Ayuna begitu shock ketika melihat video suami yang begitu di cintai-nya sedang bermesraan dengan wanita lain. akankah Ayuna tahu siapa wanita itu? dan apakah yang akan dia lakukan?
Yukkk bagi yang penasaran, baca cerbung ini sampai selesai, insya Allah menghibur dan tersemat pelajaran di dalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pura-pura untuk sementara
Pov Ayuna
Aku pulang kerja sore hari, setelah tadi sempat beberapa kali melakukan kesalahan dalam meeting, aku benar-benar tidak bisa fokus. Beruntung pak Arya mau menggantikan posisi aku memimpin menyampaikan points penting dalam meeting yang kami lakukan tadi.
aku masih belum percaya kalau wanita yang bersama mas Yudha adalah adikku Nina. Tadi pagi aku sempat memerintah seseorang untuk memata-matai mas Yudha, tapi sampai saat ini aku belum mendapatkan laporan dari orang suruhan ku itu.
Mas Yudha belum pulang, kemanakah dia? Apa mas Yudha benar-benar sudah tak peduli lagi terhadap aku? masih ingat betul dalam ingatanku, saat-saat mas Yudha selalu pulang lebih awal dari aku, saat dia selalu mengucap kata setianya serta saat dia salalu ingin aku tetap bersama nya waktu kami sudah pulang kerja.
Sekarang, kemanakah mas Yudha yang aku kenal dulu? Dia sudah tiada, mas Yudha ku telah mati, huhuhu ... Aku tak mampu untuk tidak menangis, aku sekarang sendirian di rumah sebesar ini, lantas apa gunanya ini semua, kalau tiada sumber kebahagian didalamnya.
Nina, dia adikku, adik yang sangat aku sayangi selama ini, aku selalu membanggakannya didepan orang-orang, termasuk di depan mas Yudha. Hanya dia yang aku punya. Aku tidak percaya, kalau Nina tega mengkhianati ku. Aku tahu, dia pasti juga sangat menyayangiku, seperti aku menyayanginya, aku selama ini selalu berusaha menjadi kakak yang baik, rela melakukan apapun untuk kebahagiannya.
Aku tidak akan pernah bisa memaafkan mereka kalau ternyata mereka memang ada main dibelakang ku.
Hiks hiks hiks .... Aku menangis menjerit, terduduk di lantai kamar dengan memeluk lutut, mengapa kamu tega mas? huhuhuhu ... kenapa kamu tidak bilang saja ke aku kalau kamu sudah bosan sama aku, kita bisa bicarakan baik-baik, aku bisa pergi dari hidup mu. Aku tahu aku memang belum bisa memberikan kamu keturunan, tapi kata dokter aku sehat, memang belum ada rizkinya saja, huhuhu.. aku terus menangis, meracau mencoba mengeluarkan sesak dihati, sakit ... hatiku sungguh sakit. Aku tidak mampu untuk tidak menangis.
Hingga larut malam mas Yudha masih belum nampak kehadirannya, aku mondar mandir di balkon, menunggu dengan gelisah, berulang kali aku mencoba menghubungi nya, tapi nihil, ponselnya tidak bisa dihubungi.
Begitu juga Nina, aku juga menghubunginya, tapi hasilnya pun sama.
Aku mendapat pesan wa dari orang suruhan ku, aku membacanya.
"[ Bu Ayuna, sekarang aku sedang berada disebuah hotel, aku tadi mengikuti suami ibu, dia memasuki hotel dari sore tadi, tapi sampai saat ini mereka masih belum keluar. ]"
"[ Ini foto wanita itu, tadi sempat aku foto saat suami ibu menjemputnya di kampus. ]"
Tubuhku tiba-tiba begitu lemas, aku terjatuh, aku begitu rapuh. mereka ... Jahatttt ...!! Tiba-tiba gelap, semuanya berubah menjadi gelap.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Aku terbangun, cahaya begitu terang menusuk mata, ternyata pagi telah datang, mentari sudah mengeluarkan sinarnya.
Apa yang terjadi dengan ku? Aku mencoba mengingat, mengumpulkan semua ingatan. Iya, sekarang aku ingat, tadi malam a-aku ... mana ponselku? Aku celingukan mencari keberadaan benda ajaib milikku itu. Aku mendapatkannya, ternyata ponselku berada di atas laci didekat tempat tidur ku.
aku sekarang sudah berada di dalam kamar diatas tempat tidur, siapa yang telah memindahkan aku?
Aku turun dari ranjang. tidak sengaja aku mendengar seseorang sedang berbicara, aku berjalan kearah sumber suara, ternyata suara itu berasal dari arah balkon.
Mas Yudha? Dia nampak sedang berbicara lewat ponselnya. Aku berjalan dengan pelan, mencoba menguping pembicaraan mereka.
[ Mas nggak bisa jemput kamu hari ini, sayang. Kan, sudah mas bilang, mbak Ayuna belum sadarkan diri ]
[ Ya sudah, kamu hati-hati ya. I miss you hanny ]
[ Mas tunggu ]
[ By... muaach ].
Setelah mas Yudha menutup ponselnya, buru-buru aku kembali kearah kasur, membaringkan tubuhku, aku berpura-pura tidur kembali. Untuk saat ini aku harus pura-pura bodoh, aku akan bersikap seperti biasa, aku mau melihat sebatas mana mereka bisa bersandiwara didepan ku. Suatu saat aku akan memberikan mereka kejutan yang luar biasa.
Mas Yudha menggenggam tangan ku, mengecupnya serta mengelus pucuk kepala ku.
"Sayang, buruan bangun, kamu kenapa bisa tidak sadarkan diri tadi malam, kamu kenapa nggak bilang sama mas kalau kamu lagi sakit". Mas Yudha berbicara dengan sendirinya, aku yakin kalau dia saat ini sedang menatapku, kalau tidak ingat aku sedang berpura-pura, ingin rasanya aku pergi jauh darinya saat ini, aku benar-benar tidak sudi disentuh sama suami tukang zinah seperti dia.
"Maaf kan mas, sayang!" Mas Yudha berbicara dengan nada dibuat sedih, ueeekkk ... pengen aku tampol tu mulut lemes.
Aku kemudian berpura-pura sudah sadarkan diri.
"M-mas, kepala ku sakit sekali, aku lagi ada dimana, mas?" Aku berbicara dengan nada dibuat-buat.
"Ayuna, kamu sudah bangun sayang, syukur lah. Tadi malam mas menemukan kamu tidak sadarkan diri di balkon, mas begitu kuatir. kamu tiduran saja dulu, ya. kamu mau makan? Biar mas yang ambilin. ''Mas Yudha berkata dengan begitu perhatian, aku tahu sekarang pasti dia lagi sok peduli sama aku, supaya aku tidak curiga.
"M-mas, kamu tadi malam kemana? aku nungguin kamu, kamu kapan pulangnya? ''Aku bertanya, aku mau tahu apa jawabannya.
"M-mass, tadi malam ada kerjaan dikantor sayang, ponsel mas mati, habis batrey nya, makanya mas nggak bisa kasih kabar ke kamu, maaf kan mas ya, karena mas terlalu sibuk bekerja. Semua ini mas lakukan untuk kita, untuk masa depan anak-anak kita kelak."
"Oh ya, mas sudah kasih tahu ke Nina, soal keadaan kamu, katanya nanti setelah pulang kuliah dia mau mampir kesini." Mas Yudha berkata sambil tersenyum.
"Oh ya? Terimakasih mas, karena kamu sudah peduli sama aku."
🌺🌺🌺🌺🌺
Sore harinya Nina datang, dia membawa berbagai macam buahan segar. Nina menghampiriku yang lagi tiduran ditempat tidur.
"Mbak, mbak baik-baik saja, kan? Maafin Nina ya, karena Nina baru sempat jenguk mbak sekarang. ''Nina berkata dengan muka yang dibuat sedih, sungguh menjijikan, sedangkan mas Yudha berdiri disampingnya.
"Mbak nggak apa-apa nin, mbak, cuma kecapean saja, kamu tenang saja". sahutku malas. tapi aku paksakan untuk tersenyum.
"Nina kebelakang sebentar ya? biar Nina kupas buah-buahan ini dulu buat mbak, mbak harus banyak makan biar segera pulih. ''ucap Nina, setelah itu dia berlalu kebelakang menjijing buah-buahan yang dia bawa.
"Mas keluar sebentar ya, sayang, kamu tidak apa-apa kan? mas tinggal sebentar. ''ucap mas Yudha kelihatan gelisah.
"Ya sudah sana, keluar saja mas. aku nggak apa-apa kok, mas" jawabku.
Aku yakin mas Yudha pasti mau menemui Nina. Terserah mereka mau ngapain, aku sudah nggak peduli, hatiku memang sakit, tapi aku tidak boleh bodoh.
*********
Pak Arya ...
duhh aku lupa ngasih tahu dia, kalau aku lagi nggak enak badan, aku harus menghubunginya. Aku mengambil ponsel, membuka aplikasi bewarna hijau tersebut.
Ternyata, riwayat panggilan dan pesan di WA ku sudah menumpuk, ada dari pak Arya, Siska dan ... Banyak lagi.
Beruntung aku sudah menggantikan kata sandi ponsel ku, jadi, mas Yudha tidak bisa membukanya dan melihat vidio mereka yang ada diponselku.
sebejad2 nya laki2 pasti cari istri yg bener.