Cecil seorang anak brokenhome yang selalu di hantui dengan perasaan takut menikah. Ia bersahabat dengan Didit yang ternyata mendekati Cecil bukan hanya sekedar sebagai sahabat. Bukan semakin terkontrol, Rasa kecewa yang mendesak Cecil ingin menjauhi siapa pun yang ingin membantunya. Apa yang membuat Cecil semakin kecewa dengan didit? Bisakah Didit meluluhkan hati Cecil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjamenanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sendiri ternyata gak seburuk itu
"Kita ke rumah Didit.yuk!" Ajak Sammy. Aku menolak karena hari ini, Hari pertamaku ikut kursus. Mereka ga percaya.
"Aku sama Fanya juga ada janji sama Kimmy, Angel. Ada promo make up. Sorry yaa.." kata Gea. aku langsung pamit, pergi ke parkiran disusul Fanya,Gea,Kimmy,Angel. Di tempat kursus malah ngantuk. Sekuat tenaga Aku berusaha membuka mataku. Mendengar dan mengerjakan soal ternyata memang bukan hal yang kusuka.
HPku bergetar. Diam-diam ku buka. Chat dari Didit " Semangatttt (emotikon hati)"
ku balas "Bunda bakalan usir aku kalo aku ga lulus"
Didit "Aku siapin rumah buat kita berdua"
Aku masukkan HPku ke kantong kemejaku. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Aku keluar tempat kursus. Kulihat banyak pedagang kaki lima. HPku bergetar dari tadi. Entah notifikasi aplikasi, chat atau telpon. Tapi bener-bener Aku cuma pengen jalan-jalan sendiri.
Tiba-tiba. Brukkk..! Seseorang tertabrak. Badanku kaku, nafasku mulai gak beraturan. Aku diam berdiri didepan abang cilok.
"Mbak.. mbak.." Abang cilok manggil aku
"Oh iya, ini Pak" Aku serahkan uang 15.000. Aku tarik nafas panjang. Sambil menuntun motorku ke pedagang minuman. Aku muter-muter gak tahu arah. Sementara HPku sudah bergetar dari tadi. Ternyata motoran malem-malem sendirian enak juga. Sampai rumah ternyata sudah jam 11.15 malam. Aku pelan-pelan buka pagar, nuntun motorku masuk ke dalam. Saat masuk ke dalam rumah pelan-pelan. Sudah ada bunda dan didit.
"Kamu nginep laaagi?!" Mukaku kesal. Semakin Dia berusaha, serasa Aku udah muak liat Dia. Sebenernya Aku berusaha keras untuk belajar agar Aku bisa kuliah diluar kota tanpa ngeliat dia.
"Aku mau pulang kok. Driverku sebentar lagi sampai" Bunda melipat tangan tak kalah kesal
"kamu darimana? Kenapa chat ga dibales atau telpon nggak diangkat?" Aku dengar mobil berhenti. Didit pamit pulang. Bunda anter didit keluar sedang aku langsung masuk kamar.
Ku buka chat. 23 panggilan tak terjawab dari Bunda, Didit, Sammy.
Chat Fanya dan Gea "kamu jadi nitip gak,nih ?"
"Kita udah keluar mall, jangan ngambek.looh !"
Chat dari ken "Tunanganmu otewe rumahmu sama sammy."
Chat dari Arga "Cepet balik, cil. Bundamu malah nanya ke kita."
Vino "semangat belajar !"
Dan " kelola emosimu, aku tahu mereka salah. Tapi aku tahu kamu bisa lebih tenang ngadepin itu semua. Semangat !" penyemangatku..
Esok harinya, kulihat Didit keluar dari mobilnya. Pintu parkir motor ada di belakang gedung sekolah, jadi muter dari depan sekolah ke samping sekolah. Diparkiran Aku gak keliatan Sammy dan Vino. Mereka bilang Sammy dan Vino bantuin Didit masuk kelas.
"Aku masuk ke kelas duluan." pamit ke mereka. Ku buka buku. Ku baca perlahan.
HPku bergetar, dari Didit. Aku masukkan lagi HPku ke kantong. Ku lanjutkan membaca. Hari ini Aku bener fokus belajar sampai meski Gea ajak ngobrol saat pelajaran atau diajak ke kantin. Aku gak ikut, justru ke perpus dipojokkan. Pulang sekolah Aku ke tempat kursus, bahkan saat kelihatan Didit pun, Aku pura-pura nggak ngeliat.
Pulang kursus, jajan di pedagang kaki lima. Muter-muter motor sendiri, lalu pulang seperti itu sampai hari ke-10. Didit mampir ke perpus ditemani Vino dan Sammy. Aku tetap fokus ke bukuku. Bahkan saat mereka ada di depanku. Aku ambil buku tanpa melihat atau menanggapi ucapan mereka.
Pulang Aku dicegat sammy saat di depan gerbang belakang sekolah.
"Kamu gak mau bales chat Didit atau senggaknya nyapa.gitu?" Dengan ketus aku jawab "Masa Depan Dia udah jelas! Ada resto,rumah,keuangan Dia udah stabil. Apalagi?" Aku langsung tancap gas ke tempat kursus. Maaf,Dit.. Aku malu, juga takut..
...****************...