Ajudanku, Si Dingin Pembuat Panas

Flo saat ini Tengah berbaring di sofa kamarnya, dia Tengah membaca buku tapi terganggu dengan ketukan pintu dari luar kamarnya.

Flo menutup bukunya dan langsung mendudukkan dirinya, ia tersenyum melihat kearah pintu.

“dia datang juga” gumamnya,

“Masuk” serunya kemduian.

Perlahan pintu kamarnya itu terbuka menampakkan Ares yang berdiri menatapnya dingin.

“Ada apa kau memanggil saya?” tanyanya datar.

Flo berdiri dari duduknya berjalan menuju lemarinya mengambil jaket kulit dari dalam lemarinya itu. Lalu ia memakainya, penampilannya saat ini cukup menawan dengan rok hitam di atas lutut sertas jaket kulit yang ia kenakan.

“Kau ajudanku kan, jadi ikut aku” ucap Flo saat sudah di depan Ares.

“mau kemana?” tanya Ares masih dengan wajah dinginnya, suaranya juga masih terdengar datar.

Flo yang sudah melewati Ares berbalik menatap pria itu Kembali

“Tidak usah banyak tanya aku mau kemana” ketus Flo dan Kembali berjalan tapi tangannya di tahan oleh Ares.

“Saya tidak akan pergi atau mengijinkan anda pergi kalau tidak bilang kemana” ucapnya tegas sambil mencengkram kuat tangan Flo

“Oh ceritanya mau melarangku? Tidak mengijinkanku pergi?” Flo mendekatkan dirinya, jarak mereka cukup dekat hanya sejengkal saja.

“Masih mau menggoda saya, sudah saya bi…” belum sempat Ares selesai bicara, Flo sudah mendorong kuatnya hingga terdorong masuk kedalam kamar. Flo mengunci pintu kamarnya saat ini.

“mau apa kamu?” tanya Ares saat melihat Flo mengunci pintu kamarnya.

“Mau menggodamu?” jawab Flo santai, perlahan dia mendekat kearah Ares.

“Jangan gila,dan jangan macam-macam denganku”

“uhh, kenapa terbalik ucapannya seharusnya aku yang mengatakan itu” ledek Flo, langkahnya semakin mendekat.

“Nona Flo Hapsari Dinata, saya peringatkan kalau anda terus mendekat saya tidak segan berbuat kasar” ucap Ares tegas memberikan peringatan pada Flo yang semakin mendekat. Sedangkan Ares semakin mundur hingga kaki belakangnya terpentuk sofa yang di duduki Flo tadi.

Flo seperti tidak perduli, dia malah mendorong Ares hingga terjatuh kesofa, Ares yang kaget membuat tangannya reflek menarik tangan Flo yang sudah dekat dengannya sehingga kini Flo jatuh di atasnya.

“Wow, malah kau sendiri yang melakukannya” ucap Flo tersenyum.

“Minggir,” pinta Ares sambil mendorong pelan Flo yang berada di atas tubuhnya. Tapi Flo malah berpegang erat padanya.

“OKE, APA MAU MU..” ucap Ares keras, ia sudah kehabisan kesabaran karena ia sebagai pria normal dengan posisi seperti saat ini tentu ia tidak bisa menjamin. Apalagi yang ia hadapi Perempuan gila.

“Hah, segitu saja imanmu. Kau bilang tidak tergoda denganku, tapi apa? ada yang menonjol di bawah” Flo berdiri dengan senyum penuh kemenangan.

Ares diam saja, dia berdiri dengan kikuk. Tapi ia berusaha menahan ekpresi di wajahnya. Wajah dinginnya itu semakin dingin.

“Brengsek, kenapa denganku. Dan kenapa aku harus ditugaskan menjaga Perempuan gila ini” maki Ares dalam hati, lalu ia keluar begitu saja.

“Saya tunggu di luar” ucapnya berjalan pergi tanpa melihat kearah Flo.

Flo melihat itu tertawa penuh kemenangan, dia bertepuk tangan sambil tertawa dengan kemenangannya saat ini.

“Salah sendiri macam-macam dengan FLO” ucapnya, lalu mengambil tas kecil di atas tempat tidurnya lalu ia berjalan keluar menyusul Ares yang sudah lebih dulu.

Tapi saat dia akan keluar, ia malah berpapasan dengan Valen yang menatapnya dingin.

“kenapa natap gue begitu?”

“Kakak habisng ngapain dengan ajudan tadi?” tanya Valen.

“Bukan urusanmu,” jawab Flo lalu berjalan melewati adiknya begitu saja.

Valen hanya diam melihat kakaknya yang sudah pergi menuruni anak tangga.

……………………

“Ngapain kamu ngajak saya kesini?” tanya Ares saat mereka sudah sampai di sebuah Club.

“Udah nggak usah banyak tanya, ayo masuk” Flo merangkul lengan Ares, dan mengajak pria itu masuk.

Ares sedikit kaget, dia melihat Flo yang memeluk lengannya saat ini.

“Saya nggak, ayo pulang” Ares tak melangkah sama sekali, ia malah mengajak Flo pulang.

“Nekat ulang, aku bakal lebih nekat” ucap Flo mengancam,”Aku jamin hidupmu nggak bakal nyaman selama menjadi ajudanku” lanjutnya menatap Ares yang berdiri di sebelahnya.

Ares akhirnya hanya bisa pasrah saja, dia lalu berjalan Bersama Flo masuk kedalam Club tersebut.

“bagaimana kalau rekan-rekanku tahu aku masuk ketempat seperti ini” Ares sama sekali tidak pernah menginjakkan tempat seperti ini karena ia menjaga martabat kesatuannya.

Saat sudah sampai di dalam Flo langsung mengajaknya ke segerombolan orang duduk di sofa sedikit pojok Club tersebut.

“Wow ratu party kita dating juga” seru seorang pria yang langsung berdiri menyambut kedatangan Flo.

Dua orang Perempuan yang ada di situ juga ikut berdiri.

“Asik nih, si ratu party udah dating. Gue pikir lo nggak bakal dateng” ucap salah satu Perempuan itu yang langsung memeluk Flo.

“mana mungkin gue nggak dateng ke acara lo” jawab Flo.

Ares yang berdiri di dekat mereka hanya mengamati lima orang teman Flo yang ada di situ. Apalagi pandangannya juga tertuju pada beberapa botol minuman di meja.

“Siapa?’ tanya salah satu Perempuan yang memeluk Flo barusan.

“pacar gue, katanya gue harus bawa pasangan kan” ucap Flo dan menarik lengan Ares, dia merengkuh lengan pria itu. Ares kaget, bagaimana tidak kaget ia di perkenalkan sebagai pacar. Ares menatap tak percaya pada Flo, Flo sendiri bodo amat dengan tatapan Ares padanya.

***