Aku Bukan Masa Lalu Mu
****
Celine merasa sangat bahagia karena telah menikah dengan Jino pemilik perusahaan tempatnya bekerja. Gadis cantik itu tak menyangka bahwa Jino akan mencintai nya begitu tulus. Tiga bulan mereka menjalin hubungan semenjak Celine menjadi sekretaris Jino.
Sikap Jino yang hangat dan romantis kerap kali membuat Celine mabuk kepayang. Gadis itu lahir dalam keluarga miskin, semenjak berhubungan dengan Jino kondisi ekonomi keluarganya membaik.
Jino membayar biaya pengobatan cuci darah adik perempuan Celine — di sebabkan efek samping dari obat pemutih — sehingga membuat adinya terpaksa melakukan cuci darah seminggu sekali.
Tak berhenti di situ, Jino membantu ayahnya membuka usaha grosir. Sungguh Celine merasa beruntung bertemu dengan pria baik seperti Jino.
Entah alasan apa Jino begitu mencintai nya dan berbuat baik padanya.
Walau sampai saat ini orang tua Jino tak menyukai Celine karena berasal dari keluarga miskin.
***
Malam harinya setelah pesta pernikahan, Celine bersiap-siap untuk Jino. Dia berpenampilan seksi memakai lingerie berwarna merah. Tak lupa dia merias wajahnya agar lebih cantik natural.
Jino keluar dari kamar mandi dan menelan ludahnya ketika melihat Celine berpose seksi duduk bersandar di tepi ranjang menunggu kedatangan nya.
"Oh my God, kamu benar-benar seksi, Sayang!" desis Jino tai sanggup menahan dirinya untuk menerkam Celine.
Gadis itu tersenyum malu, dia merasa gugup karena pertama kali berpakaian seksi. Terlebih lagi malam ini adalah malam pertamanya dengan Jino.
"Aku nggak bisa tahan lebih lama lagi kalau kamu seksi begini!" Jino membuka handuk kimono nya lalu membuang ke sembarang arah.
Pria tampan itu segera naik ke atas ranjang dan mendaratkan ciuman penuh hasratnya. Celine kesusahan mengimbangi permainan bibir Jino.
Suara d*Sahan dan erang*n terdengar mesra di dalam ruangan tersebut. Keduanya saling memuaskan satu sama lain.
Celine merasa sangat senang karena bisa memberikan mahkota berharganya untuk Jino. Suami sah nya, selama ini dia menjaganya untuk sang suami.
Jino berubah menjadi pria liar, sudah lama pria itu berpuasa batin semenjak istrinya meninggal. Kini, dia menikah lagi dengan wanita yang amat mirip dengan wajah istrinya.
Hingga akhir puncak kenikmatan mereka berdua. Jino menyebut nama wanita lain membuat Celine terkejut.
"Ah … Melisa, Sayang!" lenguh Jino panjang lalu ambruk ke samping.
Tes
Air mata Celine keluar begitu saja, merasa sakit hati itulah yang Celine rasakan. Bagaimana perasaan mu bila suami mu menyebut nama wanita lain saat sedang tidur bersamamu?
Sakit bukan? Begitulah perasaan Celine saat ini.
Siapa Melisa? Mengapa namanya yang di sebut bukan nama Celine.
"Kamu jahat, Mas," lirih Celine pelan menangis sesenggukan.
Menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya, menyembunyikan wajahnya di balik bantal menangis karena merasakan sakit hati.
"Tega kamu sebut wakita lain, Mas!" gumam Celine pelan.
***
Celine membuka matanya perlahan saat sinar matahari mengenai wajahnya. Wanita itu melihat pria yang telah sah menjadi suaminya sedang duduk di dekat jendela, menyesap kopi nya seraya menatap layar ponsel.
"Bagaimana tidur mu semalam? Apa nyenyak?" Suara bariton terdengar dingin menembud indera pendengaran Celine.
Entah mengapa wanita itu merasa ada yang berbeda dari sang suami. Nada bicara dan tatapannya terkesan datar tak lagi penuh cinta.
Celine menggigit bibir bawahnya menatap Jino dengan bola mata berkaca-kaca. Matanya sembab karena terlalu lama menangis semalam.
"Siapa Melisa?" tanya Celine dengan suara parau bercampur serak khas bangun tidur.
Degg
Jino menelan ludahnya kasar ketika bayangan semalam terlintas dalam benaknya. Saat di mana dia menyebut nama Melisa — mantan istrinya — selepas berhubungan dengan Celine.
Celine merem*s seprei ketika melihat Jino tampak susah menjawab.
"Siapa Melisa? Kenapa kamu sebut namanya semalam? Apa dia adalah simpanan mu atau wanita murahan yang pernah melayani mu?"
Celine mengeluarkan semua uneg-uneg nya membuat wajah Jino memerah padam. Pria tampan itu menatap tajam ke arah Celine yang kini menatapnya juga tajam.
"Tutup mulutmu, Celine! Melisa ku bukan wanita murahan?!" Jino melempar gelas kopinya ke arah Celine, untung saja wanita itu dapat menghindar sehingga mengenai dinding kamar.
Degg
Tubuh Celine bergetar hebat merasa takut sekaligus marah ketika mendengar suaminya membela wanita lain.
"Me-melisa ku? Kamu bilang apa tadi?" Celine bangkit duduk seraya mencengkram erat selimut yang membalut tubuh polosnya.
Jino memejamkan matanya perlahan berusaha mengatur emosinya. Dia tidak ingin berbuat kasar pada Celine karena bagaimanapun wanita itu adalah istrinya.
"Segeralah bangun dan bersihkan tubuhmu!" titah Jino dengan nada tegas lalu bangkit berdiri ingin keluar dari kamar hotel.
"Nggak mau! Aku mau kamu jelaskan siapa Melisa?" jerit Celine mbuat Jino berbalik menatap tajam dirinya.
"Jaga nada suaramu di hadapan ku, Celine. Aku tidak akan segan merobek mulutmu kalau kamu masih berani meninggikan suaramu di hadapanku!" sentak Jino lalu menutup pintu kamar hotel dengan keras.
Celine menangis seorang diri, dia memukul dadanya terasa sesak. Sakit sekali ketika pria yang dulunya lemah lembut oafanya berubah menjadi pria kasar dan dingin setelah menikah.
Seolah dirinya hanyalah boneka yang di mainkan ketika suka lalu di buang atau di rusak ketika bosan.
"Sebenarnya kamu anggap aku apa, Mas? Hiks … tega kamu nyakitin aku di malam pertama kita!" Celine menangis sesenggukan sesekali dia menjambak rambutnya sendiri.
***
Di lorong hotel Jino tak sengaja berpapasan dengan Bunga — sepupunya. Wanita seksi itu mencekal tangan Jino membuat pria tampan itu menghentikan langkahnya.
"Kakak serius mau melanjutkan pernikahan ini hanya karena wajah si miskin itu mirip dengan Kak Melisa?" Bunga bertanya serius membuat Jino memutar bola matanya jengah.
"Apa urusan mu?" Jino menatap tajam Bunga membuat wanita itu memasang wajah memelas.
"Ayolah, Kak. Jangan konyol! Hanya wajahnya saja yang mirip. Sedangkan karakter dan statusnya berbeda jauh dengan Kak Melisa yang kaya dan terhormat!" tandas Bunga tak setuju dengan pernikahan Jino juga Celine.
Tuk.
Jino menghempaskan tangan Bunga. Dia menatap tajam wajah cantik adik sepupunya itu.
"Ini hidupku, bukan hidupmu! Urus saja apa yang terjadi dalam hidupmu tanpa harus mengusik jalan hidup yang aku pilih!" tegas Jino tajam lalu kembali melanjutkan langkahnya membuat Bunga mengepalkan tangannya erat.
"Lihat saja, Kak. Tidak ada yang bisa memiliki mu kecuali aku! Akan aku buat wanita itu pergi dengan sendirinya dari hidupmu!" gumam Bunga pelan.
Bersambung.
Jangan lupa like komentar vote dan beri rating 5 ya kakak.
Salem Aneuk Nanggroe Aceh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
awal yg menarik
2024-08-16
0
sherly
OMG
2023-12-04
0
Louisa Janis
jumpa lagi thor
gimana tuh Bunga bisa aja ngomong dasar perempuan rendah nggak punya harga diri saudara sendiri mau aja ngangkang
2023-07-29
0