(WARNING! banyak **** ***** dan tindakan yang buruk. Harap bijak dalam memilih bacaan dan abaikan buku ini jika membuat pembaca tidak nyaman.) Akira Kei, seorang bocah SMA yang yatim-piatu yang awalnya hidup dengan tenang dan normal. Dia hidup sendirian di apartemen setelah ibunya meninggal saat dirinya baru masuk SMA. Dan impiannya? Dia hanya ingin hidup damai dan tenang, meksipun itu artinya hidup sendirian. Tapi sepertinya takdir berkata lain, sehingga kehidupan Akira Kei berubah 180°. Apa Akira Kei bisa mewujudkan impiannya itu? Atau tidak?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amigo Santos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ㅤ
Dan begitulah bagaimana Akira bergabung menjadi pengurus OSIS bersama Rian dan Natasha.
Satu minggu berlalu begitu saja tanpa ada hal menarik yang terjadi dan kini si Akira sedang di ruangan OSIS sambil berbaring di sofa dengan membaca manga yang dia pinjam dari perpustakaan.
Sofa yang ada di pojok ruangan OSIS memang sudah di klaim Akira sejak awal dirinya bergabung karena memang tidak ada yang menggunakannya.
Selang beberapa saat, pintu ruangan terbuka dan masuklah dua orang murid laki-laki.
“Sepertinya kau sudah mulai terbiasa menggunakan ruangan ini ya?” Tanya salah satu murid laki-laki tersebut ketika melihat Akira sudah berbaring dengan nyaman di sofa.
“Oh ternyata Kak Dion dan Kak Damian toh… kukira siapa.” Ucap Akira sambil menoleh ke arah suara tersebut sejenak sebelum kembali fokus membaca manga-nya lagi.
Dion dan Damian pun hanya menghela nafas dengan tingkah Akira yang terkesan acuh tak acuh kepada seniornya sendiri, dan malahan mereka sudah mulai terbiasa dengan hal itu meski mereka baru bertemu satu minggu yang lalu.
“Ya ya ya… seperti biasa, membaca manga di pojokan. Entah manga apa yang dia baca,” ucap Damian sambil berjalan menuju kursi yang ada di tengah ruangan bersama Dion.
“Jangan-jangan dia baca manga yang aneh-aneh…” balas Dion dengan berbicara cukup keras kepada Damian supaya Akira mendengarnya.
Akira yang mendengar hal tersebut pun menoleh ke arah Dion dan Damian dengan wajah datar.
“Aku bisa mendengar hal itu, Kak Dion… dan jangan menebak yang tidak-tidak, oke? Aku hanya membaca manga yang ceritanya itu ada meteor jatuh dan meteor tersebut membuat semua manusia mendapatkan kekuatan yang random.” Jelas Akira sambil merubah posisinya menjadi duduk di sofa.
Dion dan Damian mendengarkan penjelasan Akira meskipun mereka tidak paham dengan apa yang di bicarakan olehnya.
“Hei… ngomong-ngomong soal meteor, bukankah ada berita tentang meteor yang akan menabrak bumi?” celetuk Dion.
“Kau benar… katanya hari ini meteornya akan menabrak bumi ya,” balas Damian.
Setelah Akira menceritakan manga yang di abaca, Dion dan Damian menjadi ingat kalau akan ada meteor yang menabrak bumi.
“Tapi kata para ahli, meteornya akan habis dulu karena terkikis atmosfer bumi sebelum bisa menabrak bumi.” Kini Akira ikut berbicara.
Setelah menjadi pengurus OSIS, Akira benar-benar berubah meskipun hanya sedikit. Akira sudah mulai berbicara dengan pengurus yang lain dan ketika di kelas Akira juga mulai mengobrol dengan murid lainnya selain Danis meskipun hanya saling bertegur sapa saja. Yahh setidaknya ada sedikit perubahan lah dari kutub utara ini, meski tidak mencair sepenuhnya tapi ini sudah lebih baik.
“Tunggu dulu, Damian… kau bilang hari ini?” tanya Dion sambil menatap ke arah luar jendela.
“Ya, kata para ahli meteornya akan menabrak bumi hari ini sih… memangnya kenapa?”
“Apa kau tahu perkiraan lokasi jatuhnya meteor itu?” tanya Dion lagi yang masih tetap menatap ke arah luar jendela.
“Katanya sih di negara tercinta kita, dan kenapa kau dari tadi melihat ke arah… luar…”
Ucapan Damian terhenti ketika dirinya mengikuti arah yang dilihat oleh Dion, dan Akira yang penasaran pun menoleh ke arah jendela.
“Oh… kuharap itu hancur sebelum menabrak bumi…” ucap Damian setelah dirinya melihat sebuah meteor yang berukuran cukup besar dan berwarna merah tua mengarah ke sekolah mereka.
“Kalau ngak ya pasrah ae lah… kok tiba-tiba keinget anime meteor itu ya…” ucap Akira yang malah mengingat anime dengan tema meteor.
“Ohh iya juga ya… aku juga inget anime itu. Yang ada ‘Mada kono Sekai wa’ itu kan?” tanya Dion yang juga ingat anime tersebut.
Akira dan Dion kemudian membahas anime tersebut dengan santai seolah sudah melupakan meteor asli yang kemungkinan besar akan menabrak bumi.
“Ini kok malah pada bahas anime dah…” kata Damian yang sudah keringat dingin.
“Yahh… hari ini kan hari terakhir kita hidup kak, jadi ya begitulah.” Jawab Akira dengan santai.
Damian hanya menghela nafas lelah mendengar ucapan Akira yang bisa begitu santai di situasi seperti ini.
Sementara itu di sisi lain atau lebih tepatnya seluruh siswa dan siswi selain mereka bertiga kini sudah panik dan berlarian kesana kemari untuk menyelamatkan diri.
Berita mengenai meteor tersebut pun menyebar dengan sangat cepat dan sangat luas hingga membuat seluruh dunia bersiap untuk apa yang akan datang.
Meteor itu semakin dekat sebelum akhirnya menabrak negara di mana Akira tinggal. Tabrakan itu membuat gelombang kejut yang sangat besar dan menyebar ke seluruh dunia, ditambah gempa dan tsunami akibat guncangan dari meteor juga menerpa negara terdekat.
Dalam sekejap seluruh dunia kacau karena hantaman meteor tersebut sudah merambat ke seluruh dunia, dan kini dunia diselimuti oleh asap tebal yang berwarna merah dengan sesekali kilatan petir muncul di kepulan asap tersebut.
Kehidupan di bumi sekarang sudah benar-benar musnah karena permukaan bumi sudah sepenuhnya hancur dan penuh dengan api, lahar dan lava. Apa ini adalah akhirnya? Akhir dari kehidupan bumi? Atau merupakan awal yang baru?
Tentu saja ini adalah awal dari sebuah akhir dunia. Karena beberapa saat kemudian keadaan bumi kembali normal seolah meteor tersebut tidak pernah menabrak bumi dan menyebabkan kiamat.
Bahkan di SMA N 1 Nusantara juga terlihat sangat normal dengan para murid dan guru yang melakukan kegiatan belajar dan mengajar. Hanya saja ada yang berbeda sedikit di sini.
Seperti gurunya yang menjelaskan sebuah lingkaran dengan ukiran yang rumit, para murid yang terlihat fokus mendengarkan penjelasan guru sambil menggambar lingkaran tersebut dan nama sekolahan yang berubah menjadi Akademi Nexum.
Pembelajaran berjalan dengan normal seperti pembelajaran pada umumnya, tapi bedanya sekarang sistem pembelajarannya agak sedikit berubah. Tunggu… apakah sistem pembelajarannya yang berubah? Atau dunia ini yang berubah?
Sekarang kita beralih ke MC kita, Akira, yang sekarang sedang berada di ruang OSIS dengan berbaring di sofa dan sedang membaca manga.
Akira kemudian menutup buku manga-nya dan beranjak dari sofa sebelum berjalan ke arah jendela dan menatap keluar.
‘Sebenarnya apa yang terjadi? Aku benar-benar ingat kalau aku dan semua makhluk yang ada di dunia musnah karena tabrakan meteor, tapi apa-apaan ini? Semuanya terlihat berjalan dengan normal.’ Pikir Akira sambil menatap keluar jendela dan memperhatikan murid lainnya yang berlalu lalang dengan santainya.
Ketika Akira sedang sibuk melamun dan berpikir dengan keras terhadap apa yang telah terjadi, pintu ruangan OSIS terbuka dan masuklah dua orang berbeda gender yang langsung menyapa Akira.
“Ohh! Ternyata ada Yaichi toh…”
“Apa yang kau lakukan di sini, Yaichi? Jangan bilang kau membolos kelas lagi dan kesini untuk membaca manga seperti biasanya.”
Akira segera menoleh ke belakang ketika mendengar suara yang familiar untuk dirinya, dan benar saja, di sana sudah ada Rian dan Natasha yang berdiri menghadap dirinya.
“Yaichi? Siapa itu?” tanya Akira dengan heran, tapi entah kenapa dia merasa tidak asing dengan panggilan itu.
Rian dan Natasha saling bertukar pandang ketika mendapatkan respon yang seperti itu dari Akira.
“Tentu saja itu namamu, kan nama lengkapmu itu Yaichiro Kei, adik dari Yaichiro Yuna.” Jawab Rian sambil menggaruk kepalanya heran.
“Apa…?”
Akira tiba-tiba merasa kepalanya sangat sakit dan membuatnya berlutut sambil memegangi kepalanya. Rian dan Natasha menjadi panik sendiri dan berlari mendekatinya ketika Akira terlihat begitu kesakitan sambil memegangi kepalanya.
Ingatan demi ingatan masuk ke dalam otak Akira, mulai dari dirinya yang memang mati karena tabrakan meteor yang mengakibatkan dunia hancur, asap merah pekat yang menyelimuti dunia, hingga dunia yang terbentuk ulang dengan sistem yang berbeda jauh dengan dunia sebelumnya. Dan ingatan kalau dirinya adalah bagian dari keluarga Yaichiro serta kematian ibunya juga masuk ke dalam ingatannya.
Mulai sekarang kita tidak akan melihat Akira Kei lagi, karena dia sudah mati… sekarang kita akan mengenal Yaichiro Kei. Orang yang sama tapi dengan nama dan status yang berbeda…