Secret Maid

Aya jadi tambah bingung akan sikap Chris padanya, pemuda itu terlihat baik walaupun mulutnya kadang sepedas cabai.

Lalu apa yang membuat para pelayan tidak ada yang betah menjadi pelayan pribadi Chris?

"Terima kasih atas kebaikan anda, Tuan Muda," ucap Aya sambil menunduk hormat.

Chris mengibaskan tangannya di depan gadis itu. "Cepat pergi sana!"

"Ingat ya, berat badanmu harus naik dalam waktu sebulan ini tapi jangan sampai keterusan seperti Crystal. Kau ingat kan gadis gendut di meja makan? Itu adikku..."

"Saya ingat tapi ada sesuatu yang ingin saya tanyakan sebelum pergi,"

"Apa itu?"

"Um, apa Tuan Muda yang memindahkan saya dari kursi ke sofa?"

"Memangnya aku kurang kerjaan, kau tidur sambil berjalan,"

"Tidur sambil berjalan?"

Aya merasa tidak pernah mengalami tidur seperti itu tapi kalau dipikir-pikir memang tidak mungkin Chris yang memindahkan tubuhnya.

Dia hanya takut Chris menyadari kalau kulitnya itu adalah hitam buatan.

Karena dipaksa pergi, Aya akhirnya kembali ke kamarnya. Sebelum memanggil Chris tadi sebenarnya dia sudah makan tapi Aya akan makan lagi karena lapar.

Selama ini dia memakan makanan sisa dari bibi Jill atau Jane. Jadi, di mansion ini Aya bisa merasakan makanan baru, bukan makanan sisa.

Apalagi menu yang dihidangkan sangat enak.

Saat membuka kotak yang diberikan Chris, matanya berbinar karena ada potongan daging dan ikan yang pasti rasanya enak. Makanan orang kaya kan dibuat dari bahan berkualitas.

Untuk kedua kali Aya makan, makanan itu sampai habis tidak bersisa.

Setelahnya, Aya membersihkan diri karena ingin beristirahat. Bubuk hitam yang ada di tubuhnya luntur semua terkena air.

Wajah cantik kembali terlihat, Aya mengamati wajahnya di depan cermin.

"Aku harus cepat tidur dan bangun besok pagi-pagi sekali," gumam Aya sambil naik ke atas ranjang.

...***...

Di sisi lain, Bibi An melaporkan pada Saka mengenai dirinya yang membawa Aya ke mansion.

Wanita paruh baya itu menjelaskan secara detail dari awal sampai akhir, bagaimana Aya hidup selama ini.

"Saya terpaksa memberinya bubuk hitam supaya tidak ada yang mengenalinya, Tuan," ucap Bibi An.

Saka mengangguk paham. "Aku akan menyelidikinya. Tapi, aku butuh kalung yang kau curigai itu!"

"Saya akan memintanya nanti, Tuan," balas Bibi An merasa lega. Memang berbicara pada Saka adalah hal yang tepat.

"Kalau begitu aku akan membicarakan masalah ini pada istriku," Saka berlalu meninggalkan Bibi An untuk mencari Sera.

Pada saat itu Sera berada di kamar Crystal, perempuan itu baru membeli korset baru untuk putrinya. Dan dia mencoba memakaikannya pada Crystal.

"Sakit, Mom!" keluh Crystal karena Sera memaksanya memakai korset.

"Ini bagus untuk mengecilkan perutmu," Sera terus berusaha mengancingkan korset di perut gembul Crystal.

Saka yang melihat itu tertawa geli, dia mendekat dan mencoba menghentikan istrinya.

"Jangan dipaksa, sayang," ucapnya seraya menarik korset itu.

Seketika Crystal langsung memeluk Saka. "Selamatkan aku, daddy!"

"Jangan memanjakan putrimu, minggu ini berat badannya naik sekilo padahal kan sudah diet," ucap Sera yang tidak mau mentoleransi lagi. Dia takut Crystal akan terkena obesitas kalau dibiarkan.

"Biar Crystal ikut olah raga bersamaku," Saka memberikan solusinya.

"Olah raga?" gumam Crystal. Sepertinya jauh lebih baik daripada mengenakan korset. "Baiklah aku setuju!"

Sera menggelengkan kepalanya, Saka memang selalu memanjakan Crystal sampai kelewat berat badannya seperti itu.