NovelToon NovelToon
If I Life Again

If I Life Again

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Mafia / CEO / Time Travel / Fantasi Wanita
Popularitas:720
Nilai: 5
Nama Author: Ws. Glo

Apakah kamu pernah mengalami hal terburuk hingga membuatmu ingin sekali memutar-balik waktu? Jika kamu diberikan kesempatan kedua untuk hidup kembali di masa lalu setelah sempat di sapa oleh maut, apa yang akan kamu lakukan terlebih dahulu?

Wislay Antika sangat mengidolakan Gustro anggota boy band terkenal di negaranya, bernama BLUE. Moment dimana ia akhirnya bisa datang ke konser idolanya tersebut setelah mati-matian menabung, ternyata menjadi hari yang paling membuatnya hancur.

Wislay mendapat kabar bahwa ibunya yang berada di kampung halaman, tiba-tiba meninggal dunia. Sementara di hari yang sama, konser BLUE mendadak dibatalkan karena Gustro mengalami kecelakaan tragis di perjalanan saat menuju tempat konser dilaksanakan, hingga ia pun meregang nyawanya!

Wislay yang dihantam bertubi-tubi oleh kabar mencengangkan itu pun, memilih untuk mengakhiri hidup dengan melompat dari gedung. Namun yang terjadi justru diluar dugaannya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ws. Glo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

IILA 05

Malam telah larut, namun di sebuah kamar kost sempit nan sederhana, tawa riang masih bergema. Di atas kasur tipis yang digelar di lantai, Wislay tampak berguling-guling sambil cekikikan seperti anak kecil yang baru saja mendapat hadiah kejutan.

“Ya Tuhan! Aku nggak mimpi, kan? Aku tadi beneran ketemu Gustro lagi! Dan kali ini, semuanya memang nyata adanya!” gumamnya riang sambil menutupi wajah dengan bantal.

Pipi gadis itu memerah, dan matanya berbinar-binar penuh semangat. Ia tak henti mengulang kejadian siang tadi dalam benaknya—tatapan mata itu, cara Gustro menunduk malu setelah tertangkap sedang memperhatikannya, dan ekspresi kikuknya saat menerima susu cokelat darinya. Semua itu, berputar-putar di kepala Wislay seperti adegan film favorit yang enggan berakhir.

"Kyaaaa, aku jadi berpikir yang tidak-tidak."

“Duh, Gustro... Kamu belum jadi idol aja udah bikin jantungku meledak begini...” ucapnya pelan, lalu kembali tertawa geli.

Ia kemudian duduk bersila, meraih bukunya yang biasa ia pakai untuk menulis jurnal harian. Namun malam ini, bukan jurnal kesedihan atau strategi kehidupan yang ia tulis, melainkan curahan hati tentang kebahagiaannya bertemu dengan sang idola.

Sambil menulis, benaknya kembali memutar informasi yang ia tahu tentang Gustro dari kehidupan sebelumnya. Meskipun tidak banyak yang bisa ia gali kala itu karena privasi Gustro sangat terjaga, Wislay masih mengingat beberapa detail penting.

“Lahir dari keluarga konglomerat...” gumamnya sambil mencoret di buku.

“Debut dalam grup bernama BLUE... beranggotakan enam orang, langsung naik daun hanya dalam waktu satu setengah tahun setelah debut,” lanjutnya dengan senyum bangga.

Namun senyum itu perlahan memudar ketika ia menulis kalimat terakhir.

“...dan meninggal di usia 25 tahun karena kecelakaan mendadak.”

Sejenak, ruangan menjadi sunyi. Wislay menatap tulisan itu dengan mata sendu.

“Tidak. Kali ini tidak boleh begitu,” bisiknya pelan namun penuh tekad.

Setelah diam beberapa saat, Wislay kembali meringkuk di kasurnya. Ia memandangi langit-langit kamar sambil mengingat kembali betapa berbeda Gustro yang ia temui sekarang dengan sosok yang dikenalnya dulu di layar kaca.

“Di kehidupan sebelumnya... dia ceria. Selalu senyum, penuh motivasi, semangatnya menular,” kenang Wislay. “Tapi sekarang... dia datar, dingin, misterius.”

Namun, justru itulah yang membuat Wislay semakin yakin. Ada sesuatu dalam diri Gustro yang belum tersentuh dunia luar. Dan kali ini, di kehidupan keduanya, ia berniat menjadi bagian dari cerita Gustro. Tidak hanya sebagai penggemar, tapi sebagai penyelamat—seseorang yang akan menjaganya, melindunginya, dan mungkin... menyentuh hatinya.

"Argh tidak... Tidak. Mustahil kalau aku bisa memenangkan hatinya. Bayangkan saja. Remahan rengginang dipadukan dengan jus strawberry. Sudah pasti tidak cocok. Bagai langit dan bumi."

"Astaga Wislay, sadarlah. Berhenti berangan-angan terlalu tinggi," gumamnya menepak jidat, "karena yang paling utama adalah menyelamatkannya dari kecelakaan mendadak itu."

"Urusan jati dirinya yang sebenarnya... Pelan-pelan juga pasti aku akan tahu."

"Dan soal hati..., biar Tuhan yang mengatur."

Dengan senyum penuh arti, Wislay memeluk buku catatannya erat-erat.

“Aku nggak akan gagal lagi...” bisiknya pelan.

Sementara itu, di kamar sebelah, Rani yang tengah menonton drama favoritnya hanya bisa terkekeh mendengar suara tawa yang datang dari kamar Wislay. Ia bahkan sempat menghentikan drama yang tengah seru-serunya.

“Lagi-lagi penyakit Wislay kambuh,” batinnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Rani tahu betul suara cekikikan khas temannya itu. Biasanya, suara itu hanya muncul ketika Wislay sedang sangat bahagia atau sedang terjebak dalam khayalan fangirling-nya yang parah sesaat sesudah menonton drama favoritnya. Tanpa berniat ikut campur, Rani kembali memutar drama di handphonenya.

“Haha... Dia pasti sedang mengkhayalkan pemuda tadi siang,” ucapnya sambil tersenyum kecil, lalu kembali larut dalam dunia dramanya sendiri.

...****************...

...****************...

Tanggal 30 pun tiba. Hari yang dinanti-nanti oleh banyak karyawan seperti Wislay. Gaji bulanannya akhirnya cair, lengkap dengan bonus penjualan karena performanya yang cukup baik di toko buku. Sinar matahari sore menyinari jalanan kota, saat Wislay melangkah pulang dari tempat kerja dengan langkah ringan dan hati bahagia.

Ia mengeluarkan ponselnya sambil berjalan pelan, membuka aplikasi m-banking dan mengecek saldonya. Senyum mengembang di wajahnya.

“Syukurlah... gaji kedua cair juga,” gumamnya pelan.

Di benaknya, langsung melintas pembukuan kecil yang sudah ia rancang sejak bulan lalu. Gaji pertamanya sudah ia gunakan untuk membeli ponsel baru yang lebih mumpuni. Bukan ponsel mewah, tapi cukup canggih untuk menunjang kerja dan komunikasi.

Ia mengingat kembali kejadian di kehidupan lamanya. Bagaimana orangtuanya sampai menjual ternak demi membelikannya ponsel. Hati Wislay mencelos sejenak.

“Tidak. Kali ini aku nggak akan membebani mereka lagi,” bisiknya pelan, namun penuh tekad.

Ponsel barunya terasa seperti simbol perjuangan. Ia membeli itu dari hasil kerja keras sendiri. Tidak seperti dulu, saat dirinya menghambur-hamburkan uang dengan dalih ‘self reward’ yang berujung penyesalan.

Sekarang, dia lebih bijak.

“Bulan lalu masih sisa lima ratus ribu... harusnya bulan ini bisa lebih hemat,” gumamnya lagi sambil menghitung-hitung pengeluaran di kepala.

Ia menelusuri rencana keuangannya yang tersimpan di aplikasi catatan. Mulai dari kebutuhan kost, makan, kebutuhan pribadi, tabungan, hingga rencana membuka usaha kecil-kecilan.

“Kalau bisa mulai bisnis, aku bisa punya penghasilan tambahan. Tapi apa ya, kira-kira?” 

"Ah sudahlah, rancang aja dulu gagasan bisnisnya. Sebab selama beberapa bulan ke depan, kondisi keuangan keluargaku masih baik-baik saja. Jadi aku mesti ambil kesempatan untuk berbisnis dalam kurun waktu tersebut. Sehingga disaat sesak nanti, penghasilan sampinganku bisa membantu," bisiknya sambil mengetikkan beberapa sketsa ide, meski belum ada yang benar-benar matang.

Namun, langkahnya yang pelan terhenti ketika tiga orang pria berpenampilan lusuh dan mencurigakan tiba-tiba muncul di gang kecil yang harus ia lewati menuju kost.

Salah satu dari mereka, pria berkepala plontos dan bertubuh kekar, menghadang langkahnya. “Eh, cantik. Mau ke mana?”

Wislay tersentak. Napasnya langsung tercekat.

“Ma... maaf, saya buru-buru. Kost saya di ujung sana,” ujarnya dengan suara bergetar.

Pria lainnya, yang lebih kurus namun bermata tajam, menyeringai sambil melirik tas yang disampirkan di pundak Wislay.

“Kamu sendirian, ya? Wah, bahaya kalau cewek sendirian begini... bisa-bisa digondol orang,” ucapnya disertai tawa sinis.

Wislay mundur selangkah, "sial. Padahal dikehidupan sebelumnya, aku mana pernah merasakan dirampok ataupun dicegat seperti ini?" Tangan Wislay mencengkeram erat ponselnya."Aku harus mencoba mengalihkan perhatian."

“Kalau kalian mau uang, ambil aja. Jangan sakiti aku,” ucap Wislay dengan suara gemetar, mencoba tenang meski lututnya lemas.

Mereka saling menatap dan terkekeh. Tapi sebelum mereka sempat bergerak lebih dekat, dari ujung gang, muncul suara sepatu menghentak aspal dengan cepat.

“Oi!” seru seseorang.

Pria keempat muncul. Bertubuh tinggi dan mengenakan kaos oblong gelap. Wajahnya tersembunyi oleh bayangan topi. Tapi sorot matanya tajam.

“Kalau berani ganggu dia, akan aku patahkan kaki kalian satu persatu,” ujarnya datar namun mengancam.

"Bos, bagaimana ini? Apa perlu kita menghajarnya?"

"Tck, tidak perlu. Lagipula ada banyak orang berlalu-lalang. Bisa gawat kalau sampai kita menimbulkan kebisingan. Bisa-bisa, kita dikerumuni lalu dikeroyok oleh warga."

"Benar, aku setuju. Lebih baik kita cabut saja."

Ketiga preman itu saling tatap dan menggerutu. Sepertinya tak ingin ambil risiko, mereka akhirnya berdecak dan berbalik arah.

Setelah mereka pergi, Wislay terduduk lemas di pinggir trotoar. Ponselnya masih dalam genggaman erat.

Pemuda misterius itu melangkah mendekat, lalu tanpa berkata banyak, menyodorkan botol air mineral.

“Minum. Wajahmu pucat,” katanya.

Wislay mendongak. Mata mereka bertemu.

Jantung Wislay berhenti sejenak. Ia mengenali wajah itu.

“Gustro...?!”

Gustro tak menjawab. Ia hanya menatap sebentar, lalu berbalik dan melangkah pergi.

Namun sesuatu yang sudah mengganjal selama beberapa waktu dalam hati Gustro membuatnya menghentikan langkah lalu melontarkan sebuah pertanyaan, "Aku tidak pernah memberitahukan namaku. Sangat aneh bila seorang gadis asing, langsung mengenalku bahkan sejak pertemuan pertama."

Deggg. Wislay terbelalak.

Gustro meneruskan dengan lirikan tajamnya, "Aku harap kau bukan penguntit atau mata-mata yang ditugaskan untuk mengawasiku. Karena itu hanya akan menjadi sebuah kesia-siaan."

Wislay tersengat, Gustro salah paham padanya. Ini semua karena kekeliruan Wislay yang tidak berhati-hati dalam bertindak.

Demi membela dirinya dari penghakiman Gustro yang tidak ia ketahui atas dasar apa...Wislay mengatakan, "Aku... Tahu namamu dari bukti transaksi via transfer. Jadi... Mohon jangan salah paham dulu. Aku bukan orang yang seperti itu, sungguh."

Tanpa berkata apapun lagi, Gustro pergi meninggalkan Wislay. "Sungguh alasan yang tidak masuk akal. Tapi sudahlah. Selagi dia bukan ancaman, tidak masalah," batinnya mempercepat langkah.

Tersisa Wislay yang masih syok, memegangi air mineral di tangan, sambil mencoba mencerna kenyataan jika orang yang barusan menyelamatkan sekaligus menuduhnya dengan kata-kata menohok... adalah Gustro.

Wislay mengangkat wajahnya. Matanya berkaca-kaca.

“Seharusnya aku yang menyelamatkan dia... tapi malah dia menyelamatkanku,” gumamnya lirih. Ada bahagia yang mengalir pelan di dadanya, namun bersamaan dengan itu rasa sedih menghantam.

Tiba-tiba inderanya menangkap sesuatu yang ganjil.

“Hah?” gumamnya, matanya membelalak.

Ia membatin, "Tunggu... tadi... sepertinya... aku mencium bau darah darinya."

Pikiran itu membuat Wislay terlonjak.

“Jangan-jangan... dia terluka?!”

"Benar. Pasti sesuatu yang buruk telah terjadi padanya! Ini tidak boleh dibiarkan!"

Tanpa pikir panjang, Wislay segera bangkit dan mengejar Gustro yang belum terlalu jauh.

Takk... Takkkk... Takk.

“Gustro! Tunggu!” teriak Wislay.

Langkah Gustro terhenti.

“Berikan aku nomor teleponmu... tolong...” seru Wislay dengan nafas terengah. Dan itulah kalimat yang terlintas dibenaknya untuk langsung diucapkan.

Gustro berbalik perlahan, menatapnya dengan wajah terkejut dan... sedikit tak percaya.

~

1
Anonymous
ceritanya keren ih .....bagus/Bye-Bye/
Y A D O N G 🐳: Makasih lohh🥰
total 1 replies
😘cha cchy 💞
kak visual x dong juga. ..👉👈😩
😘cha cchy 💞
ini tentang lizkook kan...??
😘cha cchy 💞
kak kalo bisa ada fotonya kak biar gampang ber imajinasi...😁
😘cha cchy 💞: minta foto visual x juga nanti kak..😁🙏🙏
harus lizkook ya KK..😅😃
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!