Warring!!! 21+++
Ajeng Maisya adalah seorang gadis yatim piatu yang diusir oleh ibu tirinya dari rumahnya sendiri.
Dia harus berjuang keras untuk menyambung hidup. Hingga kejadian naas itu pun terjadi. kesuciannya harus direnggut secara paksa oleh CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Dia pun pergi menjauh untuk melupakan kejadian naas itu. tanpa disadarinya dirinya telah mengandung anak dari CEO tersebut.
Ajeng sangat menyayangi putranya, dan dia tidak ingin CEO itu tahu. Putranya sangat tampan sejak lahir. Dan dia memiliki kecerdasan diatas rata-rata untuk usianya yang 3 tahun.
Namanya Mr.Zero, Dia adalah hacker handal dan pencipta alat-alat canggih yang sering digunakan oleh agen rahasia. Alat ciptaannya sudah mendunia.Sehingga pundi-pundi uang terus mengalir. Siapakah Dia?
Ikuti terus ceritanya gengks...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAMZ 5
Arsya sudah mengetahui siapa Papa biologisnya. Kini dalam otaknya sudah bersarang banyak ide untuk membuat orang tuanya saling jatuh cinta. Dia akan menemui Jonathan saat waktunya tiba. Walaupun dirinya sedang melakukan kerjasama dalam penjualan ciptaan barunya dengan Jonathan (Papa biologisnya), Arsya tidak ingin papanya mengenalnya sebagai Mr. Zero, nama samarannya. Dia ingin papanya mengenalnya sebagai Arsya, seorang balita yang menurut orang lain sangat menggemaskan.
Hari ini adalah hari libur Ajeng dan Nani bekerja.Mereka berencana mengajak Ars untuk jalan-jalan.Ars sangat girang diajak jalan-jalan Maminya.Walaupun Ars memiliki kecerdasan diatas rata-rata dan mandiri, dirinya tetaplah anak kecil yang akan senang bila diajak jalan-jalan.
Ajeng mengajaknya ke taman bermain, saking senangnya, Ars terus bernyanyi sepanjang perjalanan. Dan itu membuat Ajeng dan Nani tersenyum.
"Wah.. sepertinya hotel itu akan segera diresmikan dan dibuka. Tinggi sekali bangunannya",ucap Nani yang melihat ke arah jendela mobil.
Ars tiba-tiba berhenti bernyanyi mendengar ucapan Nani.Ars menyunggingkan senyumnya, dan itu terlihat sangat menggemaskan.
" Aunty benar, sebentar lagi hotel itu memang akan segera dibuka ".
" Kenapa ponakan ku ini jadi sok tahu sekarang".ucap Nani sambil mencubit pipi Ars karena gemas.
"Aduh, aunty sakit tau", Ars mengusap-usap pipinya.
" Maaf sayang, habisnya aunty gemas sekali sama kamu ".ucap Nani dan membuat Ars mengerucutkan bibirnya.
" Ya ampun kalian ini selalu saja berdebat, aku berasa jadi supir kalian",canda Ajeng. Saat ini Ajeng memang yang menyetir. Ajeng dan Nani mendapat mobil pinjaman dari Andrew untuk pulang pergi ke restorannya.
Nani dan Ars tertawa cekikikan di belakang mendengar ucapan Ajeng.
Sesaat kemudian mobil mereka telah sampai di parkiran taman hiburan. Nani dan Ars saling berhambur keluar karena terlalu senang, dan itu membuat Ajeng geleng-geleng kepala.Kalau Ars yang kegirangan itu wajar, tapi sahabatnya ini malah ikut-ikutan seperti seorang anak kecil.
"Na, apa kau tidak pernah bermain ke taman hiburan sebelumnya?, Kau seperti anak-anak yang tidak pernah ke taman hiburan saja", ucap Ajeng menyindir Nani.
"Biarin, aku memang hanya sekali saja ke taman hiburan. Itu saja pas umurku 6 tahun. Sekarang aku mau puas-puasin bermain. Ayo Ars kita coba semua permainan disini", ucap Nani kemudian menggandeng tangan Ars .
Ajeng hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.
Setelah selesai bermain, Ars dan Ajeng duduk di kursi di sebuah taman kecil yang ada di area taman bermain. Mereka menunggu Nani yang masih asik mencoba semua wahana.
Sedangkan Ars kini merasa kesal karena dia hanya bisa menggunakan wahana khusus untuk anak kecil. Dan itu membuatnya terus cemberut dari tadi.
" Jangan cemberut terus nak, nanti kalau sudah dewasa kau bisa mencoba semua permainan itu ",ucap Ajeng berusaha membuat mood Ars kembali stabil.
" Tapi itu akan sangat lama Mam, sedangkan Ars masih empat tahun sekarang ".
" Bersabarlah nak. Oh ya bagaimana kalau Mami belikan ice cream strawberry untuk Ars? ",tawar Ajeng.
" Terserah Mami saja ".
" Yasudah, Mami kesana dulu, kamu jangan kemana-mana. Tunggu aunty Nani selesai naik wahana itu! ".
" Ok Mam ".Ajeng pun pergi membeli ice cream strawberry untuk Ars.
Selepas Maminya pergi, Ars mengambil ponselnya yang dia kalungkan di lehernya. Dia berniat akan bermain game sambil menunggu sang Mami datang dan membawakannya ice cream .Tapi secara tidak sengaja pendengarannya menangkap suara seseorang yang sedang berkelahi yang hanya dapat Ars dengar.Walaupun disana banyak orang yang berlalu lalang dan suaranya sangat bising, tapi Ars masih bisa mendengarnya.
Selain kecerdasannya diatas rata-rata, Ars juga dianugerahi pendengaran yang sangat tajam.
Ars mengurungkan niatnya untuk bermain ponsel. Perlahan dia mulai turun dari kursi taman dan mencari dimana arah suara seseorang yang sedang berkelahi itu.
Ars melihat sebuah gedung tua di belakang taman bermain. Ars melangkah kesana, dia begitu penasaran dengan yang terjadi di dalam sana.
Sesaat setelah sampai depan gedung itu, Ars mulai memelankan langkahnya. Dengan perlahan dia berjalan,Ars mengintip dari balik pintu yang sudah roboh.Dia mengamati ke dalam gedung, dan menajamkan pendengarannya.
Disana Dia melihat dua orang pria yang sedang bertikai.Pria satunya menodongkan pistol ke arah pria yang sedang terduduk dan terluka beberapa tembakan di lengan dan kakinya.
Ars mendengar percakapan mereka. Pria yang sedang menodongkan pistol berkata, "Apa kau tidak akan merubah keputusanmu itu?.Kau tahu Tuan Rudolf sudah berbaik hati kepada kita. Apa kau bisa kenyang dan menikmati banyak harta hanya dengan menjunjung tinggi nilai kebenaran mu itu?".
"Aku tetap dengan pendirian ku dan tidak akan merubah keputusanku. Tuan Rudolf sudah begitu kejam membunuh orang-orang yang tidak bersalah".
" Kalau begitu nikmati saja kematian mu saat ini! ",ucap pria yang menodongkan pistol.
Ars mengarahkan jam tangannya kepada pria yang menodongkan pistol. Kemudian dia menekan tombol kecil.Dan sebuah jarum bius menembus leher pria yang sedang menodongkan pistol.
Seketika pria itu tergeletak tak sadarkan diri sebelum sempat menarik pelatuk pistol yang di pegang nya.Dan membuat pria yang sedang terluka itu terkejut.
Setelah dirasa aman, Ars keluar dari tempat persembunyiannya. Dia menghampiri pria yang sedang terluka dan lemah itu. Pria itu sangat terkejut saat melihat ada seorang anak kecil yang menghampirinya.Pria itu sedang bergelut dengan pikirannya saat melihat Ars.
"Apa Paman baik-baik saja?", tanya Ars.
" Ya, tapi lengan dan kakiku saat ini sedang tertembak. Dan itu membuatku susah untuk berjalan ",ucap pria yang terluka itu.
Ars mengamati luka pria itu, dia melihat lengan kanan dan kaki kiri pria itu mengeluarkan banyak darah akibat tembakan.
" Paman masih bisa menggunakan kaki kanan dan tangan kiri Paman untuk menopang tubuh Paman. Mari kubantu Paman?.Kita harus cepat-cepat meninggalkan tempat ini. Obat bius itu hanya bertahan sampai lima belas menit. Dan kita tidak punya banyak waktu",ucap Ars. Dan itu membuat sang pria yang terluka itu terkejut. Tadinya dia hanya menduga-duga saja apakah Ars yang menolongnya. Tapi dia segera menepisnya.Karena tidak mungkin seorang anak kecil seberani itu untuk menolongnya. Dan lagi, dari mana seorang anak kecil bisa memiliki alat canggih untuk membius seseorang.
"Kenapa Paman malah bengong, kita benar-benar tidak ada waktu lagi Paman".
Pria itu langsung tersadar dari lamunannya. Kemudian dia berusaha untuk berdiri dan berjalan dengan dibantu oleh Ars.
Disisi lain, saat ini Ajeng sedang membawa ice cream strawberry untuk Ars. Dia sampai di kursi tempat Ars duduk tadi.Dan itu bersamaan dengan Nani yang sudah selesai bermain dan menuju kursi tempat Ars duduk tadi.
" Na, dimana Ars?",Tanya Ajeng kepada Nani.
Nani terkejut, bukankah tadi Ajenglah yang bersama Ars. Tapi kenapa malah bertanya kepada dirinya.
"Bukankah tadi kau yang bersama Ars Je?".
" Apa maksudmu?,tadi dia duduk di sini, aku sedang membelikan ice cream strawberry kesukaannya".ucap Ajeng yang mulai sedikit panik.
"Tapi aku baru saja selesai bermain, dan saat sampai di sini, tidak ada siapa-siapa di kursi ini. Aku pikir Ars sedang bersamamu Je" Nani ikut panik saat ini.
"Lalu kemana Ars Na?!".
" Kita cari dulu Je, jangan panik, kita pasti menemukan Ars ".
" Baiklah, kalau begitu aku kesini dan kamu kesana "tunjuk Ajeng kearah yang berlawanan.
"Oke". Baru satu langkah Ajeng melangkah, tiba-tiba ponselnya berdering. Ajeng mengambil ponselnya melihat siapa yang menelponnya. Dan ternyata itu adalah Ars yang menelponnya. Ada sedikit kelegaan dalam hatinya.
" Tunggu Na, ini Ars menelpon ",ucap Ajeng menghentikan langkah Nani. Nani pun mendekat kearahnya.
Setelah selesai berbicara dengan putranya, Ajeng segera menuju tempat dimana Ars menyuruh dirinya untuk menjemputnya.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Setelah sampai di luar gedung tua tersebut, Ars menelpon Maminya dan menyuruh Maminya untuk menjemputnya dengan menggunakan mobil.
" Paman harus bertahan, aku akan membawa Paman ke rumah sakit ".
Pria itu mulai lemah karena mengeluarkan banyak darah.
Sesaat kemudian Ajeng dan Nani datang menggunakan mobil. Ajeng terkejut melihat putranya bersama pria asing. Dan kini pria itu mengeluarkan banyak darah.
" Mami, aunty, ayo bantu Paman ini kerumah sakit, sebelum terlambat ",ucap Ars.
" Ba..baiklah ",Saking terkejutnya Ajeng menjadi gugup saat ini.
Akhirnya Ajeng dan Nani membantu pria asing itu kerumah sakit.
cuma karena mau ars nikah, dengan alasan pesan terakhir, tapi gak mikirin perasaan lexa...