NovelToon NovelToon
Ternyata Hanya Kamu Cintaku

Ternyata Hanya Kamu Cintaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Ketos / Dosen / Nikahmuda / Poligami / Romansa Fantasi
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Bella, seorang gadis ceria berusia 21 tahun, diam-diam menyukai Alex, pria berusia 33 tahun yang sukses menjalankan perusahaan keluarganya. Perbedaan usia dan status sosial membuat Bella menyadari bahwa perasaannya mungkin hanya akan bertepuk sebelah tangan. Namun, ia tak bisa mengingkari debaran jantungnya setiap kali melihat Alex.

Di sisi lain, Grace, seorang wanita anggun dan cerdas, telah mencintai Alex sejak lama. Keluarga mereka pun menjodohkan keduanya, berharap Alex akhirnya menerima Grace sebagai pendamping hidupnya. Namun, hati Alex tetap dingin. Ia menolak perjodohan itu karena tidak memiliki perasaan sedikit pun terhadap Grace.

Ketika Alex mulai menyadari perhatian tulus Bella, ia dihadapkan pada dilema besar. Bisakah ia menerima cinta dari seorang gadis yang jauh lebih muda darinya? Ataukah ia harus tetap berpegang pada logika dan mengikuti kehendak keluarganya? Sementara itu, Grace yang tak ingin kehilangan Alex berusaha sekuat tenaga untuk memiliki Alex.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jawaban untuk Pertanyaan Sulit

Mobil Cadillac hitam itu melaju mulus memasuki halaman rumah keluarga Benjamin. Gerbang otomatis terbuka, memperlihatkan halaman luas dengan taman yang tertata rapi dan air mancur yang mengalir tenang di tengahnya. Begitu mobil berhenti, seorang asisten rumah tangga sigap membuka pintu untuk Alex dan Dadynya

Mereka baru saja pulang dari rumah sakit setelah pemeriksaan kesehatan Dadynya. Begitu masuk ke dalam rumah, Momynya langsung menanyakan dan menoleh ke arah suaminya yang baru saja duduk di sofa.

"Jadi gimana hasilnya, Dady?" tanya Ny Victoria, nada suaranya penuh perhatian.

Dady Alex melepas kacamatanya, memijat pelipisnya sejenak. "Nggak ada yang terlalu mengkhawatirkan. Dokter bilang aku hanya perlu lebih banyak istirahat dan mengurangi stres."

Momynya menghela napas lega, tapi tetap menunjukkan ekspresi khawatir. "Itu artinya Dady harus lebih banyak santai dan nggak terlalu sibuk kerja. Aku sudah bilang, kan?"

Tuan Ben hanya tersenyum tipis, lalu menatap Alex yang duduk di seberangnya. "Makanya, sudah waktunya Alex mulai mengambil alih perusahaan. Aku nggak bisa terus-menerus bekerja seperti dulu."

Alex menegakkan punggungnya, menatap Dadunya dengan serius. Ia tahu cepat atau lambat pembicaraan ini akan datang, tapi tetap saja, mendengarnya langsung terasa seperti beban besar di pundaknya.

"Dady yakin? Aku masih harus banyak belajar," kata Alex hati-hati.

Tuan Ben tertawa kecil. "Kamu sudah cukup belajar, Alex. Sejak beberapa tahun terakhir, kamu sudah banyak terlibat dalam keputusan-keputusan penting perusahaan. Aku lihat sendiri bagaimana cara kamu berpikir, bagaimana kamu mengambil keputusan. Kamu sudah siap."

Momynya mengangguk setuju. "Dady enggak bisa terus bekerja seperti dulu. Sudah saatnya kamu melanjutkan apa yang Dady bangun selama ini."

Alex menghela napas. Ia tahu ini bukan sesuatu yang bisa dihindari. Sejak kecil, ia sudah dipersiapkan untuk ini. "Baiklah, kalau Dady dan Momy percaya, aku akan siap."

Tuan Ben tersenyum bangga, lalu tiba-tiba nada suaranya berubah lebih santai. "Tapi ada satu hal lagi yang lebih penting."

Alex mengerutkan kening. "Apa?"

Momynya yang kini angkat bicara. "Kapan kamu mulai mencari jodoh?"

Alex terbatuk kecil, sama sekali tak menyangka pembicaraan akan beralih ke arah itu. "Hah? Kok tiba-tiba ngomongin ini?"

Dadynya terkekeh. "Kami ingin kamu punya seseorang yang bisa menemani dan mendukungmu, Alex. Memimpin perusahaan itu bukan tugas mudah, dan kamu butuh seseorang di sampingmu."

Mamanya menimpali, "Iya, Lex. Kami nggak mau kamu terlalu sibuk kerja sampai lupa membangun keluarga sendiri."

Alex menyandarkan kepalanya ke sofa, merasa topik ini jauh lebih sulit daripada membahas perusahaan. "Astaga, bisa nggak kita fokus ke satu hal dulu?"

Momynya tertawa kecil. "Kita ini keluarga, Alex. Masa depan kamu adalah hal yang paling penting buat kami. Jadi, ada yang sedang dekat?"

Alex mengusap wajahnya pelan. Ia tahu tak ada jalan keluar dari pembicaraan ini. "Belum ada, mom, Tapi nanti kalau ada, Momy pasti orang pertama yang tahu."

Momynya tersenyum puas, sementara Dadynya hanya mengangguk dengan ekspresi penuh harap.

*****

Sore itu, udara di luar terasa sejuk dengan angin lembut yang berhembus di jalanan kota. Lampu-lampu jalan bersinar temaram, menciptakan suasana yang tenang dan sedikit melankolis. Alex memarkir mobilnya di depan sebuah cafe yang sudah menjadi tempat favoritnya sejak lama.

 Huckleberry Roasters Cafe sebuah tempat yang cozy tapi penuh dengan karakter. Interiornya hangat dengan pencahayaan remang yang nyaman. Di sudut ruangan, panggung kecil dihiasi lampu-lampu gantung, tempat Edward dan band-nya biasa tampil. Musik live dari grup ini selalu menjadi daya tarik utama di sini, dan malam ini pun tak berbeda.

Begitu masuk, Alex langsung menuju tempat duduk favoritnya di dekat jendela. Seorang barista yang sudah mengenalnya dengan baik segera datang menghampiri.

"Seperti biasa, tuan Alex?"

Alex mengangguk pelan. "Iya, kopi hitam, tanpa gula."

Barista itu tersenyum dan segera pergi untuk menyiapkan pesanannya. Sementara itu, dari panggung, suara Edward mulai mengalun, diiringi gitar akustik yang dimainkan dengan begitu emosional. Lagu yang dibawakan adalah salah satu favorit Alex—melodi yang selalu bisa menenangkan pikirannya, setidaknya untuk sementara.

Hari mendekati malam, meski musik mengisi ruangan, pikirannya tetap berat. Ia duduk dengan tatapan kosong, meneguk kopinya perlahan, seolah mencoba mencari jawaban dari kekosongan yang ia rasakan. Tadi siang, hidupnya berubah dalam sekejap.

Beban tanggung jawab perusahaan kini ada di pundaknya, ditambah lagi pertanyaan tentang jodoh yang mulai ditekan oleh orang tuanya.

Di sudut ruangan, seseorang memperhatikannya dalam diam. Tak menyangka bila pria yang sudah mengisi pikirannya itu, memang selalu datang ke tempat ini.

Bella, adik Edward, duduk di meja yang tak terlalu jauh dari Alex. Gadis itu sudah lama memperhatikan sosok pria yang kini duduk sendirian di dekat jendela. Ia tak menyangka bahwa pria itu sering datang ke cafe ini, kenapa ia baru mengetahuinya.

Tapi malam ini ada sesuatu yang berbeda. Biasanya, pria itu tampak tenang dan percaya diri, tapi kali ini sorot matanya kosong, penuh beban.

Bella menggigit ujung sedotannya, menimbang-nimbang dalam hati. Ia kini tahu siapa Alex, putra tunggal dari keluarga kaya tuan Benjamin, pewaris perusahaan besar. Namun, bagi Bella, Alex malam ini bukanlah pria kaya yang memiliki segalanya. Ia hanya seorang pria yang terlihat lelah dengan hidupnya.

Saat Edward selesai membawakan beberapa lagu, Bella melihat abangnya melirik sekilas ke arah Alex, lalu mendekatinya.

"Bro, kamu kelihatan kacau malam ini," kata Edward sambil menaruh gitarnya dan menarik kursi di seberang Alex.

Alex menghela napas, menatap temannya itu dengan senyum tipis. "Bukan malam yang mudah."

Edward mengangguk paham. "Mau cerita?"

Alex menatap cangkirnya sebelum akhirnya berkata, "Dady minta aku ambil alih perusahaan. Dan Momy mulai nanyain soal jodoh."

Edward tertawa kecil. "Dua beban berat sekaligus. Pantas kamu kelihatan kayak baru dihantam benda yang berat."

Alex mengusap wajahnya. "Aku cuma... belum siap. Atau mungkin lebih tepatnya, aku nggak tahu kapan aku akan siap."

Bella masih memperhatikan mereka dari kejauhan. Entah kenapa, ia merasa ingin mendekati dan berbicara dengan Alex. Tapi ia menahan diri, memilih untuk terus mengamati.

Malam itu, meski dikelilingi musik dan obrolan, Alex tetap tenggelam dalam pikirannya sendiri. Namun, tanpa ia sadari, seseorang sudah mulai memperhatikannya lebih dari yang ia kira.

1
shabiraalea
👍🏻👍🏻👍🏻
shabiraalea
semangat nulisnya thor 💪💪
Dee: Terima kasih kak❤️
total 1 replies
Dee
terima kasih kak/Heart/
Amalia Mirfada
Langsung jatuh cinta deh!
Dee: terima kasih dukungannya...
total 1 replies
Alma
Keren ceritanya, tertata dengan rapi, bahasa teratur, lanjutkan thor/Good/
Alma
lanjut thor keren ceritanya/Kiss//Heart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!