan, sedangkan aku dan dia tidak saling mencintai. Akh ... pusing! Mau aku bawa ke mana pernikahan ini? batin Juki.
Dia menghabiskan bubur secepat mungkin, seperti orang yang tidak makan selama satu minggu. Bahkan Shelo yang makan bubur lebih dulu pun tersalip oleh Juki, yang lebih dulu menghabiskan buburnya.
"Kamu cuci selimut, seprai dan sarung bantal yang basah. Lalu jemur bantal dan kasurku. Aku harus pergi kerja," ucap Juki seraya mengambil dompet di kantong celananya. "Aku hanya ada cash lima ratus ribu. Kamu beli saja dulu yang sekiranya penting. Sisanya nanti setelah aku pulang kerja."
Juki menyimpan uang itu di atas meja. Dia pun beranjak pergi ke dapur karena tenggorakan-nya merasa seret. Dia makan bubur tetapi tidak Shelo sediakan air minum di atas meja.
Saat dia kembali, Shelo sudah menyimpan uang yang tadi Juki berikan. Gadis itu terlihat sedang membereskan meja bekas mereka makan. Dia langsung menghampiri Shelo dan mengulurkan tangannya. Gadis itu pun langsung mengambil tangan Juki dan mencium punggung tangan suaminya.
"Juki, kenapa tanganmu bau sekali?" tanya Shelo seraya berlari menuju ke kamar mandi. Dia memuntahkan semua isi perutnya. Bagaimana tidak, dia mencium bau terasi yang sangat tidak disukainya.
"Hahaha ... Rasain lu Shelo! Hahaha ...." Juki tertawa terbahak-bahak seraya membersihkan tangannya dengan tissue basah. Lalu dia pun keluar dari apartemennya. Sepanjang perjalanannya menuju ke basemen apartemen, dia terus saja menahan tawanya karena tidak mungkin jika dia harus tertawa sendiri sepanjang jalan. Sudah pasti orang-orang akan mengiranya orang gila baru.
"Jupiter, sepertinya hari ini kamu bahagia sekali," tegur Regan yang berpapasan di basemen.
"Kamu pulang ke sini? Tumben pulang ke apartemen," tanya Juki.
"Iya, semalam aku kemalaman pulang dari klub. Kamu diajak gak mau, pestanya seru. Banyak artis cantik yang datang."
"Aku ingin cepat-cepat pulang dan istirahat."
...~Bersambung~...
...Jangan lupa dukungannya ya kawan! Klik like, comment, rate, gift dan favorite....
...Terima kasih....
note : untuk masukin ke daftar favorite klik titik 3 di pojok kanan atas halaman depan ya kak. Kalau Kakak sudah update versi terbaru.
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖