NovelToon NovelToon
Noil Dan Flint Si Pemberani

Noil Dan Flint Si Pemberani

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Persahabatan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Radeya

Demi Menyelamatkan Hutan Selatan dari Kehancuran, Noil (seekor singa) dan Flint (seekor kambing) pergi ke kota manusia untuk bertemu Lopp si ketua pemberontak, tapi mereka justru terlibat aksi penculikan presiden Dump, Mampukah Noil dan Flint sampai ke kota manusia, menculik presiden manusia dan menyelamatkan hutan selatan tempat mereka tinggal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radeya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukit Jati

Setelah berhari-hari, akhirnya Noil dan Flint bisa melihat puncak tebing batas di kejauhan, tebing batas adalah ujung dari Hutan Selatan. Meskipun, Flint tak lagi merasa khawatir jika Noil terus memandangi lehernya setiap kali Noil ingin memastikan arah perjalanan mereka benar, Flint lega akhirnya dia bisa melepas keempat lembar penunjuk arah yang menggantung di lehernya, bagaimanapun juga penunjuk arah itu bukan aksesoris yang bagus buat seekor kambing.

Saat tengah hari, Noil dan Flint sampai di Bukit Jati, mereka bisa melihat asap hitam membumbung di langit yang keluar dari lubang raksasa pertambangan biji emas, mereka bisa mendengar bunyi deru kendaraan berat dan mesin gergaji, dan bahkan suara manusia, tapi tak ada satupun pohon jati yang tersisa di sana. Di Bukit Jati, hanya ada tunggul-tunggul pohon jati sejauh mata memandang. Noil dan Flint sudah mencobanya, jika Flint bersembunyi di balik tunggul pohon, dia bisa tak terlihat oleh manusia. Tapi Noil terlalu besar untuk bersembunyi.

Flint mengeluh.

"Itu karena suraimu terlalu lebat."

Noil berkata, "Ini karena mereka menebang semua pohonnya jika tidak kita mungkin bisa sembunyi."

Flint berkata, "Percuma saja kepalamu juga terlalu besar untuk dihalangi oleh pohon."

Noil memberitahu.

"Jika kau tidak terlalu banyak bicara dan mengembik kita bisa berjalan diam-diam tanpa terlihat manusia."

Flint mendongakkan kepalanya.

"Itu kalau kau yang memimpin, kau lupa ya sama peraturan pertama: Aku yang memimpin perjalanan ini, kita tunggu sampai malam ayo kita cari lubang untuk sembunyi."

Flint tidak menemukan lubang tapi menemukan parit kecil yang sudah kering. Agar bisa duduk di dalam parit kecil itu, Noil dan Flint harus melipat kedua kaki belakang dan melorotkan punggung sedalam mungkin, bisa dikatakan mereka duduk dalam posisi yang kurang lebih tidak nyaman.

Kurang dari semenit Flint sudah mulai menggerutu.

"Sepertinya ada batu di belakang punggungku, punggungku sakit, kakiku juga gatal-gatal, lihat aku dikerubungi semut!"

"Berhentilah mengeluh," kata Noil, "kau sendiri yang menyuruh kita buat masuk dalam parit ini."

"Kau menyalahkanku!" kata Flint hampir memekik, "kau pikir karena siapa kita sampai harus meringkuk di dalam parit jelek ini, itu semua gara-gara undangan aneh yang ada di lehermu dan ide gilamu untuk pergi ke kota manusia, ini semua ulahmu!"

Noil berkata, "Kau boleh mengataiku apa saja tapi tunggu sampai aku dan teman-temanku dari kota manusia datang ke sini, mereka akan mengusir semua manusia dan mengembalikan hutan kita seperti semula dan kau akan berhutang terima kasih padaku."

"Teman-temanmu! Sejak kapan mereka menjadi teman-temanmu, Kau bahkan belum pernah bertemu dengan mereka, coba kulihat lagi."

Flint menarik plat besi yang menggantung di leher Noil dan membacanya.

"Lopp ketua pemberontak, anak kecil saja tau kalau itu bukan nama yang bersahabat."

Noil bersikeras.

"Aku akan tetap pergi ke sana."

"Ya aku bisa melihatnya, kau akan tetap ke kota manusia meskipun harus masuk ke kawah gunung berapi sekalipun, tapi akan kukatakan padamu jika kau mau cari masalah, jangan bawa-bawa binatang lain."

"Ya aku tahu, dari kemarin kau sudah mengatakan itu puluhan kali," kata Noil, "kita tidak punya pilihan Flint, kita harus melakukan sesuatu, kita tidak bisa terus sembunyi di lembah hantu, kita ... hai jangan tidur dulu."

Noil menyikut Flint, tapi kambing yang bernama Flint ini bisa tidur lelap dalam hitungan detik.

"Jangan seenaknya saja tidur! setidaknya kita harus mengundinya lebih dulu. Flint bangun! atau aku akan memakanmu saat kau tidur."

Tapi, Flint malah mengorok.

Noil mendesah kesal.

"Oke baiklah ... kau yang tidur aku yang berjaga ... oh ya ampun kakiku dikerubungi semut."

Saat kau harus berjaga-jaga waktu terasa sangat lambat, tapi ketika kau tidur waktu rasanya tidak terasa, tahu-tahu saja sudah malam, Flint bangun dan menguap berkali-kali dia mendongak ke bulan yang sudah berada tepat di atas kepalanya dan berkata ini belum terlalu malam untuk pergi bagaimana kalau kita menunggu beberapa jam lagi di dalam parit.

Mendengarnya membuat Noil kesal, dia sudah maju untuk menghardik Flint tapi langkahnya terhenti karena mencium bau aneh.

"Ada apa? jangan memasang tampang menakutkan seperti itu," kata Flint.

"Diamlah Flint," kata Noil, "apa kau tidak mendengarnya suara gemerisik dari arah sana."

"Kau hanya berusaha menakutiku," kata Flint dengan suara gemetar.

Noil memasang tampang serius.

"Apa aku terlihat bercanda?"

Noil mencondongkan kepalanya, seekor singa bisa melihat dengan baik meskipun dalam gelap.

"Apa yang kau lihat?" kata Flint.

" Tidak jelas, terlalu jauh," kata Noil.

Flint tiba-tiba teringat tentang aturan kuno, para binatang percaya jika pohon-pohon ditebang sembarangan pohon-pohon itu akan berubah menjadi hantu.

"Flint bisakah kau menghentikannya," kata Noil merasa ngilu mendengar bunyi gemeletuk dari gigi depan Flint.

"Tidak bisa," kata Flint, "aku memang akan seperti ini kalo ketakutan."

"Mungkin jika mendekat, aku bisa melihat."

"Jangan ke sana para hantu pohon tidak suka kalo diganggu," kata Flint.

Noil tidak menghiraukan peringatan Flint, dia berjalan meninggalkan Flint menghilang dalam kegelapan. Sesaat kemudian sebuah sorot cahaya muncul menyinari tunggul di dekat Noil, itu membuat Noil berbalik, berlari, memekik tertahan.

" Lari Flint ... sebelum mereka melihat kita ... jangan bengong saja sembunyi di dalam parit!"

Flint yang gemetaran, berbalik, berlari, dan melompat masuk kedalam parit.

Flint duduk menekuk keempat lututnya.

"Ini gawat mereka menatap ku aku tidak berani melihat ke belakang, apa hantu-hantu itu mengejar kita?"

"Itu bukan hantu, itu manusia," kata Noil.

Bunyi gemeletuk dari gigi geraham Flint yang gemetaran semakin nyaring.

"Oh itu lebih buruk lagi."

"Diamlah Flint," seru Noil, "coba dengar, tidak ada suaranya lagi."

Noil dan Flint mendongak menatap langit, mereka diam mencoba mendengar suara-suara yang nampak berbahaya seperti bunyi langkah kaki misalnya.

Flint yang berseru lebih dulu memecah keheningan, dengan gigi depan yang menggigil.

"Apa kubilang, ini terlalu berbahaya, belum apa-apa kita sudah hampir ditembak!"

"Jangan berlebihan, tidak ada yang mau menembak mu," kata Noil, "berhentilah membunyikan gigi mu, pelankan suaramu mereka bisa mendengarmu dari balik bukit."

"Mereka juga bisa melihatmu dalam kegelapan, kau kuning emas, warnamu terlalu terang dan mencolok, suraimu mencuat keluar dari parit seperti pohon bonsai, kita tidak akan berhasil."

"Kurasa mereka sudah tidak ada, ayo pergi dari sini, " kata Noil.

Flint menggeleng.

"Aku tidak akan keluar dari parit ini, mereka mungkin sedang menunggu kita di atas sana"

Noil menggeliat memutar badannya.

"Kalau begitu jangan keluar, kita susuri paritnya sejauh mungkin dari sini."

"Ya ampun, Noil tundukkan kepalamu," seru Flint, "mereka akan melihat mu."

"Okh," kata Noil langsung membungkukkan punggungnya hingga kepalanya tetap berada di dalam parit.

"Pantatmu juga," kata Flint.

Noil dan Flint terus membungkuk di dalam parit, semakin lama paritnya semakin dalam hingga mereka tak lagi harus membungkuk dan mulai berjalan dengan normal. Tanah parit mulai becek dan berair dan itu membuat Flint sulit berdiri, dia sudah jatuh enam kali, tiga diantaranya jatuh dengan kepala di bawah, sisanya jatuh dengan kaki di atas.

"Ayo kita naik saja ke atas," kata Noil menatap wajah Flint yang berlumur tanah liat, jika tidak segera mandi dan mengering terkena angin dia bisa berubah menjadi patung kambing.

"Mereka mungkin masih ada di sekitar sini, kita harus jalan lebih jauh lagi."

"Jalannya mulai menurun," kata Noil, "terlalu berbahaya."

Flint mengangkat satu kaki depannya.

"Aku tidak akan jatuh lagi, lihat! aku bahkan bisa berdiri hanya dengan tiga kaki"

"Kau tidak mendengar ku ya, jalannya menurun, coba lihat sendiri."

Flint menyelinapkan kepalanya di antara dinding parit dan bahu Noil. Flint langsung memprotes saat melihat jalur parit di depannya.

"Itu bukan turunan namanya, itu terlalu curam untuk disebut turunan, itu hampir seperti seluncuran!"

"Yeah setelah dilihat lagi itu sedikit lebih menurun dari yang aku bayangkan," kata Noil.

"Berikan kepalamu," kata Flint.

Noil menoleh memicingkan matanya, maksudnya: apa maksudmu!

Flint mengangkat satu kaki depannya dan berkata, "Aku tidak bisa meloncat keluar, paritnya terlalu dalam, bantu aku, turunkan kepalamu."

Noil menekuk lututnya menunduk sehingga Flint bisa naik ke atas lehernya, ketika Noil berdiri Flint yang berada di atas punggung Noil mulai bergoyang-goyang.

"Apa yang kau lakukan di atas sana, berhenti bergerak," seru Noil.

Flint memekik.

"Kau pikir mudah naik ke atas lehermu dengan kaki penuh lumpur licin."

"Kau bisa meraih pinggiran paritnya?" tanya Noil.

"Aku sedang mengusahakan nya."

Flint berhasil menggapai pinggiran parit tapi untuk naik ke atas adalah masalah yang lain lagi. Anda tidak boleh mengharapkan seekor kambing bisa menggunakan dua kaki depannya seperti manusia menggunakan kedua tangan nya untuk memanjat. Flint harus menggunakan kaki belakangnya untuk mendorong tubuhnya ke atas karena ada Noil di bawahnya jadi Flint harus menendang-nendangnya.

Noil memekik.

"Berhenti menginjak kepalaku Flint."

"Sedikit lagi," seru Flint.

Noil tidak bisa bernafas karena Flint menginjak hidungnya, ketika mencoba mencari udara kakinya menginjak sesuatu yang licin dan tergelincir ke bawah. Flint yang kehilangan pijakan ikut jatuh menyusulnya. Noil dan Flint jatuh merosot dengan kecepatan yang mengkhawatirkan, paritnya berbelok-belok seperti seluncuran kolam, mereka menggelinding seperti bola bowling, awalnya kepala mereka di bawah kemudian di atas lalu kembali ke bawah kemudian ke atas .

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!