Perkenalan tokoh:
1. Lavinka putri adhiwijaya adalah gadis polos, lugu, imut, manis dan cantik. Dia adalah putri keluarga adhiwijaya putri dari salah satu pemilik perusahaan terbaik diindonesia, lavinka adalah wanita berhijab
2. Kevin Alexander adalah CEO dari Alexander sky dan Kevin Alexander juga merupakan seorang bos mafia yang terkenal dingin dan juga sangat kejam kepada musuhnya.....
gimana kisah cinta mereka? ikutin terussss yahh gaesssss
BTW INI CERITA PERTAMA AUTHOR, JADI KALO MISAL ADA KEKURANGAN KATA AUTHOR MOHON MAAF YAH GAESS.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Durex'z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
"assalamualaikum, lavinka pulang" ujar lavinka saat masuk kedalam rumah nya.
"Waalaikumsalam, kamu udah pulang sayang? Gimana kerjanya hari ini? Udah makan belum?" Tanya laras pada putri semata wayang kesayangannya.
"Mahhh, kalo nanya satu-satu kasihan itu lavinka baru pulang kerja" ujar Rio terkekeh kecil melihat kelakuan istrinya Laras. "Udah gih, kamu mandi dulu terus makam malem sama sama" ujar Rio lagi menyuruh putri kesayangan untuk pergi membersihkan diri.
"Iya pah, mah. Yaudah lavinka mau mandi dulu bau asem, heehehe" ujar lavinka terkekeh dan mencium pipi sang mamah lalu berlari kecil menuju kamarnya.
Di tempat lain, Di kediaman keluarga Alexander.
"Ada apa kenapa kamu manggil papah?" Tanya pran Alexander pada putranya Kevin. "Mah ada apa?" Tanya Kevin pada istrinya karna Kevin tak menjawab.
"Putri tunggal keluarga Adhiwijaya kerja di perusahaan keluarga kita" ujar Kevin dingin.
Kevin menatap sang papah dengan datar, Kevin menunggu reaksi apa yang akan di lakukan oleh papahnya, dan sungguh reaksi papahnya membuat Kevin merasa tak percaya, karna pran justru menjawab.
"Jadi kamu manggil papah kesini cuma karna itu?" Tanya Pran pada putra nya.
"Papah pikir ini masalah kecil? Ini masalah gede, mereka itu musuh keluarga Alexander. Keluarga Adhiwijaya telah mengkhianati keluarga Alexander" ujar Kevin dingin.
"Jangan termakan dendam, mereka bukan khianati keluarga Alexander, dan sudahlah lupakan masa lalu dan berjalan ke masa depan. Papah yakin kamu ga bodohkan? Papa udah cari tau putri tunggal keluarga Adhiwijaya, meski cantik dan manis putri keluarga Adhiwijaya begitu polos dan lugu, papah yakin kamu udah tau itu, kalo belum kamu bisa coba tes sendiri" ujar pran panjang lebar. "Dan sekarang waktunya buka lembaran baru" ujar Pran mengingatkan putranya untuk tak termakan dendam. Setelah itu pran pergi dari ruang tamu dan menuju kamar.
"Nak, jangan termakan dendam yah? Mamah ga pernah ajarin kamu buat nyimpen dendam karna itu bisa ngerugiin kamu, mamah ga mau kamu nyesel" ujar laila mencium kening putranya, lalu menyusul suaminya masuk kedalam kamar.
"Hahhh, gua akan test sendiri, kalo sampai putri tunggal keluarga Adhiwijaya beneran jadi mata mata maka akan ku pastikan akan membuat mereka hancur!!!" Desis Kevin berjalan masuk ke dalam kamar.
Di kediaman keluarga Adhiwijaya.
"Wahhh ayam geprek!!!" Ujar lavinka Dengan mata berbinar, dari tadi lavinka ingin makan yang pedes pedes untuk membangkitkan semangatnya.
"Udah kamu makan terus habis itu tidur... jangan banyak banyak sambelnya, habis makan langsung tidur jangan maen Hp lag, mamah ga mau kamu sakit" ujar laras kepada putri kesayangannya, sambil mengusap sayang hijab putrinya.
Yaps, lavinka memang slalu mengenakan hijab meski didalam rumah sekali pun, bahkan ketika di dalam rumah lavinka sama sekali tak pernah melepas hijab nya, dab tak pernah memakai pakaian ketat, dan hanya didalam kamar aja kavinka melepas hijabnya.
"Iya mah...." ujar lavinka makan dengan lahap, sedangkan Rio hanya melihat interaksi dari dua wanita kesayangannya itu.
Di kediaman keluarga Alexander.
"Vinnn ayo makan dulu nak" ujar laila memanggil Kevin untuk makan malam.
"Iya mah" sahut Kevin turun dari lantai 2 menuju tempat makan.
Setelah Kevin datang mereka pun mulai makan.
"Gimana perusahaan? Semua aman?" Tanya pran pada putranya itu.
"Aman pah" ujar Kevin singkat, karna saat ini Kevin sedang memikirkan cara menjebak lavinka agar mengaku bahwa dia adalah mata-mata yang dikirim oleh keluarga besar Adhiwijaya.
"Pah tau ga? Tadi mamah juga udah ketemu putri tunggal keluarga Adhiwijaya loh" ujar laila dengan senyum mengembang senang karna, melihat betapa polos dan lugunya lavinka. "Tau ga pah? Ternyata selain cantik dan manis bahkan dia beneran lugu dan polos" sambung laila yang masih mengingat lavinka.
"Jangan ketipu sama tampang doang mah, bisa aja dia pura-pura polos" ujar Kevin dingin tak suka ketika orang tuanya membahas tentang lavinka di hadapannya.
"Seperti yang papah bilang sebelumnya, kamu ga bodohkan sampai kamu ga bisa bedain mana yang beneran polos dan mana yang pura-pura polos. Keturunan kedua keluarga Adhiwijaya atau orang tua lavinka ga tau apa-apa soal dendam keluarga Alexander, dan lavinka merupakan keturunan ke 3 keluarga Adhiwijaya yang malah tidak tau soal apapun, tidak adil bukan kalau melibatkan mereka dalam masalah dan dendam keluarga kita? Kita ga bisa milih vin dimana kita di lahirin, kita juga ga bisa milih siapa orang tuanya, jangan salah kan orang yang tak ikut andil didalamnya, karna mereka tak berhak untuk di hakimin... papah harap kamu mengerti" ujar pran berdiri dan meninggalkan ruang makan dan masuk ke dalam kamarnya.
"Nak jangan termakan dendam, gimana kalo misal ada yang dendam pada keluarga kita? Terus mereka berencana nyakitin mamah? Padahal mamah ga tau apa apa? Apa menurutmu itu adil? Tanya laila pada sang putra.
"Kalo ada yang nyakitin mamah, mereka akan ku bunuh!!!" Ujar Kevin marah, setelah itu tiba-tiba Kevin terdiam dan menatap sang mamah yang hanya tersenyum.
"Udah ngerti? Jangan libatkan orang tak bersalah dalam dendam kamu, karna, justru kalo kamu nyakitin lavinka ataupun orang tuanya yang tak tau apa-apa, justru akan menimbulkan dendam baru.... mamah yakin kamu paham" ujar laila mencium kening putra dan menyusul suaminya masuk kedalam kamar.
Kevin terdiam merenung, Kevin memikirkan perkataan sang mamah, Kevin hanya menghel nafas dan memilih duduk di sofa dan menghidupkan sebatang rokok.
Di kediaman keluarga Adhiwijaya.
"Mahhh pah aku mau bobok dulu yah udah malem" ujar lavinka mencium pipi kedua orang tuanya. "Selamat malam mah, pah" ujar lavinka berlari kecil masuk ke dalam kamar.
"Huft aku kangen masa saat gendong anak itu pah, ga kerasa anak aku udah gede sekarang" ujar laras menatap putrinya terharu.
"Iya mah, papah juga kangen waktu dulu anak itu ngintilin papah dan ngerengek minta ikut ke kantor" ujar Rio ikut menatap haru putri kesayangannya itu. Setelah itu Rio mengajak sang istri tidur di kamar.