# No Plagiat
Novel ini adalah novel karya pertama saya yang saya unggah di grup facebook sebelum saya mengenal Aplikasi. Saya menyalin ke aplikasi ini agar Semua karya saya berkumpul disini. Jika ada yang menyamai cerita diatas artinya karya saya yang sudah di plagiat. Sebab, cerita ini sudah lama saya buat pada tanggal 22 Juni 2021.
Sinopsis
Perjalanan kisah Cinta yang di mulai dari perjodohan menimbulkan banyak cobaan. Termasuk per cekcoan layaknya Tom and Jerry.
Melewati fase sulit dengan berbagai cobaan menghiasi rumah tangga Arga dan Vania.
Itu semua diakibatkan dendam panjang yang belum usai dari cerita kelam kedua orang tua mereka. Air mata, kehilangan anak dan Amnesia bahkan mereka lewati demi sebuah kebahagiaan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sobri Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part_06 Bauk Makanan
"Kenapa kau sangat panik? Aku inikan suamimu. Tapi kau tenang saja. Aku tidak akan memaksamu jika dirimu belum siap," tutur Arga. Arga pun melangkah pergi kekamar mandi dan membersihkan diri.
Vania masih pada posisinya.
(Gila, apa benar yang dia ucapkan. Kenapa dia langsung jatuh cinta sama aku? dia fikir aku akan mencintainya dengan mudah) batin Vania sambil menatap langit-langit.
Tak lama Arga pun keluar dari kamar mandi dengan handuk dipinggang nya.
"Mandilah bajumu ada dilemari sana!" tunjuk Arga pada sebuah lemari kayu unik yang berukiran indah dekat meja rias yang sudah dipenuhi peralatan make-up.
"Oya, disana ada alat make-up siapa tau kamu ingin berdandan untukku," tambahnya lagi. Arga meraih bajunya dan memakainya dihadapan Vania.
(Dasar cowok aneh, gak malu lagi berpakaian didepan ku) pikir vania risih dan langsung beranjak dari ranjang melangkah kekamar mandi.
saat selesai berkemas.
Arga pun melihat pas poto disamping bajunya. Ia menatap lekat foto itu dan mengusapnya.
"Andai kamu gak pergi pasti kita sudah menikah sekarang," gumam Arga perasaanya teriris.
Tampa ia sadari Vania sudah ada dibelakangnya.
"foto siapa tu? cantik juga," goda Vania yang hanya memakai handuk selutut kemudian menuju lemari mengambil pakaian yang sudah disiapkan disana.
Arga pun memperhatikan tubuh Vania yang hanya mengenakan handuk kakinya yang jenjang tampak putih mulus membuatnya menelan Salivanya kasar tanpa disadarinya pas foto yang dipegangnya jatuh kebawah. Vania berusaha mengambil pakaian dalamnya yang ada didalam lemari paling atas. Nyatanya tak mampu digapainya hingga ia melompat-lompat kecil tanpa disadarinya handuknya terlepas.
"Aaa...," teriak Vania lalu duduk menyilang kan tanganya didada. Arga pun terkesima lalu dengan sigap meraih selimut diranjang dan menyelimutkannya ketubuh Vania yang tampa sehelai benang pun.
Arga mengambil pakaian dalam dan memberikanya pada Vania. "Hati-hati untung suamimu yang lihat jika orang lain bagaimana?" ucapnya dingin sungguh ia sebenarnya ingin memangsa gadis itu tapi ia tidak mau egois dengan sikapnya.
Ia pun menuntun Vania berdiri dan menatap lekat istrinya yang tertunduk malu.
"Aku kasih waktu lima belas menit segera ganti baju dan aku akan kembali. Jangan salahkan aku jika dalam lima belas menit kau belum selesai aku sudah kembali maka kau harus terima resikonya. Aku ingin tidur ngantuk," ucap Arga setengah mengancam. Arga melangkah keluar kamar untuk sementara.
Vania pun langsung memakai bajunya dan merebahkan tubuhnya lebih dulu diranjang agar tertidur sebelum Arga kembali. Ia malu jika melihat Arga.
Arga cukup cepat kembali kekamar setelah dua puluh menitan. Dilihatnya Vania sudah terlelap akhirnya ia ikut tidur disamping Vania tanpa terjadi apa pun.
Pagi sekali Arga sudah bangun dan memesan Makanan
Ia sudah rapi karna sudah selesai mandi.
Arga duduk di sofa. Makanan yang ia pesan sudah tersaji rapi dimeja.
Vania justru sebaliknya masih enak tidur berselimut tebal yang hanya menampakan wajahnya. Beberapa menit berlalu Vania mulai mengerjap-ngerjapkan matanya sedangkan hidung nya menggendus aroma makanan yang tampak lezat.
Iya merentangkan kedua tanganya untuk merenggangkan otot-ototnya sambil menguap menutup mulutnya.
Arga yang sejak tadi memperhatikannya hanya tersenyum geli.
(Dasar cewek, selalu saja menggodaku. Dia sangat cantik walaupun bangun tidur) batin Arga terpesona melihat keelokan lekuk tubuh Vania.
Vania tersadar dari tatapan Arga.
"Apa, liatin segitunya?" ketusnya. Vania bangkit saat dilihatnya banyak makanan di meja.
"Wah enak sekali, bauk nya menggugah selera," celotehnya duduk didepan Arga.
"Sudah bangun?" tanya Arga sok pura-pura bertanya.
"Apa tidak kamu lihat aku duduk disini? ehk ingat ya, tapi bukan untuk mendekatimu. Aku mau makan, lapar. Tadi malam aku cuma makan sedikit," sinis nya menimpali.
Vania meraih piring dan mengambil semua warna makanan lalu menyantapnya dengan rakus.
Arga hanya bengong menatapnya karna piring Vania penuh oleh makanan.
"Eh, cuci muka dulu," gerutu Arga agak senewen melihat masih ada bekas iler di mulut Vania.
"Ahk, sudahlah aku sangat lapar. Jangan ganggu aku," balas Vania sewot.
Arga akhirnya mengambil makanan untuknya.
Saat hendak makan lagi, Vania tersendat.
Uhuk... uhuk....
Dengan sigap Arga mengulurkan minuman. Tapi Vania justru menyeruput dari tangan Arga karna kedua tanganya masih bekerja memegang daging ayam disebelah kiri dan makan sebelah kanan sehingga tak bisa memegang gelas.
"Hati-hati jangan terburu-buru mulutmu kan masih penuh udah ditambahi lagi," protes Arga namun senang melihat Vania minum dari tanganya.
"Iya maaf, terima kasih," tutur Vania pelan. Arga tersenyum menambah ketampanannya membuat Vania tampa sadar terus menatapnya sambil menelan nasi yang masuk lagi kemulut nya dengan kasar.
"Ehemz...." Arga berdehem menyadarkan Vania. Vania pun melanjutkan makanya pura-pura tidak terjadi apapun.
"Emang enak makan pakai tangan?" tanya Arga heran melihat Vania yang terus makan menggunakan tanganya.
"Iya, terasa nikmat aku tau cara ini dari bi Ira dirumah," jawab Vania tersenyum menggemaskan dengan wajahnya yang begitu imut membuat Arga terkesima menatap bibir yang merah merona alami masih tersenyum itu walaupun mulutnya dipenuhi makanan.
Vania hendak memasukkan makanan kemulut nya lagi tapi Arga menariknya dan melahap makanan dari tangan Vania. Entah apa yang difikirkanya ia merasa bahagia dengan gadis yang tampak masih lugu itu.
Vania ternganga.
"Enak....." ungkap Arga manggut-manggut mengunyah makananya.
"Kenapa makan dari tanganku? tanganmu kan ada?" protes Vania jengkel. Arga hanya tersenyum dan melanjutkan makannya.
Setelah selesai pelayan hotel pun membereskannya. Sedang Vania melangkah masuk kekamar mandi. Arga masih membayangkan kejadian kemaren membuatnya tersenyum seperti orang gila.
(Dasar, gadis itu cepat sekali membuat aku gila, Aku sudah benar-benar jatuh cinta sama dia) pikirnya lalu tertawa sendiri tidak disadarinya Vania melihatnya curiga.
"Kenapa tertawa sendiri, kamu gila ya?" tanya Vania.
Arga terkekeh.
Vania pun teringat kejadian semalam.
"Jangan bilang kamu ingat kejadian itu, dasar otak ngeres," maki Vania kian dongkol.
"Ia memang aku tak secantik artis bollywood dan tak punya tubuh yang indah. Makanya cari artis sana," celotehnya lagi karna kesal melihat Arga terus tertawa seperti mengejeknya.
"Kamu kenapa sih marah-marah gak jelas?" tanya Arga pura-pura.
"Ahk bodo amat," gerutu Vania lalu mengambil bajunya dan segera memakainya dikamar mandi.
"Dasar cowok gila, otak mesum bisa-bisanya otaknya masih merekam hal yang memalukan itu," Oceh Vania tak bisa berhenti. Hatinya masih sangat kesal oleh tingkah Arga.
semangat ya kak🥰
Kalau mampir jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Terimakasih