Suara itu sangat tidak asing di telingaku ... Apakah dia Ghavi yang kukenal ? Ghavi yang pernah mengisi hatiku selama 5 tahun dengan penuh cinta dan mamanya yang telah menghancurkan nya dengan cara yang tidak bermoral. Sudah susah aku bersembunyi darinya sejak 3 tahun lalu tapi kenapa harus bertemu dengannya disini ? batinku ingin berteriak antara yakin dan tidak bahwa laki-laki yang disebutkan oleh Amara sebagai tunangannya adalah Ghavi yang pernah mengisi hatiku beberapa tahun yang lalu saat kami berdua bersekolah di Paris.
Apakah Catelyn akan goyah dengan kehadiran Ghavi ?
Apakah Catelyn bersedia membuatkan gaun pernikahan untuk Amara dan Ghavi ?
Dan bagaimana perasaan Catelyn dan Ghavi atas pertemuan yang tidak terduga ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BUCKET BUNGA LILY
Tidak harus menjadi terpandang karena memiliki uang banyak, namun cukup menjadi seseorang yang bisa membuka lapangan kerja untuk orang lain.
Selesai memoles make up yang agak bold untuk acaraku nanti. Kulihat jam tangan Cartier ku sepertinya aku harus bergegas untuk memakai pakaian karena waktu sangat mepet. Karena harus memastikan fashion show malam ini sukses.
"Mommy ... is that you ?" tiba-tiba suara mungil muncul di pintu kamarku dengan wajah mengantuknya. "Hi sayang ... kog udah bangun sih. Gavin tadi pagi sama Shafa jadi main di Playground?" ujarku sambil memeluk dan menggendong Gavin sambil menciumnya. Shafa adalah anak tetangga apartemen yang usianya hampir sama dengan Gavin. "No mommy ... Shafa sakit" ucap Gavin sambil mengucek matanya mungkin karena masih mengantuk. "Tomorrow we will meet with grandma and grandpa. Are you happy sayang ?" aku mencoba menjelaskan kepada Gavin kalau besok kami akan kembali ke Denpasar. Saat ini Gavin sudah bersekolah preschool internasional di Denpasar Bali. Sehingga komunikasi yang kami gunakan adalah bilingual Inggris dan Indonesia. "Yes ... mommy. I want to play with Jody" Gavin menjawab dengan sumringah dengan pipinya yang gembul dan kemerahan. "Kalau begitu ... mommy mau pergi dulu ada kerjaan, dan Gavin harus makan dan jadi anak pintar. Mommy nanti pulang malam ya sayang" aku menyerahkan Gavin ke tangan mbak Yuni yang selama ini mengurus dan menjaga Gavin di saat aku bekerja. "Ayo adek sama mbak Yuni dulu. Mommy biar cepat berangkat karena sudah harus bekerja lagi" ujar mbak Yuni mengambil Gavin dari gendonganku. Sebagai orang tua tunggal aku harus pintar mengatur waktu antara bekerja dan mengurus Gavin. Untung ada mama papa ku yang ikut mengurus Gavin sejak bayi. Apalagi ada mbak Yuni dan Bik Imah jadi lebih meringankan langkahku untuk bekerja.
Mobilku sudah menembus kemacetan di Jakarta, aku langsung menuju salah satu hotel bintang 5 JW MARRIOTT venue tempat acara akan diselenggarakan. Sampai di valet aku langsung menyerahkan kunci mobilku dan bergegas ke ballroom. Jam sudah menunjukkan pukul 18.00 semua persiapan udah beres bahkan semua team event sudah standby. Aku mulai briefing dengan team acara yang di Lead oleh Gaby dan Laura mulai dari model runway, pakaian yang akan dibawakan, rias wajah hingga team lighting dan penerimaan tamu yang akan datang di acara. Oh my God ... benar-benar hectic dan terus terang akupun gak tau siapa aja yang akan datang nanti. Tapi karena undangan mulai jam 19.00 tentunya 30 menit lagi all preparing must done.
"Mbak Cat ... Nanti aku udh siapin baju yang akan kita jual saat acara. Jadi aku udah siapin 1 ruangan di sebelah kanan untuk transaksi" ucap Laura sambil menunjukkan 1 ruangan yang sudah tertata oleh wedding dress dan gaun pesta buatanku. "Oh oke good kalau begitu sesuai yang aku mau ?" ucapku sambil melihat tata letak penataan gaun yang ada di ruangan tersebut. "Semoga sukses lagi ya mbak seperti waktu event di Bali dan Singapore sold out semua" ujar Laura sambil kembali melakukan pengecekan akhir terhadap ruangan pamer gaun wedding. Aku menanggapi nya dengan senyum dan berharap event kali ini sukses kembali.
Yup ... akhirnya show yang ditunggu-tunggu luar biasa sukses dan gak nyangka aja peminat wedding dress dan gaun pesta di Jakarta ngalah-ngalahin beli cilok di pasar Minggu. Dan yang paling istimewa adalah Annetha datang menemaniku dari awal sampai akhir acara. "Cat ... kamu punya hutang penjelasan sama aku deh terkait tunangan nya Amara yang namanya Ghavi. Aku merasa aja ada yang kamu sembunyikan dari aku. Boleh aku tau ?" Annetha to the point langsung memberondong ku dengan pertanyaan yang awalnya ingin ku hindari. "Boleh lah ... Nanti aku jelasin ke kamu deh. Tapi keep for us aja ... dan aku gak mau orang lain tau" jawabku mencoba mencari alasan menghindari Annetha untuk menjelaskan siapa Ghavi. "Yang jelas dia orang di masa laluku yang udah gak penting aku ingat" gumamku yang terdengar jelas di kuping Annetha. "Oh oke take your time aja ... aku akan siap mendengarkan ceritamu" jawabnya cukup membuat lega hatiku.
Tapi tiba-tiba saat acara ramah tamah ... "Wow Cat ... kamu harus tau deh siapa yang menatap wajahmu saat ini" Annetha berkata lirih di telinga ku. Karena acara cukup hectic membuat aku tidak terlalu berkonsentrasi untuk melihat siapa saja yang datang. "Emang siapa Net ?" ujarku sama lirihnya. Aku merasa semua orang disana memang menatapku dengan kagum. Karena selain bakatku yang out of the book menurut beberapa tamu, penampilan ku malam ini sangat seksi dan menggoda. Apalagi ditunjang dengan tungkai yang indah dan wajah cantik pasti mereka akan terkagum-kagum. Ups ... segitu narsisnya aku menilai diri sendiri. "Di meja 8 ada Amara dan mamanya. Dan juga sepertinya Ghavi ikut serta disana" Annetha menginformasikan dengan kalimat yang cukup membuat hatiku deg-degan dan takut. Posisiku sudah selesai beramah tamah di meja 6, mau tidak mau aku harus menyapa orang yang aku kenal di meja 8. "Hai Amara, Ibu dan Mas Ghavi terima kasih udah datang ke acara saya. Wah surprise saya gak tau kalau kalian akan datang. Padahal tadi siang kita meeting bareng" ucapku berbasa-basi untuk melunakkan suasana hatiku. "Mbak Cat ... congrats ya. Wah gak nyangka acara keren banget trus baju-bajunya aduh bikin mupeng keren. Ini mas Ghavi maksa ikut mau liat acaranya katanya" Amara dengan ramah menjawab sapaan ku. Sedangkan Ghavi hanya menatapku tanpa senyum dan itu menakutkan buatku. "Mbak Cat ... kenalkan saya Tante Rianti mamanya Amara dan maaf tadi siang saya gak bisa ikut meeting bareng karena ada kesibukan lain. Oh saya sudah belanja 4 gaun pesta loh mbak Cat ... duh bagus-bagus semua sampai bingung tadi milihnya" ujar Tante Rianti mama dari Amara sambil tersenyum sumringah. "Sekali lagi terima kasih sudah datang ya dan senang kalau baju pestanya cocok dengan Tante. Baik kalau begitu saya permisi untuk menyapa lainnya" ucapku menyudahi acara sapa menyapa ini dan menyempatkan untuk berfoto bersama. Dan mau lihat bagaimana Ghavi respon nya ? Ia hanya diam dan menatapku dengan dalam. Aku gak mau menjadi cenayang untuk membaca pikirannya. Namun dengan tidak menatapnya sudah cukup buatku bahwa ia hadir dan tidak memerlukan basa-basi.
Acara makan malam pun usai sudah. Penjualan gaun pesta dan wedding dress sold out bahkan ada 30 orderan PO masuk untuk di follow up saat masuk kantor nanti. Aku bergegas menuju backstage. Untuk melihat pekerjaan team event dan memastikan semuanya clear. Sedangkan Annetha masih ngobrol dengan Amara dan Tante Rianti. Mungkin juga bersama Ghavi. Yang jelas di meja ruang rias tadi ada kiriman bucket bunga Lily untukku yang dibawa oleh Gaby. "Mbak Cat ... itu ada titipan bucket dari kurir. Kartu namanya sih gak ada nama pengirim cuma ada tulisan aja. Coba deh mbak liat aja" ucap Gaby. Aku langsung penasaran dan mencari kartu ucapan yang terselip diantara bunga dengan tulisan "This flower is less beautiful than your smile". Oh my God ... Dia yang mengirimkan bunga ini. Karena hanya dia yang tau bahwa bunga Lily adalah bunga favorite ku sejak dulu.
***