Kisah seorang gadis desa yang punya cita-cita menyelesaikan pendidikan nya untuk membahagiakan ibunya. Ia pacaran dengan seorang pemuda selama 5 tahun namun berakhir dengan diselingkuhi dan menikah dengan orang lain. Akankah Kirana menemukan Tambatan hati setelah terluka karena merasa hanya jadi penunggu jodoh orang?? Apakah Kirana bertemu jodoh yang tepat?
Mampukah Kirana melupakan masa lalunya karena hati yang terluka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebutir Debu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 SI HITAM MANIS
"assalamualaikum" "tok tok tok" suara pintu depan diketuk. lalu aku keluar untuk melihat keruang tamu.
"walaikumsalam" aku menjawab sambil menatap seorang laki-laki dengan baju kaos berwarna navy serta menyandang tas ransel, yang belum ku kenal.
"maaf mbak mau tanya buk kades kemana ya? kok sepi?" tanya pemuda itu pada ku di ambang pintu ruang tamu
"owh buk kades katanya tadi mau layat mas di desa sebelah ada perangkat desa yang meninggal pagi tadi"
jawab ku pada pemuda itu tanpa mempersilahkannya masuk keruang tamu.
"owh...terima kasih mbak" jawab pemuda itu dan langsung menuju kerumah buk kades yang terdapat disebelah posko kami. kulihat pemuda itu masuk keteras rumah buk kades dan duduk dengan santai nya di ayunan yang terbuat dari besi biasa digunakan buk kades atau anak bungsunya untuk bersantai.
aku melanjutkan membersihkan dapur. hari ini tepat 2 Minggu kami di desa ini untuk menjalani KKN. karena sedang ada turnamen volly dan sepak bola yang diadakan oleh kami mahasiswa KKN maka hari ini aku mengambil inisiatif untuk piket sendiri karena teman2 ku yang lain sibuk untuk persiapan di 2 tempat perlombaan serta tetap harus mengajar di sekolah2.
selesai semua urusan di dalam rumah aku pun mulai membuka laptop di ruang tamu karena disana sudah tersedia kabel panjang untuk charger laptop.
"maaf mbak ganggu, bisa minta minum?" aku hampir saja kaget mendengar suara pemuda yang hitam manis tadi tiba2 muncul didepan pintu ruang tamu
"owh iya mas, sebentar ya" aku bergegas ke dapur untuk mengambil air minum.
"loh mana orang nya tadi katanya minta minum?" tanya ku pada diriku sendiri lalu aku melongo keluar ternyata pemuda itu sudah duduk lagi di teras buk kades.
"ini mas minum nya" kuantarkan segelas air putih kepada pemuda hitam manis itu di teras buk kades.
"owh terima kasih mbak, maaf ya ngerepotin"
"ga papa kok mas,maaf mas nya darimana ya?" tanya ku penasaran karena melihat ranselnya pastilah pemuda ini dari jauh
"owh saya dari Kota mbak," jawab pemuda itu setelah menghabiskan segelas air putih yang kubawakan tadi.
"sudah lama KKN disini mbak?" tanya nya.
"hampir 2 Minggu mas" jawab ku seraya akan kembali ke posko.
"maaf mbak bisa numpang ngecahrge handphone?" tanya nya padaku
"owh iya mas boleh, atau kalau penting saya bisa coba hubungi buk kades soalnya dari pagi tadi sepi memang. kayaknya yang biasa kerja nyapu pun ga Dateng mas" tawar ku pada pemuda itu.
"owh boleh mbak klo ga ngerepotin"
"sebentar ya mas saya ambil handphone saya dulu"
"assalamualaikum buk"
"ini ada orang cari ibu dari pagi tadi kayaknya dari jauh buk"
"kurang paham buk pemuda orang nya hitam manis dan tinggi buk, dan ga Bawak kendaraan, owh baik buk baik buk"
"mas ibu tanya mas siapa?" tanya ku pada pemuda yang duduk diteras buk kades yang sekarang sudah pindah kelantai marmer tidak lagi diayunan.
"bilang saja pacarnya yang nyariin" jawab pemuda itu sambil tersenyum dan menunjukkan lesung pipi nya yang begitu manis walau muka nya dan kepala nya yang plontos
"hah? mas serius dong ini ibu nanya" aku berkata sambil memasang wajah tak senang dan sedikit melotot
"bilang aja begitu mbak" jawab pemuda itu singkat dengan tetap menampilkan pesona lesung pipi nya.
"masnya bilang sendiri deh. nih saya loud speaker" kata ku sambil menekan tombol loud speaker
"Halo belahan hatiku, jiwa ku raga ku, aku begitu merindukan mu wahai permaisuri ku. jangan bilang diri mu sedang jalan-jalan kekota bersama anak mu yang gendut itu dan suami mu yang biasa sibuk dengan para petani-petanj itu sehingga melupakan kalau hari ini kekasih hatimu kembali" pemuda itu berbicara begitu vulgarnya didepan ku sehingga aku pun salah tingkah. pikiran ku melayang2 apakah betul pemuda ini pacar buk kades? aah.....
"loh,loh... kamu bilang kamu sore pulang nya, jadi aku pikir siangnya bisa me time bersama keluarga bahagia ku, oke ini kita putar balik lagi sementara kita pulang kamu bisa kenalan dengan mbak-mbak KKN di sebelah rumah, banyak yang cantik-cantik Lo siapa tahu bisa membuat kamu melupakan kekasih hati mu yang sudah mulai keriput ini. oke honey tunggu kami ya 35 menit lagi kita sudah disana, assalamualaikum" jawab buk kades dengan suara Jawa nya yang khas medok Jawa nya.
aku masih dengan muka kikuk, yang tak percaya, aku kah yang salah dengar atau buk kades dan dan pemuda ini yang salah minum obat, tapi selama aku di desa ini, buk kades dan pak kades adalah figur yang begitu sopan dan bisa jadi panutan. ahhhh aku jadi bingung
"tuh kan sudah aku bilanh mbak, mbaknya ga percaya, pasti mbak nya belum begitu mengenal buk kades ya?" tanya pemuda itu seolah dia tahu yang aku pikirkan
"terserah mas nya aja, aku mau pamit mas,saya ga mau ikut2 urusan mas sama buk kades apapun hubungannya"
"satu lagi mbak nama saya bukan si hitam manis, tapi Bagus Pratama panggil saja Tama" kata pemuda itu sedikit berteriak melihat ku berjalan memasuki rumah yang biasa kami sebut posko.
"aahhhh aku malu sekali ternyata dia mendengar aku menyebutnya hitam manis" padahal aku setengah berbisik