Trauma karena perceraian membuat Clara jadi menutup hati pada siapapun. Tak mau lagi merasakan cinta, ataupun terlibat hubungan asmara.
Namun kehidupan Clara mulai berubah sejak kedatangan bos baru di kantornya. Pria yang lebih muda 7 tahun darinya itu, ingin memiliki Clara dengan cara apapun.
Aaron tak segan-segan menggunakan cara licik untuk menjerat Clara. Sampai-sampai si janda tak mampu lepas dari mantra cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Salah Paham
*(Flashback)
"Perkenalkan, nama saya Clara, mulai hari ini saya akan bekerja sebaik-baiknya sebagai asisten anda." ucapnya memberikan salam dengan sopan pada si manager baru yang masih muda.
Aaron tidak menjawab sapaannya hanya menganggukkan kepalanya saja.
Setelah selesai berbicara dengan pak Robert selaku Manager HRD di perusahaan, Keduanya langsung keluar dari ruangan HRD. Clara menuntun si boss baru ke tempat duduk yang ada disebelahnya, dikarenakan ruangan Aaron sedang dalam persiapan, belum bisa digunakan.
Awalnya Aaron begitu kesal, dirinya merasa sedikit terhina saat harus duduk gabung dengan para karyawan lainnya. Namun ada satu hal yg sedikit menghibur hatinya. Seharian penuh, Aaron diam-diam melirik Clara yang sedang bekerja. Wanita yang amat serius, selalu fokus. Sebenarnya ada banyak Karyawan pria yang tertarik padanya. Namun Clara bersikap cuek, menjaga jarak, seperti ada tembok yang berdiri menjulang tinggi. Mungkin karena trauma akibat perceraian, makanya ia enggan membuka diri pada laki-laki manapun.
.
.
Esok Harinya Aaron mulai bekerja serius, ia sudah membuat perencanaan yang baru. Menyuruh para karyawan bawahnya bekerja dengan giat. Membuat mereka semua sibuk dari pagi sampai siang. Apalagi Clara selaku asisten Aaron.
"Aaaggh kakiku sakit!!"
Tidak kuat lagi berjalan, Clara memilih duduk sejenak di anak tangga gedung kantor. Ia membuka sepatu high heels nya, dilihatnya ada lecet di jari kelingking dan pergelangan kaki, kulitnya mulai mengeluarkan darah.
"Ampun, pasti gara-gara dari pagi aku berlarian terus kesana kemari, gara-gara bocah tengil itu." celetuk Clara yang kesal, satu tangan meraih tumit kakinya yang pegal, Clara duduk sambil memijitnya.
"Kamu kenapa Clara?" tiba-tiba muncul suara bariton.
Clara pun menoleh, melihat siapa yang datang. "Eh pak Robert. Maaf ya pak terpaksa duduk disini, saya gak kuat jalan, kaki saya lecet gara-gara sepatu hak." keluhnya.
Robert mendekat, kepalanya menunduk melihat kaki Clara yang terluka.
"Waduh..., bisa sampai lecet begini, pasti perih sekali, kamu tunggu disini saja dulu, biar aku ambilkan plester di pantry."
"Hmm..., ba-baik, terimakasih pak", ucap Clara menghela nafas lega, kalau tidak ada si Robert, bagaimana ia bisa berjalan.
Selang berapa lama, Robert datang kembali, membawa satu kotak P3K.
"Eh!! Gak perlu repot-repot, biar saya saja pak", Clara panik, ketika kakinya diangkat oleh Robert ke atas pangkuan.
"Kamu gak perlu panik begitu, aku cuma mau bantu", ucap Robert dengan tegas.
"Hmm.., ya makasih", Clara pun menurutinya, membiarkan Robert mengobati kakinya. Robert seorang manager HRD sudah menjabat selama 5 tahun di perusahaan.
Usianya masih 32 tahun, masih terbilang muda untuk menjabat sebagai manager HRD, namun karena Robert selalu bekerja dengan konsisten tanpa pilih kasih, para petinggi perusahaan pun puas melihat hasilnya.
Robert yang dikenal sebagai atasan killer, dingin, dan tanpa ampun. Meningkatkan kinerja para karyawan di perusahaan. Clara pun sudah terbiasa dengan sifat tegasnya, sudah selama tiga tahun ini mereka saling mengenal sebagai teman kantor.
Clara juga nyaman saat berada di dekat Robert. Pria itu tidak lah genit, Robert tidak pernah menggoda Clara atau mencari kesempatan dalam kesempitan. Robert pun kerap menyuruh Clara melakukan berbagai pekerjaan, namun dengan cara yang baik, tidak semena-mena.
"Hei! Apa yang sedang kalian lakukan disini!! Lagi asik berbuat mesum ya?"
Suara dengan nada tinggi itu membuat Clara dan Robert bergidik, dan langsung menoleh ke arahnya.
Aaron berdiri, menatap kesal pada kedua orang, yang terlihat sedang bermesraan. kedua kaki Clara berada dalam pangkuan Robert.
"Cih...., rupanya mereka punya hubungan gelap, memang tidak ada wanita alim jaman sekarang."
Aaron tersenyum smirk meledek keduanya. Clara dan Robert langsung berusaha berdiri, dan mengucap maaf secara bersamaan. "Clara..., segera ikut aku." titah Aaron dengan suara dingin.
Clara segera berpamitan dan berterima kasih pada Robert. Sambil berjalan terseok-seok, Clara berusaha mengikuti langkah Aaron yang berjalan cepat.
.
.
Brak...
Aaron melempar tumpukan proposal di meja kerjanya.
"Duduk di depanku. Aku butuh bantuan untuk memilah data-data perusahaan." ucapnya menyuruh Clara duduk.
"Hmm...tapi pak satu jam lagi sudah jam pulang kantor."
"Lembur tidak masalah buatmu kan...?? Kamu mau saya pecat...??" Ancam Aaron. Tersenyum smirk.
"Idih...!! Tengil banget nih bocah." Batin Clara terasa panas. Saat melihat senyum yang menyebalkan itu.
"Ba...baiklah, saya akan membantu anda." Terpaksa, mau tidak mau, Clara harus menuruti si boss muda.
.
.
Tiga hari setelahnya.
"Ugh...., sebentar lagi gua masuk rumah sakit." Pagi ini Clara duduk lemas di sandaran kursi kerjanya, kantung matanya menghitam. Ia kurang tidur, gara-gara Aaron menyuruhnya bekerja lembur selama tiga hari berturut-turut.
"Ini beb, semangat ya beb...., gua turut prihatin sama lu." Risa dengan baik hati membuatkan kopi hitam kepada temannya. Yang terlihat letih, lesu, dan lemas.
"Makasih Risa. Untung gua masih punya lu hiks...." Clara meng isak lebay.
"Sebenarnya yang lain iri sama lu, bisa terpilih jadi asisten si boss, baru, ganteng pula, belum lagi gaji dan bonus yang kamu dapat, sebagai asisten pak Aaron."
"Tapi aku capek..., dia galak, nyebelin...!! Apalagi kalau mulutnya sudah bersuara. Beh...., seblak level 100 pun kalah sama mulut pedas dia." Clara terus mengumpat. Mengeluarkan segala uneg-unegnya selama tiga hari ini. Menderita sekali bekerja sebagai asisten si boss muda yang gayanya tengil.
"Sabar, ingat demi cicilan rumahmu." Risa memberikan semangat.
"I...iya sih..., cicilan rumah gua masih berjalan, huf...." Clara mendesah, kemarahannya mulai mereda. Ia yang kini tinggal sendirian sedang menabung investasi untuk dirinya masa depan, setelah nanti pensiun dari kantor.
.
.
Beruntung lemburnya Clara berakhir di dua hari berikutnya. Clara pun bernafas lega dan mulai bekerja seperti biasa lagi. Mata panda Clara pun mulai hilang.
"Syukurlah..., wajahku gak kusam lagi." celetuknya saat bercermin di depan kaca toilet wanita.
"Bagus hari ini aku bebas dari si bocah gila..., kan dia mau seharian ketemu klien." Lanjutnya berceloteh sendiri. Sambil senyam-senyum. Merasa senang satu hari tidak perlu berada di sisi boss-nya.
Dengan langkah riang, Clara keluar dari toilet wanita.
Bruk.
Tubuhnya menabrak sesuatu yang kerasa. Badannya langsung oleng mau jatuh.
Hap..!!
Sebuah tangan tegas sigap menangkap tubuh Clara yang hampir jatuh.
.
.
"Pak Robert!!" Clara terkejut sekaligus bersyukur, dirinya tidak jadi jatuh kelantai yang dingin.
"Ka-kamu, gak apa-apa?" tanya Robert dengan lembut.
"I..iya makasih pak...." Clara langsung merasa malu-malu, adegan barusan seperti di drama Korea. Pelan-pelan Robert membantunya bangun.
Tanpa sadar Clara masih berpegang erat pada lengan Robert.
.
.
"Ya ampun, lebih baik kalian ke hotel saja. Benar-benar tidak tahu malu, suka sekali berbuat mesum di kantor." Sekali lagi Aaron meledek mereka dengan nada tinggi.
Suara yang tidak asing itu, membuat Clara dan Robert langsung berdiri sambil berjauhan. Keduanya menunduk merasa malu, tidak berani menatap mata elang pemburu.
"Maaf membuat anda salah paham, tapi kami sama sekali tidak berbuat mesum", ujar Robert dengan wajah serius, tidak ingin nama baiknya tercoreng.
"I-iya itu benar, aku tidak sengaja menabrak pak Robert."
"Cih..., alasan klasik."
Aaron mendelik, menatap dalam wajah Clara yang sedang terlihat malu-malu di depannya. Tatapannya sangat sulit diartikan.
"Kamu! Cepat ikut aku menemui klien...!!" titah Aaron pada Clara.
Glek!!
Clara menelan kasar salivanya, bagaimana tidak terkejut! Clara tidak bisa bebas dari bos brondong yang menyebalkan ini, walaupun hanya satu hari saja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
*Terimakasih sudah baca 🩷🩷🩷
kaget sih dgn kelanjutan kisah arron,sebenarnya apa dan siapa sih arron,msh tekateki nih 🤔🤔