NovelToon NovelToon
AMBISI SANG ANTAGONIS

AMBISI SANG ANTAGONIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / One Night Stand / Pelakor / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Angst
Popularitas:117.9k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

Di malam pertunangannya, Sahira memergoki pria yang baru saja menyematkan cincin pada jari manisnya, sedang bercumbu dengan saudara angkatnya.

Melihat fakta menyakitkan itu, tak lantas membuat Sahira meneteskan airmata apalagi menyerang dua insan yang sedang bermesraan di area basement gedung perhotelan.

Sebaliknya, senyum culas tersungging dibibir nya. Ini adalah permulaan menuju pembalasan sesungguhnya yang telah ia rancang belasan tahun lamanya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Benarkah sosok Sahira hanyalah wanita lugu, penakut, mudah ditipu, ditindas oleh keluarga angkatnya? Atau, sifatnya itu cuma kedok semata ...?

"Aku Bersumpah! Akan menuntut balas sampai mereka bersujud memohon ampun! Lebih memilih mati daripada hidup seperti di neraka!" ~ Sahira ~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASA : 18

“Pelacur murahan! Ini tak bisa dibiarkan! Ayo susul mereka!” Arimbi meremas ponselnya, meskipun pandangannya mengabur, tapi dia masih bisa mengenali pria yang sedang menjabat tangan penghulu, yakni suaminya Thariq Alamsyah.

“Siapa?” tanya Jenny seraya menggelengkan kepala, mencoba mengenyahkan rasa pusing.

"Thariq sudah menikahi Lonte itu!” Wanita bergaun super ketat itu mencoba berdiri, berjalan sempoyongan. Hampir saja menabrak pajangan guci.

“Hati-hati Nyonya!” Adisty tepat waktu menyelamatkan Arimbi, menarik lengan wanita yang sedang mabuk.

“Jangan halangi aku, BODOH!!” jeritnya sambil mengibaskan tangan, kali ini kakinya tersangkut bagian bawah sofa. “Lepaskan Sialan!”

Adisty menarik napas panjang, menatap tanpa ekspresi dua wanita yang hampir sama tabiatnya. Pemabuk, pemarah, perusuh.

Sangat lembut Adisty menuntun Arimbi agar duduk di sofa yang sama dengan Jenny. Kemudian dia membungkuk, kedua tangannya mengguncang bahu tak tertutup baju.

“Saya mengerti saat ini Anda dalam keadaan tak baik-baik saja. Marah, kecewa, patah hati, tapi coba gunakan sedikit saja akal sehat Anda! Dalam keadaan seperti ini, apa mungkin menemui Tuan Thariq apalagi melabrak istri barunya?”

Pandangan Arimbi tidak fokus, tetapi telinganya masih berfungsi dengan baik. Air mata merebak begitu saja, berakhir dia menangis sesenggukan sampai bahunya berguncang. “Dia menyakiti ku, berulangkali kali menancapkan anak pisau di sini!” Tangannya menyentuh dadanya.

“Sakit, sangat perih! Sekeras apapun aku berusaha menarik perhatiannya, bukannya mendekat, dia malah menjauh, menghindar. LANTAS AKU HARUS APA, HAH?!” pada akhirnya emosi itu meledak jua, Arimbi tak kuasa menahan sesak di dada.

“Kau wajib membalas rasa sakit hatimu, Rimbi! Bila dirimu tak bisa memiliki Thariq, maka wanita lain pun harus demikian!” Jenny menepuk-nepuk asal pundak sepupunya.

Adisty bersedekap tangan, menatap biasa saja. “Rayu lah ibu Ayda! Katakan padanya, kalau Anda ingin mengenal dan mencoba berteman dengan menantu barunya.”

“Dungu kau! Itu sama saja dengan Arimbi menerima kehadiran istri baru suaminya! Yang benar, kita menyusul mereka dan langsung menghajar perempuan murahan itu!” Jenny protes, memandang sinis pada Adisty.

“Bagaimana kita bisa membuat perhitungan dengannya kalau wajahnya saja tidak tahu, apalagi latar belakangnya!” kilah Adisty, dia melangkah ke meja kerja Arimbi mengambil ponsel yang tergeletak.

“Coba Nona Jenny tebak, foto ini diambil di mana?”

Jenny mengambil ponsel sepupunya, matanya menyipit agar dapat melihat jelas. “Samudera, kolam renang … entahlah, yang penting ada air-air nya.”

Arimbi pun penasaran, dia ikutan melihat layar ponsel, menjawab asal seperti Jenny. “Atas awan. Lihat itu ada putih-putih nya.”

Adisty mengambil lagi ponsel milik Arimbi, menatap sekilas siluet pria berpakaian kemeja putih, celana bahan dan mengenakan peci. Tanpa perlu waktu lama, dia sudah tahu di mana pernikahan itu diadakan.

“Sebaiknya kita pulang ke apartemen Anda, Nyonya! Nanti saya buatkan minuman pereda mual efek alkohol. Agar pusingnya cepat hilang, sehingga bisa segera mengutarakan niat Anda ke ibu Ayda.” Ia mulai membereskan barang-barang Arimbi, dan juga membersihkan ruangan dari kaleng minuman serta puntung rokok.

.

.

Di lain sisi, sepasang pengantin baru tengah bersukacita. Meniadakan cincin pernikahan bukan berarti tidak ada mas kawin.

Thariq memberikan mas kawin berupa kalung berliontin dua cincin saling mengunci yang mana terdapat namanya dan sang istri. Untuk seserahan nya, Sahira di hadiahi kalung dan anting-anting berlian.

Bu Ayda dan Mustika memberikan kado satu set perhiasan emas murni. Selina dan suaminya tidak mau kalah, mereka menghadiahkan mobil Mini Cooper yang saat ini sudah terparkir di Taman Resort.

“Sangat cantik bila kau yang mengenakannya,” bisik Thariq tepat di telinga Sahira, jarinya menyusuri rantai kalung tipis.

“Aku sama sekali tak menyangka apalagi berani menduga, akan tiba di mana diri ini dihujani hadiah luar biasa, perhatian, perlindungan, dan kasih sayang sebuah keluarga. Abang ….” Ia bingkai wajah berahang tegas itu, tak perlu menjinjit dikarenakan sepatunya sudah berhak tinggi.

“Terima kasih. Hadirmu sungguh penawar rasa sepi. Perhatianmu mampu mengisi relung hati ini.” Sahira memejamkan mata, mencium lembut bibir penuh bagian bawah, perlahan melumatnya. Kedua tangannya saling bertautan di belakang leher Thariq Alamsyah.

Thariq tidak tinggal diam, dia membalas sama lembutnya. Membalik posisi mereka menjadi Sahira yang bersandar pada pembatas pagar kaca. Tangannya meremas pinggang ramping sang istri, sesekali terdengar geraman lirih kala Sahira sengaja menggigit kecil bibirnya.

Kafka, Ayda dan juga Selina, cuma bisa menggelengkan kepala lalu membuang muka, tak lagi memandang dua sejoli yang sedang menikmati jamuan pembuka sebelum menuju malam pertama.

Mereka mencicipi hidangan lezat, sambil bercengkrama hangat.

“Apa kau tak ingin seperti bos mu, Marimar?” Mustika sedang menggoda asisten abangnya.

“Perlu diingat Nona, nama saya Damar.” Ia pura-pura membenahi kacamata, padahal menutupi rasa malu. Sedangkan ketiga rekannya setengah mati menahan tawa.

“Salahmu sendiri! Punya nama mirip sama lagu ini ‘Marimar … aauhhh’. Kan, lidahku jadi keseleo terus.” Mustika mengedikkan kedua bahunya acuh tak acuh, menatap geli wajah memerah Damar.

“Maaf Nona, saya permisi dulu!” Cepat-cepat Damar mengembalikan piring kue, tidak jadi mencicipi dessert. Memilih menghindari adik bos nya yang suka sekali menggoda dan berkata-kata tentang hal dewasa.

Ha ha ha

Mustika terbahak-bahak, salah satu kesenangannya adalah membuat seorang Damar mati kutu, tidak berkutik.

***

Tiba saatnya bagi bu Ayda, Mustika, Selina dan juga suaminya berpamitan. Mereka hanya sampai sore hari saja, lalu kembali pulang ke hunian masing-masing.

“Kalau nanti sudah di kota Medan, sering-sering ya ajak Mama jalan, atau kita pergi makan bersama, ya?" Ayda begitu hati-hati menjaga ucapannya, tidak meminta Sahira berkunjung ke rumahnya dikarenakan Arimbi juga tinggal di sana.

Sahira mengangguk, memeluk singkat lalu mengecup kedua pipi ibu mertuanya. “Bila bang Thariq mengizinkan, pasti Hira mau, Ma.”

Kalimat ‘bila mengizinkan’ itu begitu mengena di hati Thariq dan juga ibunya. Menambah nilai plus Sahira yang mereka anggap menghargai serta menghormati sang suami.

“Kalau aku libur kerja, nanti kita serbu Resto Nusantara ya Kak. Aku kepingin kali mencicipi menu terbaru mereka.” Mustika tidak mau kalah, dia memeluk erat kakak iparnya.

“Harus itu, Tika. Aku juga penasaran dengan cita rasanya.” Sahira mengangguk antusias, memperlakukan Mustika layaknya sahabat bukan adik ipar.

Sementara Selina dan juga Kafka, menyematkan kecupan manis di kening putri angkat mereka.

“Mengapa termenung? Lusa juga sudah bertemu lagi dengan mereka. Kau terlihat nyaman berada di dekat Mama dan Mustika, mereka juga merasakan hal yang sama. Hira, terima kasih sudah bersedia berbaur dan menerima para orang kesayangan saya.” Thariq membawa Sahira ke pelukannya. Perasaannya begitu senang saat menyadari istri kedua dan keluarganya saling menerima.

“Seharusnya aku yang berterima kasih. Mereka sangat baik, tak memandang sinis apalagi menghakimi diri ini, sebaliknya sangat tulus menerima.” Ia sandarkan kepalanya pada dada suaminya.

***

Suara napas saling memburu, erangan lirih bersahut-sahutan. Di dalam kamar pengantin, bercahayakan lampu temaram, dua insan sedang menggapai puncak kenikmatan.

Keringat mereka bercampur melebur menjadi satu, Sahira sendiri sudah dua kali diberikan rasa puas oleh suaminya. Sementara Thariq masih gagah memacu seraya menatap penuh puja.

"Bersama, Hira!" pekiknya tertahan kala rasa nikmat itu berhasil ia raih.

Sahira memeluk erat leher suaminya, menikmati sisa-sisa penyatuan.

Thariq merubah posisi tidur, menjadikan lengannya sebagai bantal sang istri. Ia tatap hangat manik mempesona itu. "Sahira, boleh saya bertanya?"

Kala mendapati anggukan, ia melanjutkan kalimatnya dengan hati-hati. "Apa saya satu-satunya pria yang pernah tidur dengan mu? Apa setelah malam itu, kau tak pernah lagi bercinta ...?"

"Mengapa bertanya seperti itu ...?"

.

.

Bersambung.

1
narti bintang
Luar biassaaa...karya thor slalu ter the best👍
aryuu
sudah kudugong Sahira ini assuu juga 🤭🤭 dia pukul rata orang baik ,, tulus sama jahat dia perlakuan sama....
lyani
ini org kepercayaan Hira. pemilik Nusantara rupanya meski racikan ttp tangan Hira
Zeliii... S
Apa maksud kata²Thariq ya??? Apa dia tau kalo sahira rubah kecil yg licik... 🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔
SasSya
adistyyyyyy
Kamu bermain di mana ty???
kaya bunglon 🤓
Zeliii... S
para iblis betina sedang menyusun rencana jahat untuk sahira semoga berbalik kepada mereka senjata makan tuan...!!!!!!
Zeliii... S
Makin kesini ceritanya makin seruuu... bikin gak sabar nunggu part selanjutnya... 🤗🤗🤗🤗🤗
SasSya
hooooooo
kaya ada clue
Thoriq sebenarnya sudah tau niat awal Sahira 😃🤔
aryani
curiga ma adysti. Sahira hati² para perusuh akan datang
Nur Hamidah
kryamu selalu di tunggu kak
Secret Admire
apakah Adisty orang yang menjebak Thariq dulu dengan obat perangsang? sepertinya Adisty juga mencintai Thariq 😁
Ayanii Ahyana
adisty kyknya di pihak sahiraaaaa
🌷💚SITI.R💚🌷
Aditya ini mau menjerumuskan kedua dan tr dia yg menari di atas luka
🌷💚SITI.R💚🌷
jangan smp kecewa ya thoriq..klu sahira memanfaatkan kamu
🌷💚SITI.R💚🌷
pinteey sahira ..rencana apa lg yg mau dia llakukan
Aprisya
siap2 aja kamu arimbi kena jebakan badman,,,
imau
si Adisty ini masih abu-abu, sebenarnya dia berada dikubu siapa?
Mommy'ySnowy 💕
adisty antek2 hira ini mh,, ngsih ide smbil lempar bumerang buat àrimbi...
🌷💚SITI.R💚🌷
jd bingung mau dukung sahira tp punya niat ga baik..dukung arimbi tp dia sdh ga baik dr awal..
🌷💚SITI.R💚🌷
ini yg antagonis benar sahira yg punya encana lirik dan kejam..gmn klu thoriq benar² tulus ya sm sahira klu tau sahira memperbaiki dia gmn nasib ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!