DALAM TAHAP REVISI
Update setiap Sabtu dan Minggu!
(Sequel dari ISTRI KU MAHASISWIKU, sebelum baca cerita ini baca dulu sequelnya supaya nyambung bacanya)
Kisah dari Dea Ananda Putri, gadis yang miliki paras rupawan dan lengsung pipi di wajahnya membuat gadis ini semakin cantik dan manis.
Tapi siapa sangka kepindahan Dea ke ibu kota membuat dia bertemu dengan teman masa kecilnya yang merupakan cinta pertamanya.
"Nanti kalau kita sudah besal, aku mau nikah sama kamu, Dea. Seperti ayah dan bunda yang selalu belsama dan punya anak" ujar Elang kecil menatap Dea dengan senyuman yang mengembang.
"Iya, nanti kita bakal hidup bahagia deh" jawab Dea mengaitkan jari kelingkingnya dengan Kelingking Elang sebagai perjanjian.
Tapi itu semua seakan hanya menjadi angan-angan bagi Dea karna dirinya telah di jodohkan dengan Arga sahabat dari kakak tirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon windanor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membeli cincin
Arga melihat-melihat cincin berlian yang akan di beli. Pria itu ingin membelikan sebuah cincin untuk Dea, tentu dia menabung beberapa bulan ini untuk bisa membeli cincin. Dia bukan pria yang kaya raya tapi dia akan berusaha memberikan apapun yang Dea mau, apalagi sebentar lagi dia akan menikahi Dea.
"Mau pilih yang mana, mas? " tanya wanita penjual berlian itu. Arga sedikit tersentak kaget, dia menunjuk cincin berlian yang menarik perhatiannya. Wanita itu mengambil cincin berlian itu dan memberikan pada Arga untuk melihat-lihat terlebih dahulu.
Arga tersenyum memegangi cincin berwarna perak itu. Pasti cincin berlian ini sangat cocok melingkar di jari manis Dea, pikir Arga.
"Cincin yang ini berapa harganya? " tanya Arga pada cincin yang dia pegang sekarang.
"Harga cincin berlian jenis Diamond DQ 82372 ,dua puluh enam juta, mas. Bukan hanya desain nya yang bagus tapi itu berlian asli " jelas penjual tersebut. Arga kaget mendengar harga cincin tersebut, dia meneguk ludahnya kasar. Dia hanya punya uang sekitar tujuh juta, dan sangat tidak cukup untuk membeli cincin itu.
"Maaf mbak, apa ada cincin yang lebih murah, dibawa delapan juta? " tanya Arga. Wanita itu kembali mengambil cincin dan memperlihatkan pada Arga.
"Ini cincin emas berlian , jenis Diamond DQ 3360,harganya tujuh juta , mas " ujar wanita tersebut.
"Kalau begitu saya beli cincin yang ini " ujar Arga. Wanita itu mengambil kotak kecil untuk memasukkan cincin tersebut dan mengambil kertas kuitansi sebagai bukti pembelian. Arga memberikan uang tujuh juta yang berada dalam amplop berwarna coklat tersebut.
"Silahkan di hitung lagi uangnya mbak, takutnya kurang " ujar Arga. Pria itu tersenyum senang karna bisa membelikan cincin emas untuk Dea.
"Semoga kamu suka, Dea " gumam Arga.
*******
Dea dan Elang sekarang berada di sebuah restoran. Gadis itu mengigit bibir bawahnya melihat menu makanan yang akan dia pesan tapi dia lebih fokus pada harga makanan tersebut yang bahkan bisa di samaankan dengan uang jajannya selama satu minggu.
Elang menopang dagunya memperhatikan wajah cantik Dea yang tidak tertutup masker .
"El,lebih baik kita beli makannya di warteg , di sini makanan mahal pasti kamu tidak bisa membayarnya " ujar Dea dengan wajah polosnya. Lamunan Elang langsung buyar dan mengangkat satu alisnya.
"Kamu pesan saja nanti aku yang bayar, kamu tidak usah memikirkan harga makanannya " ujar Elang. Dea menggelengkan kepalanya menolak.
"Enggak El,nanti uang kamu habis " ujar Dea. Elang tersenyum menatap gadis tersebut.
"Kamu tidak usah memikirkan harga makanannya Dea. Aku banyak uang " ujar Elang terkekeh. Dea tersenyum kikuk dan menganggukan kepalanya.
Makanan yang di pesan Elang akhirnya datang, Dea memilih mengikuti pesanan makanan seperti Elang .
"Ayo kita makan " ujar Elang memotong stik daging dengan pisau . Dea kebingungan cara memotong daging stik tersebut. Dia mengikuti cara Elang memotong daging tersebut.
"Kenapa sangat susah " gumam Dea kesal, karna dagingnya tidak terpotong-potong juga. Elang tertawa melihat wajah kesal Dea yang malah membuat gadis itu makin menggemaskan di hadapan pria tersebut.
"Sini aku potongkan dagingnya " ujar Elang mengambil alih piring Dea dan memotong kecil-kecil daging tersebut agar Dea langsung bisa memakannya agar tidak susah-susah untuk memotongnya.
Dea memang berasal dari keluarga yang tidak berada . Dia hidup sederhana di kampung dan ayahnya juga hanya bekerja sebagai buruk dan wajar dia terlihat kampungan apalagi saat memakan daging stik yang hanya dia lihat di televisi. Sejak kecil saat Dea sekolah dari SD, SMP dan SMA pun biaya sekolahnya di bayar oleh keluarga Arga yang merupakan juragan tanah dan juga memiliki kebun teh.
"Aa, buka mulutnya aku suapin " ujar Elang . Dea dengan ragu-ragu menerima suapan dari Elang. Pria itu tersenyum lebar, tangannya terangkat mengusap sudut bibir Dea yang blepotan membuat tubuh Dea menegang dan jantungnya berdetak tak karuan.
"Enak dagingnya? " tanya Elang.
"Iya, enak " jawab Dea.
"Nanti setelah makan kita ke taman ya beli es krim. Karna aku masih ingat kamu sangat menyukai es krim rasa coklat" ujar Elang .
"Ternyata kamu masih ingat dengan itu, El" ujar Dea.
"Aku akan selalu ingat sesuatu yang kamu suka dan tidak suka. Karna sudah dari kecil aku mengenal kamu. Nanti kapan-kapan kita ke rumah aku ya ke temu sama bunda dan ayah " ujar Elang tersenyum lebar. Dea langsung menganggukkan kepalanya .
Arga memberhentikan sepeda motornya di depan restoran. Dia turun dari motor Beat itu , selalu saja motornya ini mogok .
"Kenapa harus mogok lagi, padahal sudah di ganti mesinnya " ujar Arga berdecak kesal. Arga berkacak pinggang, dan mengusap peluh yang membasahi wajahnya. Hari ini matahari sangat terik sekali , Arga mengambil air mineral di tasnya, tenggorokannya sangat kering .
Mata pria itu tak sengaja menatap Dea berada di dalam restoran tempat dia berdiri sekarang. Dia melihat gadis itu bukan hanya sendiri tapi dengan pria lain yang merupakan muridnya. Dadanya begitu sesak dan hatinya begitu sakit melihatnya.
Dadanya semakin sakit saat Elang menyuapi Dea . Rasa cemburu dan marah bercampur menjadi satu melihat adegan yang sangat menyakiti hatinya.
"Kenapa harus sesakit ini " gumam Arga memegangi dadanya tepat di hatinya.
Arga menundukkan kepalanya dan kembali menatap Dea dan Elang. Kakinya hendak melangkah untuk menemui mereka berdua tapi tiba-tiba dia urungkan . Dia tidak mau mencari keributan di sana dan membuat Dea malu yang akan menjadi sorotan para pengunjung restoran di sana. Apalagi Arga sangat tidak bisa mengendalikan emosinya.
Pria itu memilih mendorong motornya menjauh dari restoran itu, dia mencari bengkel terdekat dari sini untuk memperbaiki motornya tapi hatinya tetap merasakan nyeri walau tidak melihat adegan Dea dan Elang saling menyuapi lagi.
*****
Elang memanggil pelayan untuk membayar makanan yang dia pesan tadi.
"Ada saya yang bisa saya bantu, mas" ujar pelayan pria tersebut yang berdiri di sebelah Elang.
"Berapa total makanan yang saya pesan tadi? " tanya Elang dengan wajah datarnya.
"Totalnya empat ratus ribu mas " jawab pelan tersebut.Elang mengeluarkan uang dari dompetnya dan memberikan empat lembar uang berwarna merah tersebut.
"Ayo kita ke taman" ujar Elang dengan suara yang sangat lembut pada Dea sangat berbeda saat dia bicara dengan pelayan tadi.Pria ini akan bersikap lembut pada kedua orang tuanya, adiknya dan Dea , gadis yang sangat spesial bagi Elang.
Bersambung....
Aku update cerita ini setiap sabtu dan minggu, ya!!!
kejam banget thor.
kalau mau baca karya yg lain jadi malas krn takut sad ending. kaya Dafa, masih membekas.