Mengisahkan tentang perjuangan hidup seorang gadis bernama Anindyta Kailila .
Dalam menggapai cita-citanya dengan
keadaan hidup yang sederhana.
Bekerja sebagai asisten seorang model papan atas, merupakan batu loncatan baginya untuk mengais rupiah dengan tetap harus pintar membagi waktu mengurus ayahnya yang sakit.
Jangan tanyakan tentang kisah cintanya.
Sebab semenit saja, otak dan hatinya tak pernah kosong, karena perintah dari sang model yang selalu datang bertubi-tubi.
Namun, apalah dayanya jika ternyata kegigihannya bekerja justru mempertemukannya dengan seorang CEO yang ternyata kekasih sang model.
Bahkan perasaan mereka tidak dapat di bendung untuk saling jatuh cinta.
Mungkinkah seorang asisten mendapatkan cinta seorang presdir bahkan kekasih bosnya sendiri...?
Ikuti ceritaku " Di Balik Layar"
Semoga di sukai pembaca.
Salam santun
salam sehat untuk semua
🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmeLBy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5 : PEKERJAAN BARU
Begitulah kontrak yang Anin dan Felysia buat. Bahwa ada syuting atau tidak, Anin tetap di bayar untuk gajih bulanannya. Sebab, walau tidak ada syuting.
Anin sesekali pasti datang ke apartemen Felysia, untuk memastikan keadaannya.
Dua minggu berlalu, nampak Anin senang menjalani hidupnya. Yang lebih banyak ia habiskan dirumah bersama Ayahnya tercinta. Anin menjadi punya banyak waktu untuk mengurus dan merawatnya. Mulai dari membantu ayahnya berjemur di pagi hari, untuk memperbanyak sang ayah mendapat vitamin, memandikan, sampai memasak sesuai menu yang bisa ayahnya konsumsi seperti yang telah di anjurkan dokter. Dengan tidak tergesa seperti yang biasa ia lakukan selama ini.
Anin juga lebih banyak memiliki waktu untuk menciptakan desain pakaian yang baru. Semakin banyak waktu kosong, maka semakin liar imajinasi Anin untuk menciptakan rancangannya. Karena hanya sesekali ia ke apartemen Felysia. Untuk membantu membersihkan dan juga memperhatikan makanan yang dapat di konsumsi oleh Felysia. Memang lebih mirip sebagai pembantu sih tepatnya. Dan itu di luar kontrak. Lebih ke rasa kemanusiaan saja, Felysia sudah di anggapnya seperti saudaranya sendiri. Yang harus di perhatikan dan di jaganya.
"Anin, sepertinya kita mengalami libur yang sangat panjang." Ujar Felysia sambil mengunyah makan siangnya, yang baru selesai di masak oleh Anin.
" Iya, aku sudah terlebih dahulu melihat jadwal mu. Sepertinya 3 bulan lagi, baru ada perusahaan yang mengontrak mu. Itu artinya 3 bulan ke depan kita tidak punya kesibukan." Jawab Anin yang duduk menghadap Felysia di meja makan , sambil memeriksa lebih teliti seluruh kontrak perjanjian kerja milik Felysia.
"Rencana, mungkin aku akan Ke Australia. Aku kangen sama Nayra adikku". Ucap Felysia.
"Wah, rencana bagus itu. Sekalian liburan. Kali aja ketemu jodoh." Kata Anin sambil tersenyum penuh semangat.
"Ha...ha...ha... jodoh...?? kamu tuh yang ga pernah pacaran, buruan cari jodoh." Ucap Felysia tak mau kalah meledek Anin.
"Jodoh akan datang sendiri, tidak perlu di cari. Tapi, selama kamu libur. Aku gabut donk."
Ujar Anin lagi.
"Ya... gimana lagi. Kontrak kita kan di buat per 1 tahun. Masa aku membatalkannya. Untung banyak kamu nya." Ujar Felysia.
Mengingat perjanjian mereka, bahwa jika ada salah satu pihak yang membatalkan kontrak maka harus membayar senilai 200jt. Itu pula yang membuat Anin selama ini tetap tegar bertahan untuk bekerja dengan Felysia.
"Tapi Fe, selama libur ini. Apa aku boleh bekerja di tempat lain ?" tanya Anin serius.
"Asal jangan bekerja di Agency Model saja, kamu kena pasal dalam perjanjian kita." Ucap Felysia lagi.
"Tentu tidak. Aku ingin melamar sebagai pelayan di sebuah butik pakaian pengantin. Kamu tau sendiri bahwa aku sangat suka mendesain pakaian kan." Ucap Anin menguraikan maksudnya.
"Oh, kalau itu. Aku ijinkan. Tetapi, setelah aku selesai libur. Dan kita dapat kontrak yang baru. Kamu harus kembali fokus bekerja dengan ku." Jawab Felysia.
Di balas anggukan oleh Anin.
Inilah sisi baik dari Felysia, lambat laun dia sekarang lebih bisa di ajak berkomunikasi dengan baik.
Tidak sejudes, pada awal ia bekerja sama. Mungkin itu juga yang membuat dia lebih cepat kehilangan manager dan asisten sebelumnya. Dia termasuk bos yang arogan.
"Oh... iya. Satu lagi Anin. Kamu ga perlu datang bersih bersih dan perhatikan makananku lagi. Sebab aku besok akan berangkat. Juga, tidak usah kamu hubungi aku dulu. Kalau aku perlu kamu, aku sendiri yang akan menghubungimu, oke?" pinta Felysia pada Anin.
"Baiklah. Tetapi untuk chat bertanya kabarmu. Masih boleh ya...??" tawar Anin.
"Iya.. klo chat saja mungkin masih ku layani. No call...!!" tegas Felysia.
"Oke... deal !!!"
"Gadis pintar." Puji Felysia dengan senyuman.
"Baiklah, aku pulang dulu ya. Selamat menikmati liburanmu. Jaga kesehatan dan semoga menemukan kebahagiaan, bersama adikmu." Pamit Anin.
Anin yang memang cerdas manfaatkan waktu dan peluang. Tentu tidak mendapat kendala dalam mencari pekerjaan. Dengan bantuan media sosial, ia segera mendapatkan informasi lowongan pekerjaan. Walaupun hanya sebagai penjaga atau pelayan di sebuah butik yang cukup lengkap dan ternama di kotanya.
Inteview dan curriculum vitae sudah di lengkapi via internet. Dan keterangan bahwa Anin di terima juga sudah di kirim melalui email-nya. Sehingga, hari itu Anin siap masuk kerja di Butik MJ. Tempat bekerja yang memang di incar nya selama ini.
Dengan langkah semangat Anin memasuki sebuah bangunan berlantai 3 itu. Mewah, itulah kesan pertama ketika Anin memasuki Butik itu. Butik MJ adalah sebuah butik yang menjual pakaian terlengkap. Dan di lantai paling atas adalah khusus pakaian pengantin.
Butik itu di miliki oleh Mellisa Kurnia, istri dari pengusaha tajir melintir Jordan syahreza. Wajar saja butik itu di beri nama MJ, rupanya itu inisial dari nama pasangan suami istri tersebut.
"Permisi, saya Anindyta Kailila. Kemarin mendapat email, kalau saya di terima bekerja di butik ini." Ujar Anin sopan pada wanita yang duduk di meja sebelah kanan setelah pintu masuk Butik itu.
"Sebentar, saya cek dulu ya mbak" ucapnya sambil mengarahkan tangannya ke kursi pertanda mempersilahkan Anin duduk.
"Iya mbak, terima kasih." Ucap Anin seraya menduduki kursi di hadapannya.
Terlihat wanita itu, mengangkat gagang telepon. "Mbak Wilna, atas nama Anindyta Kailila mendapat email, di terima bekerja di sini." Ucapnya melalui sambungan telepon itu.
Diam...
Terlihat wanita itu menyimak jawaban dari seberang telepon. "Baik, Siap. Akan saya sampaikan terima kasih." Ucapnya menutup sambungan telepon.
Kemudian wanita itu menatap kearah Anin dan berkata : "Mbak, silahkan naik ke lantai 3. Belok ke kiri, mbak akan bertemu dengan Wilna sekretaris Bos. Dia akan mengantarkan mu menghadap ibu Mellisa secara langsung. Beliau sudah menunggu anda."
Ucap wanita itu dengan rinci.
"Baik, terima kasih." Ucap Anin seraya beranjak dari tempat duduknya untuk mengikuti arahan yang di sampaikan oleh wanita itu.
Saat tiba di lantai 3 dan berbelok ke kiri, terdapat cermin yang sangat besar. Dada Anin sedikit berdegup kencang, mengingat ia sebentar lagi akan bertemu direktur pemilik Butik besar itu.
Ada seulas senyum tipis di bibir Anin, melihat penampilannya sendiri dari pantulan cermin itu.
Ia yang datang dengan celana casual abu abu, dengan atasan lengan panjang hitam, di padu dengan rompi panjang senada dengan celananya. Dengan sepatu snikers hitam kesayangannya, tak lupa ransel yang selalu setia di pundak, yang berisi buku koleksi desainnya.
Sesaat Anin nampak menarik nafas dalam, untuk mengumpulkan rasa percaya dirinya. Kemudian melangkah pasti, menemui Wilna terlebih dahulu.
"Selamat Pagi, saya Anindyta Kailila..." Belum sempat Anin memperkenalkan dirinya wanita bernama Wilna itu langsung berdiri dan bejalan menuju pintu di depan kanannya.
"Oh, iya. Sebentar." jawab Wilna.
Tok ...
Tok ...
Tok ...
Terdengar suara dari dalam berkata: "Iya."
Sambil menengok kepalanya kedalam, Wilna berkata : "Anindyta sudah di sini Bu."
"Persilahkan dia masuk, Wil."
Masih terdengar suara dari dalam ruangan itu.
Bersambung
...Mohon dukungannya 🙏...
...Komen kalian sangat autor harapkan 👍💌✍️🌹...
...Seikhlasnya...
...Terima kasih...
selamat membaca yaaak