Di sebuah kota yang terlupakan,ada sebuah rahasia tersembunyi. Rahasia yang dapat merubah hidup seorang gadis perantau , yang menemukan cinta pertama nya di tempat ia bekerja. Hubungan mereka bermula dari interaksi sederhana di kafe,yang kemudian berkembang menjadi perasaan yang mendalam. Namun, seperti halnya banyak kisah cinta lain nya,ego masing-masing menjadi rintangan yang sulit diatasi.Ketika mereka berdua menyadari kesalahan dan merindukan kebersamaan, tampak nya sudah terlambat.Kehadiran teman dekat yang kini menjalin hubungan dengan orang yang dicintai nya menambah luka di hati gadis itu.Meski perasaan nya belum sepenuh nya hilang,ia menyadari bahwa cinta sejati seharus nya tidak hanya tentang memiliki,tetapi juga tentang merelakan dan berharap yang terbaik untuk orang yang dicintai.Dengan hati yang berat,ia memutus kan untuk melanjut kan hidup nya.Membawa serta kenangan dan pelajaran berharga dari cinta pertama nya. Akan kah kebenaran sesungguhnya akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhylara_Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jaga Diri Baik-Baik
"Iya, kamu juga harus hati-hati disini. Jaga diri baik-baik!"
"Iya yah, tenang aja."
"Yaudah kalau gitu, ayah berangkat dulu..."
"Oke..." Jawab nya sambil menahan rasa sedih nya karna harus berpisah dengan sang ayah.
Ayah nya pun beranjak pergi meninggal kan Aruna dan juga Stevanny. Namun, Aruna merasa sedih karena di tinggal oleh ayah nya. Ia menahan air mata nya agar tidak jatuh di hadapan sang ayah. Setelah ayah nya berangkat Aruna dan Stevanny pun kembali ke atas, yaitu kekamar mereka.
"Istirahat dulu kak, jam kerja masih lama... jadi kak Aruna bisa tidur dulu sebelum itu." Ujar Stevanny.
"Gapapa duluan aja Van, aku ga ngantuk soal nya." Ucap nya tersenyum tipis.
"Yaudah, kalau nanti kakak ngantuk, tidur aja..."
"Ehmm..." sambil mengangguk pelan.
Setelah stevanny tertidur, Aruna tetap melihat ke arah masjid di mana sang ayah tengah melaksanakan ibadah shalat jum'at. Aruna pun terus melihat ke arah masjid, yang berada di seberang jalan.
Hingga beberapa lama ia pun melihat ayah nya sudah keluar dari masjid, dan sekarang menuju arah pulang mengendarai motor nya. Aruna yang duduk di jendela kamar, tengah memperhatikan sang ayah pun langsung berdiri. Terus menatap ke arah ayah nya, yang makin lama makin menjauh dan kini sudah tak kelihatan lagi.
Aruna yang terlihat lesu terdiam seketika, setelah melihat ayah nya pergi. Air mata nya berlinangan hingga tak tertahan lagi oleh nya, yang akhir nya jatuh membasahi pipi aruna. Aruna pun menangis terisak-isak, tanpa mengeluarkan suara.
Itu ia lakukan agar Stevanny tidak mengetahui bahwa, ia sedih di tinggal oleh sang ayah. Karena untuk pertama kali nya, Aruna tinggal di tempat yang di sana tidak ada ibu dan juga ayah nya. Hingga akhir nya aruna pun tertidur disamping Stevanny.
Waktu pun terus berlalu, Aruna yang baru disana bangun sebelum jam kerja nya di mulai, ia pun bersiap-siap dan membangunkan Stevanny yang masih terlelap.
"Van...bangun udah mau jam tiga, nanti telat!! Van...ayo bangun!" Ucap Aruna dengan suara serak karena bangun tidur juga karena abis nangis.
"Hemmm iya, bentar lagi kak." Ucap nya sambil menguap, meregang kan serta menarik tangan dan kaki nya. Ia pun beranjak dari tempat tidur nya dan bersiap-siap untuk turun. Tidak lupa, Stevanny juga membangun kan senior yang berada di kamar sebelah.
Stevanny mengetuk-ngetuk pintu kamar dan berkata " Kak, bangun kak, udah mau jam tiga!" Teriak nya.
"Iya duluan aja dek," ucap seseorang yang berada di dalam kamar tersebut.
"Baik kak..." Lanjut Stevanny beranjak pergi meninggal kan kamar senior nya itu.
Aruna dan Stevanny pun langsung turun, yang di susul oleh senior mereka itu beberapa saat kemudian. Sesampai nya senior mereka, Stevanny langsung mengenal kan Aruna pada senior nya itu.
"Kak Ariell! kenalin ini kakak aku, Aruna. Yang beberapa hari yang lalu aku ceritain sama kakak." Ucap nya.
"Oh iya, kenalin nama kakak Ariella.Panggil aja Ariel." Seru senior nya itu.
"A-aah aku Aruna kak, salam kenal." Balas Aruna terbata-bata.
"Santai aja gausah gugup gitu, kakak ga makan orang kok!" ucap nya tersenyum melihat tingkah Aruna yang sedikit tegang. "Oke ayo mulai kerja! baik-baik aja di sini ya Aruna! Kita kan rekan sekarang, jadi gausah sungkan. Oh ya, kakak biasanya manggil Stevanny dengan panggilan "dek". Jadi kakak juga bakal manggil kamu dengan panggilan itu, ga masalah kan?" Jelas senior nya itu.
"A-aah iya tentu, panggil senyaman kakak aja!!" Seru Aruna yang masih canggung dengan situasi saat itu.
Mereka pun mulai mengerjakan pekerjaan, dan tentu sambil mengajari Aruna yang baru saja bergabung. Pekerjaan apa saja yang harus dilakukan Aruna, dan bagaimana cara nya. Tentu saja itu adalah tugas dari Stevanny dan juga Ariell, untuk mengajari Aruna. Mulai dari pekerjaan yang mudah hingga yang sulit.
Setelah beberapa saat, Aruna dan Stevanny pun sudah selesai menyiapkan bahan-bahan kebutuhan dapur,Itu di lakukan agar tidak ketar-ketir saat pelanggan mulai ramai. Tidak harus meracik dulu, sebelum di sajikan pada pelanggan
Sementara Ariell juga sudah selesai masak persediaan, hanya tinggal satu pekerjaan lagi yaitu membuat menu utama yang ada di sana. Sementara Ariell sibuk memasak, Aruna dan Stevanny hanya melihat apa yang di lakukan oleh senior mereka itu. Sekalian belajar juga cara membuat nya.
Aruna yang baru pertama kali melihat, terus memperhatikan gerakan yang di lakukan Ariell. Yang tengah sibuk melempar-lempar adonan, yang makin lama makin tipis dan makin lebar. Kemudian, di beri isian lalu dilipat hingga membentuk persegi panjang.
Masih belum selesai, setelah adonan membentuk persegi panjang sempurna, Ariell lalu meletak kan adonan tersebut di wajan besar yang sudah dipanaskan serta sudah dilumasi mentega.
Aruna sedikit tertantang untuk mencoba membuat, namun sayang nya itu tidak berhasil. Ternyata membuat adonan menjadi tipis dan lebar itu tidak segampang yang Aruna lihat dan di bayangkan nya. Stevanny yang melihat aruna sedang kesusahan membuat adonan malah tertawa, sontak membuat Ariell dan juga Aruna ikut tertawa terbahak-bahak.
Setelah beberapa saat, akhirnya adonan Aruna pun jadi. Meski bentuk nya tidak sesempurna yang di buat oleh seniornya, setidak nya Aruna sudah berusaha untuk mencoba.
"Gapapa, nama nya juga baru belajar. Kakak dulu waktu pertama kali mencoba, lebih parah dari kamu dek, ga secepat kamu belajar sekarang." Ucap Ariell mencoba menghibur Aruna yang mulai menyerah.
"Heheh iya kak," lanjut nya kembali semangat mendengar ucapan dari Ariell.
"Besok kakak ajarin lagi, ini juga udah mau selesai. Udah mau mateng semua. Siap-siap sana yang mau mandi duluan, udah mau gelap juga ini," lirihnya.
"Yaudah aku mandi duluan ya kak! Soal nya kak aruna udah selesai mandi sebelum kita mulai bekerja." Ujar Stevanny.
"Heheh iya kak, Aruna udah mandi duluan tadi. Jadi biar Stevanny aja yang mandi," titah nya tersenyum miring pada seniornya itu.
"Yaudah duluan aja Van, nanti kakak stelah kamu!"
Hari pun mulai gelap, dan semua nya sudah selesai beres-beres. Mereka berkumpul sambil menunggu pelanggan datang. Aruna yang terbiasa sendiri merasa canggung duduk di dekat senior nya, karena masih belum terlalu akrab dengan nya.
Setiap selesai menyajikan makanan pada pelanggan, Aruna selalu memilih duduk terpisah dengan Stevanny dan juga Ariell. Bukan apa-apa, cuman Aruna belum terbiasa berada di tempat keramaian.
Bahkan sudah lebih seminggu Aruna bekerja, ia masih merasa canggung dan masih ragu-ragu untuk bergabung duduk satu bangku dengan Stevanny dan juga Ariell.
"Dek! Kamu duduk menyendiri mulu perasaan dari pertama kali masuk, kenapa?" Tanya ariell yang penasaran kenapa Aruna selalu duduk berjauhan dari nya dan juga Stevanny.
"Gapapa kak, cuma belum terbiasa aja di tempat ramai kek gini," gumam nya.
"Gausah canggung dek, toh kamu juga udah lama di sini masa masih ragu-ragu gitu...biasa aja gausah malu-malu."
"Heheh iya Aruna coba kak..."
"Nah kamu kan udah perhatiin kakak sama Stevanny melayani pelanggan kan? Coba kamu praktek in sekarang, dan itu pelanggan pertama kamu." Menunjuk ke arah pelanggan yang baru saja datang. "Coba santai aja dulu, jangan ragu-ragu dan usahakan buat fokus oke !!" lirih nya lagi.
Oke...Yaudah Aruna kedepan dulu kak..." Ia pun pergi melayani pelanggan yang baru saja tiba, dan menanyakan apa saja yang mau mereka pesen.
"Silahkan masuk...mau pesan apa kak? Tanya nya.
"Oh iya terimakasih kak, kita pesan nasi goreng nya dua, Minuman nya es teh tarik satu sama es capucino nya satu!" Ucap seorang pelanggan yang Aruna layani.
"Ah oke, ditunggu ya kak..." Ucap nya sembari pergi dari meja pelanggan. Ia pun langsung menuju ke dapur, di mana Ariell dan Stevanny sudah menantikan dirinya.
"Mereka pesan apa dek?" Tanya ariell.
"Mereka pesen nasi goreng nya dua sama minuman nya es teh tarik sama es capucino." lirih aruna.
"Yaudah kamu sama Stevanny buatin minuman nya, sementara makanan nya biar kakak yang handle." Ujar Ariell yang langsung bergegas membuat pesanan pelanggan.
"Siap kak, serahin itu sama kita, heheh." Canda nya.
Beberapa saat kemudian...
"Semua pesanan sudah di sajikan kak," titah Aruna.
"Sip, kerja bagus dek..." Seru Ariell.
Tanpa terasa, hari pun berlalu begitu cepat. Jam sudah menunjuk kan pukul empat, yang artinya jam kerja mereka sudah berakhir. Saat nya untuk beres-beres, sebelum kembali ke kamar masing-masing.
"Semua udah beres?" Tanya Ariell.
"Udah selesai semua kak !" Sahut Stevanny dan juga Aruna dari belakang.
"Bekal kamu udah kamu ambil Run?" Titah nya lagi.
"Udah kok kak, tinggal nunggu pak bos aja lagi, heheh." Seru Aruna menyeringai.
Setelah beberapa saat, bos mereka pun datang dan memberikan uang gaji mereka masing-masing. Mereka bertiga pun berterimakasih, kemudian langsung naik menuju kamar mereka. Sesampainya di kamar, Aruna dan Stevanny pun langsung makan bekal yang sudah diambil sebelum nya.
Sementara ariell juga makan di kamar nya, Aruna dan Stevanny pun memanggil Ariell untuk bergabung bersama mereka berdua. Namun karena Ariell sudah selesai jadi nya mereka makan berdua saja.
Saat telah selesai makan, Aruna dan Stevanny pun juga bersiap-siap untuk merehat kan badan mereka dan tidur. Karena sudah seharian bekerja, jdi semua badan terasa pegal dan sedikit sakit.
Kakak tidur duluan Van, ngantuk banget soalnya." Ujar Aruna yang langsung naik ke kasur nya dan langsung memejamkan mata nya.
"Iya kak, duluan aja, aku masih belum mengantuk..." Balas Stevanny yang masih sibuk dengan ponsel nya.
Aruna pun langsung tertidur pulas, karena terjaga sepanjang malam. Sebelum bekerja di sana Aruna selalu tidur di bawah jam sepuluh. Tapi karena sif malam, sekarang ia harus berjaga sepanjang malam dan pagi nya baru bisa istirahat.
Stevanny yang melihat kakak nya sudah terlelap karena kecapean pun tersenyum, ia pun juga langsung berbaring di kasur nya dan bergegas pula untuk tidur. Karena matahari sudah memperlihat kan cahaya nya, yang berarti sudah waktu nya untuk tidur, sebelum cuaca panas membuat nya tidak bisa tidur nanti nya.
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
Mari saling mendukung🤗