Anara gadis 25 tahun mengalami kecelakaan setelah mengetahui perselingkuhan calon suaminya dengan kakak tirinya. Tubuhnya yang tidak berdaya dan dinyatakan koma, tetapi ternyata arwahnya gentayangan. Arwah bisu itu harus menyaksikan banyaknya kepalsuan yang terjadi selama hidupnya. Ibu diri yang dianggap sudah sebagai ibu kandungnya yang ternyata juga selama ini hanya berpura-pura baik kepadanya. Tetapi takdir berkata lain, Dokter tidak bisa menyelamatkan Anara.
Anara menangis meminta keadilan untuk hidupnya, meminta kesempatan agar diberi kehidupan kembali untuk membalaskan dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya.
Siapa sangka di saat matanya terbuka, Anara
berubah menjadi anak kecil yang berusia 6 tahun, walau tubuh Itu tampak kecil, tapi sisi dewasanya masih ada. Anara gunakan kesempatan itu untuk membongkar kepalsuan ibu tirinya.
Jangan lupa untuk ikuti terus novel saya.
Follow Ig saya : Ainuncefenis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14 Mendapatkan Balasan.
"Kamu ini ikut ke kantor?" tanya Haris yang berjalan menuruni anak tangga bersama dengan Nara.
"Nara sangat menyukai suasana kantor, Om. Jadi Nara ingin kekantor lagi," jawab Nara.
"Baiklah kalau begitu kamu memang sangat menyukai suasana kantor, kamu hari ini boleh ikut bersama om lagi," ucap Haris.
"Om. Tidak keberatan?" tanya Nara memastikan yang membuat Haris menggelengkan kepala.
"Papa mengajak anak kecil ini ke kantor lagi?" langkah keduanya terhenti saat sudah sampai menuruni anak tangga dengan Tami yang berdiri di depan mereka.
"Memang kenapa Tami? Apa masalah mengajak Nara kekantor?" tanya Haris.
"Kantor tempat bisnis dan bukan tempat taman bermain. Untuk apa coba Papa harus membawa Nara ke kantor yang Papa tahu hal itu akan menyulitkan Papa!" tegas Tami.
"Aku memang harus ikut ke kantor karena banyak hal yang ingin aku lakukan hari ini," batin Nara.
"Sudahlah Tami. Ini masih pagi dan kamu jangan membuat kita berdua ribut hanya karena masalah yang tidak penting. Jika kamu juga ingin ke kantor maka silahkan," ucap Haris yang membuat Nara tersenyum mengejek melihat Tami.
"Aku ke kantor dulu!" ucap Haris kami pada istrinya itu yang membawa Nara ikut bersamanya. Nara menoleh ke belakang yang melambaikan tangan kepada Tami, dia sepertinya sengaja ingin membuat Tami kesal.
"Sebenarnya siapa anak itu? kenapa tiba-tiba Mas Haris membawanya dengan mudah ke rumah ini dan selalu ikut bersamanya. Atau jangan-jangan Mas Haris punya wanita lain dan anak itu anaknya!" ucap Tami yang sejak tadi menduga-duga.
"Awas saja jika Mas Haris benar-benar memiliki wanita lain," Tami menekan suaranya yang tampak kesal.
*****
Nara bergandengan tangan dengan Haris memasuki Perusahaan yang seperti biasa mereka akan disapa para karyawan dengan ramah. Nara sudah mengetahui semua karyawan itu kebanyakan palsu.
"Nara! Kamu sebaiknya keruangan Om saja, Om hari ini langsung mau menemui klien. Jika kamu membutuhkan sesuatu, kamu bisa meminta bantuan pada Tante Nesya," ucap Haris memberikan arahan kepada Nara.
"Baik, Om!" jawab Nara dengan menganggukkan kepalanya.
"Ya, sudah kalau begitu. Om tinggal, Ya!" ucap Haris membuat Nara kembali mengangguk dan hari langsung pergi.
"Kenapa pak Haris rajin sekali datang ke kantor, dia bahkan ke kantor hampir setiap hari. Apa anaknya yang manja itu kondisinya sudah membaik?" Nara mendengar cuitan dari Diana dan Ima seperti biasa yang suka sekali bergosip.
"Mana mungkin orang yang hanya memiliki kehidupan 1% saja bisa bangun lagi. Menyebalkan sekali jika Pak Haris harus datang," ucapnya dengan kesal.
"Dasar manusia-manusia jahat!" ucap Nara dengan kesal.
Tiba-tiba saja Nara meletakkan jarinya di kepalanya yang tampak berpikir, senyum licik terlihat di wajah anak kecil yang imut itu yang sepertinya dia sekarang sedang memiliki ide ingin melakukan sesuatu.
Nara mengeluarkan sesuatu dari ransel yang sejak tadi dia bawa. Nara ternyata memiliki beberapa kelereng dan yang benar saja dia langsung menjatuhkan di lantai. Kemudian Nara sedikit menjauh dari kelereng tersebut. Ima dan Diana berjalan sembari bergosip yang tidak menyadari ada kelereng di depan mereka
Brukk
Akhirnya mereka berdua terkena jebakan marah yang membuat keduanya langsung jatuh kelantai
"Auhhhhh!" keluh keduanya memegang punggung mereka yang merasa encok pada pinggang mereka.
"Ha-ha-ha-ha-ha-ha!" Nara tertawa terbahak-bahak mengejek dua orang tersebut yang kesakitan.
"Apa ini punya kamu?" tanya Diana dengan kesal.
"Iya, ini punya Nara. Memang kenapa?" jawab Nara dengan menantang.
"Dasar anak kecil jahat! kau sengaja mengerjai kami hah!" sahut Ima yang semakin kesal dengan matanya melotot.
"Makanya Tante kalau jalan itu pakai mata. Jangan gosip terus," jawab Nara dengan santai.
"Kau benar-benar!" Diana berusaha untuk berdiri memberi pelajaran kepada Nara dan alhasil membuat Diana kembali jatuh karena heels yang dia gunakan cukup tinggi dan tidak ada kestabilan.
Nara semakin tertawa terbahak-bahak bahkan dengan jahilnya dia meletakkan jempolnya di telinganya dan melambai-lambaikan yang mengejek sembari lidahnya keluar.
"Kasian deh Tante!" ucapnya yang sangat puas berhasil mengerjai dua orang yang selama ini bermuka dua.
"Anak kurang ajar!" umpat Ima yang ternyata berhasil berdiri dan yang benar saja saat Nara ingin lari tangannya sudah tertangkap Ima.
"Kamu mau lari kemana hah!"
"Sakit Tante!"
"Lepas tahu!"
Nara berusaha memberontak saat tangan yang dicengkram begitu keras.
"Kamu jadi anak benar-benar tidak diajar orang tua kamu hah!"
"Makanya jangan jahil jadi anak!" ucap Ima dengan emosi.
"Ada apa ini?" terdengar suara berat itu yang ternyata Nesya.
"Apa yang kamu lakukan pada anak kecil ini hah!" tanya Nesya melihat jelas bagaimana tingkah bawahannya itu.
"Bu. Anak ini bener-bener sangat kurang ajar yang sengaja jahat menjatuhkan kelereng di lantai, lihatlah kami berdua jadi korbannya dan bagaimana jika banyak karyawan yang lain menjadi korbannya akibat ulahnya!" tegas Ima dengan emosi
"Benar, Bu! pinggang saya rasanya mau patah," tambah Diana sejak tadi mengeluh kesakitan.
"Lepas tangannya!" titah Nesya.
Ima sepertinya tidak rela melakukan itu dan mendapat tatapan horor dari Nesya yang barulah Ima yang terpaksa melepaskan tangan itu yang sepertinya cukup sakit membuat Nara mengusap-usapnya.
"Nara apa benar kamu melakukan itu?" tanya Nesya.
"Kelereng Nara tidak sengaja terjatuh dan tante berdua ini berjalan sembari bercerita, mereka mengatakan kalau Om Haris kenapa harus sering sekali datang ke kantor yang membuat mereka sangat tidak suka," jawab Nara dengan jujur. Ima dan Diana saling melihat satu sama lain dengan wajah mereka panik.
"Tidak Bu, jangan percaya dengan perkataan anak kecil ini. Itu sama sekali tidak benar," sahut Diana mengelak.
"Saya tidak heran dengan apa yang dikatakan Nara. Saya heran melihat kalian berdua yang kerjaannya setiap hari hanya bergosip saja. Kalian lama-lama jika di depan saya tertangkap basah mengatakan hal seperti itu atau melanggar aturan di Perusahaan ini. Saya akan ajukan untuk pemecatan kalian berdua!" tegas Nesya memberikan ancaman kepada dua karyawan itu
"Kenapa? kalian pikir saya tidak bisa melakukan itu hah! Atau karena kalian berdua adalah karyawan kesayangan Anara dan ingin merasa terselamatkan hah! Lihat atasan kalian tidak ada di sini dan saya bisa melakukan hal itu!" tegas Nesya.
"Jika waktu bisa diputar kembali, aku juga pasti melakukan hal itu secara langsung!" batin Nara.
Ima dan Diana sudah tidak bisa berkutik lagi yang mana keduanya menunduk.
"Sekarang kalian bersihkan lantai ini buang semua kelereng yang ada di sini. Jika kalian melakukan kesalahan lagi dan kerja tidak profesional. Maka katakan selamat tinggal untuk perusahaan ini!" tegas Nesya.
"Kenapa masih diam! ayo cepat bersihkan lantai ini!" tegas Nesya.
"Ba-baik Bu!" mereka berdua tanpa ketakutan yang langsung menuruti apapun yang dikatakan Nesya.
Nara benar-benar sangat puas, dua orang itu sudah berhasil dia kerjai dan sekarang dimarahi oleh Nesya.
"Nara kamu juga tidak boleh melakukan hal itu lagi, kali kamu hati-hati dan bagaimana jika tamu di Perusahaan ini yang jatuh akibat ulah kamu!" tegas Nesya pada Nara yang juga tidak membenarkan perbuatan Nara.
Nara menganggukkan kepalanya
"Sekarang kamu keruangan Pak Haris!" perintah Nesya. Nara menganggukkan kepala yang menuruti apa yang dikatakan Nesya dan sementara Nesya masih mengawasi Diana dan Ima untuk membersihkan lantai.
Bersambung......
dan pastinya ku harap ini cerita sp end..sumpeh capek bgt baca cerita udah baca berbab" eh diujung malah diganting kayak jemuran...gariiinngggg bookk
apa setelah ini ada kejutan lainnya yang akan terbongkar??? wah, pasti seru ini...
Ceritanya bagus, Konfliknya tidak terlalu bertele2 dan Sesuai alurnya jadi gak buat bosan ...
Penyampaian kosakatanya mudah dipahami....
Semoga sukses kakk othor❤️
kasian anara dikeliling orang jahat yang suka berkhianat apalagi ibu tiri & kakak tirinya, ingin menguasai apa yg dimiliki anara... termasuk heri, berselingkuh dgn kakak tiri anara.