Mengejar Cinta Istri Yang Kabur

Empat puluh lima menit mobil melaju Dengan kecepatan sedang akhirnya sampai di kediaman Yusuf.

Tidak terlalu banyak tamu di sana, karena pernikahan memang di adakan secara sederhana dan hanya keluarga terdekat yang menghadiri pernikahan Lisa dan Kaisar.

Sebenarnya Yusuf dan Mona merasa keberatan mereka menginginkan pesta yang meriah dan mewah, bila perlu di selenggarakan di gedung mewah atau hotel bintang tujuh! eeh bintang lima, seperti para petinggi artis-artis dan para pejabat bahkan bila bisa Mona dan Yusuf ingin menyiarkan nya secara langsung di televisi.

Tapi Kaisar menolak itu semua, dia ingin pernikahan nya di adakan secara sederhana tanpa pesta, itu lah syarat yang Kaisar berikan pade kakek Marwan.

Dan Lisa pun tidak keberatan jika pesta pernikahan di adakan secara sederhana, yang penting sah ya Lisa.

Mobil berhenti tepat di halaman depan rumah Yusuf yang cukup Luas.

Cklek...

Pintu mobil di buka oleh Jhon yang turun terlebih dahulu

di balik pintu mobil, keluar lah se potong, Eeh ... se belah kaki kanan manusia yang cukup panjang lalu di susul dengan kaki kiri nya yang di hiasi sepatu formal nan GLOWING. Bertandakan bahwa itu sepatu MAHAL.

Tak butuh waktu lama seonggok tubuh yang tinggi tegap berbalut jas hitam menambah ke sempurna tubuh itu.

Dia adalah Kaisar Airlangga Wijaya calon mempelai pria, di susul dengan Kakek Marwan dan Sanusi yang berdiri di sebelah kanan dan kirinya membuat Kaisar makin menonjol di antara kedua pria berumur dan paruh baya itu.

Tak jauh dari mobil tepatnya di depan pintu masuk terdapat beberapa pasang mata yang membulat sempurna melihat pemandangan itu.

Sadar diri nya menjadi pusat perhatian beberapa pasang mata, dengan tanpa dosa Kaisar mengusap rambut nya ke belakang seperti adegan iklan sampo.

Dan memakai kacamata hitam yang ada di saku celananya, Lalu berjalan penuh pesona bak super model, sontak membuat para kaum hawa yang sedari tadi memperhatikan nya menjadi meleot dan hati yang di penuhi kembang-kembang.

"Tuan, ini acara pernikahan, bukan pemakaman." bisik Jhon.

Jhon merasa aneh jika tuan nya harus memakai kacamata hitam di balut dengan pakaian serba hitam seolah sedang berkabung, padahal kan ini hari bahagia.

Kaisar langsung membuka kacamata nya dan memberikan nya pada Jhon.

"Selamat datang tuan."

Yusuf dan Mona menyambut dengan senyuman seribu waat sambil membungkukan badan memberi hormat.

Sementara Sella dan Nur hanya bisa terbengong tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Seolah tersihir dengan pesona Kaisar.

Apa aku tidak salah lihat, ini Pria yang akan menikah dengan Lisa! dia tampan sekali Sangat tampan, bukan kah seharusnya aku yang pantas bersanding dengan pria setampan ini. Batin Sella.

Lisa, ini calon suami Lisa? hebat sekali teman ku itu. Batin Nur.

"Silahkan masuk Tuan, pak penghulu dan Lisa sudah menunggu di dalam."

Sesaat setelah bicara Yusuf menengok ke arah mobil seperti mencari sesuatu.

"Kami hanya ber empat." Ucap Kakek Marwan yang seolah tau kalau Yusuf sedang mencari sesuatu.

"Tu ... aan...." ucap Yusuf ragu.

"Yuda tidak bisa hadir, dia sedang di luar negeri karena ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa di tinggal."

"Iya, saya mengerti Tuan, Tuan Yuda orang hebat pasti beliau sangat sibuk."

Sementara Kaisar tak mengeluarkan sepatah katapun bahkan hanya untuk memberi salam pada calon mertua nya pun tidak ia lakukan.

Tiba di dalam rumah Kaisar langsung duduk di kursi yang sudah di sediakan,

tepat di depan pak penghulu yang sudah siap dengan semua berkas-berkasnya,

Kaisar menyapu pandangan nya ke seluruh ruangan tapi dia tidak melihat Lisa.

*D*i mana gadis itu, katanya sudah menunggu. Batin Kaisar.

Di dalam kamar Lisa sedang di rias oleh MUA handal yang di bawa langsung oleh Larasati dan Luna, yang sudah berangkat terlebih dahulu.

"Sudah selesai, anda sangat cantik sekali Nona, pasti mempelai pria tidak akan mengalihkan pandangannya pada anda sedikit pun," ucap salah seorang MUA sambil menatap wajah Lisa penuh takjub.

"Terimakasih ," ucap Lisa malu.

"Sayang kau memang sangat cantik." sambung Larasati.

"Benar Kaka ipar Sangat cantik kak Kai memang pintar memilih calon istri." Celetuk Luna, Adik perempuan Kaisar.

Lisa yang mendapat banyak pujian langsung salah tingkah, pasalnya baru kali ini dia di puji cantik.

*A*ku yang cantik apa MUA nya yang sangat hebat! tidak ada yang bilang aku cantik selain Raka, aah di mana Raka. aku kangen karna pernikahan yang begitu mendadak aku sampai lupa menghubungi nya. Lisa.

Tok..tok..tok.

Suara ketukan pintu terdengar.

"Lisa kau masih Lama? calon suami mu yang tampan itu sudah datang, cepat jangan membuat nya menunggu lama, ada beberapa pasang mata yang mengincarnya" seru Nur yang langsung nyelonong masuk setelah mengetuk pintu tanpa rasa malu.

"Ayo kita kita keluar." Ujar Larasati seraya menggandeng lengan Lisa. di susul dengan Luna.

"Aaah... itu Lisa dia sudah siap." ucap Yusuf yang melihat Lisa dan yang lainnya keluar dari kamar.

Kaisar segera menoleh dan deg, CANTIK. Ya kata itu lah yang keluar dari suara hati Kaisar.

Sejenak dia terpaku menatap Lisa dari atas sampai bawah.

"Bisa kita mulai sekarang?" tanya penghulu yang mengejutkan Kaisar.

*****

Akad nikahpun berlangsung dengan penuh haru dan dramatis karna Kaisar yang gugup dan tegang hingga harus berulang -ulang kali mengucapkan ijab.

Entah karena alasan apa Kaisar bisa gugup hanya dia dan tuhan yang tau.

"Sekarang kalian resmi menjadi sepasang suami istri." Ujar penghulu setelah Kaisar sukses melafalkan ijab di putaran ke lima.

Semua terlihat sangat bahagia saraya memanjatkan doa untuk kedua mempelai.

Lisa mencium punggung tangan Kaisar, dan dengan ragu dan gugup Kaisar mencium kening Lisa.

Tapi di momen bahagia itu ada hati yang sedang terbakar api panas.

Pernikahan mu tidak akan berlangsung lama kakak ku sayang. Batin Sella.

...****************...

"Baiklah kalau begitu kami harus segera pergi."Ujar Kakek Marwan, selepas menyalamami pak penghulu yang melanjutkan tugas mulia nya membantu menyatukan pasangan yang saling mencintai pada ikatan suci.

Lisa yang mendengar Kakek Marwan sedikit bingung, kebingungan nya bertambah ketika Larasati dan Luna menggandeng tangan nya menuju pintu keluar.

Tapi lagi-lagi Lisa tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa diam pasrah tanpa bisa menolak, Lisa harus selalu pasrah dengan takdir nya.

Sebelum Lisa benar-benar keluar dari pintu, Yusuf mencegah nya.

"Tolong ijinkan Saya memeluk putri ku dulu," ujar Yusuf sedikit sedih.

Bahkan hanya ingin memeluk putri nya sendiri ia harus meminta ijin.

Yusuf langsung menghamburkan pelukannya pada putri semata wayangnya.

Lisa membalas pelukan itu ia terisak. karena setelah sekian lama baru kali ini ayah nya kembali memeluk nya,

pelukan hangat pelukan kasih sayang yang sudah lama tidak Lisa dapatkan setelah ayahnya menikah dengan Mona.

"Sayang kamu jaga diri mu baik-baik ya." ucap Yusuf sambil mengurai pelukan nya beralih mengelus rambut putrinya.

Lisa hanya bisa mengangguk menahan Isak yang semakin membuat dada nya sesak.

"Lisa, semoga kamu selalu bahagia. " Nur yang sedari tadi tak bersuara langsung menghamburkan pelukannya pada Lisa. sambil menangis kencang.

"Kenapa kamu tega Lisa, kamu tega lebih dulu menikah dari pada aku, padahal kan dulu kamu janji kalau aku yang akan lebih dulu menikah. huu...huu ..huu."

Lisa mengusap-usap punggung Nur.

"Kamu harus segera menyusul ya," celetuk Lisa di iringi tawa kecil.

Setelah drama perpisahan, mereka sudah berada dalam mobil.

Lisa berada satu Mobil dengan Kaisar dan Jhon yang duduk dibelakang kemudi, sedang kan Kakek Marwan dan Sanusi di mobil Luna bersama Larasati.

"Tuan, kita ke rumah kakek Marwan atau Ke mansion anda?" tanya Jhon ketika mobil sudah melaju

"Ke mansion." Jawab Kaisar singkat,

"Baik tuan."

Lisa yang duduk di sebelah Kaisar merasa gugup dan gelisah,

ini baru pertama kali nya ia sedekat ini dengan Kaisar, kaki bergetar matanya selalu ia tundukan ke bawah, Lisa enggan menatap wajah Kaisar.

Ya Tuhan baru seperti ini saja aku udah bergetar, apalagi kalau aku harus menemaninya setiap hari, menemaninya makan, minum, bahkaaaan ... menemaninya tidur. aaaah aku takut pingsan. Batin Lisa meracau sambil berkhayal.

Ckiiiiiiiittt.....

BUUG...