IG : embunpagi544
Kematian istri yang paling ia cintai beberapa saat setelah melahirkan kedua buah hatinya, membuat hati seorang laki-laki bernama Bara seolah membeku, dan dunianya menjadi gelap. Cintanya ikut ia kubur bersama mending sang istri. Alasan kenapa Bara masih mau bernapas sampai detik ini adalah karena kedua buah hatinya, si kembar Nathan dan Nala. Bara tak pernah sedikitpun berniat untuk menggantikan posisi almarhumah istrinya, namun demi sang buah hati Bara terpaksa menikah lagi dengan perempuan pilihan sang anak.
SYAFIRA seorang gadis berusia 20 tahun yang menjadi pilihan kedua buah hatinya tersebut. Syafira yang sedang membutuhkan uang untuk pengobatan adik satu-satunya dan juga untuk mempertahankan rumah dan toko kue kecil peninggalan mendiang ayahnya dari seorang rentenir, bersedia menikah dengan BARATA KEN OSMARO, seorang duda beranak dua. Mungkinkah hati seorang Bara yang sudah terlanjur membeku, akan mencair dengan hadirnya Syafira? Akankah cinta yang sudah lama ia kubur bersama mendiang sang istri muncul kembali?
"Aku menikahimu untuk menjadi ibu dari anak-anakku, bukan untuk menjadi istriku..." Bara.
"Lebih baik aku menikah dengan om duda itu dari pada harus menjadi istri keempat rentenir bangkotan dan bulat itu..." Syafira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Syafira kembali menunjuk mukanya sendiri untuk memastikan.
"Adik manggil kakak?" tanya Syafira yang masih kebingungan, karena tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba ia di panggil mommy oleh seorang gadis kecil.
"Hehem, mommy!" Nala mengangguk-anggukkan kepalanya, terlihat sangat menggemaskan bagi Syafira.
"Hahahaha adik bercanda ini, mana ada kakak ini mommy adik. Menikah saja belum masa udah punya anak secantik kamu gini. Hem tapi enggak apa-apa sih kalau tiba-tiba punya anak secantik dan semanis ini," Syafira mencubit gemas pipi Nala.
Tiba-tiba Nala memasang wajah sedihnya, sambil memegangi pipinya, membuat Syafira merasa bersalah.
"Astaga, sakit ya dek? Kakak kekencangan ya nyubitnya, maaf ya. Habisnya kakak gemes sama kamu," ucap syafira yang kini berjongkok di depan Nala sambil mengusap-usap usap lembut pipi gadis kecil tersebut.
"Enggak sakit mommy syantik, Nala cuma sedih aja," ucap Nala dengan masih memasang wajah sedihnya untuk menarik perhatian Syafira. Sementara Nathan dan Om jhon hanya memperhatikan dari jarak beberapa meter saja.
"Hem nama kamu Nala? Nala sedih kenapa, anak syantik enggak boleh sedih, ntar syantiknya ilang loh," timpal Syafira menirukan gaya bicara Nala.
"Lusa Nala dan Athan ulang tahun, tapi kita enggak bisa rayain sama mommy Olivia,"
Dari ucapan Nala, Syafira menyimpulkan kalau mommy yang sebenarnya dari anak manis ini bernama Olivia.
"Memangnya mommy Olivianya kemana sayang?" tanya Syafira.
"Mommy udah kembali ke sisi Tuhan mommy syantik, kata daddy Tuhan lebih sayang sama mommy jadi mommy di panggil duluan, itu makam mommy!" Nala menunjuk makam Olivia, dan Syafira melihat mengikuti arah yang Nala tunjukkan. Di lihatnya, Bara masih setia berjongkok di samping makam Olivia.
" Itu daddy aku mommy syantik," sambung Nala.
" Hem, Nala enggak boleh sedih ya, kan masih ada daddy, kasihan daddynya nanti kalau Nala sedih. Nala beruntung masih punya daddy dan siapa tadi?"
"Athan, mommy syantik. Dia saudara kembar Nala, ayuk Nala kenalin," Nala menarik tangan Syafira untuk mendekati Nathan dan Om jhoni.
"Halo adik, nama kamu Athan ya?" ucap Syafira ramah kepada Nathan.
"Bukan, namaku Nathan, Nala saja yang sok imut manggil Athan, kayak bocah!" sahut Nathan dingin.
Syafira terkejut dengan jawaban Nathan yang jutek dan dingin.
"Eh buset! Mak jleb bener ucapan nih bocah," batin Syafira.
"Nala. Emang imut Athan," protes Nala.
"Dan syantik," sambungnya.
"Itu katamu sendiri Nala," bantah Nathan.
"Enggak, daddy juga bilang begitu athan, ih!" Nala menekuk wajahnya cemberut dengan kedua tangannya ia silangkan di dadanya.
"Daddy bohong," ucap Nathan, membuat Nala semakin cemberut dan air matanya hampir keluar.
"Sudah,sudah jangan cemberut, tambah jelek tahu. Iya kamu imut dan syantik, tapi kalau enggak cemberut dan enggak nangis," ucap Nathan, bagaimanapun juga ia sangat menyayangi kembarannya tersebut. Meskipun ia suka mencibir atau menjahili Nala, yang tidak jarang menimbulkan pertengkaran khas anak kecil diantara keduanya, namun mereka saling menyayangi.
Syafira hanya mampu menahan tawanya, melihat tingkah kedua anak tersebut.
"Maafkan tuan dan nona muda kecil nona..." ucap Jhoni menggantung.
"Syafira pak, panggil saja Fira," Syafira langsung menyahut ucapan om Jhoni.
"Oh iya, maafkan tuan dan nona muda kecil, nona Syafira," om Jhoni mengulangi ucapannya.
"Tidak apa-apa pak, saya malah senang, jadi hiburan tersendiri, mereka lucu sekali. Menggemaskan. Pengen bawa pulang rasanya, biar rumah jadi ramai," balas Syafira.
Mendengar ucapan Syafira , om jhon hanya tersenyum.
"Eh, kalian lusa ulang tahun kan? Kebetulan kakak punya toko kue di dekat sini, mau kakak kasih hadiah kue macaroon?" tanya Syafira.
"Wahhh, macaroon! Mau mau mau!" seru Nala. Ia langsung melihat ke arah Nathan meminta pendapatnya.
"Baiklah," ucap Nathan.
"Tapi tuan muda dan nona kecil harus minta ijin dulu sama daddy," ucap om Jhon.
"Baiklah,. Mommy syantik kita boleh nunggu daddy dulu enggak?" tanya Nala.
"Em, baiklah, tidak masalah," sahut Syafira tersenyum ramah.
Mereka menunggu Bara sambil terus mengobrol dan bercanda.
"Nona ini baik sekali, baru bertemu dengan si kembar sudah seakrab ini," ucap om Jhon dalam hati.
🌼 🌼 🌼
Beberapa saat kemudian...
"Sayang, aku pulang dulu, anak-anak sudah menunggu. I love you, besok aku ke sini lagi," ucap Bara sambil mengusap nissan bertuliskan nama almarhumah sang istri, Olivia.
Saat Bara berdiri, ia melihat kedua anaknya tengah asyik bercanda ria dengan Syafira.
"Sedang bicara dengan siapa mereka? tidak biasanya anak-anak bisa akrab sama orang asing, terutama Nathan," gumam Bara. Ia hanya diam memperhatikan sejenak akhirnya ia berjalan ke arah mereka.
"Om Jhon, kenapa tidak membawa anak-anak ke mobil?" tanya Bara dingin.
"Maaf tuan muda, tadi mereka tidak sengaja bertemu dengan nona Syafira, dan nona Syafira menemani mereka ngobrol sambil menunggu tuan muda," jawab om Jhon sekenanya.
"Lain kali jangan biarkan anak-anak bicara dengan orang asing," Bara memperingatkan.
"Baik tuan muda, saya minta maaf,"
Karena asyik bercanda, baik Nala, Nathan maupun Syafira tidak menyadari keberadaan Bara. Hinga suara bariton Bara membuat ketiganya menoleh.
"Nathan, Nala, ayo pulang!"
"Daddy!" seru Nala, ia langsung menghambur ke dalam gendongan ayahnya.
"Masya allah, gantengnya. Mirip Mik Thongraya, aktor kesayangan aku?" batin Syafira saat menoleh dan melihat Bara yang berdiri di belakangnya. Ia langsung berdiri dan menatap Bara tanpa berkedip. Hingga Bara meniup matanya dan membuat Syafira langsung tersadar dari lamunanya.
"Daddy, kenalin ini mommy syantik," ucap Nala.
"Eh maksudnya kakak syantik daddy, namanya kak Syafira. Cuantik kan daddy?" Nala langsung meralat ucapannya, karena ia tahu ayahnya pasti tidak suka jika ada wanita lain di panggil mommy oleh anak-anaknya.
"Nathan, ajak adik kamu pulang. Lain kali jangan sembarangan bicara dengan orang yang tidak kenal," ucap Bara tegas dan penuh penekanan.
Nathan tak bergeming, ia melirik ke arah Nala seperti memberikan sebuah kode kepadanya.
"Daddy jangan marah, ini kakak syantik baik kok. Lusa kan Nala sama Athan ulang tahun, kakak syantik mau ngasih hadiah ke Nala, Ayuk kita ke tokonya dulu daddy, sebentar saja, enggak jauh kok, iya kan kakak syantik?"
Syafira hanya mengangguk dan tersenyum. Ia merasa seperti todak asing dengan wajah Bara, namun ia lupa apakah mereka pernah bertemu sebelumnya.
"Daddy bisa membelikan mu macaroon nanti princess, tidak perlu meminta dari kakaknya," jawab Bara acuh.
"Tidak mau daddy, Nala maunya macaroon kakak syantik. Ayolah daddy, please?" Mohon Nala.
Bara tetap menolak dengan alasan mereka tidak mengenal Syafira. Bagaimana bisa anak-anaknya tergoda hanya karena kue macaroon yang belum tentu enaknya, pikir Bara.
"Tidak, jangan membantah," ucap Bara.
"Ayolah daddy, please,please!" Nala mengedip-ngedipkan matanya seimut mungkin untuk merayu ayahnya.
"Tidak ada nego princess, jadi hentikan mata genit mu itu," kekeh Bara.
Syafira merasa kesal, karena laki-laki di depannya begitu keras kepala.
"Maaf om," Bara langsung mengernyit begitu mendengar Syafira memanggilnya om.
"Sebelumnya saya minta maaf.Tapi di sini saya hanya ingin memberikan kue kepada Nathan dan Nala, karena mereka anak yang baik dan lucu. Saya tidak ada maksud lain, saya jamin kue macaroon buatan saya tidak beracun, dan tidak akan membahayakan anak-anak," lanjut Syafira.
Bara hanya diam tak menanggapi ucapan Syafira.Ia hanya menganggapnya seperti angin angin yang lewat.
"Astaga, di kacangin! Dingin banget nih om duda, serasa di kutub jadinya," batin Syafira.
Sementara Nathan tak kehabisan akal, ia membisikkan sesuatu kepada Nala dan Nala pun langsung mengeluarkan jurus terakhirnya, yang menurutnya selalu ampuh untuk melunakkan hati sang ayah.
"Daddy, hiks Nala rindu sama mommy, hiks hiks. Nala mau ikut mommy saja, daddy enggak sayang sama Nala, hiks hiks," ucap Nala pura-pura sedih.
"No drama princess!"
"Huwaaa daddy beneran jahat huwaaa!" Tangis Nala semakin kencang.
"Om, kasihan anaknya ini, cuma mau makan macaroon sampai nangis begitu.Tega amat, kalau nggak mau gratisan, bayar deh nanti," ucap Syafira.
"Saya bukan om kamu!"
"Gimana menurut kamu boy?" Bara bertanya kepada Nathan.
"Turuti saja dad, tahu sendiri kan Nala kalau udah nangis, nanti banjir nih makam," jawab Nathan.
Dan dengan terpaksa, akhirnya Bara menuruti kemauan Nala untuk pergi ke toko kue milik Syafira yang letaknya tidak terlalu jauh dari makam tersebut.
Syafira mengajak mereka berjalan kaki untuk menuju ke tokonya.
"Daddy!" panggil Nala yang kini berada dalam gendongan Bara dalam perjalanan ke toko. Syafira mengajak mereka berjalan kaki untuk menuju ke tokonya. Sementara Natha tetap berjalan, ia tak semanja Nala. Ia menolak ketika om Jhon menawarinya untuk naik ke atas punggungnya, intuk di gendong, "Aku tak selemah itu opa," tolaknya.
"Ya princess, ada apa?" tanya Bara.
"Daddy baik deh!" puji Nala.
Bara hanya tersenyum menanggapinya.
"Daddy tampan!" puji Nala lagi. Ia senang karena ayahnya mau menurutinya, mengapresiasinya dengan memuji sang ayah.
"Daddy tahu!" sahut Bara.
"Ih narsis!" desis Syafira yang berjalan di belakang Bara, menggandeng tangan Nathan. Sementara om Jhon berjalan paling belakang.
"Iya kan mom,, eh kakak syantik, daddy Nala ganteng kan?"
"Eh, iya sayang," sahut Syafira dengan senyum terpaksa.
"Ganteng, tapi juteknya masya allah, luar biasa," gumam Syafira.
"Saya tidak memiliki alasan harus ramah sama kamu," ujar Bara yang ternyata mendengar gumaman Syafira.
"Iya om saya tahu. Eh om, serius tanya, kita sebelumnya pernah ketemu ya?di mana?" tanya Syafira.
"Buat apa saya ingat pernah bertemu kamu atau belum. Enggak penting," sahut Bara.
"Astagfirullah, mending diem deh om, enggak usah jawab. Daripada jawab tapi nyakitin,"
"Saya sudah bilang, saya bukan om kamu,"
"Terus saya harus panggil mas? kan bukan kakakku juga,"
"Terserah!"
Syafira memilih diam, ia tak punya selera lagi untuk mengajak Bara bicara. Pun dengan Bara yang hanya diam dan terus melangkah menuju ke arah yang sebelumnya sudah Syafira beritahukan.
🌼🌼🌼
gak salah memang bara, kamu tuh gak perlu melupakan almarhumah istrimu karena bagaimana pun kisah kalian itu nyata. dia orang yang kau cintai.
tapi kan sekarang kau dah menikah, maka cobalah buka perasaan mu buat istri mu.
jangan lupakan almarhumah istrimu, namun jangan juga terus membayangi pernikahan mu yang baru dengan almarhumah istri mu
cukup dihati dan di ingatan aja.
gak mudah memang tapi bagaimana pun, istri mu yang sekarang berhak untuk dapat cintamu.
saya relate sih, mungkin bukan dalam hubungan suami istri lebih tepatnya ke ibu.
Ibu saya meninggal 2 tahun lalu dan ayah saya menikah lagi.
saya awalnya gak senang dengan dia, tapi ibu sambung saya itu baik.
dulu awal, saya selalu bilang Mak lah, Mak lah ( maksudnya ibu kandung saya)
tapi perlahan saya tidak ungkit2 Mak kandung saya di depan ibu tiri saya untuk menjaga perasaannya.
cukup saya ingat dalam hati saya aja.