NovelToon NovelToon
AWAN MERAH

AWAN MERAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:24
Nilai: 5
Nama Author: yotwoattack.

Seorang pemuda tampan yang katanya paling sempurna, berkharisma, unggul dalam segala bidang, dan yang tanpa celah, diam-diam menyimpan sebuah rahasia besar dibalik indahnya.

Sinan bingung. Entah sejak kapan ia mulai terbiasa akan mimpi aneh yang terus menerus hadir. Datang dan melekat pada dirinya. Tetapi lama-kelamaan pertanyaan yang mengudara juga semakin menumpuk. "Mengapa mimpi ini ada." "Mengapa mimpi ini selalu hadir." "Mengapa mimpi ini datang tanpa akhir."

Namun dari banyaknya pertanyaan, ada satu yang paling dominan. Dan yang terus tertanam di benak. "Gadis misterius itu.. siapa."

Suatu pertanyaan yang ia pikir hanya akan berakhir sama. Tetapi kenyataan berkata lain, karena rupanya gadis misterius itu benar-benar ada. Malahan seolah dengan sengaja melemparkan dirinya pada Sinan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

A M BAB 22 - jauhi dia.

Tes.. tes.. JEDORRR!!

Pencahayaan yang menerangi langsung berkedip-kedip, sebelum padam sepenuhnya. Situasi di ruang tamu yang tadinya hangat langsung berubah canggung. Mereka gelap-gelapan. Apalagi..

"Sinan, kenapa." Ujarnya pada si pemuda yang tubuhnya bergetar. Lalu tanpa menyahut Sinan memegangi pinggangnya, mengangkatnya pada pangkuan pemuda itu. Tanpa beban, tanpa ragu. "Takut petir ta."

Sementara pihak lainnya membingkai tubuh mungil, mengurung gadis itu dalam dekapannya. Lalu membenamkan wajahnya lagi pada area leher si gadis. Dinya malah hanya terkekeh. Merasa apa yang sekarang terjadi begitu familiar dengan perkataan seorang gadis tadi sore. Lilie the rapper.

Tap.. tap..

Menepuk punggung lebar yang bergetar, sebelum berujar dengan benak berdejavu. "Baru tadi sore lo ngata-ngatain Jack, udah ada di posisinya aja. Karma lintas jam."

"Orang kamu juga ikut ngejek.." Sinan merengek. Ia masih lemas dengan kejujurannya. Bahkan ini jauh lebih menguras energi dari menembak gadis itu pada hari kedua mereka bertemu. "Dasar.."

Bunyi rintik hujan yang seolah-olah ingin mendobrak genteng memenuhi indra pendengaran, datang berbarengan dengan hawa dingin yang ingin menelusup masuk ke pori-pori. Dua hal yang menjadi penghantar malam semakin berlalu.

"Mmmh.. ngantuk. Dinya, kamu ngantuk gak." Perkataan pemuda itu yang disambut lirikan muak. Tersenyum, lantas sedikit mengendurkan dekapan erat tersebut. Membiarkan si gadis meregangkan tubuh di atas pangkuannya.

"Badan gue." Kata Dinya. Siapa yang tidak lelah apabila dipeluk dalam kurun waktu sebegitu lamanya. Bahkan jam pada dinding dengan lantang menunjukkan bahwa dua jam telah berlalu sejak mereka saling peluk bak Teletubbies. "Pegel semua dah ini. Omong-omong, udah jam sebelas lewat."

Bukannya langsung menjawab. Pemuda tampan itu malah lebih dulu memberi usapan lembut pada perut si gadis. Menggambar hal tidak sejalan dengan jari-jemarinya.

"Kenapa. Ini masih gerimis." Serak Sinan. Mengulirkan pandangan dari tubuh mungil yang sedang dipangkunya menjadi menatap wajah polos tersebut. Mengukir senyum. "Emangnya kamu gak kedinginan, haha."

Yang disorot langsung bergidik. Bukan disebabkan oleh hawa dingin, tetapi karena senyum penuh arti dan sorot berkabut itu.

***

Malam telah larut ketika mobil berwarna hitam mengkilap melaju dan terparkir asal di depan sebuah rumah dua tingkat. Tak berselang lama setelah mobil itu terhenti, si pengemudi lantas mulai menampakkan batang hidungnya. Keluar lalu berjalan asal.

Gerakan kasar dan seragam berantakan, suatu penampilan dan perilaku yang belakangan terakhir selalu orang rumah saksikan dari pemuda penurut itu.

"Pulang juga akhirnya kamu." Sambut seorang wanita. Menyorot nyalang seseorang yang baru beberapa puluh langkah berjalan dari pintu masuk. Lantas berdiri dan berniat mengambil gerakan menghampiri. "Dan apa maksud kamu, kurang ajar. Percuma selama ini saya ngedidik kamu kalau cara membalas chat dengan sopan saj-"

"Bukan aku yang bales chat." Sahut Sinan tanpa menoleh. Terus mengambil langkah, ingin segera sampai kamar. "Tapi mungkin tante emang pantas buat dapat balasan itu."

Berpisah dengan sang gadis memang selalu membuat suasana hati Sinan menjadi buruk, sehingga ia harus pulang ke rumah dalam keadaan pundung nan ogah-ogahan begini.

Ditambah lagi dengan kehadiran wanita menyebalkan itu, mustahil untuk dirinya bisa mempertahankan kepala dingin.

PRANGGG!!

Masih tak melirik, ia yang baru di lempari dengan apalah itu hanya terus berjalan. Tidak sudi untuk menampilkan reaksi yang dibayangkan oleh wanita berwajah keras.

"Kurang ajar.." Mengeram. Kirana mengigit bibir karena kesal. Melesat ke arah si pembangkang untuk mencengkram kuat lengannya. "Heh! Kamu benar-benar jadi semakin berani, dan siapa yang ngebales chat itu. Bocah liar mana."

"Udah saya bilang buat jangan bergaul selain dengan Max dan Bianca, sekarang kamu dapet temen kasar, bukan?! Temen yang kurang ajar. Yang gak berpendidikan. Gak punya sopan santun."

Sinan mengangkat sebelah alis. Dengan sangat mudah melepaskan cekalan, sebelum kembali melanjutkan langkah lagi. Rautnya setia datar. Tapi rentetan kata tidak mengenakan yang ditujukan sedikit membuat pemuda itu berdecih kesal.

"SAYA BELUM SELESAI BICARA!! Anak bodoh. Kemari kamu." Kirana murka. Menarik seragam Sinan hingga kusut lalu menyeretnya. Mendorong pemuda itu sampai menabrak tembok. "Kamu!! KAMU!! APA BELUM CUKUP BIKIN KERIBUTANNYA??!!!"

"HAHH?! BELUM CUKUP?!!" Jeritnya. Berdiri menjulang menatap pemuda yang tersungkur penuh amarah. "Bianca benar, saya gak seharusnya longgar ke kamu. Dan saya juga tau, dari mana sifat liar kamu ini berasal."

Sinan membiarkan dirinya menunduk. Terserah Kirana ingin melampiaskan amarahnya. Yang jelas hal tersebut harus dilakukan segera, karena ia sudah tak betah.

Tetapi.. akhiran kalimat yang dilayangkan tak ayal langsung membuatnya kena mental. Dengan gerakan lambat mendongak untuk membalas tatapan wanita tersebut.

"Anak baru itu, gadis kacau yang lagi deket sama kamu. DIA YANG NGEBUAT KAMU JADI PEMBANGKANG BEGINI KAN?!!"

Bagh.. bugh.. bughh..

Menerima tendangan bertubi-tubi, seseorang yang diserang hanya terdiam dengan mulut terkantup. Membiarkan tendangan dan jambakan berikutnya berlalu sampai berpuluh-puluh menit kemudian.

Hosh hoshh~

"Argh! Kamu tahu, saya bisa aja bunuh kamu.. sialan." Kata wanita yang penampilannya kacau. Melemparkan heels penuh darahnya asal. Menatap penuh merendahkan pada seonggok tubuh yang terbaring. "Saya sudah baik ke kamu, saya yang nutupin semuanya agar keliaran kamu gak terendus sama boss. TAPI BEGINI CARA KAMU MEMBALAS KEBAIKAN SAYA?!!"

Kirana jongkok, mengelus sekilas surai tebal itu sebelum elusannya berubah jadi jambakan. Memaksa Sinan yang sudah babak belur untuk mendongak.

"Jauhi gadis liar itu, atau saya yang akan ngebuat dia pergi dari kamu."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!