NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Pria Cacat

Terpaksa Menikah Dengan Pria Cacat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alizar

"Aku tidak mau dijodohkan! Bukankah kalian semua tau kalau aku sudah memiliki kekasih? " "Kami semua tau nak, tapi tidak bisakah kamu menolong papa sekali ini saja, ? " "Tidak! Yang menjadi anak dirumah ini bukan hanya aku saja, masih ada Melodi di rumah ini, kenapa bukan dia saja yang kalian jodohkan! "

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Lilin-lilin berkilauan dinyalakan, memberi cahaya temaram pada meja makan yang telah diatur dengan apik. Piring-piring cantik dan perak mewah terpajang, sementara aroma makanan yang lezat menyeruak mengisi ruangan. Arkan duduk di kursi roda di seberang Melody, wajahnya nampak gugup namun penuh tekad.

Saat hidangan utama dihidangkan, Arkan mengambil napas dalam, matanya menatap Melody dengan serius. "Melody, ada hal yang harus aku beritahu padamu," ucapnya, suaranya bergetar sedikit. Melody menatapnya dengan ekspresi bingung.

"Aku... aku sebenarnya tidak benar-benar lumpuh," lanjut Arkan, melihat reaksi terkejut dari Melody. Wajah wanita itu memucat, bibirnya bergetar, dan matahari mulai berkaca-kaca.

"Mengapa kau berbohong padaku, Arkan?" suara Melody bergetar, emosi marah dan kecewa bercampur jadi satu.

Arkan menggenggam tangan Melody, "Dengarkan dulu, sayang. Aku melakukan ini semua bukan tanpa alasan," katanya, mencoba menenangkan. "Aku berpura-pura lumpuh untuk mendekati dan membongkar kebusukan Arhan, saudaraku. Dia terlibat dalam berbagai kegiatan kriminal yang sangat merugikan banyak orang."

Melody, masih dengan air mata di pipinya, mencoba mendengarkan dengan penuh. Rasa marahnya perlahan memudar, digantikan oleh kebingungan dan rasa ingin tahu.

"Kau tahu aku mencintaimu, dan aku tidak pernah bermaksud menyakitimu dengan kebohongan ini," kata Arkan, matanya tidak beranjak dari Melody. "Aku hanya ingin melindungi orang-orang yang aku cintai, termasuk kamu."

Melody menghela napas panjang, tangannya masih digenggam oleh Arkan. "Ini sangat sulit bagiku, Arkan," bisiknya lembut. Namun, melihat kesungguhan di mata Arkan, perlahan rasa cintanya kembali memenuhi hatinya. "Aku mengerti, dan aku akan mendukungmu. Tapi, jangan pernah lagi menyembunyikan sesuatu dariku."

Arkan mengangguk, rasa lega terpancar dari wajahnya, "Janji, tidak akan ada lagi rahasia di antara kita." Mereka berdua saling bertatapan, sebuah kesepakatan tanpa kata terbentuk di antara mereka, dan malam itu, di bawah cahaya lilin yang remang-remang, mereka kembali menemukan kehangatan cinta yang sempat terganggu.

"Eh tunggu! Cinta? Maksudnya Arkan mulai mencintai ku? Mwehehe, baguslah kalau begitu. Padahal aku belum melakukan hal apapun untuk membuat nya jatuh cinta dengan ku. Aku kira, akan sulit membuat nya menyukai ku, ternyata cukup dengan diam saja dia sudah jatuh dalam pesona ku. " Batin Melody tertawa sendiri

Arkan yang melihat itu menaikan sebelah alisnya. "Kau kenapa? Kenapa kau tersenyum seperti orang gila? " Ucap Arkan menyadarkan Melody dari haluannya

Melody langsung memasang wajah jeleknya. "His kau ini! Berani sekali mengganggu khayalan ku. " Sinis Melody menatap Arkan

"Tapi sebentar, apa kau benar benar sadar dengan ucapan mu tadi? " Tanya Melody

"Maksudmu? " Arkan tak paham dengan kalimat yang istrinya itu katakan

"Kau jatuh cinta dengan ku? Kau benar benar mencintai ku? " Alis Arkan semakin berkerut dalam, benar benar tidak mengerti dengan yang Melody katakan

"Ha, apa. Maksudmu bagaimana? Bicaralah yang jelas Melody, aku benar benar tidak paham apa yang kau katakan. " Arkan berucap dengan wajahnya yang polos

Melody memutar mata dengan malas, kemudian menghela nafasnya. "Dengan kalimat panjang yang kau katakan tadi. Apa kau benar benar mencintai ku? " Ucao Melody membuat aArkan terdiam dengan otak yang bekerja keras, mengingat apa saja yang sudah dia katakan tadi.

"Bagaimana? Apa kau sudah mengingat nya? " Desak Melody yang melihat Arkan hanya diam saja

Arkan mendengus setelah ingat dengan semua kalimat yang tadi ia ucapkan. Ia menarik nafas dengan dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. "Kenapa kau menarik nafas seperti itu? Apa perkataan kau tadi tidak benar? " Melody berkata dengan nada yang tidak suka

"Bukan, bukan itu. Semua yang aku katakan tadi benar, aku mencintaimu. Apakah aku salah berkata demikian dengan istri ku sendiri? " Tanya Arkan membuat senyum Melody mengembangkan

"Tidak. Tidak salah sama sekali, dan kata sayang itu juga benaran? " Tanya Melody kembali dan Arkan mengangguk

Prok!

Prok!

"Wah, daebak. Padahal belum ada satu bulan aku menjadi istrimu, tapi kau malah sudah jatuh cinta denganku. Hahaha, aku suka, aku suka, " Melody begitu senang sekali dengan jawaban yang Arkan katakan pada nya

"Apa kau juga mencintaiku? " Balas Arkan yang penasaran.

"Tentu, tentu aku mencintai mu. Aku menyukaimu dari awal melihatmu dirumah waktu itu. Selain karena wajahmu yang tampan, kau juga kaya raya, itulah mengapa aku mencintaimu. Dan aku benar benar berterima kasih pada ayah, karena telah menjual ku pada pria tampan seperti mu. "Tanpa pikir panjang Melody menjawab pertanyaan Arkan.

Membuat Arkan tersenyum meski hanya sedikit, namun tak dipungkiri jika perutnya terasa geli seperti ada ribuan kupu kupu yang berterbangan. " Meskipun aku cacat? "

"Iyalah. Wajahmu tampan, cacat ataupun tidak, aku tetap akan menerima pernikahan itu. Lagipula aku melakukan hal ini demi hutang ayahku lunas, dan berhubung ayahku memiliki hutang padamu, aku langsung menawarkan diri untuk menjadi istrimu. Hanya perempuan bodoh yang tidak ingin menikah dengan pria tampan dan kaya raya seperti mu. Cacat bagiku tidak masalah, yang terpenting adalah wajah, karena wajah bisa memperbaiki keturunan. "Jawab Melody panjang membuat Arkan tak habis pikir dengan jalan pikiran istri kecilnya ini

" Jadi, apa kakakmu itu termasuk golongan orang yang bodoh, karena menolak menikah dengan ku? "Tanya Arkan membuat Melody menghentikan senyum nya

Alisnya berkerut seolah tengah memikirkan kalimat yang cocok untuk Arkan. " Bisa jadi, selain karena ia mengira kau cacat, dia juga sudah memiliki Arman, kekasih gilanya itu. " Jawab Melody, Arkan hanya mengangguk saja sebagai jawabannya.

Karena ia merasakan pembicaraan itu cukup sampai disitu saja. "Apa makan mu sudah selesai? " Tanya Arkan

"Sudah, apa kita langsung pulang? " Tanya Melody setelah membersihkan sudut bibirnya

Arkan mengangguk. "Iya, lagi pula di rumah ada sesuatu yang sudah menunggu. "

"Apa? " Ucap Melody penasaran

"Nanti saja, " Arkan mendorong kursi roda miliknya, namun sebelum benar benar bergerak suara Melody menghentikan aksinya.

"Kenapa masih menggunakan kursi roda? Bukankah tadi kau sudah berbicara jujur tentang kelumpuhan mu itu? " Ucap Melody membuat Arkan menepuk jidatnya

"Maaf, aku lupa. " Jawabnya menyengir

Mereka berjalan beriringan dengan Melody yang memeluk lengan kekar suaminya itu. Dengan jahil ia memencet lengan itu seolah llbenda keras dan kenyal itu adalah squishy. Sementara Arkan hanya diam saja membiarkan Melody perbuat sesuka hatinya.

Selama diperjalanan pulang, kedua hening tanpa ada niat yang berbicara satupun. Sampai akhirnya Arkan pun memulai berbicara. "Melody, " Panggilannya pelan dengan mata yang fokus pada stir kemudi.

Karena Arkan sudah tidak bersandiwara lagi, Arkan pun menyetir mobil sendiri, dan menyuruh Fajar pulang terlebih dahulu tadinya.

"Ya, " Jawab Melody menatap Arkan

"Bisa ubah panggilan mu pada ku? "

"Panggilan? Oh, itu boleh. Kau ingin aku memanggilmu apa? " Tanya Melody

Arkan terlihat berpikir sejenak. "Eum, apa saja terserah. Yang terpenting bukan kau, atau aku lagi. "

Melody berpikir sejenak "bagaimana dengan mas? Bukankah panggilan itu sopan? "

"Hmm, tidak buruk. Mas juga boleh. " Jawab arkan yang langsung menyetujui nya. Melody tersenyum puas mendengar nya.

***

Setelah beberapa saat, mereka pun tiba di kediaman Arkan. Melody memutuskan untuk ke dapur terlebih dahulu sebelum kekamar nya. Sedangkan Arkan langsung menuju kamar untuk berganti pakaian. Setelah selesai ia duduk di tepi ranjang menunggu Melody yang juga sudah berganti baju beberapa saat yang lalu.

Malam yang diharapkan oleh Arkan akhirnya tiba setelah beberapa minggu penundaan yang ia buat sendiri. Kamar pengantin telah dihiasi dengan lilin-lilin beraroma yang menyebar keharuman lembut, dan kelopak bunga mawar yang tersebar di atas ranjang putih yang lembut. Melody keluar dari ruang ganti pakaian mengenakan gaun tidur berwarna krem yang menonjolkan keanggunannya, sempat terkejut dengan perubahan kamar yang begitu cepat. Padahal sedari dapur tadi, hingga ia kembali kekamar untuk berganti pakaian tidak lah memakan waktu yang lama. Tapi setelah ia keluar semua sudah berubah dengan Arkan yang mengenakan kemeja tidur berwarna senada.

Ketika Melody membuka pintu kamar, matanya langsung bertemu dengan tatapan Arkan yang penuh harap. Arkan mendekati  Melody dengan langkah lembut, memegang kedua tangan istrinya itu dan menariknya ke dalam pelukannya. "Akhirnya setelah beberapa minggu aku menunda, bisakah aku meminta hak ku malam ini, Sayang," bisik Arkan dengan suara yang penuh emosi.

Melody menarik nafas dalam, mencoba menenangkan debaran jantungnya. "Aku... Aku juga telah menunggu momen ini," balasnya, suaranya nyaris tidak terdengar karena gugup. Mereka berdua duduk di tepi ranjang, tangan mereka masih saling berpegangan, mata mereka saling bertaut, mencari kepastian dan kehangatan di antara satu sama lain.

Arkan perlahan mendekatkan wajahnya, dan dengan sangat hati-hati mencium kening Melody, sebuah tanda penghormatan dan cinta. Melody menutup matanya, merasakan kelembutan bibir Arkan untuk pertama kalinya dan kehangatan nafasnya. Dia merasa aman, dicintai, dan dihargai. Arkan kemudian berbisik, "Aku mencintaimu, Melody, lebih dari apa pun."

Melody membuka matanya, membalas dengan tatapan yang penuh cinta. "Dan aku juga mencintaimu, mas. Selamanya," ujarnya, sebelum mereka berdua membiarkan diri terbawa dalam suasana romantis yang telah lama mereka nantikan.

Namun ketika Arkan hendak memulai nya, bibir yang semula ingin mencium bibir Melody terhenti karena Melody mendorong Arkan untuk menjauh. "Kenapa? " Tanya Arkan dengan nafas yang sudah memburu

Melody menyengir. "Aku tau mas sudah menyiapkan ini semua dengan hati hati. Tapi kita bisa melakukan nya sekarang, hehe. " Jawab Melody dengan wakah polosnya

"Kenapa? Kan kita sudah sah menjadi suami istri, sudah seharusnya kita melakukan hubungan itu. "

"Masalah nya aku lagi datang bulan mas, apa mas lupa kalau kemarin aku baru saja, menyuruh kak Fajar membelikan ku pembalut? " Ucap Melody membuat Arkan menepuk jidatnya

"Astaga, "

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!