Cerita hanya hayalan semata dan tidak menjiplak karya mana pun!
Julia hanya anak miskin yang di nikahi oleh Alan anak nya Juragan karet yang amat sangat kaya, Alan anak ketiga dalam keluarga ini dan semua nya tinggal satu rumah yang amat besar.
Persaingan antara menantu amat sangat ketat, hanya Julia yang tetap apa ada nya karena dia tak punya apa apa dalam hidup ini dan selalu kena marah oleh Warti.
hanya Karto sebagai mertua laki laki yang membela diri nya, bahkan lebih sayang mengalahkan Alan.
Bagai mana kisah mereka selanjut nya?
akan kah Julia larut dalam perhatian dan kasih sayang Karto?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Mahluk hitam bernanah
Karto yang lagi duduk merasakan seperti ada sesuatu yang bergerak di dalam celana nya, maka dia pun bergegas membuka dan melihat apa yang sedang gerak gerak itu. pas di buka sama sekali tidak ada apa apa nya, padahal jelas sekali tadi ada yang bergerak liar di sana membuat dia merinding dan juga geli.
"Tidak ada apa apa kok." batin Karto yang agak bingung.
Ketika dia sudah selesai membenarkan celana nya, Karto merasa di pojok kamar ada yang sedang memperhatikan diri nya. dari lirikan mata saja dia bisa melihat sosok yang amat tinggi itu, bahkan terlihat cakar cakar nya yang amat sangat panjang.
"Siapa kau?!" Karto menoleh kearah yang tadi.
Namun pojok kamar itu kosong tidak ada apa apa nya, rasa nya Karto mulai di teror oleh sesuatu dan dia merasa itu sangat aneh. tidak dari mana mana dan dia juga selama ini jarang punya urusan dengan dukun, tapi kenapa kok bisa sampai sekarang merasa keseraman.
Angin dingin masuk dari jendela kamar yang terbuka, Karto menarik nafas berat dan dia memutuskan untuk rebahan saja. padahal ini sudah jam lima sore, harus nya dia di luar dan menunggu waktu Maghrib agar bisa nanti pergi sholat di masjid karena umur segini biasa nya paling rajin pergi ke masjid.
"Apa ya, kok mendadak saja kamar ku ada sesuatu begitu?" gumam Karto agak bingung juga sekarang.
Baru saja Karto berucap demikian, dari bawah ranjang ada sebuah tangan panjang dan sangat hitam, bau nya seperti nanah bercampur dengan darah. Karto panik dan mau kabur, namun gagal karena tangan satu lagi memeluk nya erat juga dari bawah ranjang itu.
"Lepaskan, lepaskan aku!" Karto berusaha untuk berontak.
Sewooosshh.
Aroma nanah semakin menjadi saja menusuk kedalam hidung, mahluk itu sudah melepaskan pelukan nya namun Karto malah tidak bisa bergerak dari tempat tidur bagus itu. tubuh nya kaku dan membeku, dia sungguh ingin kabur karena sekarang ketakutan luar biasa. sosok hitam tinggi dengan rambut gimbal naik ke atas tubuh nya, menginjak dari perut hingga sampai otong.
"Kau akan menderita seperti akuuuu...barang milik mu akan membusuk seperti ini." mahluk itu menunjukan otong nya.
"Tidak, siapa pun tolong lah aku sekarang!" Karto ingin teriak namun hanya terucap dalam hati saja.
Otong milik mahluk gimbal ini menggelantung di antara sela kaki nya, penuh nanah dan juga darah yang bau amis tidak karuan. bahkan ada juga putih putih menggeliat di atas nya, Karto yakin bahwa itu adalah ulat yang mengerubungi nya selama otong sakit.
"Kau akan menderita, penderitaan mu akan sangat panjang karena ini bukan untuk kematian." desis mahluk itu lagi.
Blaaap...
Tak lama mahluk itu menghilang setelah menampakan diri di hadapan nya Karto, namun bau amis nya masih tertinggal di dalam kamar ini. padahal jendela dalam keadaan terbuka lebar, namun tetap saja tidak bisa mengurangi bau bau ini.
"Siapa dia, kenapa dia tiba tiba datang padaku?" batin Karto yang sudah keringat dingin.
Rasa nya Karto mau bangun dan keluar dari kamar, namun tubuh nya sudah tidak bisa bergerak sama sekali dari atas tempat tidur. dia kaku dan membuat Karto amat ketakutan, sudah seperti orang stroke saja karena tubuh ini mati semua.
"Ada apa dengan ku, kenapa aku tidak bisa bergerak?!" panik Karto terus berusaha untuk bangkit.
"Gara gara mahluk itu kah? pasti ada yang tidak suka padaku, aku di santet!" batin Karto sudah menebak bahwa itu adalah mahluk kiriman dari seseorang tentu nya.
Cuma Karto memang sama sekali tidak ada pegangan untuk melawan, dia hanya terkenal binal suka jajan perempuan saja. masalah ilmu hal hal begini maka dia buta alias tidak tau apa apa, maka nya dia cuma bisa ketakutan setengah mati menghadapi setan yang bau amis darah dan juga nanah yang amat sangat busuk.
...****************...
Purnama duduk di hadapan Maura juga yang membawa suami nya, tak lupa dia juga membawa Adik nya saja. kalau Zidan yang di bawa maka nanti dia akan banyak di suruh mengalah, lagi pula dia membawa adik ular nya untuk jaga jaga agar kalau ada yang serius maka tinggal di hapus saja ingatan mereka.
"Biaya mobil Mbak Pur sekitar dua juta ini." Dion duduk di antara mereka.
"Aku yang akan bayar, tidak usah kau katakan pada dia! aku ganti rugi, jadi aku juga akan minta ganti rugi karena kau sudah menampar ku." Maura yang langsung menjawab sengit pada Purnama.
"Oh boleh, aku tidak keberatan soal itu." Purnama berkata santai.
"Bila kau tidak ingin membawa nya di pengadilan, maka kau harus terima untuk ku tampar balik." Maura sudah berdiri angkuh.
"Aku terserah saja, mau sampai pengadilan pun tidak masalah karena aku juga punya uang." Purnama bersidekap tangan dengan gaya nya yang amat angkuh.
Jangan pernah adu keangkuhan apa bila bersama dengan Purnama, karena mahluk satu ini adalah jago nya. jadi dia akan terus melawan dan tidak peduli itu siapa, mau main tampar ya ayo dan apa lagi bila sampai main banting. itu adalah part yang paling Purnama sukai, karena dia suka kekerasan.
"Aku sudah memutuskan untuk ganti menampar ku saja!" Maura juga ingin unjuk kebolehan.
"Boleh, aku oke saja asal kan kau tidak menyesali nya nanti." Purnama memasang wajah.
"Maura, ayo lah tenang dulu." Amira mencoba untuk bicara.
"Biar kan saja, kau cukup perhatikan dengan seksama ya soal kami saat ini." tegas Purnama pada Amir yang ada sebagai saksi.
Amir menarik nafas panjang karena ini sudah pasti akan terjadi kekerasan, satu keras kepala dan satu nya lagi lebih keras kepala membuat masalah tidak akan berhenti begitu saja. cuma Arya yang tetap cuek tidak ada kesan apa apa, dia tau Kakak nya siapa dan keputusan yang di ambil nya tidak salah.
"Bersiap lah kau menerima tamparan ku!" geram Maura mengumpul kan tenaga.
"Aku sudah siap dari tadi." Purnama tersenyum sinis.
"Nah silahkan saja, kau boleh tampar dia bila memang bisa." Arya pindah karena tidak mau menghalangi.
PLAAAAAAK.
KRAAAAAK.
"Aaaarrrrkkkhhh!"
"Maura!" Amir kaget sekali setelah melihat Maura menampar Purnama dan malah tangan dia patah dari siku.
"Sakiiiit....tangan ku sakit sekali." jerit Maura karena tulang nya memang keluar.
"Kenapa kau melihat ku, itu kecelakaan istri mu sendiri. aku tidak menyentuh nya sama sekali!" Purnama berkata cuek.
Amir sungguh heran sekarang karena bisa bisa nya mau menampar orang tapi yang patah malah tangan sendiri, seolah Purnama sangat keras sehingga tangan pemukul saja langsung patah di buat nya. Amir segera membawa istri nya kerumah sakit, karena ini parah juga luka yang Maura alami.
Bab ketiga ya, jangan lupa like dan komen nya besty, selamat siang dan selamat membaca karya othor ya cinta.
lanjut thor
lanjut thor 🙏