NovelToon NovelToon
Nona Muda Jadi Anak Pembantu

Nona Muda Jadi Anak Pembantu

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:19.5k
Nilai: 5
Nama Author: To Raja

Seorang Nona Muda tiba-tiba terbangun dalam tubuh anak seorang pembantu dan sopir. Langsung menghabiskan satu malam dengan seorang tuan muda yang membuatnya dikejar-kejar oleh pria itu.

Dari anak pembantu yang biasanya tidak tahu apa-apa dan hanya menurut saja jika disuruh, tiba-tiba berubah menjadi sangat arogan dan sulit dikendalikan.

Kepintaran dan kecerdikannya membuat para majikannya harus memutar otak untuk menghadapi perempuan yang tiba-tiba mengancam posisi dan bisnis mereka.

"Kita harus melakukan sesuatu Bu, atau perempuan itu akan melindas kita semua!"

Semua orang panik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Meninggalkan rumah majikan

Hari ini adalah hari keberangkatan pada tiket yang diberikan pada Vanessa dan keluarganya.

Maka Veronica memanggil seorang sopir yang merupakan sopir yang selalu membawanya ke mana-mana.

"Antar Vanessa dan keluarganya ke bandara!" Perintah Veronica membuat sang sopir terkejut.

"Memangnya ada apa mereka mau ke bandara?" Tanya sang sopir kebingungan.

"Kau tidak perlu banyak tanya, lakukan saja perintahku!" Gerutu Veronica membuat sang sopir dengan cepat berbalik menuju paviliun tempat Vanessa dan keluarganya tinggal.

Saat itu, semua barang-barang telah dikemasi, semuanya dimasukkan ke dalam beberapa koper yang dikunci dengan erat.

"Nyonya dan Tuan sungguh baik hati, mau memberikan kita kesempatan berlibur ke Bali," ucap Danu sambil mengelap sepatunya dengan bangga. Mereka adalah satu-satunya pekerja di tempat itu yang seluruh keluarganya diberangkatkan untuk berlibur, apalagi berliburnya sampai keluar pulau.

Jayanti yang melihat suaminya hanya bisa menggeleng pelan sebelum berbalik mengambil koper terakhir yang berisi barang-barangnya.

'Seandainya dia tahu kalau sebenarnya kita diusir secara halus dari tempat ini, dia pasti akan marah besar,' ucap Jayanti dalam hati.

Saat itu juga, Vanessa keluar dari kamarnya, ia membawa sebuah koper berukuran sedang yang berisi barang-barangnya.

Setelah meletakkan kopernya, Vanessa juga membawa beberapa kardus yang berisi peralatan gamer yang ia dapatkan dan beberapa barang-barang lainnya yang ia pikir layak untuk dibawa .

Melihat banyaknya barang bawaan putrinya, Danu kemudian berkata, "Kenapa kau menyiapkan begitu banyak barang? Seperti mau pindah rumah saja."

"Tidak apa-apa Ayah, aku tidak bisa meninggalkan barang-barang ini di rumah ini," ucap Vanessa sambil melihat koper milik ayah dan ibunya yang berjumlah 4 buah.

"Semua barang-barang ayah dan ibu sudah masuk ke koper?" Tanya Vanessa barulah membuat Danu menyadari betapa banyaknya barang yang akan mereka bawa.

Hanya berlibur beberapa hari saja, masakan harus membawa barang-barang sebanyak itu.

"Semuanya sudah selesai, dan semua kardus yang di pojokan itu juga harus di bawa," ucap Jayanti semakin mengejutkan Danu hingga pria yang mengelap sepatu barunya itu langsung berdiri menatap kardus-kardus yang ditumpuk di pojok rumah.

"Kenapa begitu banyak?" Tanya Danu terkejut.

Vanessa mengangkat kedua bahunya, dia dan Ibunya sudah sepakat untuk tidak memberitahu Danu mengenai kepindahan mereka karena tidak ingin pria itu mengamuk.

Pada saat yang bersamaan juga, sebuah mobil pick up telah datang di halaman paviliun mereka membuat Jayanti berlari keluar.

"Barang-barang yang mau diangkut ada di dalam," ucap Jayanti membuat dua orang pria dari mobil pick up itu langsung turun dan segera memasuki rumah mengangkat koper-koper ke atas mobil pick up.

Danu yang melihat itu sangat terkejut, dia menatap istri dan putrinya dengan ketidakpercayaannya, "apa yang kalian lakukan?" Tanya Danu.

Jayanti langsung menatap putrinya, Tentu saja dia tidak bisa membantah suaminya sehingga Vanessa mengeluarkan tiket dari sakunya lalu memberikannya pada pria di hadapannya.

"Ini adalah tiket yang diberikan oleh Tuan dan Nyonya pada kita. Hanya ada tiket pergi! Tidak ada tiket pulang dan tidak ada tiket hotel dan lain-lainnya! Menurut ayah, Apa arti dari dari kedua tiket ini?" Tanya Vanessa pada ayahnya.

"Apa?" Danu berusaha memikirkan apa yang terjadi.

Melihat ayahnya tampak pusing memandang 2 tiket di tangannya, maka Vanessa berkata, "dengan kata lain Mereka ingin kita pergi dari sini! Jadi hari ini juga kita akan pindah ke sebuah rumah yang telah kusewa--"

"Ini tidak mungkin!" Danu masih tidak percaya, "Tuan dan yonya tidak mungkin melakukan hal seperti itu! Aku akan pergi menanyakannya masalah ini pada mereka!" Tegas Danu langsung berjalan pergi meninggalkan paviliun diikuti oleh Jayanti dan Vanessa.

Dalam perjalanan menuju kediaman utama, mereka bertiga bertemu dengan sang sopir yang ditugaskan mengantar ketiga orang itu ke bandara.

"Lho, kalian belum bersiap-siap untuk pergi ke bandara?" Tanya sang sopir diabaikan oleh Danu sehingga Danu langsung terus ke kediaman utama.

Jayanti yang melihat sang sopir tinggal berbicara dengan sopir tersebut, sementara Vanessa mengikuti ayahnya hingga mereka tiba di kediaman utama dan mendapati Veronica bersama putrinya sedang duduk menikmati teh.

"Lho, kalian belum berangkat?" Tanya Veronica saat melihat kedatangan Danu yang terburu-buru diikuti oleh Vanessa.

"Nyonya, sepertinya ada yang salah dengan tiket yang diberikan oleh nyonya," ucap Danu membuat Veronica mengerutkan keningnya.

"Memangnya apa yang salah?" Tanya Veronica.

Danu pun menyerahkan tiket di tangannya pada Veronica, "hanya ada tiket perginya saja, dan tidak ada tiket pulang dan tiket hotel serta kebutuhan kami di sana nanti. Kami tidak punya uang untuk membayar semuanya itu, jadi--"

"Dasar serakah!" Veronica menyela ucapan Danu, "Jadi kalian berharap kami menyiapkan segalanya?! Kalian pikir itu uang yang gam--"

"Ibu!" Heriani memegang tangan ibunya, 'Ibu ini bodoh atau apa sih? Kenapa harus marah-marah di saat seperti ini?' gerutu heriani sambil menatap ibunya memberi kode pada ibunya agar memberi kesempatan padanya untuk menyelesaikan masalah .

Tatapan putrinya membuat Veronica menghela nafas namun perempuan itu tidak berkata apapun lagi dan membiarkan heriani mengambil alih.

Maka Heryani menatap Danu dan Vanessa, 'Kenapa mereka tiba-tiba pintar? Apa jangan-jangan ada seseorang yang memberitahu mereka?' gerutu heriani dalam hati sebelum berkata, "kalian sudah salah, sebenarnya kami sudah memesan tiket hotel dan pesawat pulangnya untuk kalian, tapi belum sempat dicetak, makanya hanya memberikan tiket itu saja. Lagi pula Vanessa sudah memiliki ponsel, Aku akan mengirimkan tiket itu padanya dan nanti hanya perlu menunjukkan ponsel saat tiba di bandara dan hotel," ucap Heryani.

"Ah, begitu rupanya," Danu tersenyum, "kalau begitu kami sungguh berterima kasih," ucap Danu merasa lega.

Vanessa yang tidak percaya dengan ucapan perempuan di depannya berusaha menahan rasa kesalnya dalam hati,"Terima kasih banyak, kalau begitu tolong segera kirim tiket pesawat dan hotelnya lewat pesan WhatsApp," ucap Vanessa sambil menunjukkan ponselnya di mana di layar ponselnya tertera nomor whatsapp-nya.

Heriyani mengerutkan keringnya, 'Kenapa dia juga tahu hal seperti itu? Sekarang apa yang harus ku kirim pada perempuan ini?' kesal heriani dalam hati Seraya mengeluarkan ponselnya dan berpura-pura mencatat nomor ponsel Vanessa sambil berpikir cara menyelesaikan masalah tersebut.

"Kalian bersiap-siaplah ke bandara, nanti aku akan mengirimnya," ucap heriyani membuat Danu menganggukkan kepalanya.

"Tentu saja Nona, kalau begitu kami permisi dulu," ucap Danu dengan penuh sopan mengambil kembali tiket dari tangan Veronica.

Tetapi Vanessa yang mendapatkan kembali ponselnya, dia kembali berkata, "Tolong kirim saja sekarang, aku harus memastikannya juga."

"Apa?" Heriyani terkejut, "Apa kau meragukan aku?!" Gerutu heriani sambil melototi Vanessa.

Vanessa berkata, "Bukan seperti itu, tapi saya hanya ingin memastikan--"

"Kita pergi saja, Nona muda tidak akan membohongi kita," kata Danu sambil menarik putrinya pergi dari sana.

Vanessa pun hanya bisa mengikuti pria itu namun tatapannya terus tertuju pada whatsapp-nya yang tak kunjung menerima pesan dari Heryani.

Mereka pun segera tiba di depan paviliun dan saat itu semua barang-barang mereka telah dinaikkan ke atas mobil pick up.

"Turunkan kembali barang-barangnya!" Perintah Danu mengejutkan Jayanti.

"Apa maksudmu?" Tanya Jayanti.

"Nona muda sudah menjelaskan apa yang terjadi, ternyata dia hanya lupa mengirim tiket pulang dan tiket hotel kita," ucap Danu.

"Dia tidak lupa," kata Vanessa menghampiri ayahnya membuat Danu terkejut.

"Apa maksudmu? Kau ingin mencari masalah lagi?" Gerutu Danu yang sudah sangat kesal pada putrinya yang selalu mencari gara-gara.

Vanessa menunjukkan layar ponselnya pada Danu, "Lihat pesan whatsapp-ku, sama sekali tidak ada pesan dari perem--"

Ding! Ding!

Tiba-tiba suara pesan yang masuk membuat Vanessa menarik kembali ponselnya dan melihat beberapa tiket yang dikirim di layar ponselnya.

"Nah, sekarang bunyi apa itu?" Tanya Danu.

Vanessa memeriksa tiket tersebut dan mendapati bahwa tiket itu memang screenshot tiket asli dari sebuah aplikasi penjual tiket, namun tanggalnya di sana lupa diedit, hal itu membuat Vanessa tersenyum konyol.

"Ayah, lihat ini!" Vanessa menunjukkan layar ponselnya, "mereka sudah mengirimkan tiket pada kita tapi lihat tanggal berlaku tiket di sana, Bukankah ini lupa diedit?" Tanya Vanessa membuat Danu terkejut.

"Itu,,, bagaimana bisa?" Danu sangat terkejut, wajah pria itu tiba-tiba saja menjadi pucat.

Jayanti pun menatap suaminya sambil berkata, "Vanessa sudah menjelaskan semuanya padaku, dan aku yakin keluarga ini sudah marah besar pada kita gara-gara apa yang terjadi kemarin. Tapi Bukankah apa yang mereka lakukan ini keterlaluan? Lagi pula Vanessa sudah menyewa rumah untuk kita, dan dia juga bilang akan mencarikan pekerjaan baru yang jauh lebih--"

"Bodoh!" Danu menatap Jayanti dengan mata melotot, "Kau pikir mencari pekerjaan mudah? Kita tidak lulus SMA, dan Putri kita bahkan tidak bisa masuk SMA gara-gara kekurangan uang! Bahkan sampai SMP saja harus mengandalkan belas kasihan dari tuan dan nyonya! Jadi apa yang bisa dilakukan keluarga kita untuk bertahan di kota tanpa ijazah?! Sekarang juga Ayo kita kembali ke nyonya dan Nona untuk meminta maaf pada mereka!" Ucap Danu.

"Aku tidak mau!" Tegas Jayanti.

"Aku juga tidak mau, kalau ayah mau melakukannya, silakan pergi sendiri," ucap Vanessa.

"Kalian! Berani beraninya kalian membantahku?!" Teriak Danu penuh arah marah.

Melihat amarah ayahnya yang sama seperti ibunya ketika baru berbicara dengannya, maka Vanessa pun mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan sebuah akun perbankan yang ia miliki.

"Kemarin aku memenangkan kompetisi gamers dan mendapatkan uang sebanyak ini. Bukankah ini cukup untuk memulai usaha kecil-kecilan di ibukota?" Ucap Vanessa membuat Danu sangat terkejut.

Itu jumlah yang tidak sedikit, sekitar 50 juta!

Danu menatap putrinya dengan bingung, "Bagaimana kau--"

"Kita harus pergi sekarang, aku akan menjelaskannya nanti," kata Vanessa Seraya menaiki taksi yang sebelumnya telah dia pesan.

"Ayo!" Ucap Jayanti menarik tangan suaminya.

Tetapi saat itu, Danu masih belum yakin, pria itu menggelengkan kepalanya, "ini tidak benar! Tuan sudah memperlakukan kita dengan sangat baik selama ini, jadi--"

"Kalau begitu tinggallah sendiri! Aku juga sudah lelah menjadi pembantu di sini! Semua pembantu yang ada di rumah ini mendapatkan gaji 2 juta perbulan, hanya aku,,," Jayanti memukul tubuhnya sendiri, "hanya aku yang digaji di bawah satu juta! Apakah itu adil?! Orang-orang itu bekerja dari pagi sampai sore tapi aku bekerja 24 jam! Bahkan ketika anakku sakit aku meninggalkan anakku yang sakit itu dan pergi memijat nyonya bersama putrinya! Tapi apa mereka menghargainya? Tidak! Gajiku bahkan tidak layak, dan kau hitung juga gajimu! Apakah setara dengan sopir-sopir lain di rumah ini?! Berpikirlah dulu!" Teriak Jayanti pada suaminya sebelum membuka pintu mobil dan memasuki mobil.

Vanessa tersenyum, kata-kata yang diucapkan oleh ibunya ialah kata-kata yang ia berikan pada ibunya saat membujuk ibunya untuk meninggalkan tempat itu.

"Ibu percayalah padaku, rumah ini bukan tempat bernaung yang baik," kata Vanessa.

Jayanti menganggukkan kepalanya sebelum berbalik menatap suaminya yang tampak terbengong setelah diteriaki oleh Jayanti.

"Kamu masuk sekarang atau tidak? Kalau tidak mau, kami akan pergi berdua saja!" Tegas Jayanti.

"I,, iya," akhirnya Danu membuka pintu mobil dan memasuki mobil.

Saat mobil berjalan keluar dari paviliun, danu terus melihat ke arah kediaman utama, "Apakah ini keputusan yang baik?" Ucap Danu masih belum percaya bahwa saat ini mereka benar-benar meninggalkan rumah tempat mereka bernaung sejak Putri mereka masih dalam kandungan.

"Tentu saja benar! Aku sudah tidak tahan lagi," gerutu Jayanti sambil menghela nafas dengan gusar.

@@@...Siap mbak bro..

1
Mahyum
udah mampir kak
Moh Rifti
crazy upnya kk
Moh Rifti
next
Vajar Tri
buhahahahahahhaha Heriyani jangan marah marah ma tar darah tinggi kumat 🤣🤣🤣🤣
Vajar Tri
her baik baik ngasih kesempatan Vanessa dapet mobil 😁 nanti jangan marah ma 🤣🤣🤣🤣
Vajar Tri
ayo tebak tebakan siapa cowok nya ? tau gak ...aku tahu lho 🤭🤭🤭🤭
MSIT
Luar biasa
Tiara Bella
sirik aja heriyani....
kaylla salsabella
wuhhaaaaa .....gimana ....gimana perasaan mu Heriyani
Nay
Nah loh 🤣🤣🤣🤣🤣
Nay
Hohohohoho…
Tiara Bella
lanjut KK....
kaylla salsabella
ayo Vanessa tunjukkan pada tuan putri
Yuliani Latif
hi Thor...sy mampir ya.smg ceritanya seru mcm 2 novelmu yg terdahulu
Nay
🤣🤣 pinteerrr
Tiara Bella
lanjut....
iin marlina
salah lawan heriyani
kaylla salsabella
wah pasti Vanessa berhasil
Nitnot
Luar biasa
kaylla salsabella
lanjut thor 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!