NovelToon NovelToon
Pernikahan Rahasia Dengan Sang Billionaire: Perpect Stranger

Pernikahan Rahasia Dengan Sang Billionaire: Perpect Stranger

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pengantin Pengganti Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:13.3k
Nilai: 5
Nama Author: Minaaida

Ryan, kekasih Liana membatalkan pernikahan mereka tepat satu jam sebelum acara pernikahan di mulai. Semua karena ingin menolong kekasih masa kecilnya yang sedang dalam kesusahan.

Karena kecewa, sakit hati dan tidak ingin menanggung malu, akhirnya Liana mencari pengganti mempelai pria.

Saat sedang mencari mempelai pria, Liana bertemu Nathan Samosa, pria cacat yang ditinggal sang mempelai wanita di hari pernikahannya.

Tanpa ragu, Liana menawarkan diri untuk menjadi mempelai wanita, menggantikan mempelai wanita yang kabur melarikan diri, tanpa dia tahu asal usul pria tersebut.

Tanpa Liana sadari, dia ternyata telah menikah dengan putra orang paling berkuasa di kota ini. Seorang pria dingin yang sama sekali tidak mengenal arti cinta dalam hidupnya.

Liana menjalani kehidupan rumah tangga dengan pria yang sama sekali belum dia kenal, tanpa cinta meskipun terikat komitmen. Sanggupkah dia mengubah hati Nathan yang sedingin salju menjadi hangat dan penuh cinta.

Temukan jawabannya disini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minaaida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.05. Nyonya Muda Samosa

Di sisi lain, setelah Nathan kembali ke vila Golden, dia langsung menuju ke ruang kerjanya di lantai atas.

Dipandang sebagai orang cacat dan tidak berharga oleh masyarakat, nyatanya dia sekarang berdiri tegak, layaknya seorang pria normal. Segala kesedihan dan kemalangannya yang dulu seakan telah hilang. Dia menatap ke lantai, ke langit-langit ruangan, dan jendela kamar, ekspresinya tenang dan tidak terbaca.  Pada saat ini, dia sedang menyaksikan dunia di bawah sana dengan sinis.

Tepat pada saat itu, teleponnya berdering. Itu berasal dari Collin Markus, teman masa kecilnya.

"Hai, Nathan." Kata Collin. Suaranya terdengar santai.

"Hai, bagaimana? Apa kamu menemukan sesuatu?" Nathan bertanya dengan suara datar.

"Aku sudah mencari tahu semua informasi tentang istrimu. Tidak ada yang mencurigakan dari dirinya. Latar belakangnya sudah kuperiksa. Dia bersih. Pada hari itu, dia menikah denganmu karena tunangannya, Ryan meninggalkannya di altar."

Nada suara Collin berubah, ada kesan ceria dalam nada bicaranya, "Kamu tahu, semua wanita muda kaya di kota ini menghindari kamu seperti wabah. Mereka mengira kamu cacat, dan kamu dikucilkan dari keluargamu, itu merupakan gambaran sempurna dari orang yang terbuang. Tapi Liana, dia punya nyali dan hati untuk mendekat dan menikahimu. Saya harus katakan, itu adalah keberanian yang luar biasa."

Setelah jeda sejenak, Collin menambahkan kalimatnya dengan penuh perhatian, "Saya bertanya-tanya, dan berpikir .... ketika dia mengetahui kebenarannya, apakah dia akan menerimanya?"

Suara Nathan mantap dan tanpa emosi, saat dia menjawab, "Dia tidak akan mendapatkan kesempatan itu. Begitu dia menyadari siapa saya sebenarnya, dia akan mencari-cari alasan untuk pergi. Dia mungkin akan pergi untuk selamanya meninggalkan aku." Ucap Nathan sinis.

Dia tidak terkejut, setelah kecelakaan yang menimpanya itu, penolakan dan cemoohan telah menjadi bagian dari hidupnya. Posisinya yang rendah di keluarga Samosa, hanya menambah keterasingannya. Semua itu, membuatnya mati rasa terhadap semua yang berbau keluarga atau pun hubungan cinta.

Orang-orang sering berkata bahwa wanita yang menikahi pria seperti dia, adalah seorang wanita yang tidak memiliki masa depan, hanya membuang- buang waktu dan masa. Itu sama seperti membuang diri ke dalam neraka.

Tapi Collin tidak setuju dengan Nathan.

"Saya rasa dia bukan wanita seperti itu." Collin membalas sambil tersenyum. "Coba kamu pikirkan, berapa banyak wanita yang berani mengganti pengantin prianya di pernikahan dia sendiri? Firasat saya mengatakan bahwa Liana bukan tipe wanita seperti yang kamu pikirkan. Karena dia sudah menikah denganmu, saya rasa dia tidak akan menghilang begitu saja."

Saat Collin berbicara, ketertarikannya terlihat muncul, kegembiraannya terdengar jelas dalam suaranya. "Anda tidak percaya padaku? Kalau begitu, mari kita bertaruh. Aku bertaruh Liana akan segera kembali. Jika aku menang, kau serahkan sebidang tanah di pinggiran kota itu, setuju?"

Nathan mengangkat alis, nadanya tenang tapi penuh perhitungan, "Dan jika kau kalah?"

Collin mengeluarkan ejekan yang terdengar meremehkan, "Aku tidak akan kalah, oke?"

Namun sebelum dia bisa berkata lebih banyak, aura dingin Nathan seakan merembes melalui telepon, membuat dia merinding. Collin dengan cepat menyela . "Baiklah, baiklah, ... jika saya kalah, Anda bisa mengajukan permintaan dengan nilai yang sama, setuju?"

Nathan yang tidak percaya bahwa Liana akan kembali, mendengus dingin. Dia sangat yakin wanita itu pasti melarikan diri darinya. Dia berani bertaruh untuk itu, dan Collin sudah menyetujuinya.

"Oke deal.." 

Saat Nathan akan menutup telepon, sebuah ketukan terdengar di pintu. Suara pengurus rumah terdengar, "Tuan muda Samosa, Nyonya muda Samosa ada di sini."

....

Sambil menyeret koper di belakangnya, Liana melangkah masuk ke dalam vila, matanya mengamati sekelilingnya. Keadaan tempat itu sunyi senyap, udaranya terasa steril, namun aura di tempat itu  terlihat dingin tidak ada kehangatan dan kenyamanan.

Diaa melihat sekeliling, dengan cepat memperhatikan perabotan yang hanya terdapat sedikit. Rumah itu sederhana, hampir tanpa perabotan, sangat jauh berbeda dari anggapan rumah mewah yang diharapkan dari seorang pemuda dari keluarga kaya.

Tatapan Liana mengeras, karena dia sudah menikah dengan Nathan sekarang, dia merasa dibenarkan untuk melakukan beberapa perubahan pada tempat ini.

Satu hal yang jelas, dia tidak akan tinggal di tempat yang dingin dan suram seperti ini. Dia akan merubahnya menjadi seperti yang dia inginkan, hangat dan penuh kasih sayang, papun yang terjadi.

Saat ia sedang memikirkan cara mendekorasi, dan  desain rumah impiannya, Nathan tiba-tiba muncul, menggulingkan dirinya ke dalam pandangan tajam wanita itu.

Tatapannya tertuju padanya, netra yang kelam nampak gelap dan tak terbaca. Dia tidak menyangka Collin benar, Liana telah kembali.

Meskipun terkejut, dia tidak menunjukkannya, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi. Matanya tertuju pada koper di belakang Liana. "Kamu sudah pergi selama ini hanya untuk mengepak barang sekecil ini?"

Liana tersenyum, tentu saja tidak. Tadi dia menyempatkan diri untuk memberi pelajaran pada Ryan dan Rina.

Pikiran Liana mengembara, menatap ke jalan dengan senyum pahit, ia pun menjawab, suaranya terdengar lembut dan netral.

"Tempat ini agak terpencil, ditambah lagi, saya belum pernah ke sini sebelumnya. Saya tadi sempat tersesat sebentar sebelum akhirnya menemukan tempat ini. Maka dari itu saya agak terlambat."

Nathan mengangguk pelan, ekspresinya tak terbaca saat ia memutar kursi rodanya. "Ikuti saya!"

Liana buru - buru mengikuti Nathan dengan cepat, langkahnya ringan namun terlihat ragu-ragu. Pandangannya tak berkedip tertuju ke arah kursi roda. Pikirannya dipenuhi perdebatan, apakah dia harus menawarkan bantuan untuknya. Namun sebelum dia bisa menentukan jawabannya, Nathan terlihat berhenti di depan sebuah ruangan.

Ruangan itu berada di lantai satu. Liana melirik ke dalam, matanya dengan cepat menangkap isi di dalam sana. Dinding dan perabotan rumah terlihat minimalis dan polos. Seperti kebanyakan vila lainnya, kamar itu terasa dingin tanpa kehangatan, namun terlihat bersih dan teratur.

"Apakah saya akan tidur di kamar ini malam ini?" tanyanya, suaranya terdengar penuh keraguan dan keingintahuan. 

Nathan menangkap netra Liana dengan tatapan dingin dari sudut matanya. Sebuah seringai terlukis di ujung bibirnya saat ia menjawab dengan  suara dingin. "Ya, kamu akan tinggal di sini, bersamaku."

Liana terdiam, jantungnya berdegup kencang. Matanya membelalak kaget, dan ia menatapnya. Otaknya tidak dapat langsung memahami apa yang baru saja dikatakan suaminya itu. "Apa,... apa yang baru saja kau katakan?"

Jantungnya berdetak bertambah cepat saat Nathan bergerak menghampirinya. Apakah dia baru saja menyiratkan bahwa mereka berdua akan tidur bersama malam ini?

1
Minaaida
Terimakasih atas dukungannya, terus dukung aku ya, karena dukungan kalian sangat berarti bagiku. Jangan lupa vote aku ya
Minaaida
Kasian banget, nih pembaca, dari yang saya lihat, semua penulis dia kata - katain semua, tolol, bodoh, najis dan makian lainnya. Kalau semua penulis di kasih komentar begitu, mending nggak usah baca, sekalian! /Puke/

Dari pada kamu ngehujat para penulis Noveltoon, dan bikin dosa, lebih baik nggak usah baca novel - novel di aplikasi ini. Saya merasa miris dengan pembaca seperti anda

Bagimana susahnya para penulis ini membuat novel, dan anda cuma tahu memaki, saya kasihan banget pada anda. ?
Almayra Aya S
baguss. g belibet g ruwet. ak syuka
Nani Naya
Nathan kaku banget sih
Masliah Masliah
kirain novel seru, ternyata cuman novel sampah🤣🤣
Ayudya
aku senang dengan sikap Liana yg tegas dan ga menye menya dalam ambil keputusan
Hariyati Hariyati
keputusan yg tepat, Liana
buanglah mantan pada tempatnya

selamat datang kehidupan baru
semoga masa depanmu secerah mentari pagi
Minaaida
Bagi komen dong
Narimah Ahmad
lanjutt💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!