Reinkarnasi kedalam donghua soul land setelah mengalami kecelakaan misterius. sistem menghidupkannya kembali, memberi pilihan apakah ia ingin alur seperti asli atau di rubah sesuka hati, tanpa berpikir dua kali ia langsung memilih untuk merubah alur. menamai dirinya sebagai na jaegyeon. bukan novel terjemahan!!.
"Dewa? omong kosong aku akan jadi kaisar iblis!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Natelashura7, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33 ajakan menikah rongrong
Seven treasure glazed tile pagoda adalah salah satu sekte terkaya yang ada di soul land, kekayaan mereka sangat banyak dan jumlah murid sekte pun besar. Kekayaan mereka cukup untuk membuat sekte lain terlihat seperti sekte miskin di depan, seven treasure glazed tile pagoda ini.
"Kudengar iblis kecil ku telah kembali" ucap ning fengzhi duduk di singasana nya.
"Hmph... Kakek tulang" ucap ning rongrong memeluk gu rong.
"Hora-hora. Akhirnya si kecil telah kembali" Balas gu rong tersenyum tipis.
"Apa kakek pedang juga merindukan rongrong?" Tanya ning rongrong tersenyum.
"Tentu saja" Jawab chen xin.
"Tapi kakek tulang bilang lebih merindukan rongrong dibandingkan kakek pedang" goda ning rongrong.
"Itu omong kosong" Balas chen xin.
"Apa kau diterima?" Tanya gu rong.
"Ayo cari tempat berkelahi di luar" Balas chen xin.
Dua aura terpancar diantara mereka berdua. Ning feng zhi hanya menggelengkan kepalanya, kalau soal ning rongrong keduanya benar-benar tidak mau mengalah pada siapapun. Ning rongrong tersenyum gembira.
"Sudah-sudah. Kedua kakek sudah berkelahi sepanjang hidupnya" Balas ning feng zhi. "Rong rong bukankah kamu memiliki tamu?" Lanjutnya bertanya.
Ning fengzhi menunjuk ke arah na jaegyeon yang bersandar di dinding seven treasure glazed tile pagoda sekte. Dia sudah ada disana sedari tadi, bahkan kenyataan kehadiran tidak terlalu di perdulikan karena orang-orang disini lebih tertarik pada ning rongrong.
"Apa mereka baru sadar aku disini?" Batin na jaegyeon.
"Ayah dan kedua kakek ini adalah.... " ucap ning rongrong terpotong.
"Na jaegyeon, dia cukup terkenal akhir-akhir ini" Potong gu rong membuat ning rongrong cemberut.
"Tidak diragukan lagi ia adalah ujungnya kekuatan akademi shrek" timpal chen xin mengangguk.
"Aku juga ada didalam tim" Cemberut ning rongrong.
"Rongrong benar tapi kontribusi rongrong hanya sekitar 5% dibandingkan kontribusi na jaegyeon yang hampir 85% lebih" ucap ning fengzhi.
Ning Rongrong membulatkan mata mendengar ayahnya berbicara tanpa memandang kontribusi nya. Ia menunjuk ayahnya dengan ekspresi tidak terima, membuat ning fengzhi tertawa kecil melihat raut wajah putrinya itu..
"Bagaimana bisa 5%?! Aku ini pendukung utama tim! Tanpa aku, strategi dan peningkatan kekuatan tim bakal kacau!" protes ning rongrong.
Na Jaegyeon hanya tersenyum tipis di pojokan, berusaha tidak tertawa. Tapi senyum liciknya terlihat jelas oleh semua orang. Pria ini berbakat dan memiliki kepintaran jenius yang membuat teman seangkatannya begitu cemburu melihat kemampuannya.
"Memang benar, kontribusi mu penting, tapi Jaegyeon ini..." Balas Ning Fengzhi memandang Na Jaegyeon dengan serius. "Dia adalah kartu truf yang bisa membalikkan keadaan. Bahkan dalam kondisi paling buruk pun, dia mampu membawa kemenangan" Lanjutnya dibalas kedua anggukan.
"Kami mengamati pertandingan Shrek. Gaya bertarungnya fleksibel, perhitungan waktunya presisi. Dia bahkan tidak menunjukkan seluruh kekuatannya. Itu sangat menakutkan untuk seseorang seusianya" ucap chen xin menatap pria itu.
"Kalau begitu liat ini" ujar ning rongrong mengeluarkan pagoda rohnya.
Ketiga orang itu menatap baik-baik. Pagoda ning rongrong adalah warisan turun temurun dari keluarga ning, tapi ada yang berbeda pada tingkatannya. Mereka mulai menghitung ada berapa tingkatan dari Pagoda ning rongrong, umumnya hanya ada tujuh.
"Sembilan tingkatan" Kaget ning fengzhi.
"Ini berkat na jaegyeon, ia memberikan ku tanaman herbal yang membuat roh pelindung ku berevolusi" Gumam ning rongrong malu-malu.
"Berapa level roh mu sekarang?" Tanya gu rong.
"Kakek, bakat rongrong hanya biasa saja tidak seperti na jaegyeon. Rongrong hanya naik lima belas level saja selama setahun" Jawab ning rongrong saat ini berada di level tiga puluh lima.
"Itu sudah lumayan" Balas chen xin bangga.
"Benarkan. Oleh karena itu karena na jaegyeon berhasil membuat roh pelindung ku berevolusi, aku ingin melamarnya" ujar ning rongrong dengan pipi merona.
Na jaegyeon yang baru meminum teh menyemburkan teh itu kembali. Semua orang di ruangan itu terdiam. Bahkan udara terasa beku selama beberapa detik. Teh yang disembur Na Jaegyeon masih menetes dari dagunya, sementara Ning Rongrong menatapnya dengan senyum manis seolah baru saja menyatakan hal paling biasa di dunia.
“Kuhuk! Rongrong… kau bicara apa barusan?” tanya Na Jaegyeon terbata, mencoba memastikan apakah telinganya tidak salah dengar.
“Aku ingin melamarmu” ulang Ning Rongrong dengan tenang, pipinya memerah tapi matanya mantap.
Gu Rong membelalakkan mata. Chen Xin hanya mengangkat alis, namun ada senyum geli di wajahnya. Ning Fengzhi menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatap keduanya dengan pandangan tajam tapi tidak menolak.
“Ini… terlalu cepat, bukan?” tanya Jaegyeon mencoba menahan kepanikan, setengah menoleh ke Ning Fengzhi. “Kami bahkan belum—” lanjutnya terpotong.
“Kau sudah membuat roh pelindungnya berevolusi, Jaegyeon. Dalam keluarga kami, itu setara dengan memberi warisan” ujar Ning Fengzhi memotong, suaranya tenang namun tidak memberi ruang untuk lari.
“Dan jangan lupa, cucu kami belum pernah berkata ingin melamar siapa pun sebelumnya,” tambah Gu Rong cepat. “Kau orang pertama" Lanjutnya berucap.
“Eh, aku pikir kita semua sepakat hubungan ini masih dalam tahap… uji coba?" jawab Na Jaegyeon, setengah berharap seseorang akan mengalihkan topik.
“Jaegyeon, kau bisa mengalahkan para jenius bertingkat tinggi, meniru kekuatan roh secara sempurna, bahkan membuat buku penyimpan cincin roh tapi kenapa menghadapi perasaan seorang gadis justru membuatmu keringat dingin?" Tanya chen xin menyebutkan prestasi na jaegyeon.
“Karena itu... lebih menakutkan dari semua yang tadi” balas Na Jaegyeon pelan, pasrah. "Liat ada wanita cantik sedang berenang di udara" Lanjutnya menujuk.
Ning fengzhi, ning rongrong, chen xin dan gu rong secara mengejutkan menoleh kearah yang ditujukan oleh na jaegyeon. Tapi tidak ada apa-apa disana, mereka kembali memandang na jaegyeon yang sudah berlari kabur menerobos pintu utama.
"NA JAEGYEON!" teriak ning rongrong. "Mau kabur ke mana kau?" Lanjutnya mengejar.
"Gaaah... Aku tidak ingin menikah dulu, aku memang suka melihat banyak wanita cantik. Tapi aku masih ingin bebas sebagai pria bujangan" Balas na jaegyeon terus berlari.
"Kembali ke sini, dasar" Teriak ning rongrong masih mengejarnya.
Para tetua sekte hanya bisa melongo melihat adegan konyol yang terjadi di hadapan mereka. Mereka hanya dapat Menggelengkan kepalanya, tidak berniat ikut campur.
“...Dia benar-benar kabur” gumam Gu Rong, wajahnya sulit menahan tawa.
“Demi langit, bocah itu menggunakan taktik ‘wanita cantik berenang’ di hadapan kami?” tanya Chen Xin memijat pelipisnya.
"Biarkan saja mereka" Balas ning fengzhi.
Di luar halaman utama sekte, Na Jaegyeon masih melesat cepat di jalan batu, napasnya terengah, rambutnya berantakan diterpa angin. Di belakangnya, Ning Rongrong mengejar dengan roh pelindung aktif, pagoda melayang-layang mengeluarkan aura tekanan ringan.
“KAU MASIH BISA NAIK TINGKAT TAPI TIDAK BISA MENERIMA PERASAANKU?!” teriak Ning Rongrong kesal.
“Naik tingkat itu logis, menikah itu emosional!” balas Jaegyeon dari kejauhan.
Beberapa murid sekte yang melihat kejadian ini menahan napas, menyaksikan kejar-kejaran dramatis antara murid jenius Akademi Shrek dan putri satu-satunya dari Seven Treasure Glazed Tile Pagoda.
tolong di jawab Thor