Jika Aku Jodohmu, Maka Akan Jadi Milikmu

Jika Aku Jodohmu, Maka Akan Jadi Milikmu

chapter 1

dari kejauhan tampak seorang gadis tergesa-gesa keluar dari sebuah kedai kecil. Zivannya Fritscha gadis yang bekerja paruh waktu dikedai minuman itu, segera menaiki motor matic satu-satunya yang selalu setia mengantarnya kemanapun dia menuju, melaju dengan kecepatan sedang seraya mendengarkan lagu penyanyi kesukaannya dari salah satu headset ditelinganya, namun tidak lupa tetap waspada menatap jalan raya yang semakin padat untuk menuju kampus tempatnya menimba ilmu.

tiba dikampus negeri yang harus susah payah diperjuangkan dengan beasiswa dan sudah dua tahun lamanya setia untuk dia kunjungi. motor terparkir rapi dideretan motor lain yang sudah banyak menghuni tempat parkiran.

sebagai anak sipil yang notabene banyak mahasiswa cowoknya daripada cewek membuatnya banyak dikenal hampir semua angkatan dijurusannya. gadis yang selalu tampil biasa saja, namun dapat menarik banyak pemuda untuk mengenalnya lebih dekat. tidak sedikit yang menyatakan suka atau cinta, namun Zivannya hanya menjawabnya dengan senyuman dan perhatian layaknya teman, sehingga banyak cowok yang menaruh respek kepadanya. bukan karena dia sombong atau merasa paling cantik, tapi karena kehangatan persahabatan yang selalu ditawarkan olehnya membuat mereka yang mengenalnya merasa nyaman berteman dengannya.

Zivannya menapaki selasar kampus dan setengah berlari menuju ruang tempatnya kuliah. beberapa orang menyapanya dengan hangat, dia membalasnya dengan senyuman yang tersungging dibibir. gadis dengan tubuh tinggi semampai, berkulit putih bersih, hidung mancung dan berambut panjang ekor kuda terengah-engah sesampainya disebuah ruangan kelas. dari depan pintu seorang gadis melambaikan tangannya pertanda agar dia mendekat kearahnya.

"barusan selesai dari kedai Zi" senyum gadis itu. dia mengangguk dan menghempaskan tubuhnya disamping sahabatnya.

Zivanya Fritscha, seorang gadis yang berasal dari kota kecil harus meninggalkan kota tempat dia dibesarkan karena mendapat beasiswa untuk belajar disebuah kampus negeri ternama dikota yang terkenal dengan sebutan kota pelajar.

dengan kecerdasan diatas rata-rata membuatnya selalu mendapatkan beasiswa selama mengenyam bangku sekolah sehingga mama yang membesarkannya seorang diri semenjak papanya meninggal dalam tugas negara sebagai seorang prajurit sedikit terangkat bebannya karena Zivannya pintar.

mamanya yang hanya seorang guru sekolah di kota kecil tempatnya dibesarkan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. sehingga Zivannya terlatih untuk menjadi anak yang mandiri. hingga akhirnya dia bisa melanjutkan impiannya menjadi seorang mahasiswi dan meraih impiannya.

Zivannya menganggukkan kepala kecil dan melepas headsetnya menaruhnya didalam tas ransel yang menemaninya dua tahun ini.

gadis itu menyodorkan air mineral yang dibawanya, zivannya menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya.

"makasih Ra, aku sudah mengisi botol minumku dikedai tadi sebelum berangkat kesini" raih botol zivannya dari dalam tasnya, segera meminumnya hingga setengahnya.

Rara, sahabatnya selama dikampus hanya menghela nafasnya panjang. entah sudah berapa kali Zivannya selalu menolak apa yang disodorkan kepadanya, walaupun hanya sekedar air mineral. Zivannya terkenal dengan gadis yang mandiri tanpa mau merepotkan orang lain walau itu Rara sahabatnya selama dua tahun ini.

"Zi, besuk kamu ikut anjangsana kekampus di Malang" tanya Rara sambil menopang dagu menatap Zivannya yang sedang mengatur nafasnya. belum sempat Zivannya menjawab Rara, dosen pengajar telah masuk dan akan memulai kelas siang itu.

selama dua jam lamanya dosen memberikan penjelasan materi. Zivannya sesekali mencatat hal yang menurutnya penting untuk diketahui. beberapa kali dilihatnya Rara menguap mendengar penjelasan dosen yang menurutnya membosankan. zivannya hanya tersenyum menatap Rara yang sedikit terkantuk-kantuk. Rara adalah anak orang berada, berbeda dengan Zivannya yang hanya dari keluarga sederhana. namun Rara selalu baik dan menganggapnya sebagai saudara. tidak jarang Zivannya menginap ditempat Rara untuk mengerjakan tugas karena Rara yang selalu merengek kepadanya akibat kesepian ketika kedua orang tuanya sibuk bekerja hingga sering meninggalkan dirinya.

kelas sudah selesai, Zivannya segera membereskan perlengkapannya dan beranjak keluar dari kelas. Rara berjalan disampingnya.

"Zi, kamu balik lagi ke kedai tanya Rara, Zivannya menggelengkan kepalanya.

"aku berangkat dari tadi jam 8 pagi Ra, ini udah jam 3 sore" jawab Zivannya. Rara tersenyum senang.

"kalo gitu temenin aku bentar zi, ketoko peralatan" senyum -senyum Rara.

"beli apa lagi Ra, perasaan sering banget sih" kerut Zivannya mendengar perkataan Rara. Rara memanyunkan bibirnya kedepan.

"sepi Zi dirumah sama mbok Yem dan mang Karman" jawab Rara. Zivannya menghela nafasnya panjang.

"biasanya juga gitu kan bu, kamu enjoy aja" tepuk bahu Zivannya lembut.

"hai Zi, Ra" kata seseorang menjejeri langkah mereka tiba-tiba. kedua gadis itu menoleh cepat melihat siapa yang tiba-tiba berada ditengah percakapan mereka.

"kayak jaelangkung aja, datang tak diundang pulang tak diantar" sungut Rara. Zivannya mengulum senyum tertahan mendengar perkataan sahabatnya yang sedikit sarkas.

cowok itu tertawa pelan sudah terbiasa mendengar perkataan Rara, "kalian mau kekantin nggak. aku traktir kali ini mumpung dapat gaji kemarin" tanyanya menaik turunkan alis matanya senang.

Zivannya akan membuka mulutnya namun Rara lebih dulu menjawab. "nggak ah, kita mau ke toko peralatan. kamu ajak yang lain aja Dim" geleng Rara meraih tangan Zivannya agar menjauh dari Dimas.

"aku ikut kalian aja deh kalo gitu" kejar Dimas nggak mau kehilangan moment dekat dengan kedua cewek itu.

"nggak usah, lagian kamu ngapain ikut gadis jalan, kayak nggak ada kerjaan lain aja" kata Rara menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Dimas yang mengekor dibelakang mereka berdua.

"nggak papa ya, aku ikut ya.." pinta Dimas menampakkan wajah yang memelas.

"sekali nggak ya nggak, banyak anak cowok yang masih dikampus Dim, main sana sama mereka. lagian kita mau berdua aja" geleng kepala Rara nggak suka. Zivannya menghela nafasnya panjang menggelengkan kepalanya beberapa kali sambil melihat drama mereka berdua.

"jika kalian mau bertengkar dan memperdebatkan masalah yang unfaedah kayak gini, mending aku pulang ke kostan dan tidur aja." pandang Zivannya kesal menatap mereka berdua.

"jangan gitu Zi, ayo ah.. biarin aja Dimas nganggu orang aja" kata Rara meraih lengan Zivannya dan pergi dari situ.

Dimas hanya menghela nafasnya panjang menghadapi sifat keras kepala Rara yang selalu menjaga jarak darinya.

sebenarnya Dimas sejak awal masuk kuliah sudah melihat Rara dengan perasaan suka, sifat Rara yang cenderung ketus dan terkesan galak kepada cowok-cowok yang mendekatinya membuatnya merasa semakin suka karena Rara ternyata bukan cewek gampangan seperti pikirannya sebelumnya.

Rara dan Zivannya menuju parkiran kendaraan roda 4 yang terletak disamping kiri gedung fakultas.

"Ra, gimana motorku. kita nggak mungkin ninggalin dikampus aja kan" berhenti Zivannya menatap Rara didepan mobilnya.

Rara nyengir dan tertawa pelan melihat reaksi Zivannya. "tinggal aja kayak biasanya Zi, kenapa ribet banget sih, nanti sekalian nginep tempatku. besuk kita berangkat pagi ada kelas pagi" kibas tangan Rara didepan Zivannya dan segera masuk mobil. Zivannya hanya dapat menghela nafasnya melihat kelakuan sahabatnya jika sudah memiliki kemauan.

Zivannya masuk dan duduk disamping Rara. mobil segera melaju keluar dari area parkir fakultas dan berjalan menyusuri jalan kampus keluar dari area universitas.

"lumayan macet nih Zi, lihat Rara melihat kearah depan.

Zivannya menganggukkan kepalanya.

"kayaknya ada demo atau apa sih itu Zi, rame banget" lihat Rara kesamping kanan yang terlihat lebih banyak kerumunan orang.

Rara menepikan mobilnya dan segera bergegas keluar dari kendaraannya. Zivannya hanya bisa mengikuti langkah Rara yang terkesan pingin tahu segala sesuatu yang berada disekitarnya.

Zivannya yang tertinggal jauh dari Rara hanya bisa berlari kecil untuk menyusul keberadaan Rara ditengah banyaknya orang yang berkumpul.

beberapa orang tampak berlarian keluar dari kerumunan dan berlari menuju kearah Zivannya. hingga tiba-tiba Zivannya ditabrak dengan sangat keras oleh seseorang hingga dia terjerembab dan mengakibatkan luka lecet dibeberapa tubuhnya akibat tertabrak beberapa kali setelahnya dan ketidak seimbangan tubuhnya, orang itu seketika berhenti dan mengangkat tubuh Zivannya seperti anak kucing yang dibawa induknya.

Zivannya meringis kesakitan karena lutut kaki dan siku tangannya mengeluarkan darah yang lengket dibahu dan jeans longgarnya.

"aku bawa keklinik terdekat ya, kamu harus segera diobati, jika tidak akan mengakibatkan demam tinggi" katanya cepat dibalik penutup muka yang dipakainya. Zivannya hanya mengangguk dan meringis menahan nyeri di siku dan lututnya.

orang itu bergegas melingkarkan lengannya dipinggang Zivannya. Zivannya reflek melingkarkan tangannya juga kepinggang orang itu karena kakinya tidak bisa berdiri dengan tegak.

pemuda itu tersenyum dibalik topeng mukanya karena perlakuan gadis itu yang tidak sadar memeluk dirinya. ditatapnya wajah Zivannya dari samping, gadis yang menarik dan terkesan cuek. pemuda itu membawa Zivannya kearah mobil polisi yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka berada.

pemuda itu menggerutu pelan kenapa mobil itu terparkir dekat dengan mereka, kenapa tidak lebih jauh lagi. pemuda itu membukakan pintu untuk Zivannya masuk dan kemudian berputar untuk menuju kursi pengemudi.

"lapor ndan, tersangka sudah kami tangkap, sudah diproses." lapor seseorang.

"baik, segera proses. saya akan mengantar nona ini keklinik terdekat karena tertabrak kalian tadi" angguk pemuda itu.

"baik ndan" hormat seseorang itu dan pergi. mobil bergegas meninggalkan lokasi. tiba diklinik kesehatan kecil, mobil masuk keparkiran. pemuda itu membantu Zivannya untuk keluar dari mobil.

"nona ini terluka, tolong untuk membantunya" pandang pemuda berpakaian sipil sambil menunjukkan identitasnya karena membawa senapan. petugas kesehatan segera memberikan pertolongan kepada Zivannya yang duduk di kursi pasien.

"pak, tolong urus administrasinya" seorang suster mendekatinya. pemuda itu mengangguk dan mengikuti suster itu.

"terimakasih sus" angguk Zivannya setelah luka-lukanya dibersihkan dan diobati. pemuda itu segera berdiri dan mendekati Zivannya. meraih tangan Zivannya yang dibeberapa bagian terdapat luka lecet.

"apakah masih terasa nyeri" tanyanya memapah Zivannya memasuki mobil.

"tidak begitu lagi Ndan. agak nyeri tapi tidak terlalu" jawab Zivannya menirukan panggilan anak buahnya tadi yang memanggil pemuda itu komandan. pemuda itu tertawa pelan dan melajukan mobilnya menuju kantornya.

"kenapa kita kesini, apa saya akan diinterogasi juga" tanya Zivannya bingung. pemuda itu tersenyum dan menatap Zivannya lekat.

"tidak, kita sedang memakai mobil dinas ketika mengantarmu keklinik tadi. saya harus menggantinya disini dan menerima laporan dari anggota lainnya soal penangkapan tadi" gelengnya membuka pintu mobil.

"kalo begitu saya akan pulang naik kendaraan umum saja, terima kasih sebelumnya Ndan karena sudah membawa ke klinik tadi" kata Zivannya mencoba membuka pintu.

pemuda yang dipanggil komandan itu menggelengkan kepalanya membantu Zivannya keluar dari mobil patroli.

"tidak ada bantahan, tunggu saya didalam" perintah pemuda itu tegas. Zivannya hanya menghela nafasnya panjang dan menganggukkan kepalanya tanpa membantah sepatah katapun. pemuda itu menunjuk ruangannya sambil memegang bahu Zivannya membantunya berjalan.

"pake kemejaku ini, darahmu menempel dikemejamu pasti tidak nyaman" serah pemuda itu sambil membuka penutup muka nya. Zivannya melongo menatap pemuda didepannya setelah membuka penutup kepalanya.

"kenapa, tidak pernah melihat cowok ganteng sebelumnya" tanyanya menatap Zivannya yang terlihat terpana menatapnya.

hai hai hai... para readers, love you all sekebon pisang, biar bisa dibuat pisang goreng yang banyak hehehehehe..

selamat menikmati cerita kedua kalang di sini. jadi mohon maaf jika ada banyak kesalahan dalam merangkai kata dan kalimat.

ciehhh... udah kayak mau tampil dikondangan aja nih hahahaha...

dukung yaaa... karya pertama ku.

love...love...love all sekebon pisang biar bisa bikin pisang goreng banyak..

thanks a lot pisang sekebon...😘

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wooww pakpol ternyata..
mampir thor..🙋🙋

2024-11-12

0

Manggu Manggu

Manggu Manggu

hai🤚author suka dan baru baca cerita 💪👍

2022-11-04

0

LES TARI

LES TARI

menarik kayaknya.....

2022-08-21

1

lihat semua
Episodes
1 chapter 1
2 chapter 2
3 chapter 3
4 chapter 4
5 chapter 5
6 chapter 6
7 chapter 7
8 chapter 8
9 chapter 9
10 chapter 10
11 chapter 11
12 chapter 12
13 chapter 13
14 chapter 14
15 chapter 15
16 chapter 16
17 chapter 17
18 chapter 18
19 chapter 19
20 chapter 20
21 chapter 21
22 chapter 22
23 chapter 23
24 chapter 24
25 chapter 25
26 chapter 26
27 chapter 27
28 chapter 28
29 chapter 29
30 chapter 30
31 chapter 31
32 chapter 32
33 chapter 33
34 chapter 34
35 chapter 35
36 chapter 36
37 chapter 37
38 chapter 38
39 chapter 39
40 chapter 40
41 chapter 41
42 chapter 42
43 chapter 43
44 chapter 44
45 chapter 45
46 chapter 46
47 chapter 47
48 chapter 48
49 chapter 49
50 chapter 50
51 chapter 51
52 chapter 52
53 chapter 53
54 chapter 54
55 chapter 55
56 chapter 56
57 chapter 57
58 chapter 58
59 chapter 59
60 chapter 60
61 chapter 61
62 chapter 62
63 chapter 63
64 chapter 64
65 chapter 65
66 chapter 66
67 chapter 67
68 chapter 68
69 chapter 69
70 chapter 70
71 chapter 71
72 chapter 72
73 chapter 73
74 chapter 74
75 chapter 75
76 chapter 76
77 chapter 77
78 chapter 78
79 chapter 79
80 chapter 80
81 chapter 81
82 chapter 82
83 chapter 83
84 chapter 84
85 chapter 85
86 chapter 86
87 chapter 87
88 chapter 88
89 chapter 89
90 chapter 90
91 chapter 91
92 chapter 92
93 chapter 93
94 chapter 94
95 chapter 95
96 chapter 96
97 chapter 97
98 chapter 98
99 chapter 99
100 chapter 100
101 chapter 101
102 chapter 102
103 chapter 103
104 chapter 104
105 chapter 105
106 chapter 106
107 chapter 107
108 chapter 108
109 chapter 109
110 chapter 110
111 chapter 111
112 chapter 112
113 chapter 113
114 chapter 114
115 chapter 115
116 chapter 116
117 chapter 117
118 chapter 118
119 chapter 119
120 chapter 120
121 chapter 121
122 chapter 122
123 chapter 123
124 chapter 124
125 chapter 125
126 chapter 126
127 chapter 127
128 chapter 128
129 chapter 129
130 chapter 130
131 chapter 131
132 chapter 132
133 chapter 133
134 chapter 134
135 chapter 135
136 chapter 136
137 chapter 137
138 chapter 138
139 chapter 139
140 chapter 140
141 chapter 141
142 chapter 142
143 chapter143
144 chapter 145
145 chapter 146
146 chapter 146
147 chapter147
148 chapter 148
149 chapter 149
150 chapter 150
151 chapter 151
152 chapter 152
153 chapter 153
154 chapter 154
155 chapter 155
156 chapter 156
157 chapter 157
158 chapter 158
159 chapter 159
160 chapter 160
161 chapter 161
162 chapter 162
163 chapter 163
164 chapter 164
165 chapter 165
166 chapter 166
167 chapter 167
168 chapter 168
169 chapter 169
170 chapter 170
171 chapter 171
172 chapter 172
173 chapter 173
174 chapter 174
175 chapter 175
176 chapter 176
177 chapter 177
178 chapter 178
179 chapter 179
180 chapter 180
181 chapter 181
182 chapter 182
183 chapter 183
184 chapter 184
185 chapter 185
186 chapter 186
187 chapter 187
188 chapter 188
189 pengumuman
190 chapter 189
191 chapter 190
Episodes

Updated 191 Episodes

1
chapter 1
2
chapter 2
3
chapter 3
4
chapter 4
5
chapter 5
6
chapter 6
7
chapter 7
8
chapter 8
9
chapter 9
10
chapter 10
11
chapter 11
12
chapter 12
13
chapter 13
14
chapter 14
15
chapter 15
16
chapter 16
17
chapter 17
18
chapter 18
19
chapter 19
20
chapter 20
21
chapter 21
22
chapter 22
23
chapter 23
24
chapter 24
25
chapter 25
26
chapter 26
27
chapter 27
28
chapter 28
29
chapter 29
30
chapter 30
31
chapter 31
32
chapter 32
33
chapter 33
34
chapter 34
35
chapter 35
36
chapter 36
37
chapter 37
38
chapter 38
39
chapter 39
40
chapter 40
41
chapter 41
42
chapter 42
43
chapter 43
44
chapter 44
45
chapter 45
46
chapter 46
47
chapter 47
48
chapter 48
49
chapter 49
50
chapter 50
51
chapter 51
52
chapter 52
53
chapter 53
54
chapter 54
55
chapter 55
56
chapter 56
57
chapter 57
58
chapter 58
59
chapter 59
60
chapter 60
61
chapter 61
62
chapter 62
63
chapter 63
64
chapter 64
65
chapter 65
66
chapter 66
67
chapter 67
68
chapter 68
69
chapter 69
70
chapter 70
71
chapter 71
72
chapter 72
73
chapter 73
74
chapter 74
75
chapter 75
76
chapter 76
77
chapter 77
78
chapter 78
79
chapter 79
80
chapter 80
81
chapter 81
82
chapter 82
83
chapter 83
84
chapter 84
85
chapter 85
86
chapter 86
87
chapter 87
88
chapter 88
89
chapter 89
90
chapter 90
91
chapter 91
92
chapter 92
93
chapter 93
94
chapter 94
95
chapter 95
96
chapter 96
97
chapter 97
98
chapter 98
99
chapter 99
100
chapter 100
101
chapter 101
102
chapter 102
103
chapter 103
104
chapter 104
105
chapter 105
106
chapter 106
107
chapter 107
108
chapter 108
109
chapter 109
110
chapter 110
111
chapter 111
112
chapter 112
113
chapter 113
114
chapter 114
115
chapter 115
116
chapter 116
117
chapter 117
118
chapter 118
119
chapter 119
120
chapter 120
121
chapter 121
122
chapter 122
123
chapter 123
124
chapter 124
125
chapter 125
126
chapter 126
127
chapter 127
128
chapter 128
129
chapter 129
130
chapter 130
131
chapter 131
132
chapter 132
133
chapter 133
134
chapter 134
135
chapter 135
136
chapter 136
137
chapter 137
138
chapter 138
139
chapter 139
140
chapter 140
141
chapter 141
142
chapter 142
143
chapter143
144
chapter 145
145
chapter 146
146
chapter 146
147
chapter147
148
chapter 148
149
chapter 149
150
chapter 150
151
chapter 151
152
chapter 152
153
chapter 153
154
chapter 154
155
chapter 155
156
chapter 156
157
chapter 157
158
chapter 158
159
chapter 159
160
chapter 160
161
chapter 161
162
chapter 162
163
chapter 163
164
chapter 164
165
chapter 165
166
chapter 166
167
chapter 167
168
chapter 168
169
chapter 169
170
chapter 170
171
chapter 171
172
chapter 172
173
chapter 173
174
chapter 174
175
chapter 175
176
chapter 176
177
chapter 177
178
chapter 178
179
chapter 179
180
chapter 180
181
chapter 181
182
chapter 182
183
chapter 183
184
chapter 184
185
chapter 185
186
chapter 186
187
chapter 187
188
chapter 188
189
pengumuman
190
chapter 189
191
chapter 190

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!