Aku Gadaikan Harga Diriku Demi Ibuku

Pagi itu Syafa hendak berangkat ke kantor, seperti biasa setelah masak dia siapkan sarapan untuk mamanya.

Syafa sangat heran dari pagi dia bangun subuh sama sekali tidak melihat mamanya .

Syafa pun membuka pintu kamar Meira dan tidak ada apa apa

(ternyata mamanya tidak berada di sana ).

Ceklekkk ( terdengar pintu dibuka dari luar)

Syafa segera berlari untuk melihatnya dan ternyata itu adalah Meira yang baru pulang entah dari mana.

Syafa melotot tajam mengintimidasi Meira

" mama ! Darimana saja mama jam segini baru pulang !".

Meira terdiam dan mematung kemudian tersenyum miring" hhh, Syafa aku tahu kamu sudah bekerja keras untuk mama tapi mama juga butuh banyak uang untuk belanja shopping dan memanjakan diri mama "

"terus " potong Syafa .

"ya mama bekerja , teman mama orang kaya semua malu kalau sampai mama terlihat paling miskin " ucap Meira tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Syafa mendengus kesal " terus mama kerja apa pagi baru pulang ?"

" di bar" jawab Meira lirih.

"hahhhh bar , yang benar saja ma , astaghfirullah mama , ma plis ma Syafa mohon hentikan pekerjaan mama , Syafa akan bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhan mama dan membayar semua hutang hutang mama tapi hentikan pekerjaan mama " ucap Syafa .

Meira memegangi kepalanya" Syafa maafkan mama tapi mama sudah terlanjur berjanji untuk menemaninya minum nanti malam dan dia juga sudah memberiku DP "

Meira menunjukkan sebuah cek bertuliskan nominal angka Rp.50.000.000 tentu saja Syafa melotot tajam .

" hahh, uang sebanyak ini hanya untuk sekedar menemani minum , apa mama tidak salah , ma jujur sama Syafa!" ucap Syafa mulai kesal .

Meira mengangguk " iya benar , namanya pak Reza dia direktur perusahaan besar , uang segitu mah bukan apa apa dan itu baru DP ".

" ya sudah ma kembalikan saja !" ucap Syafa yang tidak mengerti dengan jalan pikiran mamanya.

" tidak bisa , mama juga sudah berjanji dengan teman teman mama untuk mengajaknya jalan jalan, kalau uang ini dikembalikan terus mau traktir teman mama darimana?" jawab Meira.

Setelah terjadi perdebatan kecil di antara mereka, akhirnya Syafa dengan terpaksa yang mengalah dan akan datang ke bar untuk menjelaskan bahwa uang DP yang diterima ibunya akan dianggap hutang dan akan dicicil oleh Syafa.

🌺🌺🌺

" Kak , tolong kak Rania jangan ikut campur urusanku " ucap Ray yang selalu diintimidasi oleh kakaknya mengenai permasalahan keluarganya yang diujung tanduk.

" Tapi Ray, kakak hanya khawatir dengan keadaan rumah tanggamu , tolong kamu kasih tahu Sasa istri kamu itu untuk tidak sering sering ke luar negri agar kalian cepat memiliki anak " ucap Rania sambil menatap wajah datar adik laki-laki satu satunya itu.

Ray terdiam tak menjawab kemudian melangkah keluar rumah dan menuju ke arah garasi .

Rania mendengus kesal sambil memegangi jidatnya.

" kenapa ma ?" tanya Dave Nicholas ( suaminya Rania , kakak ipar dari Rayanza Narendra).

"mama pusing pa, setiap kali mama memberikan nasehat pada Ray dia selalu diam dan pergi , aku tuh kasihan padanya pa, istrinya sangat tidak tahu diri ,dalam satu bulan saja berapa dia ke luar negeri pantas saja saat hamil sering keguguran, aduh pusing mama " jawab Rani kemudian duduk di sofa dan meneguk minuman dari gelas didepannya.

Dave hanya bisa mengusap punggung istrinya untuk menenangkannya.

" pagi ma , hari ini Nathan tidak ke kantor ya , Nathan mau jalan sama teman teman Nathan tidak jauh kok ma hanya ke puncak, o iya kan dekat dengan kantornya paman Ray, nanti Nathan mampir saja ke sana , ok ma " ucap Nathan kemudian mencium kening Rania sebelum pergi ke arah motor gedenya.

" Nathan tunggu " ucap Rania namun Nathan sudah tidak mendengarnya.

" sudah ma biarkan saja , lebih baik kita sarapan berdua saja , o iya ma mumpung di rumah sepi, mbaknya juga pada cuti dan papa sepertinya juga gak ingin ke kantor , papa mau menemani mama seharian ini " bisik Dave pada istri cantiknya itu.

Rania melotot tajam " terus papa mau apa di rumah seharian?"

" kita habiskan hari ini berdua, seperti dulu waktu bulan madu , kita mandi bareng ,main dengan berbagai gaya , ayo dong ma " rengek Dave kemudian menarik tangan istrinya ke kamar mandi.

"eh papa malu ih sudah tua juga " teriak Rania namun tidak dipedulikan oleh Dave .

Dave memang sudah berumur tapi wajahnya masih terlihat tampan dan tenaganya masih prima karena rajin berolahraga. Begitu juga dengan Rania yang masih cantik di usianya yang menginjak 41 tahun karena rutin melakukan perawatan.

Dave dan Rania benar benar menghabiskan hari mereka dengan peluh dan keringat, karena seharian ini mereka memutuskan untuk berkebun di belakang rumah sebagai hiburan dan menyalurkan hobi mereka yang suka dengan alam dan sayur-sayuran.

🌺🌺🌺

" selamat pagi pak Ray" sapa para pegawainya namun hanya senyum tipis dan datar yang mereka dapatkan.

Ray berjalan dan memasuki ruangannya kemudian duduk di kursi kebesarannya, namun seketika dia tersadar saat melewati tempat sekertarisnya dia tidak melihatnya.

Ray beranjak dan keluar ruangan untuk melihatnya,namun memang kosong .

" kenapa aku menjadi khawatir dengan gadis itu " batinnya berkecamuk .

" Tania, apa Syafa tidak masuk hari ini ?" tanya Ray dengan raut masih sama , datar ,dingin tapi tetap tampan.

" Syafa tadi menelpon ku katanya dia tidak enak badan pak jadi ijin satu hari untuk beristirahat" jawab Tania.

Ray mengangguk dan meminta Alan untuk datang ke ruangannya menghandle semua pekerjaan Syafa.

Setelah beberapa saat kemudian Nathan datang dengan senyum dan pesonanya membuat Tania berdebar dan kagum melihatnya.

" wahhh , memang luar biasa keturunan Narendra, ganteng ganteng semua , kalaupun tidak bisa mendapatkan pamannya keponakannya juga boleh " gumam Tania yang sangat terpesona dengan kegantengan Nathan Nicholas Narendra.

" hallo om Ray? Om hari ini Nathan terlihat tampan atau tidak ?" ucap Nathan sambil menarik turunkan kedua alisnya.

Ray tak menjawab dan tetap fokus dengan laptopnya.

Nathan mendengus kesal dengan sikap pamannya itu " hhh, oke om , Nathan sedang berbunga-bunga apa om tidak penasaran kenapa"

Ray menutup laptopnya dan menatap keponakan gantengnya itu kemudian tersenyum " iya om tahu , memangnya harus bertanya kenapa? kalau om tidak bertanya kamu juga tidak akan cerita ?"

Nathan tersenyum dan bersiul kemudian duduk di depan pamannya yang juga tidak kalah ganteng darinya " om , Nathan sepertinya sedang jatuh cinta ".

Ray mengeryitkan keningnya " o iya , beneran jatuh cinta atau kau hanya ingin mempermainkan gadis itu ".

Nathan menyandarkan kepalanya di sandaran kursi dan mendongak ke atas untuk membayangkan wajah cantik Syafa yang sudah mengganggu tidurnya " dia gadis sederhana, cantik , pemberani yang pasti dia berbeda dengan gadis gadis lain yang ku kenal selama ini ".

Ray mengangguk dan tersenyum tipis " pesan om , jangan pernah permainkan wanita , jika kamu sudah jatuh cinta padanya kamu harus bisa menjaga dan melindunginya. Ingat Nathan ,sekuat kuatnya wanita dia selalu butuh bahu untuk bersandar "

Nathan pun mengangguk kemudian pamit kepada pamannya untuk pulang .

Ray terdiam menatap kepergian keponakannya.