Gaharu Raga Argantara, harus pasrah menerima hukuman dari Papinya. Raga harus tinggal di desa tempat tinggal Kakek Nenek nya selama 6 bulan.
Dan ternyata disana ia terpikat oleh gadis cantik, sekaligus putri dari supir keluarga nya di kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 05
**
Malam hari, Raga mulai menghidupkan ponselnya. benar dugaan nya, banyak notif masuk dari teman-teman nya. kebanyakan mereka menanyakan keberadaan Raga sekarang dan bertanya apa yang terjadi setelah dipaksa pulang.
Raga hanya membaca nya tanpa membalas pesan-pesan tersebut, rencananya ia akan mengganti no telepon nya.
Dari kemarin Raga sudah memikirkan soal kehidupan nya yang baru selama 6 bulan kedepan, ia akan menutup semua akses yang berhubungan dengan teman-teman nya. Ia ingin hidup tenang, kalau teman-teman nya tahu pasti mereka akan menyusulnya.
Soalnya pernah waktu itu Raga memposting suasana di sawah kakeknya, dan mereka memaksa Raga untuk pergi ke sana, tapi Raga terus berusaha mencari alasan.
Teman-teman nya itu bukan hanya berjenis kelamin laki-laki saja, ada perempuan nya juga. Sekitar ada 7 orang, 7 orang itu salah satu nya Raga. 4 laki-laki dan 3 perempuan.
Yang akrab dengan keluarga nya hanya 5 orang, satu perempuan tidak begitu dekat. Bahkan Bu Lena terang-terangan tidak menyukai nya, karena cara berpakaian nya yang terlalu terbuka.
“Tadi lupa beli kartu baru, kayaknya besok aja.” guman Raga.
Tidak jauh dari rumah kakeknya ada warnet, kata Nenek nya disana ada jual kartu juga, dan tutupnya sampai jam sebelas malam.
“Kalau beli sekarang pasti Sasa mau ikut juga.” Raga menghela nafasnya, kalau mau kemana-mana harus tidak ada Sasa dulu. Kalau ada sudah pasti ngerengek mau ikut.
Raga merebahkan tubuhnya, ia menatap langit-langit kamarnya.
Saat baru memejamkan matanya, tiba-tiba saja di dalam kepalanya muncul wajah Bulan. Ia kembali membuka matanya.
“Kenapa tiba-tiba jadi wajah Bulan muncul di kepala?” ucapnya.
Raga masih membuka matanya, “Biasanya gue gak pernah peduli sama orang, tapi kenapa tadi sore malah nawarin tumpangan. Padahal bisa saja gue gak peduli sama keberadaan Bulan yang sedang berdiri di pinggir jalan.”
Tak dipungkiri, kalau Bulan memang sangat cantik di mata Raga. Mungkin bukan hanya di mata Raga saja tapi di mata orang-orang juga.
Raga sudah sering bertemu dengan perempuan-perempuan di luar sana yang memiliki paras cantik, tapi menurut nya biasa saja tidak ada yang menarik. Tapi entah kenapa saat menatap Bulan, ada perasaan aneh di hatinya dan rasanya itu ingin terus menatap Bulan.
Raga mengusap wajah nya, “Gak mungkin gue suka sama dia. Ketemu aja gak sering, kayaknya cuma sekedar kagum atau pemasaran?” ucap Raga.
Seperti nya enam bulan kedepan ia akan sering bertemu dengan Bulan, apalagi jalan ke kebun Kakek nya melewati rumah orang tua Bulan.
“Fokus ke rencana awal Raga, Lo nyari pasangan harus di umur 30 tahun ke atas. Sekarang Lo baru 28 tahun.”
Agak aneh memang dengan rencana nya itu, sampai teman-teman dan keluarganya hanya bisa geleng-geleng kepala. Mungkin orang lain juga punya target soal menikah, tapi bukan berarti mereka tidak menjalin hubungan.
Berbeda dengan pikiran Raga, dari mulai sekolah sampai sekarang ia tahan-tahan untuk tidak jatuh cinta kepada lawan jenis, dari sekolah sampai kerja banyak yang berusaha mendekati nya, tapi ia berhasil tidak merespon orang-orang yang menyukainya itu.
Salah satu teman dekatnya juga ada yang menyukainya, bahkan dengan terang-terangan mendekati dirinya. Teman-teman yang lainnya malah percaya kalau nanti ia akan menikah dengan teman perempuan nya itu, hanya tinggal nunggu umur Raga 30 tahun.
Padahal Raga tidak ada niatan untuk membalas perasaan temannya itu, apalagi ia tahu kalau orang tua dan keluarga nya yang lain tidak menyukai perempuan tersebut.
Raga sudah berjanji kepada dirinya sendiri, ia ingin menikah dengan perempuan yang disukai oleh orang tua dan keluarga nya.
Kalau Raga nekat menjalin hubungan dengan perempuan yang tidak disukai oleh keluarga nya, sudah pasti hubungan mereka akan renggang.
Memang yang menjalin hubungan nya kan Raga bukan mereka, tapi tetap saja Raga ingin mendapatkan restu orang tuanya.
“Jangan muncul lagi.” gumam Raga menutup matanya. berharap wajah Bulan tidak datang lagi.
*
Hari ini Orang tua Raga akan kembali ke kota, di depan rumah sudah ada mang Sapri yang sedang memanaskan Mobil nya.
“Oma, Om Raga gak ikut pulang sama kita?” tanya Sasa.
“Nggak, Om raga sementara akan tinggal disini.” jawab Bu Lena.
“Kalau gitu Kakak juga mau,”
Bu Lena sudah melotot, sementara Raga malah mengangkat kedua ibu jarinya ke arah Sasa.
“Gak boleh, kakak harus tetap pulang sama Oma Opa. nanti juga om raga pulang ke Jakarta, tapi harus nunggu 6 bulan dulu.” tolak Bu Lena.
Sasa menatap Om nya dengan melas, meminta dukungan.
“Om gak bisa bantu, lagian kalau kakak ikut tinggal disini berarti kakak gak akan bisa main di Timezone Mall, dari sini jauh ke Mall. Terus bakalan ke kebun terus dalam ke kandang sapi, nanti kulit nya bakalan jadi coklat.”ucap Raga.
“Memangnya mau gak putih lagi kulit nya?” tanya Raga.
Dengan cepat Sasa menggelengkan kepalanya. “Gak mau, kakak mau ikut pulang sama Oma Opa aja.”
Setelah barang-barang mereka sudah di masukan ke dalam bagasi mobil, Pak Bara, Bu Lena dan Sasa Berpamitan.
Walaupun waktu Raka pulang membawa banyak makanan yang di siapkan oleh art yang kerja di rumah Kek Intan, tapi ternyata Nek intan kembali meminta art nya untuk menyiapkan lagi Makanan agak banyak, padahal Bu Lena sudah mengatakan lebih dulu jangan terlalu bawa banyak makanan.
Kalau kata Raga sih itu sudah biasa bagi Nenek-nenek saat Anak mantu cucunya mau pulang, soal makanan neneknya itu selalu menyiapkan dengan jumlah banyak.
Raga menghela nafasnya saat mobil orang tuanya sudah tidak terlihat.
Kek Dani menepuk pundak Cucu nya. “Hari ini ke kandang, ada yang mau beli sapi. gimana caranya sapi yang mau di jual harganya harus tinggi, kamu harus belajar tawar menawar.” ucapnya.
“Sapi yang mau d jualnya ada berapa?” tanya Raga.
“Dua, yang beli ini orang Bogor. Mau beli anaknya sama yang udah dewasa.”
“Harga yang Kakek mau berapa? Terus yang orang mau harga berapa?” tanya Raga lagi.
Kek Dani terdiam, “Yang anaknya itu pengen jantan jenis Limosin umur 6 bulan, dia pengen 5 juta, tapi Kakek maunya 6 juta, yang besarnya umur 3 tahun, betina jenis sama, ditawar 19 juta, kakek pengen nya 21 juta.” jawab kek Dani.
“Nanti terserah kamu mau jual berapa, asal jangan di bawah harga yang kakek pengen.” lanjut Kek Dani.
“Oke, tapi nanti bayaran nya harus tinggi kalau kejual dengan harga lebih tinggi.” ucap Raga.
“Terserah, yang penting mahal.”
paling bener sih raga sama bulan