Satu kesalahan ku yang sangat aku sekali dalam kehidupan ini. Yaitu memaafkan sebuah pengkhianatan. Pengkhianatan yang akhirnya membawa ku jatuh menjadi wanita yang hidup pada masa lalu karena sakitnya sebuah pengkhianatan.
Suami ku adalah dalang dari rasa sakit ini. Dengan alasan anak aku mencoba untuk bertahan. Namun pada akhirnya aku tak sanggup lagi hidup dalam bayang-bayang rasa sakit dikhianati,dan diam-diam aku membuat sebuah keputusan besar yang tak pernah disadari oleh suami ku.
Ingin tahu keputusan besar apa yang akan diambil ? hai readers tercinta,silahkan membaca kelengkapan alur cerita ini sampai selesai ya ? Aku yakin kalian pasti akan terhibur. Selamat membaca 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4 Memuji Wanita Lain
Aku memutuskan untuk memberi maaf atas apa yang telah dilakukan Mas Dani. Demi putri ku Kinara aku berusaha kuat meskipun hati terasa sakit karena merasa tak dihargai oleh suami ku sendiri. Dalam hati besar harapan ku bahwa suami yang masih kucintai sepenuh hati bisa berubah demi anaknya.
Satu hal yang tak pernah aku pikirkan setelah mengambil keputusan untuk memaafkan kesalahan fatal yang telah dilakukan Mas Dani adalah diri ku sendiri. Tanpa kusadari,semenjak mendapatkan bukti perselingkuhan Mas Dani,diri ku hidup dalam ketakutan. Merasa was-was ketika suami ku keluar pergi bekerja. Pikiran negatif terus menghantui dan membuat ku tersiksa. Aku takut Mas Dani diam-diam menemui selingkuhannya dan kembali menjalani hubungan. Atau mungkin saja meskipun telah putus bersama Linda,suami ku itu mencari wanita lain.
Dan inilah aku sekarang. Hidup dalam ketakutan yang menyiksa dan kehilangan rasa percaya diri serta rasa percaya pada suami ku sendiri. Kecurigaan demi kecurigaan terus menghantui diri ku. Aku hanya merasa kan ketenangan ketika Mas Dani berada di samping ku.
Berusaha kuat dan melawan segala ketakutan yang kualami demi putri ku Kinara. Aku memiliki keinginan yang kuat untuk tetap bertahan demi memberikan keluarga yang utuh bagi putri ku.
Sore hari ketika pulang bekerja,Mas Dani mengajak ku dan Kinara pergi berbelanja. Dan bertepatan hari ini suami ku gajian. Aku pun segera bersiap sambil mengenakan pakaian yang layak bagi Kinara agar tak memalukan ketika keluar rumah. Baju rumahan kinara langsung aku ganti dengan baju yang lebih bagus. Akan tetapi saat sedang bersiap Mas Dani terus memanggil agar segera berangkat. Terpaksa aku pun berpenampilan ala kadarnya tanpa menggunakan lipstik.
"Lama banget sih ? Apa saja yang kamu siapkan ? Bikin nggak mood kalau kayak gini." Omel Mas Dani sambil menunggu ku naik ke motor.
"Astaga Mas,yang sabar jadi suami. Kamu liat kan sendiri sambil mengurus diri aku juga mengurus Kinara. Lagian Mas ngapain nggak bantu aku buat ngurus Kinara ?" Balas ku dengan nada kesal. Aku tak mau lagi diam dan disudutkan terus menerus.
"Sudah,sudah. Jangan cerewet. Ayok berangkat." Akhirnya Mas Dani tak lagi ingin berdebat dan kami pun berangkat.
Tiba di tempat perbelanjaan,Aku pun turun dan putri ku Kinara di gendong oleh Mas Dani. Kami pun langsung berbelanja. Aku sibuk memilih kebutuhan rumah tangga serta Mas Dani mengikuti keinginan Kinara yang kala itu tertarik pada tumpukan permen.
Selesai memilih barang-barang yang dibutuhkan,aku pun mengajak Mas Dani untuk membayar di kasir. Sangat kebetulan hanya kami yang akan membayar belanjaan. Dan semua karyawan di tempat itu adalah wanita.
Di saat karyawan kasir sedang sibuk menghitung belanjaan kami,tiba-tiba saja Mas Dani berbicara padaku.
"Kulitnya bagus ya ? Cantik dan menarik. Beginilah kalau kulit yang terawat dan berada di dalam ruangan ber AC. Sangat manis." Ucap Mas Dani panjang lebar sambil menatap karyawan kasir dari wajah hingga Unjung kakinya.
"Degh!" Jantung ku serasa dihantam sebuah benda hingga terasa sakit. Sakit karena suami ku terang-terangan menuju wanita lain di hadapan ku tanpa memikirkan perasaan ku. Aku pun tak bisa menyembunyikan rasa kesal ki dan langsung merebut Kinara dari gendongannya sambil berkata.
"Mas,silahkan kamu bayar." Ucap ku dan langsung berjalan keluar dari tempat perbelanjaan sambil menggendong Kinara yang sedang sibuk dengan lolipop di tangannya.
Setelah beberapa menit akhirnya Mas Dani keluar dan mendapati ku yang sedang menunggunya di atas motor.
"Kamu kenapa sih tadi ? Main langsung pergi ?" Tanya Mas Dani sambil menghidupkan motor. Aku tak langsung menjawab pertanyaannya karena melihat beberapa pengunjung yang berada di sekitar. Sengaja aku diamkan suami ku itu hingga tiba di rumah.
"Key,kamu kenapa sih ? Apa yang salah dari aku ?" Lagi-lagi Mas Dani bertanya seperti orang bodoh dan tak menyadari kesalahannya. Aku semakin merasa kesal dan menjawabnya.
"Mas,bagaimana perasaanmu jika di depan matamu aku memuji pria lain sambil menatap penuh gairah pada pria tersebut ? Apa kamu akan tertawa senang dengan apa yang aku lakukan ?"
"Oh,jadi karena tadi aku memuji karyawan di swalayan itu ? Maaf ya sayang. Aku nggak tahu kalau itu membuat mu marah." jawab Mas Dani sambil tersenyum. Tersenyum lucu,bukan merasa bersalah.
"Aku tadi nggak bermaksud lain. Cuma berkomentar sesuai dengan apa yang aku lihat." Tambah nya lagi. Namun diri ku tak mau lagi perduli dengan apapun alasan Mas Dani. Memang pada dasarnya ia adalah makhluk tak berperasaan dan hanya mementingkan dirinya sendiri.
Memuji wanita lain di depan mata ku,sama halnya dengan secara tak langsung suami ku membandingkan diri ku dengan wanita itu dan mengatakan bahwa aku tak semenarik itu. Bisa dibayangkan bagaimana bahagianya karyawan tersebut ketika seorang pria beristri secara terang-terangan memujinya. Dan bagaimana sakit hatinya diri ku ketika wanita lain di puji oleh suami ku sendiri.
"Terserah kamu saja Mas,lakukan saja apa yang kamu ingin kan. Aku sudah capek." Gumam ku sambil membawa barang-barang masuk ke dalam rumah.
"Dasar wanita aneh. Semua hal dibikin ribet." Gumam mas Dani pelan namun masih bisa ku dengar. Sungguh aku tak mengerti dengan jalan pikiran nya. Selalu menganggap enteng semua hal. Terlintas dipikiran ingin melakukan seperti yang ia lakukan agar membuatnya mengerti,namun logika ku sebagai wanita yang bermartabat masih berfungsi dengan sangat baik. Aku tak gila melakukan hal murahan demi membuat manusia tak berperasaan seperti Mas Dani sadar. Dan aku yakin ia tak akan mengerti sampai kapan pun.