NovelToon NovelToon
Reingkarnasi Gengster Di Tubuh Istri Gendut

Reingkarnasi Gengster Di Tubuh Istri Gendut

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Selingkuh / Gangster / Balas dendam pengganti
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mila julia

Serangeline Fros, wanita berusia 45 tahun, dikenal di seluruh kota Darsen sebagai ketua geng Bloodfangs—geng paling ditakuti yang menguasai setengah wilayah kota. Di balik reputasinya yang kelam, Sera menyimpan mimpi lama yang tak pernah terwujud: menjadi seorang penyanyi. Namun takdir berkata lain, sejak muda ia dipaksa oleh kakeknya untuk meneruskan tahta keluarga sebagai pemimpin geng, menenggelamkan keinginannya di balik darah dan kekuasaan.

Hingga suatu malam, sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya. Tapi kematian bukanlah akhir bagi Serangeline Fros. Ia terbangun kembali… di tubuh seorang wanita muda berusia 25 tahun—bertubuh gendut, pemalu, dan diremehkan semua orang, bahkan oleh suaminya sendiri.
Apakah Serangeline akan menemukan makna baru dari kehidupan keduanya, ataukah sisi gelapnya sebagai gangster akan kembali bangkit dan menghancurkan segalanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22.Pelatih Beladiri

HAPPY READING

.

.

.

Setelah berhasil diet dan melewati serangkaian proses kecantikan hingga tubuhnya dan kecantikannya sempurna seperti ini, kini waktunya Sera untuk kembali melatih kekuatan tubuhnya, karna tidak mungkin ia menemui anggota gengnya nanti dalam keadaan tubuh yang lemah mau bagaimanapun ia harus tau bagaimana nasib anggota geng Bloodfangs saat ini setelah kepergiannya.

"Kakek… aku juga harus menjengukmu," gumamnya lirih, sembari terus bergerak di atas ring. Tubuhnya memantul, melompat, memutar. Keringat menetes di pelipis, namun matanya justru tampak semakin dingin dan fokus.

Ruangan latihan itu dipenuhi berbagai fasilitas olahraga. Ring tinju berdiri megah di tengah ruangan. Sera sudah mengganti pelatih lima kali; bukan karena ia sulit dilatih, tetapi karena kemampuan bela dirinya yang terpendam masih hidup di tubuh barunya. Mereka semua tumbang hanya setelah beberapa kali sesi latihan. Tidak satu pun mampu mengimbangi kelincahan yang mulai kembali dalam jiwanya—padahal ia belum memakai jurus andalannya: jurus menipu seperti bayangan.

Kali ini, seorang pria bertubuh besar atlet tinju yang digadang-gadang sebagai yang terkuat di kota Darsen dan wilayah sekitarnya berdiri menghadapinya. Mereka sama-sama mengambil posisi, mengencangkan sarung tangan, dan saling menilai.

“Nona, apa kamu yakin ingin berlatih denganku? Aku tidak segan-segan memukulmu,” ucap pria itu, mencoba menguji nyalinya.

“Tentu saja aku yakin,” jawab Sera tenang. “Orang sepertimu sangat mudah aku kalahkan dulu. Dengan tubuh lincah dan kemampuan bela diriku… aku harus mendapatkannya lagi. Pastikan saja kau tidak lari seperti pelatih-pelatihku sebelumnya.”

Pria itu terkekeh, suara beratnya memenuhi ruangan. “Kamu terlalu percaya diri, nona. Aku tidak sama dengan mereka.”

“Aku suka kepercayaan dirimu.”

Sera mengambil posisi siap. Matanya tajam, menganalisis teknik tinju pria itu, mencari celah kecil yang bisa menjadi titik lemah. Sikap tenang dan kecerdasannya selalu menjadi senjata utama. Pertarungan tidak hanya membutuhkan otot—otak juga sangat menentukan siapa yang akan tumbang.

Pria itu menyerang lebih dulu. Pukulan demi pukulan menghujani Sera, namun ia menghindar, menangkis, dan meliuk tanpa melakukan serangan balasan.

“Akh! Kenapa kamu hanya diam, nona?” seru pria itu. “Harusnya kau membalas!”

“Keluarkan semua jurusmu,” jawab Sera santai. “Kalau aku mulai membalas, aku takut kau tumbang terlalu cepat.”

“Kurang ajar! Kau membuat harga diriku jatuh! Aku tidak akan menahan diri lagi!”

Pria itu langsung menyerang brutal tanpa jeda.

Sera bergerak cepat, namun tubuh barunya belum sepenuhnya terbiasa. Sebuah pukulan keras berhasil mendarat di wajahnya—cukup kuat untuk melemparkan tubuhnya ke tepi ring.

Cuuihh..

Sera meludahkan darah yang keluar dari mulutnya .

Pria itu berjongkok mendekati Sera. “Apa kamu sudah sadar sekarang, nona, siapa yang kamu rendahkan barusan? Aku akui kamu cukup lincah, tapi kamu sama sekali bukan tandinganku. Aku tidak ingin menyerang wanita lebih parah lagi.”

“Hahaha…”

Tubuh Sera bergetar karena tawanya yang keras. Ia menatap pria itu dengan sorot yang tak mudah dibaca.

“Aku belum kalah. Ini justru baru awal dari semuanya. Apa kamu sudah mengeluarkan semua jurusmu? Jujur… aku belum merasa tertantang.”

Ucapannya membuat pria itu memerah karena marah.

“Baiklah! Cepat bangkit, nona! Akan aku perlihatkan bagaimana diriku sebenarnya!” serunya sambil berjalan ke tengah ring.

Sera bangkit perlahan, rasa sakit di tubuhnya tak mampu menutupi nyala panas dalam kedua matanya. Ia ikut melangkah mendekat, mempersiapkan diri untuk putaran berikutnya.

Pertarungan sengit dimulai. Sera kini sudah mempelajari seluruh teknik pria itu—gerak bahunya, cara ia menumpu kaki, ritme napasnya. Ini saatnya ia memakai jurus andalannya: jurus menipu seperti bayangan, teknik yang dulu menjadikannya legenda.

Pukulan bertubi-tubi dari pria itu dibalas dengan gerakan yang jauh lebih cepat dan lincah. Sera memutar posisi, menghilang dari titik sebelumnya, lalu tiba-tiba muncul di sisi lain, melayangkan pukulan keras tepat ke wajah pria tersebut.

Bugh.

Pipi kanannya terpental ke samping. Saat pria itu lengah karena rasa sakit yang menyambar wajahnya, Sera melesat dan memukul perutnya.

Bugh.

Bugh.

Pria itu bangkit cepat, berusaha melawan kembali, tetapi perempuan yang ia hadapi kini berbeda dari yang pertama masuk ring. Gerakannya seperti bayangan yang tak bisa ditangkap. Pukulannya selalu meleset, seberapa cepat pun ia mencoba.

Bugh.

Pukulan Sera kembali menghantam pipi kiri pria itu. Dengan memanfaatkan momentum, ia menyikut bahu lawannya, melompat, lalu mengayunkan pukulan maut tepat di bahunya hingga tubuh besar itu terduduk keras.

Dalam satu gerakan cepat, Sera memelintir lengannya dan mengunci tubuh pria itu rapat—tepat, kuat, dan tak bisa dilepaskan.

“Akh… akh… baiklah! Cukup! Jangan cederai aku lebih parah! Aku… aku salah meremehkanmu!” seru pria itu terengah-engah, tubuhnya penuh rasa sakit.

Sera melepaskannya, lalu terbaring di atas ring, menatap langit-langit ruangan yang berwarna abu muda. Warna itu terasa seperti hidupnya kini—abu-abu, tanpa kepastian, tanpa batas yang jelas antara dirinya yang dulu dan dirinya yang sekarang.

“Nona…” suara pria itu terdengar perlahan. “Aku ingin tahu… apa kamu seorang anggota gangster?”

Sera menoleh sedikit ke arahnya. “Kenapa kamu menanyakan itu?”

“Teknikmu… kelincahanmu… sangat familier bagiku,” jawab pria itu sambil melepas sarung tangan tinjunya. Ia mengusap darah di sudut bibirnya. “Melihatmu melumpuhkanku tadi mengingatkanku pada seorang perempuan. Ketua gangster. Satu-satunya perempuan dengan kekuasaan terbesar di wilayah Darsen.”

Sera diam. Hanya mendengarkan. Tidak membantah. Tidak mengiyakan.

Tapi pria itu terus berbicara, membicarakan dirinya sendiri tanpa sadar.

“Aku sangat mengaguminya. Aku ingin berlatih bela diri padanya sebelum mengikuti liga internasional tahun ini. Tapi sebelum sempat menemuinya… aku mendapat kabar ia meninggal. Kecelakaan tragis, di tengah kota, saat menjalankan misinya.”

Sera menghela napas berat. Kata-kata itu menusuk seperti sembilu, menghidupkan kembali kenangan yang ia kubur dalam-dalam di tubuh bocah ini.

Ia berdiri, menatap pria itu yang masih terduduk lemas di lantai ring.

“Aku bisa mengajarimu,” ucap Sera akhirnya. “Tapi tidak sekarang. Aku masih perlu banyak berlatih untuk mengembalikan kekuatan tubuhku.”

Pria itu langsung bangkit, semangat menyala di wajahnya yang babak belur. “Kalau begitu, biarkan aku mendampingi nona! Jadikan aku pelatih tetapmu di sini!” Ia mengulurkan tangan.

“Kamu yakin?” Sera menatap tangannya, lalu wajahnya. “Aku sudah membuatmu babak belur sekarang. Kalau kekuatanku kembali… aku tidak bisa membayangkan seperti apa tubuhmu nanti.”

“Tidak masalah. Kamu bisa menjadikan badanku tumpuan semua pukulanmu. Lagipula, kalau kita terus berlatih, aku juga bisa mempelajari teknikmu.”

Sera akhirnya menautkan tangannya pada tangan pria itu. “Baiklah. Pastikan kamu tidak berubah pikiran.”

Tok.

Tok.

Tok.

Di tengah kesepakatan itu, pintu ruang latihan diketuk. Seorang maid masuk dengan gugup.

“Maaf, nona… ada seorang pria menerobos masuk ke dalam mansion dan tidak ingin keluar. Dia bersikeras menemui nona.”

Sera mengerutkan kening. “Di mana dia sekarang?”

“Ada di lantai pertama, ruang tamu, nona.”

Tanpa menunda, Sera mengikuti maid tersebut, berpamitan sebentar pada pelatih barunya.

Ia masuk ke dalam lift, turun dari lantai tiga mansion besar yang memiliki banyak ruangan dan koridor panjang.

Tap… tap… tap…

Begitu ia memasuki ruang tamu, matanya langsung membelalak.

Di sana, dikelilingi para pengawal yang berusaha menariknya keluar, berdiri seorang pria yang sangat ia kenal.

“Kael?” ucap Sera, suaranya nyaris pecah.

Pria itu menoleh cepat tatapan mereka saling bertemu.

.

.

.

💐💐💐Bersambung💐💐💐

Coba tebak Kael mau ngapain ke mansion Sera nih guys? . tiba - tiba banget dia tau kediam Sera.

Lanjut Next Bab ya guys😊

Lope lope jangan lupa ya❤❤

Terima kasih sudah membaca bab ini hingga akhir semuanya. jangan lupa tinggalkan jejak yaa, like👍🏿 komen😍 and subscribe ❤kalian sangat aku nantikan 🥰❤

1
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 nama nya juga kucing liar apa yang di depan mata sikattt 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
ya mbok up nya tambah gitu loh Thor 🤭🤭🤭🤭
Kutipan Halu: nanti di usahakan y kk😅😅
total 1 replies
vj'z tri
mau main main dengan queen 🤭🤭🤭🤭oh tidak bisa 😏😏😏
Kutipan Halu: dimainin balik dong
total 1 replies
vj'z tri
eh moyong lu yakkk ,itu semua milik Sera lu cuma mahluk halus yang menyamar jadi Sera 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
😅😅😅😅😅 maaf penyakit ce cantik tiba tiba amnesia dengan dunia nyata 🤣🤣🤣🤣🤣
Kutipan Halu: mon maap biasa faktor U itu . kan ahjumma dah 45🤣🤣
total 1 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣 biawak di kadalin
Kutipan Halu: Tapi biawaknya juga ketakutan kak😅
total 1 replies
vj'z tri
ya ya ya kau benar kau memang Dewi ,Dewi kegelapan 🤣🤣🤣🤣🤣
Kutipan Halu: bener bgt🤣🤣
total 1 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣dah cucok meong memang kalian ini 🫶🫶🫶
Kutipan Halu: jadiin pasutri aja kli yaa🤭🤭
total 1 replies
vj'z tri
ehmm akting queen 🤣🤣🤣🤣
Kutipan Halu: praktekin gaya lyra duyuuuu🤭🤭
total 1 replies
vj'z tri
😅😅😅😅😅 ya gak langsung tabrak juga say kan jadi kagettttt co gn nya 🤣🤣🤣
Kutipan Halu: ahjumma makin makin🤣🤣
total 1 replies
vj'z tri
what 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣langka co model begini ...ayo queen Pepet Ale jangan kasih kendor
Kutipan Halu: pelet aja ngk sih kk😅
total 1 replies
vj'z tri
oi di rumah gak ada kaca yaaa 🤣🤣🤣🤣🤣 gak tahu kelakuan sendiri gimana ngaca woi ngaca 🤣🤣🤣
Kutipan Halu: Kacanya ketutupan kain kli kk🤭
total 1 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 sia sia kau cobaaaa meyakinkan Sera 🤣🤣🤣
Kutipan Halu: wkwkwk sampai sana malah di ludahin sm sera🤣🤣
total 1 replies
vj'z tri
sabar Mase sekali pukul juga tar u ko 😅😅😅
Rezqhi Amalia: permisi kak, siapa tahu kakak minat mampir dikaryaku yang berjudul 'Terjebak Pernikahan Kontrak Dengan Dosen Pembimbingku'

terimakasih sebelumnya 🤗💐
total 1 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 dah ribut ribut gelud gelut w yang nonton kelakuan kalian 🤣🤣🤣🤣
Kutipan Halu: malu ya kakak baru juga di awal kael sama keluarga dn pelakor dah ketar-ketir😭
total 1 replies
vj'z tri
tidak ada yang bisa menolak queen sera🔥🔥🔥🔥
vj'z tri
😲😲😲😲 anak bujang orang kan melongo gegara permintaan Sera 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Kutipan Halu: untuk nggk minta di jadiin istri sm ahjumma🤣🤣
total 1 replies
Jumi Saddah
cerita nya bagus👍👍👍👍👍❤️
Kutipan Halu: makasi kk☺☺
total 1 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 ku menagisssssssss membayangkan kehilangan harta luar biasa buanyakkkkk 🤣🤣🤣🤣🤣
Kutipan Halu: debi si lipsing ituuuu🤭
total 1 replies
vj'z tri
🔥🔥🔥🔥🔥 my queen sera
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!