NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Duda

Terpaksa Menikahi Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:760k
Nilai: 4.9
Nama Author: Miss Merveille

Tak ada cinta yang tersisa di dalam hati seorang Digo Uparengga. Semenjak pengkhianatan yang dilakukan oleh sang istri dengan adik kandungnya sendiri bukan hanya meninggalkan luka yang menganga di dalam hati Digo, tetapi kelainan impoten yang membuat dirinya di cap sebagai lelaki anomali.

Berbagai cara telah dia lakukan untuk menyembuhkan kelainannya. Namun, tak ada satupun yang berhasil. Hingga, ia bertemu dengan seorang gadis mabuk yang membuatnya Turn on untuk sekian lama. Tanpa pikir panjang, untuk meyakini dirinya telah sembuh dia pun meminta permintaan gila kepada gadis itu, yaitu menikah dengannya.

Apakah gadis itu bersedia menikah dengan Digo?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Merveille, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Turn On

“Kau gila, huh? Baru saja kau menolak ku membuktikan aku ini impoten atau tidak. Lalu sekarang malah kau yang ingin membuktikan dirimu masih perawan atau tidak. Kau benar-benar sudah mabuk." Digo bicara dengan berteriak, sebuah senyum kecut terukir bagai di bibirnya seperti sebuah penghinaan untuk dirinya sendiri yang telah di ledek oleh gadis asing menyebalkan di hadapannya.

 

"Jika kau benar-benar impoten berarti diriku aman. Meskipun aku telanjang di depan mu, punya pun juga tidak akan bangun."

 

"Kau benar-benar gila. Lebih baik kau pulang. Malam di Belanda tidak baik untuk wanita yang masih perawan seperti mu."

 

Digo sudah bangun dari duduknya. Berdiri meraih tangan Arumi hendak memapah tubuh mungil gadis itu. Pandangannya menerawang ke sepenjuru tempat pesta yang di adakan di halaman rumah yang luas. Mencari-cari keberadaan orang yang membawa Arumi menggunakan insting pikirannya.

 

"Siapa nama teman mu, huh?" Digo bertanya tepat di telinga Arumi.

 

"Leon... Namanya Leon."

 

Kening Digo mengerut. Jadi yang membawa gadis ini seorang lelaki. Dasar lelaki tak bertanggungjawab. Batin Digo. Kembali dengan wajah merengut, Digo menelusuri setiap lelaki yang ada di depan matanya. Berusaha mengenali lelaki yang dia sendiri belum pernah bertemu dengan instingnya.

 

"Leon bajingan. Lelaki miskin yang hanya numpang hidup."

 

Kepala Digo melengos seketika, saat samar-samar mendengar Arumi berkata kasar.

 

"Kau bicara apa, huh?" Digo menutup telinga kirinya untuk dapat lebih jelas mendengar ucapan Arumi.

 

"Leon bajingan. Lelaki yang pura-pura mencintaiku hanya untuk mengeruk harta ku saja."

 

Apa pula ini? Jadi Leon ini siapa? Lelaki yang mengajak Arumi ke pesta rumah kolam atau siapa? mengapa Arumi menyebut lelaki bajingan yang hanya menumpang hidup dengannya?

 

Bingung, akhirnya Digo menyerah dan memutuskan untuk kembali duduk. Memesan satu bir lagi.

 

"Siapa Leon?"

 

"Huh?" Arumi yang sudah tidak kuat menyanggah kepalanya susah payah mengangkat kepala dan menatap Digo dengan matanya sayu.

 

"Siapa Leon?" tanya Digo kembali.

 

"Ah, dia lelaki yang sudah lama hidup di apartemen ku, yang katanya mencintaiku tapi mengeruk semua uang ku dan lari dengan wanita lain."

 

Frustasi, Digo mengusap wajahnya kasar. Sekarang lelaki itu sudah tahu siapa yang di maksud Leon. Bukan teman kuliah Arumi di belanda yang membawa gadis itu ke pesta rumah kolam, melainkan mantan kekasihnya yang selama ini di biayai hidup olehnya dan malah bermain api di belakang.

 

"Di mana apartemen teman mu? Biar aku mengajak mu pulang." Digo tidak mungkin meninggalkan Arumi sendirian di sini. Belanda malam hari terlalu berbahaya untuk gadis yang masih perawan sepertinya. Terlebih, mereka datang dari negara yang sama. Digo tidak akan sampai hati meninggalkannya dalam keadaan mabuk begitu saja.

 

Namun, sial kebaikannya malah di sia-siakan oleh Arumi. Bukan menjawab saja pertanyaan Digo, dan memberikan alamat apartemen Tessa kepada Digo, Arumi justru bangkit dari duduknya, menghambur ke arah Digo dan memeluk tubuh lelaki itu.

 

Seketika Digo terkejut. Tubuhnya bergetar hebat, tetapi dia tak bisa melakukan apapun selain diam.

 

"Ka... Kau ini benar-benar ingin membuktikan aku impoten atau tidak, ya?"

 

Tak ada jawaban, tapi pelukan itu semakin erat. Arumi mengalungkan kedua tangannya di leher Digo. Menyembunyikan kepalanya di sela-sela tangan mungilnya hingga tak ada seorangpun yang tau bagaimana bentuk wajahnya.

 

"Aku bukan tidak bisa hidup tanpanya." Tiba-tiba Arumi berkata. Suaranya begitu lemah karena terdengar suara tangis yang mengiringi ucapannya. "Hanya saja, kenangan menyebalkan bersamanya terus menghantui pikiran ku seperti sebuah bayangan hitam yang tak ingin menjauh dari diriku. Itu menyakitkan. Lebih menyakitkan daripada melihatnya memasukkan cincin ke tangan wanita lain."

 

Hening, tiba-tiba hati Digo terhenyut. Secara tidak langsung perkataan Arumi seperti sebuah tamparan untuk dirinya. Benaknya bertanya apakah yang selama ini yang ia rasakan juga sama seperti yang di rasakan Arumi? Bukan karena dia tidak dapat melupakan Laluna, tapi karena kenangan bersamanya lah yang tidak dapat hilang dalam benaknya hingga membuat dia mengidap impoten.

 

Digo segera tersadar akan lamunannya. Mencoba menetralkan kembali pikirannya agar dapat membawa gadis di depannya ini kembali ke apartemen temannya. Digo pun berinisiatif untuk menunggu hingga pesta berakhir dan berharap akan ada seseorang yang mencari keberadaan Arumi.

 

Namun sayangnya, hingga menjelang subuh dan pesta benar-benar berakhir tak ada satupun tamu yang mencari keberadaan Arumi, membuat Digo dengan berat hati akhirnya membawa Arumi setelah sebelumnya berdebat dengan pemilik pesta yang juga temannya karena Digo hendak meninggalkan Arumi yang sudah benar-benar tak sadarkan diri.

 

"Wanita menyusahkan." Dengan perlahan, Digo meletakkan tubuh Arumi di kursi mobilnya. Memasang sabuk pengaman mobil, dan segera melajukan mobil meninggalkan tempat pesta.

 

Sepanjang perjalanan, Digo bingung  hendak akan membawa Arumi pergi kemana. Karena pasalnya, dia tidak mungkin membawa gadis itu ke rumah neneknya. Bisa-bisa nenek tua itu akan heboh melihat cucunya yang dia ketahui patah hati akibat perceraian tiba-tiba membawa seorang gadis dalam keadaan mabuk. Bisa-bisa neneknya akan langsung menyuruh Digo untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan.

 

Namun, Digo juga bingung jika tidak di bawa kerumah neneknya mau di bawa kemana gadis pemabuk itu? Lama, dia berpikir sambil menyetir dengan kecepatan lambat. Hingga akhirnya, Digo memiliki opsi membawa Arumi ke sebuah motel kecil di pinggiran Amsterdam.

 

Karena selama di Belanda, Digo tidak pernah berkencan dengan seorang wanita. Membuat, dia gugup setengah mati saat penjaga motel menanyai namanya. Takut-takut, dia bakal di laporkan ke polisi karena membawa wanita ke motel. Padahal jelas itu tidak akan terjadi, mengingat dia sekarang berada di Belanda bukan Indonesia.

 

"Kamar lantai dua. Kau bisa menggunakan lift membawa wanita itu ke sana." Sambil menyeruput semangkuk mie yang asapnya masih mengepul, penjaga motel memberikan sebuah kunci kepada Digo.

 

Digo menerimanya, kemudian terpogoh-gopoh memapah tubuh Arumi naik ke lantai dua sesuai penjaga motel katakan.

 

Bruk...

 

Digo meletakkan tubuh Arumi di atas ranjang. Membuka heels yang masih terpasang di kakinya, dan menyelimuti tubuh mungilnya. Rasa lelah menyergap tubuh Digo. Di baringkannya tubuh itu di sofa depan ranjang, Berkali-kali, Digo menghela napas untuk menytabilkan napasnya juga menurunkan adrenalinnya yang sedikit naik tadi.

 

"Arumi Maharani." Dia memijat-mijat keningnya sambil bergumam menyebutkan nama gadis yang terlelap di depannya. "Seperti nama itu tidak asing."

 

Penasaran, Digo bangkit dari tidurnya hendak mengambil ponsel untuk mencari tahu siapa gadis di depannya itu yang namanya amat familier di telinganya. Namun saat dia hendak merogoh ponselnya di dalam celana, maniknya sudah menangkap pemandangan yang tidak semestinya dia lihat.

 

Selimut yang seharusnya menggulung dan membungkus tubuh mungilnya, kini sudah mental hingga ke lantai motel. Tubuh berbalut gaun mini super ketat itu tersibak memperlihatkan lekuk indah bagian inti milik Arumi yang masih tertutup dalaman.

 

Tiba-tiba tubuh Digo panas dingin. Susah payah, dia menelan salivanya. Berusaha menahan gejolak yang sudah lama sekali tidak ia rasakan.

 

Namun, saat dia masih berusaha menahan gejolak yang sulit ia mengerti dalam dirinya sendiri. Tiba-tiba, dia merasakan sesuatu di dalam sana berusaha untuk memberontak keluar. Digo menundukkan kepalanya. Melihat ke balik celana jeans yang dia kenakan. Seketika itu ia menyadari setelah sekian lama miliknya kembali menegak. Dia Turn On!

Bersambung...

1
Kaizar Kaizar
sudah pindah lapak kah??
Cahaya Lisbet
bingung.baca apa ko ga nyambung..
Greenindya
diulang nih jadi pusing 😵
Greenindya
judul bab Arumi Maharani tapi isinya Naysila
bingung euy
Eni Nuraini
happy anniversary rumi dan digo...
Eni Nuraini
pemeran diego di ranjang tuan lumpuh juga ini kan???
pokok e tampan bgt,hot duda wkwk
Eni Nuraini
gak donk...
sebenarnya kamu baik kok,iya kan?
Eni Nuraini
mau dicoba
nikah dikit ya?
Tuti
ayo kak lanjut...
Yurniati
lanjut thorr
Sahiroh
lanjut
Nunung Ningrum
lanjut😘😘😘
dimas wahyu
akhirnya muncul lagi setelah sekian purnama
v3r4
lanjut thor👍🏻
Bambang Setyo
Akhirnya lanjut.. Kirain gak bakalan dilanjut nih cerita..
MommyNu
Masih setia menanti kelanjutannya 💪
hasimnely
lanjutdonk thor......😘😘
Tuti
lanjut...jangan digantungkan critanya
Indah Rudi
lama gak up kak😑😑
Yoca Messakh
mana lanjutannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!