NovelToon NovelToon
Hati Kedua Sang Mafia

Hati Kedua Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:15.7k
Nilai: 5
Nama Author: aksaraprabu

Novel ini Season Kedua Janda Judes....

Daniel Arandra Hampir seluruh hidupnya diliputi kebencian sebelum akhirnya segala kebenaran terungkap. Ia yang dulu tumbuh tanpa kasih sayang kini berada dalam kehangatan dan limpahan kasih keluarga tercintanya.

Namun agaknya Tuhan ingin mengujinya sekali lagi. Entah itu karma atas perbuatannya di masalalu atau inilah awal dari kebahagiaan yang sesungguhnya.

Saat hatinya terpaut pada seorang gadis keadaan menjadi dinding penghalang untuk cintanya.

Dena Syavira adik dari sang kakak ipar adalah gadis yang mampu membuat hatinya bergetar. Gadis yang ceria yang memiliki senyum yang hangat.

Akankah Cinta mereka bisa bersatu? Mari kita ikuti kisah Daniel dan Dena...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aksaraprabu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia Daniel

Hari cepat berganti...

Daniel dan Dena semakin hari semakin dekat, mereka selalu berangkat bersama tiap pagi.

Meski Dena terkadang ketus pada Daniel, tapi mereka selalu cepat berbaikan.

tok...tok...tok...

Dena mengetuk pintu kamar Daniel, dia sedikit khawatir karena sejak pagi tidak melihat pria itu keluar kamar.

"kak Daniel..." panggilnya tidak sabar.

Ceklek... pintu kamar terbuka, Daniel berdiri dengan wajah agak pucat dan rambut berantakan.

"hmm..."

"lama banget buka pintu aja, lagi ngapain sih?" Dena menerobos masuk kedalam kamar Daniel tanpa bisa dicegah. "ini tuh berat..." meletakkan nampan yang dia bawa dimeja dekat tempat tidur.

"kamu tumben kesini bawa makanan," menatap Dena heran.

"aku hanya takut kakak kelaparan karena gak keluar kamar dari pagi." suara Dena sedikit ketus.

"aiihh....baik sekali gadis kecil ku ini..." mengacak rambut Dena.

"Ck..." mengibaskan tangan Daniel kesal. "kamar kakak rapi juga ya..." menyapu kamar Daniel dengan ekor matanya.

"aku memang selalu rapi," Daniel merebahkan tubuhnya lagi diatas ranjang.

"kakak sakit ya?"

"hanya sedikit lelah saja,"

"makan dulu kak, nanti dingin makanannya,"

"aku sedang tidak ingin makan,"

"jahat banget sih, udah dibawain makanan gak mau makan!!" Dena menghentakkan kakinya.

"kalau kamu menyuapi ku, aku tidak keberatan memakannya." tersenyum kecil.

"udah om-om juga, masih manja aja sih, malu dikit kek sama anaknya," duduk disamping Daniel meraih nampan makanan. "buka mulutnya..."

"aaakk..." Daniel membuka mulut.

Daniel makan dengan hikmat meski Dena terus saja mengomel dengan wajah menggemaskan.

"kak..."

"hmm.."

"boleh aku tanya sesuatu?"

"boleh, tanya apa?"

"sebenarnya kakak sakit apa sih."

"ehh.. tidak sakit, aku sehat Dena..."

Dena mencibikkan bibirnya, "lalu tempo hari itu apa?"

"jika aku sedang sangat lelah aku memang akan sedikit kesulitan bernafas, itu sudah biasa aku alami."

"ohhyaaa masak sih kak...." Dena memincingkan mata tidak percaya.

"tidak percaya ya sudah..."

"iya deh percaya..." Dena tidak ingin memaksa Daniel untuk jujur.

Dia tahu jika Daniel sedang menyembunyikan sesuatu.

Dena membereskan sisa makanan, lalu mengangkat nampan. "selamat malam kak..." berjalan kearah pintu.

"ehh..." Daniel bangkit. "cuma gitu aja?"

"mau apa lagi, bukannya bilang makasih." kesalnya.

Daniel hanya tertawa, Dena berjalan keluar dengan langkah cepat.

Kamu manis sekali jika sedang marah. gumam Daniel.

Dia kembali duduk di ranjang, lalu membuka laci meja nakas.

Daniel meraih beberapa botol obat, ia memejamkan mata dan menghela nafas panjang. "kenapa ini harus terjadi pada ku." keluhnya.

Memasukkan beberapa butir obat kedalam mulutnya, lalu menelannya dengan sekaligus.

Malam berlalu....

...............

Matahari pagi memberi kehangatan setelah malam panjang yang dingin.

Daniel menuruni anak tangga menuju meja makan, seperti biasa rumah sudah sangat sepi.

Sejak mengonsumsi obat-obatan Daniel menjadi sering terlambat bangun.

"kak..." suara Dena dari dapur membuatnya menoleh.

"hmm..."

"mau sarapan?" Daniel mengangguk tidak bertenaga.

Dena berjalan menghampiri Daniel dengan dua piring nasi goreng buatannya sendiri.

"kenapa tidak minta pelayanan yang memasak," Daniel Mulai memasukkan makanan kedalam mulut.

"hmm...ini enak sekali.." batinnya.

"aku sedang ingin masak sendiri,"

Mereka melanjutkan makan tanpa berbicara lagi. Sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"kak aku ke kampus duluan ya," setelah membereskan piring kotor Dena langsung berjalan cepat.

"tidak ingin naik mobil ku saja?" teriak Daniel.

Cepat sekali larinya anak itu.

................

Daniel sudah tiba ditempat tujuannya, tidak langsung turun dari mobil. Dia justru berlama-lama menatap gedung megah didepannya.

Gedung rumah sakit milik Arandra group.

huhh... aku lelah... gumamnya.

Daniel berjalan menyusuri lorong rumah sakit, menuju satu ruangan seorang dokter kepercayaannya.

tok...tok...tok...

"masuklah tuan..." seru seseorang dari dalam ruangan.

"Dokter Adrian..."

"akhirnya tuan Daniel datang juga, sudah beberapa hari ini aku menunggu tuan.."

"berhenti memanggilku tuan jika hanya berdua seperti ini." ketus Daniel. "kenapa kamu terus menelfon ku Adrian, itu sangat menggangu."

"Ck ... ini untuk kebaikan mu sendiri Niel.." Adrian menyerahkan salinan berkas kepada Daniel. "sebaiknya kamu segera menjalankan pengobatan ini dengan serius,"

Daniel terkekeh, "lalu apa itu akan membuat ku sembuh?" Daniel menggeleng sedangkan Adrian menunduk.

"aku sudah putuskan, jadi tidak akan ada yang bisa merubah keputusan ku."

"Daniel aku mohon, setidaknya itu bisa membuat mu hidup lebih lama," Daniel tersenyum getir.

"lalu melihat kesedihan orang-orang yang aku cintai lebih lama lagi? aku tidak akan sanggup. Jadi tetaplah pada keputusan ku Adrian, jangan sampai ada satu orang pun yang tahu tentang sakit yang aku alami sekarang." berdiri dan segera berjalan keluar ruangan.

Adrian mencekal tangannya. "ta...tapi Daniel ... dengarkan aku dulu."

"apa lagi?!" suara Daniel sudah meninggi.

"lakukan kemoterapi, aku akan berusaha mencari donor hati untuk mu. Transplantasi hati bisa membuat mu sembuh. Aku mohon berikan aku kesempatan untuk memberikan perawatan terbaik untuk mu."

"tidak akan semudah itu, kau tahu benarkan Adrian meskipun aku membunuh 100orang belum tentu ada hati yang cocok untuk ku, The Reddelta juga sudah menghentikan bisnis perdagangan organ tubuh manusia."

"aku yang akan mencarinya untuk mu,"

"itu mustahil." kali ini Daniel benar-benar meninggalkan ruangan Adrian dengan langkah cepat.

Bruug.... di luar ruangan dokter, Daniel tidak sengaja menabrak seseorang hingga jatuh.

"ma..maaf..." Daniel mengulurkan tangan. "De...Dena..." matanya membulat saat tahu yang dia tabrak adalah Dena.

Gadis manis itu menatapnya dengan sangat dalam, air mata mengalir di pipinya dengan deras.

"Dena...maaf, apa kamu terluka? apa ada yang sakit?" dengan panik Daniel membantu Dena berdiri.

Bukannya menjawab pertanyaan Daniel, Dena justru memeluk erat tubuh pria tampan itu. Hingga membuatnya sangat bingung.

"Dena apa sangat sakit, aku akan panggilkan dokter, dimana yang sakit..." tanyanya panik.

Dena melepas pelukan, "disini yang sakit kak, sangat sakit." Ia memukul dadanya sendiri. "tega sekali kakak berbohong pada ku pada semua orang, kamu memang jahat kak."

"Dena apa maksud mu?"

"aku mendengar semuanya," mengusap air matanya kasar. "kenapa kakak tidak ingin berjuang untuk sembuh, apa kakak tidak ingin melihat Ramon tumbuh dewasa? apa kakak ingin melihatnya bersedih karena kehilangan Daddy nya. Ramon sangat menyayangi kakak!!"

Daniel menatap Dena tidak percaya, "Dena...a..aku"

"setidaknya berjuanglah untuk Ramon kak, dan juga untuk ku." tangisan Dena semakin menjadi-jadi, ia menyembunyikan wajahnya di dada bidang Daniel.

"bertanggung jawab lah karena kakak sudah mencuri ciuman pertama mu, kakak membuat hati ku bergemuruh, apa kakak tidak merasakan hal yang sama?" dengan berani Dena mengungkapkan isi hatinya.

Ya... setelah kejadian di mobil tempo hari, Dena menyadari jika dirinya memiliki rasa yang lebih untuk Daniel.

Ia jatuh hati pada adik kakak iparnya ini. Pria yang mencuri ciuman pertamanya dan membuatnya berdebar saat mereka bersama.

****************

Next....

1
Maya Kurnia
lanjuuut lg dooongg Thor... semangat 💪💪
Aksara Prabu: jangan lupa kasih like ya kakak 🙏❤️
total 1 replies
Sofia Lowing
😭😭😭😭
Veive
semangat thor ❤️
Veive
semangat author ..
Cahya Laela Tsaniya
semangat!!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!