NovelToon NovelToon
Jika Aku Jodohmu, Maka Akan Jadi Milikmu

Jika Aku Jodohmu, Maka Akan Jadi Milikmu

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:293.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kalang

gadis pemberani yang menaklukkan banyak pemuda. tidak sengaja bertemu dengan pemuda misterius yang selalu bertemu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kalang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 6

"kamu tebar pesona Zi" tanya Aga akhirnya, Dimas dan Rara tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Aga yang menyudutkan Zivannya.

"banget kak, jangan salah. siapa yang nggak kenal dengan Zivannya, cewek badas anak sipil, suka traveling, naik gunung" komporin Rara. Zivannya tersedak dan batuk-batuk mendengar ketiga orang yang sedang mengerjainya.

"kamu suka naik gunung Zi" sodor air putih Aga kembali. Zivannya segera meminumnya dan memukul dadanya pelan.

"kalian ini, kalo baru makan becandanya nggak kira-kira" pandang Zivannya menghela nafas panjang.

"nggak tau nih Rara, kebiasaan kalo makan nggodain Zivannya aja" angkat dagu Dimas, Zivannya dan Dimas melakukan hi-five. Rara memutar bola matanya malas melihat mereka berdua yang pada akhirnya selalu mengerjainya.

"Zi, siapa Seto" tanya Dimas tiba-tiba. Rara tersedak mendengar pertanyaan Dimas.

"cowok yang baru ndeketin Rara" jawab Zivannya, Dimas terdiam. Rara meminum air putihnya sampai habis.

"aku mandi dulu sebentar" pamit Rara menuju kedalam kamar.

"tau dari mana Seto" tanya Zivannya menatap Dimas.

"tadi sampai depan rumah, aku hubungi Rara ternyata baru ngobrol dengan Seto, kenapa aku nggak tau Zi" tanya balik Dimas.

"dia anak Malang yang kemarin kita kunjungi. waktu perkenalan dia sudah melihat Rara dengan tatapan yang berbeda" jawab Zivannya.

"kenapa aku nggak tau" tanya Dimas.

"kamu itu kakak angkatan ku Dim, kemarin kan kita cuma satu angkatan yang kesana, sekitar 35 anak. kamu kan nggak ikut" pandang Zivannya tidak habis pikir, Dimas menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"berapa hari kalian disana" tanya Aga memandang Zivannya.

"3 hari dengan perjalanan jadi 5 hari" jawab Zivannya.

"kalo naik gunung" tanya Aga. Zivannya menoleh menatap Aga ingin menanyakan kenapa memangnya.

"kurang lebih sama" jawab Zivannya beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil minum dan gelas baru untuk minuman Aga.

"ini kak" sodor Zivannya menaruh gelas baru didepan Aga dan meminum minumannya sendiri, Aga meraih gelas Zivannya dan meminum air sisanya. Zivannya membelalakkan matanya bulat-bulat melihat sikap Aga yang terkadang semaunya sendiri membuatnya tidak bisa berkata apa-apa.

"Zi, kenapa Rara selalu dingin padaku" hembus nafas Dimas bertopang dagu dimeja. Zivannya menggenggam erat gelas yang diserahkan Aga diatas meja.

"tanya sendiri aja dim, aku nggak bisa berkata-kata" geleng Zivannya merasa tidak baik untuk mencampuri urusan mereka berdua.

"kalo gitu, lebih baik aku akan menjauh segera jika dia tidak merubah sikapnya, aku nggak mau menambahnya terluka" pandang Dimas.

"bagaimana denganmu sendiri, bisa menjauh dari Rara" pandang Zivannya serius, Dimas hanya menggeleng pelan.

"don't know Zi, kamu kan tau gimana aku ke Rara selama ini. aku nggak main-main sama dia" geleng Dimas.

"just ask her and grab her fast" kata Zivannya.

"kamu cari tau kenapa dia bersikap dingin padamu, apa kamu melakukan hal yang salah dengannya or bertemu dengan gadis lain dan dia tau" tatap Zivannya lekat. Dimas menatap Zivannya ingin bertanya lebih lanjut tapi Zivannya mengangkat bahunya pertanda agar Dimas berpikir sendiri, Dimas mengerutkan dahinya dan mengetuk-ngetuk keningnya beberapa kali mencoba mengingat apa saja kejadian yang bisa membuat Rara selalu ketus dan dingin terhadapnya.

"kenapa mereka nggak saling mengungkapkan rasa aja, just simple like that why can't it" tanya Aga.

"sometimes that feeling can't just go straight." senyum Zivannya.

"seperti dirimu yang tiba-tiba menghilang selama dua minggu lebih" pandang Aga. Zivannya menoleh dan tersenyum, "masa sih kenapa aku harus menghilang, aku masih tetep masuk kuliah, kerja juga. just like ordinary day" angkat bahu Zivannya menatap Aga.

"kamu tidak mau mendengar penjelasanku Zi" tatap Aga mengintimidasi Zivannya yang hanya bisa tersenyum.

"apa yang harus dijelaskan kak, malah kayak polisi aja minta penjelasan tersangka yang melakukan tindak pidana" geleng kepala Zivannya pelan.

"sebelumnya kita juga tidak pernah saling kenal, semua berjalan seperti biasa aja. kakak juga punya kesibukan sendiri kan, aku juga begitu. kenapa harus menjadi masalah" kata Zivannya menyangga dagu dengan sebelah tangannya menatap Aga.

"terus kenapa Tuhan mengirim mu untuk bertemu denganku, apa aku sebegitu tidak berartinya bagimu" tatap Aga mencari jawaban Dimata Zivannya. Zivannya segera memejamkan matanya agar tidak terlalu larut dalam perasaan yang menyakitkan.

"aku yang nggak berarti bagimu kak, jangan terlalu menganggap penting diriku" geleng Zivannya lirih.

"karena memang dirimu penting bagiku" kata Aga, Zivannya bersandar di sandaran kursi makan menghela nafasnya panjang tidak mau melanjutkan percakapan yang hanya membuatnya tambah merasakan nyeri didada.

"aku ambil ransel dulu, berangkat kerja" kata Zivannya mengalihkan pembicaraan dan segera beranjak menuju kamar Rara untuk mengambil keperluannya.

"Zi" seru Dimas teringat sesuatu. Zivannya melonjak kaget mendengar seruan Dimas, "oh God Dim.. bisa nggak sih jangan kenceng-kenceng kalo manggil, kita tidak sedang dihutan. jika di gunung kamu akan membangunkan semua makhluk gunung" pegang dada Zivannya saking kagetnya, Dimas nyengir mengatupkan kedua tangannya meminta maaf.

"apa ketika aku berbicara dengan adik angkatan waktu itu begitu lama dan terkesan akrab" tanya Dimas antusias. Zivannya menunjuk Dimas dan menembak dengan jarinya.

"astaga naga, perempuan memang makhluk pencemburu paling mengerikan" frustasi Dimas tidak mengerti, ternyata hal itu membuatnya harus merasakan sifat dingin Rara. Aga tersenyum melihat tingkah Dimas yang seperti mengeluarkan lahar dingin.

"apa kamu juga tahu kenapa Zivannya menghilang dua minggu lebih ini Dim, dia tidak mengangkat panggilan atau membalas chatku" kata Aga.

Dimas menatap Aga sesaat, "karena Zivannya tidak mau merusak hubunganmu dengan gadis yang ada dikantin kedokteran waktu itu" jawab Dimas, Aga menghembuskan nafasnya panjang.

"kenapa dia tidak menanyakan kepadaku siapa gadis itu, atau mendengar penjelasan ku terlebih dahulu" gumam Aga.

"hampir sama kan masalahnya denganku. nggak nyangka cewek-cewek itu mengerikan saat cemburu" geleng kepala Dimas.

"apa mereka juga akan berpikir sama saat melihat kita cemburu, tingkat cemburu kita malah lebih tinggi dari mereka, jika mereka melihat dengan mata kepalanya sendiri kita bersama wanita lain, mereka cenderung memutuskan untuk diam saja dan tidak mendengar penjelasan terlebih dahulu, namun jika kita yang cemburu saat mereka mengobrol dengan pria lain kita sudah cemburu sampai ubun-ubun, apalagi mendengar obrolan aja udah mendidih darah kita, kalau ketemu dengan cowok lain itu, bisa adu jotos kan" usap dagu Aga menatap Dimas yang terdiam mendengar perkataan Aga.

"sebenarnya mereka yang posesif atau kita yang terlalu takut kehilangan" sandar Dimas di sandaran kursi sambil menatap kamar Rara yang masih tertutup karena tanda-tanda kedua gadis itu keluar tidak ada.

"mau nggak dim nanti keluar saat Zivannya pulang kerja, kita nginep di pantai aja" tanya Aga memberi usul pada Dimas.

"wah, ide yang menarik kak, nanti aku coba bujuk Rara" antusias Dimas.

"kita harus mendapat jawaban yang tepat untuk semuanya" kata Aga, Dimas mengangguk mengiyakan.

"naik motor aja ya lebih nyaman" kata Dimas, Aga mengangguk.

"Zi, kita kewajiban siang dulu sebelum kamu berangkat kerja, kebetulan udah waktunya" pandang Aga menghentikan motornya di halaman bangunan tempat ibadah. Zivannya turun dan melepas helmet nya menyerahkan kepada Aga.

"nanti kembali kekantor kak" tanya Zivannya sambil melepas sneakers hitam nya diteras depan bangunan, Aga menganggukkan kepala, Zivannya mengambil air wudhu dan masuk melalui pintu samping sedangkan Aga masuk melalui pintu yang lain. selesai melaksanakan kewajiban Aga menghampiri Zivannya yang mencium punggung tangannya, Aga mencium keningnya sesaat.

"kakak aku antar dulu kekantor ya, biar aku bawa motor sendiri aja" kata Zivannya, Aga menggeleng dan segera memakai helmetnya. Zivannya segera membonceng dibelakang.

"Zi" pandang Aga menoleh kebelakang. Zivannya menatap Aga heran. "kenapa" pandang Zivannya tidak mengerti. Aga menggelengkan kepalanya tidak jadi mengatakan apapun, Zivannya mengendikkan bahunya tidak mau menanggapi sikap Aga yang menurutnya aneh.

"aku kerja dulu kak, nanti jika ada apa-apa aku hubungi kakak" lepas helmet Zivannya, Aga mengambil helmet Zivannya dan mengangguk, mengulurkan tangannya Zivannya mencium punggung tangannya. "selamat bekerja, hati-hati" senyum Aga. Zivannya mengangguk dan melambaikan tangannya menjauh dari Aga.

"tumben dianter segala" senyum-senyum Wulan temannya bekerja di kedai, Zivannya tersenyum menjejeri langkah Wulan yang juga baru tiba.

"motornya dipake kerja juga, jadi dianter dulu" angguk Zivannya. Wulan tersenyum lebar.

"besuk kamu libur Zi" tanya Wulan disaat kedai sedikit sepi karena hari sudah semakin malam.

"Yap, badan rasanya mau remuk, karena belum istirahat selama satu bulan. kemarin di Malang, pindah dari satu tempat ketempat yang lain. seperti mau copot kaki, pulang seperti hantu yang nggak punya raga" tawa Zivannya.

"gimana kuliah mu, lan. apakah lancar juga" tanya Zivannya melihat sekeliling.

"lancar, semoga selesai juga tepat waktu" kata Wulan. Zivannya mengamini harapan Wulan.

"beberapa hari ini ada cowok yang selalu datang kesini menanyakan dirimu Zi" pandang Wulan, Zivannya mengerutkan kedua alisnya.

"aku, apakah pernah berbuat salah padanya saat dikedai" tunjuk Zivannya pada dirinya sendiri. Wulan tersenyum lebar dan menggelengkan kepalanya.

"bukan, dia hanya ingin mengenalmu lebih jauh, dia melihatmu saat dikedai juga, 5 hari kemarin kamu kan ijin ke Malang" jawab Wulan. Zivannya hanya diam mendengarkan.

"kamu tahu sendiri kan lan, aku sebisa mungkin menghindari hal-hal seperti itu. kasihan mamaku disana" kata Zivannya menatap Wulan.

"aku tahu, tapi yang menanyakanmu seperti polisi yang sedang menanyai tersangka" kata Wulan. Zivannya menghela nafasnya panjang.

"apa dia menyebutkan nama" tanya Zivannya menatap Wulan sesaat, Wulan menggelengkan kepalanya.

"nanti aku perkenalkan seseorang, apa dia bukan orangnya" kata Zivannya. Wulan menganggukkan kepalanya.

"kak, aku pulang 15 menit lagi" kata Zivannya mengirim pesan kepada Aga.

"ok" chat Aga sesaat kemudian. Zivannya menyimpan kembali ponsel diranselnya.

"udah selesai semua Zi" tanya seseorang yang membawahi beberapa pekerja kedai. Zivannya mengangguk, "sudah kak, semuanya sudah bersih" kata Zivannya.

"kalo begitu, aku aja yang menguncinya" angguknya, mereka segera keluar dari kedai dan menunggu diluar saat kedai itu dikunci.

"kalian pulang naik apa" tanya Rendy kepala pekerja kedai memandang mereka berdua.

"naik motor kak, seperti biasa" jawab Zivannya. Wulan mengangguk mengiyakan. Rendy tersenyum, jika begitu aku duluan. kalian hati-hati dijalan" salam Rendy menuju motornya. Zivannya dan Wulan mengangguk.

"Zi" hampiri Aga setelah Rendy berlalu pergi. Zivannya tersenyum melihat Aga.

"dia bukan orangnya lan" pandang Zivannya menatap Wulan. Wulan menganggukkan kepalanya mantab. Aga tertawa melihat Zivannya, "temanmu mengatakan aku mencarimu dua minggu ini" serah helmet Aga, Zivannya meraih helmet yang disodorkan Aga sambil mengangguk.

"dia memang polisi lan, kenalkan ini Wulan teman kerjaku di kedai kak, ini kak Bagaskara" perkenalkan Zivannya. Aga memberi salam pada Wulan.

"aku pulang dulu Zi, jemputanku sudah datang" senyum Wulan melihat kekasihnya datang menjemputnya. Zivannya mengangguk dan melambaikan tangan saat Wulan menjauh.

"motornya mana kak, kenapa nggak dibawa kemari" tanya Zivannya melihat sekeliling.

"tadi nggak enak ada temanmu kerja, agak berisik motornya" raih jemari Aga dan membawa Zivannya menuju motornya berada.

Zivannya mengkerutkan kedua alisnya, sejak kapan motor maticnya berisik. Zivannya hanya menghela nafasnya panjang saat melihat motor besar khas laki-laki.

"sejak kapan motorku ganti menjadi gini" naik motor Zivannya dibelakang Aga.

"sejak kamu bertemu denganku, apapun bisa aku lakukan" jawab Aga memakai helmetnya.

hai hai hai... para readers, love you all sekebon pisang, biar bisa dibuat pisang goreng yang banyak hehehehehe..

selamat menikmati cerita pertama kalang di sini. jadi mohon maaf jika ada banyak kesalahan dalam merangkai kata dan kalimat.

ciehhh... udah kayak mau tampil dikondangan aja nih hahahaha...

dukung yaaa... karya keduaku.

love...love...love all sekebon pisang biar bisa bikin pisang goreng banyak..

thanks a lot pisang sekebon...😘

1
Qaisaa Nazarudin
Kok Aga nya meninggal sih thor? Aku Pengen nya happy ending,bukan sad Ending kek gini..😭😭😭

Sorry aku bacanya sampai di bab ini aja..Cerita mu bagus kok,Tapi aku gak bisa lanjutin bacanya lagi..Tetap semangat buat Outhornya ya..👍👍🙏🙏🙏🙏
Qaisaa Nazarudin
Ya Allah..Tu kan ..Semoga Aga selamat,Kasian Vanya..😭😭
Qaisaa Nazarudin
OMG Pasti terjadi sesuatu sama Aga..🥹🥹
Qaisaa Nazarudin
Aku suka sikap keTEGESAN nya Matahari..👍👍
Qaisaa Nazarudin
Kamu harus bersikap TEGAS Aga,Sebelum rumah tangga kamu hancur karna orang ke tiga..
Qaisaa Nazarudin
Keluarga yg penuh kehangatan dan bahagia banget..👍👍👍
Qaisaa Nazarudin
KEBAHAGIAAN ORTU ADALAH SAAT MELIHAT ANAK2 PADA NGUMPUL SEMUA SAMBIL CERITA DAN MENGENANG MASA LALU...
Qaisaa Nazarudin
Wooww pakpol ternyata..
mampir thor..🙋🙋
yuli sepna
Luar biasa
Lala Kusumah
aku selalu suka ceritamu Kak... semangat berkarya, ditunggu karya mu selanjutnya....
Gloria Iyoras
keren thor 👍
Gloria Iyoras
mantap thor 👍👍👍
kavena ayunda
janda nya cantik banyak yg antri
kavena ayunda
baru kenal cium kening😂🙄 haduh
Qaisaa Nazarudin
Waah gercep juga si Aga 😂😂😜
Qaisaa Nazarudin
Whaat apa maksudnya dia suruh Vannya mencium tangannya dan dia mencium kening Vannya?? Udah kayak suami istri aja..Kok bisa gitu 🤫🤫😇😇
evellyn rengil
good
yg murahan itu Lu wahai jalang
ehh jalang ada jg Lu kli
D'wi Rosmala Maku Sumah
kalo arga mati,aku malas baca terus thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!