Celine Diana melamar menjadi sekretaris di perusahaan JTC dan dia bertemu dengan Jino pemilik perusahaan. Pria itu merasa kaget saat melihat wajah Celine sangat mirip dengan mantan istrinya yang sudah meninggal. Dia pun menerima Diana menjadi sekretaris nya, Jino mendekati Diana membuat wanita itu nyaman dan jatuh cinta pada Jino.
Keduanya menikah dan Celine merasa sakit hati di kala Jino menyebut nama wanita lain pad malam pertama mereka. Luka datang bertubi-tubi membuat Celine tak menyangka bahwa Jino menikahinya hanya karena wajah yang mirip dengan mantan istrinya.
Perbandingan antara dirinya dan masa lalu Jino pun kerap di terima oleh Celine membuat wanita itu sakit hati.
Celine hamil dan Jino tidak menyukai itu, sebab dia takut karena mantan istrinya meninggal saat melahirkan anak pertama mereka.
NO PLATGIAT.
LIKE COMENT VOTE DAN BERI RATING 5 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kisss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Tidak Ingin Jadi Bayangan
Jino menatap sendu wajah pucat Celine. Hatinya sakit menerima penolakan, di otak hatinya Celine seperti ketakutan melihatnya. Dia sadar bahwa sudah keterlaluan, tetapi Jino menyesalinya.
"Sayang, maafin aku! Aku salah, aku udah kelewatan sama kamu, Yank!" Jino menggenggam tangan Celine lalu mengecupnya berulang kali. Tampang angkuhnya tak terpasang lagi, telah berganti dengan tampang memelas.
Jino sangat takut Celine pergi meninggalkan dirinya seperti mendiang mantan istrinya. Dia membenci rumah sakit, karena sang istri meninggal di sini.
Celine ikut menangis, dia teringat penghinaan Jino terhadap statusnya yang miskin.
"Kamu udah bener-bener kelewatan, Mas. Bukan hanya menyakiti fisikku tapi juga batin ku. Harga diriku sebagai istri kamu injak-injak! Aku tahu aku miskin, itulah sebabnya dulu aku menolak menikah denganmu."
"Tapi, kamu janji akan bahagiain aku tanpa memikirkan status ku … hiks … nyatanya kamu bohong, kemarin kamu baru saja menghina ku!" Celine berkata terbata-bata mengeluarkan semua isi hatinya.
Istri mana yang tidak sakit di hina oleh suami sendiri. Luka yang di torehkan oleh orang lain tak sebanding dengan luka yang di torehkan oleh suami sendiri.
Jino merasa bersalah, dia teringat lisannya kemarin menyakiti Celine. Dia mengumpat dalam hati karena selalu gagal mengontrol emosinya.
"Aku salah, Yank. Aku janji tidak akan menyakiti kamu lagi! Jadi, please … forgive me!" Jino menatap sendu wajah sembab sang istri.
Matanya memerah ingin menangis, melihat kondisi Jino yang sekarang membuat Celine semakin menangis. Antara cinta dan benci menjadi satu.
"Aku bingung, Mas. Bingung dengan sikap mu yang seperti memiliki dua kepribadian, kadang kamu baik seperti malaikat. Lalu tiba-tiba kamu berubah menjadi monster yang menyeramkan! Aku takut …"
"Aku takut dengan sikap mu yang berubah-ubah!" lanjut Celine dengan suara serak.
Wanita cantik itu menangis sesenggukan membuat hati Jino. Tak sanggup menahan diri untuk tidak memeluk sang istri, Jino pun naik ke atas brankar lalu memeluk tubuh istrinya dari samping.
Dia mencium pundak Celine yang bergetar karena menangis. Pria tampan itu amat menyesali perbuatannya. Dia berjanji akan berusaha mengendalikan emosinya agar tak meledak-ledak lagi.
"Aku salah, Sayang. Maafin aku! Jangan menangis lagi, aku janji akan berubah menjadi suami yang baik. Please, don't cry, Baby!"
Jino berbisik di telinga Celine. Pria tampan itu mengeratkan pelukannya membuat Celine nyaman. Merasa luluh pada permintaan sang suami membuat Celine berbalik lalu membalas pelukan suaminya.
"Hiks … janji padaku kalau kamu tidak akan lagi menyakiti ku saat marah. Tidak membentak ku dan menghukumku lagi seperti yang sudah-sudah!"
Celine mendongak menatap wajah sang suami dengan mata merahnya. Jino menganggukkan kepalanya setuju.
Dia berjanji akan mengontrol emosinya agar tidak lagi menyakiti sang istri.
"Aku janji, Sayang."
"Ceritakan padaku siapa Melisa, Mas. Aku ingin tahu siapa dia! Apa dia mantan istri kamu?" Celine teringat pada sosok Melisa, dia ingin tahu siapa wanita yang telah menyebabkan badai dalam rumah tangganya.
Jino menghela nafas berat, sepertinya berkilah atau berbohong tak akan lagi mempan pada Celine.
"Melisa mantan istri aku, Sayang. Dia udah meninggal 2 tahun yang lalu!" lirih Jino membuat Celine merasa bersalah sebab sudah membuka luka lama suaminya.
"Maaf karena sudah buat kamu sedih."
"It's okay, i'm fine, Baby!" balas Jino tersenyum paksa seraya menghapus jejak air mata di wajah Celine.
"Tapi, kamu sudah move on, 'kan? Karena aku tidak mau jadi bayang-bayang masa lalumu. Aku dan dia berbeda walaupun wajah kami berdua mirip! Aku tidak ingin kamu mencintaiku karena wajahku yang mirip dengan Melisa, tapi aku ingin kamu mencintaiku because this is Celine, not Melisa!" jelas Celine panjang lebar membuat Jino bungkam.
Move on?
Entahlah, apa benar pria itu sudah move on dari mendiang istrinya.
Nyatanya melupakan kesedihan karena kehilangan seseorang yang kita cintai tidak semudah itu.
Rela tak semudah kata.
Hanya orang-orang yang pernah merasakan kehilangan tahu dan paham bagaimana perasaan orang yang kehilangan.
Jino adalah pria yang tulus, bila sudah mencintai maka susah untuk menghilangkan rasa cinta itu.
Lalu apakah Jino mencintai Celine? Jawabannya iya, tetapi dia belum mengetahui perasaannya yang sebenarnya. Apakah dia mencintai Celine karena mirip Melisa atau dia mencintai Celine karena kepribadian nya.
"Kenapa kamu diam, Mas? Apa kamu belum move on darinya?" Celine menatap serius wajah lelah Jino.
"Sayang, kalau boleh jujur dari hatiku yang paling dalam, aku masih mencintai mantan istri ku!" jawab Jino pelan membuat hati Celine sakit tak berdarah.
"Melisa sosok wanita yang baik, semua orang mengakuinya baik. Jadi, sangat susah untuk aku move on darinya!"
"Lalu apa gunanya aku sebagai istrimu kalau ternyata kamu masih mencintai mantan istrimu, Mas?" tanya Celine serak kembali meneteskan air matanya.
"Jangan menangis lagi, Sayang. Maafkan aku … tolong bantu aku untuk move on darinya agar aku bisa sepenuhnya mencintaimu sebagai Celine!" balas Jino cepat seraya mengeratkan pelukannya pada Celine.
Mendengar hal itu membuat Celine merasa tersentuh. Dia menganggukkan kepalanya berjanji akan berusaha mendapatkan hati sang suami seutuhnya.
Celine siap menanggung resiko menikahi dengan duda.
Orang bijak pernah mengatakan :
Bila kamu menikahi dengan pria kaya, maka kamu harus sanggup direndahkan karena kemiskinan mu.
Bila kamu menikahi dengan pria duda, maka kamu harus siap di bandingkan dengan masa lalunya.
Bila kamu menikah dengan pria muda, maka kamu harus siap menemani nya dari 0 hingga sukses.
"Aku janji akan berusaha membuat kamu jatuh cinta sama aku, Mas!" balas Celine semangat membuat hati Jino bersyukur karena sang istri tidak meninggalkan dirinya.
"Terima kasih!" Jino segera mencium bibir sang istri lembut meluapkan perasaan hangatnya.
*
*
*
Kalau bunda semua di posisi mana? Menikahi duda, pria kaya atau pria muda? Yuk jawab di kolom komentar.
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️
cerita yg diangkat dari kisah nyata orang lain dg penambahan konflik tentunya..
seru banget, kita jadi bisa tau bagaimana kondisi mental yg sebenarnya dr penderita penyakit kejiwaan..
yg kadang kita anggap remeh, bisa jadi berakibat fatal untuk orang2 yg mengidap penyakit kejiwaan..
jadi benar2 harus jaga lisan dan perbuatan dg baik agar tidak menyakiti orang lain walaupun mungkin maksudnya hanya bercanda saja..
kisah yg luar biasa..
lanjut kisah lainnya..
semoga sehat selalu ya kak..
tetap semangat berkarya dan semoga sukses selalu dimanapun kakak berada.. 💕🙏🏻💪🏻😘🥰😍🤩